.

.

.

Popular Couple © Qamara-chan Hyuuga

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: Shimura Sai & Yamanaka Ino

Rated: T

Genre: Hurt/Comfort & Romance

WARNING: Typo(s), AU, OOC, Alur berantakan, EYD amburadul.

Don't like don't read!

.

.

.

Shimura Sai, lelaki bermarga Shimura yang berwajah pucat bak mayat hidup namun tak mampu menyembunyikan kesan tampan yang menguar dari wajahnya. Yamanaka Ino, gadis berambut pirang yang berwajah cantik dengan perawakan yang bisa dibilang mendekati sempurna.

Mereka adalah pasangan kekasih sejak beberapa bulan yang lalu. Bisa dibilang hubungan mereka tidak didasari dengan cinta karena Sai sendiri tak pernah menyukai Ino. Semua itu berjalan dengan sendirinya ketika orang tua Ino meninggal karena kecelakaan pesawat dan orang tua Sai memutuskan agar Sai bisa menjaga Ino yang sudah tidak punya keluarga lagi. Memang, keluarga Shimura dan Yamanaka sudah cukup dekat. Walaupun begitu, keduanya sama sekali belum merencanakan perjodohan apapun.

Dan sekarang, Sai dituntut untuk menjaga penuh gadis pirang itu selama orang tuanya mengurus perusahaan di USA. Keduanya masih berjalan beriringan di koridor Konoha Senior High School, setidaknya sampai Ino tak sengaja melihat mading yang dikerumuni oleh banyak murid.

"Sai-kun, ayo lihat itu!" ajak Ino bersemangat. Dia menunjuk mading yang dikerumuni banyak murid tadi.

"Tidak usah, langsung ke kelas saja," balas Sai ketus.

"Ya sudah, Sai-kun ke kelas dulu. Aku akan menyusul," ucap Ino diikuti senyum manis yang terlihat di paksakan. Bagaimana tidak, Sai selalu menolak ajakannya.

"Baiklah," sahut Sai kemudian melenggang pergi. Sedangkan Ino langsung berjalan membelah kerumunan siswa yang entah sedang mengerumi apa.

Popular Couple Contest

Jadilah pasangan terpopuler tahun ini. Kirimkan video teromantis kalian di .com paling lambat tanggal 21 September 2013 dan dapatkan paket liburan ke Hawai.

*Syarat dan ketentuan berlaku*

"Wah, liburan ke Hawai. Aku harus mengajak Sai-kun," seru Ino riang.

.

"Tidak mau!" tolak Sai seraya memalingkan wajahnya. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh gadis pirang kekasihnya yang baru saja datang menghampirinya dengan wajah berseri-seri dan mengajaknya untuk mengikuti kontes yang gila –menurutnya.

"Ayolah, Sai-kun. Aku sudah memikirkan bagaimana nanti adegannya." Ino merajuk.

Sai mendengus tak suka. "Tidak, itu menjijikkan."

"Hadiahnya liburan ke Hawai, itu kesempatan bagus. Lagipula bulan kepan kita 'kan libur panjang," rengek Ino memamerkan puppy eyes-nya.

"Aku bisa saja mengajakmu liburan ke luar angkasa tanpa harus mengikuti kontes bodoh itu," balas Sai acuh tak acuh.

"Tapi jika menang kita akan mendapatkan penghargaan sebagai pasangan terpopuler tahun ini." ucap Ino sembari membayangkan dirinya sedang berdiri berdampingan dengan Sai dan mengenakan long dress serta memakai mahkota yang berkilauan di pucuk kepalanya.

"Persetan dengan penghargaan, Ino!" geram Sai kemudian berjalan keluar kelas.

Ino hanya bisa mematung mendengar jawaban kekasihnya. Selalu begitu. Tak pernah berubah. Sai selalu bersikap dingin pada Ino, hanya saja Ino seringkali bingung karena Sai tak pernah absen melindunginya. Saat Ino dikerjai oleh kakak kelas, Sai menolongnya. Saat Ino tiba-tiba pingsan ketika pelajaran olahraga, Sai juga yang membawanya ke UKS. Bahkan saat beberapa preman menghadangnya, Sai juga yang datang menyelamatkan Ino walaupun berakhir dengan beberapa sayatan pisau di lengan Sai. Tapi setelah memastikan keadaan Ino baik-baik saja, sikapnya akan kembali seperti sedia kala, dingin. Dingin seperti kutub selatan.

Mungkin memang benar yang dikatakan oleh Chouji, Sai belum bisa melupakan Sakura. Ya, Haruno Sakura. Gadis bersurai merah muda kekasih Uchiha Sasuke yang dulunya pernah disukai Sai. Pada akhirnya Sai tidak bisa mendapatkan hati gadis musim semi itu karena Sakura sendiri sudah jatuh hati pada Uchiha bungsu. Dan saat ini pasangan Uchiha dan Haruno itu memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri, Korea lebih tepatnya.

Andai saja Sai bisa menyadari, ada gadis yang amat mencintainya. Mencintainya dengan sepenuh hati. Sudah sejak lama Ino menyukai Sai. Bagaimana dia bisa menolak semua kharisma yang menguar dari seorang Shimura Sai?

Betapa senang ia ketika Sai tiba-tiba mengatakan, "Mulai saat ini kau kekasihku." Kesedihan akan kepergian orang tuanya seakan tertutup kabut. Baginya itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan meskipun selama menjadi kekasih Sai ia tak pernah mendengar Sai mengatakan, "Aku mencintaimu." atau pernyataan lainnya yang biasa diungkapkan lelaki pada kekasihnya.

Ino menyelidiki dan terus menyelidiki. Pada akhirnya, ia mengetahui kebenarannya. Sai memintanya menjadi kekasihnya karena orang tua Sai yang memintanya. Seketika hati Ino hancur mengetahui itu, tapi ia mencoba mengubur dalam-dalam perasaan sakit hatinya. Ia tetap berusaha menjalin hubungan dengan Sai, ia berharap dengan seperti itu lambat laun Sai bisa mencintainya dengan tulus. Bukan karena keharusan atau yang lainnya.

Sejauh ini keinginan itu belum terkabulkan. Tapi Ino selalu bersabar. Ia selalu berusaha untuk menjaga hubungannya dengan Sai. Mengalah sering, dibentak sering, diacuhkan juga sering. Hubungan Sai dan Ino tak berjalan selayaknya pasangan kekasih.

Ino hanya bisa terus berharap semoga suatu saat nanti, Sai akan bisa melihat ketulusan hatinya dan membalas perasaan cintanya.

Kringgg kringgg…

Bel tanda istirahat akhirnya berbunyi juga. Para murid satu-persatu meninggalkan kelas untuk menikmati waktu istirahat. Kelas mendadak sepi, hanya tersisa Ino yang duduk sendirian di kelas. Sai juga sudah melengos pergi entah ke mana.

Pikiran Ino saat ini masih dipenuhi ambisi untuk mengikuti kontes tadi. Dalam bayangannya, kontes itu bisa membuatnya semakin dekat dengan Sai.

Drrtt drrtt drrtt…

Suara deringan ponsel mau tak mau membuyarkan lamunan Ino.

From: Tenten

Ino, kau bilang mau cerita padaku. Aku sudah di kantin.

Ino menepuk jidatnya. Dia lupa kalau ada janji dengan gadis cantik kekasih Hyuuga Neji.

Sesampainya di kantin, Ino lalu mengambil tempat duduk di hadapan Tenten.

"Ino, pesan makanan dulu," titah Tenten yang melihat Ino datang langsung duduk tanpa memesan apapun.

"Tidak," tolak Ino.

"Ya sudah, pesan minuman saja." Lagi-lagi Tenten menyuruh Ino.

"Aku tidak haus." balas Ino seraya menyamankan posisi duduknya.

"Oh, baiklah." Tenten menyedot milk shake yang ia pesan. Percuma saja membantah pilihan Ino.

"Bagaimana hubunganmu dengan Neji-senpai?" tanya Ino kemudian, Tenten mengangkat sebelah alisnya.

"Hey, kau ini aneh sekali. Bukankah seharusnya kau yang bercerita padaku?" sanggah Tenten sedikit bingung.

Ino menundukkan wajahnya. "Entahlah."

"Yah, hubunganku dengan Neji baik-baik saja. Hanya mungkin sekarang Neji lebih sibuk karena urusan osisnya. Kau tahu lah bagaimana menjadi ketua osis." Tenten menghela napas. "Baik, sekarang kau. Bagaimana hubunganmu dengan Sai?"

"Kenapa kau berpikir ingin mengikuti kontes itu?" tanya Tenten sarkastik setelah mendengar celotehan panjang dari Ino.

"Kupikir aku bisa memperbaiki hubungan kami lewat kontes ini," balas Ino menundukkan wajah cantiknya.

Tenten terdiam sesaat, betapa menyedihkan sahabatnya itu. "Tak semudah itu, Ino."

"Lalu bagaimana?" Ino bertanya pasrah, sepertinya semua jalan sudah buntu.

"Aku juga tak tahu, tapi yang jelas pikirkan cara yang membuat kalian bisa dekat tanpa membuat Sai marah. Kau tahu sendiri 'kan bagaimana sifat Sai, jangan menyulut api kemarahan." Tenten memberi nasihat.

"Mungkin aku harus berhenti berharap. Sai takkan pernah mencintaiku," ucap Ino dengan nada yang terdengar parau.

Sejenak Tenten tertegun. "Kenapa kau menyerah? Kau bukan Ino yang kukenal," ujar Tenten heran.

"Aku bosan, Tenten. Aku bosan dikelilingi rasa cinta yang tak terbalaskan," balas Ino setengah membentak.

Begitu menyenangkannya kisah cinta Tenten dan betapa menyedihkannya kisah cintanya. Apakah ini adil? Entahlah.

Ino lalu beranjak dari duduknya, bersiap untuk pergi.

"Kau mau ke mana?" tanya Ino spontan sembari meletakkan milk shake-nya.

"Ke tempat seharusnya aku berada, tempat yang bisa menerimaku." Ino berucap lalu berjalan menjauh, meninggalkan Tenten yang masih terbengong dengan sikap sahabatnya.

'Huh, perasaanku tidak enak tentang anak itu.'

.

.

.

I just wanna see you,

hold your hand,

and say that I love you.

.

.

.

To Be Continue


A/N: Hai readers! Ini fict pertama saya dengan pairing Sai-Ino. Memang Sai-Ino termasuk pasangan yang saya suka di Anime Naruto dan akhirnya kesampean buat bikin fict tentang mereka. Harusnya ini oneshoot, tp karna otak udah stuck jd twoshoot aja ya? *evilsmirk*

Sekian curhatan dan bacotan yang tidak penting.

Mind to REVIEW?

Regards,

Qamara-chan Hyuuga