"Hn. Ini lamaran pernikahan seperti lamaran kerja saja. Banyak sekali peminatnya."
"Iya dong. Bibit bobotnya dari kita, Sasuke!"
"Kalau bibit bobotnya ada dari diriku, seharusnya Sarada sudah bisa menangkis setidaknya setengah daftar calon suaminya ini."
"Maksudmu, Sarada kelewat baik, apa?"
"Iya." Kata sang papa langsung to the point. "Walau Sarada bisa dingin seperti aku dan ringan tangan sepertimu, kau membuatnya menjadi kelewat baik sama orang lain. Walau ini bukti kalau karisma Uchiha memang tak tertandingi, tetap saja aku risi mengetahui kalau dirinya diperebutkan banyak anak orang. Coba lihat diriku; waktu aku sudah 16 tahun, hanya tinggal segelintir fangirls yang masih bertahan dengan kesetiaannya."
"Oh, jadi maksudmu Sarada lebih baik jadi anak yatim piatu yang seluruh kerabatnya dibunuh sodaranya sendiri hingga dia bikin organisasi teroris sampai semua orang takut dan gak suka lagi, gitu?"
Si bapak pun nelen ludah melihat kelakar istrinya yang mulai naik darah. "Maksudku bukan begitu, Sakura..."
"Dasar!"
Ya, beginilah nasib Uchiha Sasuke, mantan gangster kelas dunia yang berhasil lolos dari ancaman hukuman mati yang ditimpakan kepadanya oleh 12 negara berkat kemauannya untuk bekerja sama dengan Interpol. Kalau ingin tahu cerita dia membersihkan namanya, semua berawal dari usahanya melawan pasukan arwah mbah Madara dan nyai Kaguya yang mendadak menyerang negara Jepang layaknya negara api. Ya, singkatnya, kisah hidupnya yang awalnya hanya ingin membalas dendam kesumatnya atas pembantaian pasukan militer bayaran Uchiha oleh saudaranya berubah menjadi kisah Dragon Ball ala sinetron mistis Asia yang paling gaje, lengkap dengan orang-orang edan kayak mantan rekannya Naruto yang suka kesurupan siluman rubah yang suka nyanyi lagu J-Pop yang baru mau rilis 6 bulan lagi, Rock Lee dan Gai, duo penggemar film laga yang bisa melawan setan hanya berbekal jurus adu jotos dan bikin orang berhalusinasi tsunami di kala sunset, keluarga Hyuuga, para jago Karate merangkap tukang urut yang bisa melihat setan lewat iris mata mereka yang mirip katarak, hingga keluarga Uchiha sendiri yang bisa membuat jurus mistis lewat bola mata Sharingan mereka, mulai dari api hitam yang dapat membakar semuanya asal gas elpiji khusus dari Indonesia masih diproduksi hingga Youkai layaknya Susanoo, moyangnya Suzanna dari masa medieval Jepang.
Pokoknya, ceritanya panjaaaang banget! Bisa habis 700 chapter, bro! Gaje, lagi! Untung pairingnya yang menang emang mayoritas.
"Sudahlah." Istri Sasuke menghela nafasnya. "Biar aku yang memilih tiga calon terbaik diantara mereka. Sehabis itu biar kita interview langsung mereka."
"Hn. Makasih banyak."
"Oh, kau pikir ini gratis, hah?" Sakura menggeram, marah karena suaminya hanya berterima kasih dengan tiga kata saja. Sudah irit, dingin lagi! "Sasuke-kun, aku memang akan terus setia bagimu, tapi kalau caramu berterima kasih ialah tiga patah kata yang diawali oleh kata favoritmu 'Hn' yang kayak orang nelen ludah, maka kau bukan cuma tidak peka sama wanita, tapi juga sama hati nurani manusia!"
"Aku tahu," Kata Sasuke, mendadak memeluk Sakura erat. "Kalau aku tidak ahli dalam merangkai kata-kata. Bagaimana kalau kutunjukan saja rasa terima kasihku lewat...perbuatanku?" Tanyanya sembari mulai menjamahi instrinya.
"Sasuke, oh..." Lirih Sakura mendapati leher dan pahanya diserang oleh sentuhan-sentuhan halus tapi maut Sasuke.
Dan dua jam kemudian, Sarada pun terpaksa menginap di hotel dekat rumahnya karena sang ibu dan ayahnya terlalu berisik dalam... penunaian tugas pasangan hidup itu. Meninggalkan kedua orangtuanya yang tidak peduli atas protes warga sekitar yang hampir membakar rumah tersebut kalau tidak dicegah oleh kepala desa Konohamaru yang juga mau mencalonkan diri jadi Walikota di pemilu mendatang(kelak slogan-slogannya akan jadi say no to anarchism!).
"Tampan?"
"Pasti!"
"Cerdas?"
"Salah satu orang paling bertalenta di kelas dan universitasnya!"
"Kaya dan ningrat?"
"Keturunan! Prospek kerja juga bagus! Kalau nggak kerja juga masih bisa nafkahin cicit kita nanti karena orang tua mereka sudah tajir dari dulu!"
"Aku masih penasaran, kalau memang kau menerapkan standar yang tinggi untuk Sarada kita, meski apa yang kau katakan tadi. Apa bukti konkretnya?"
"Mau tahu?" Kata Sakura sambil nyengir angkuh, tahu benar kalau Sasuke masih akan sangsi dengan kemampuannya. Memang sih, mengingat standarnya dulu; Ganteng-Ganteng Ayam. "Anak Shikamaru, Shikadai, aku tolak! Kalah dia sama mereka!"
Wajah Sasuke pun terlihat kaget sekali (jarang-jarang, kan?). Pemuda yang punya I.Q. 210 itu dia tolak? Sehebat apakah tiga calon mempelai pria yang akan disandingkan dengan Sarada itu hingga orang terpintar di Jepang beraninya dia tolak?"Hn. Tampaknya kau memang punya dasar yang bagus. Kau memang bisa kuandalkan, Sakura."
"Ah, Sasuke..." Kata Sakura malu-malu geer sambil dipeluk suaminya. Padahal emang gampang nolak Shikadai, wong orangnya nggak pernah ngelamar juga. Katanya males! Kalau bukan karena ibunya yang tukang kipas, AC dan segala rupanya kebetulan kenal baik sama Sasuke karena adik psikopatnya Gaara sering kelahi sama dia dulu, mungkin ikut seleksi pertama pun tidak bakal.
"Papa, Mama, jangan mesra-mesraan dulu. Orangnya mau datang sebentar lagi."
"Ah, Sarada!" Sakura berkata sembari menepis tangan suaminya yang dingin-dingin jahil itu. "Kamu tidak dandan? Ini kan hari terpenting bagimu Sarada."
"Untuk apa ma? Kan orangnya sudah kenal baik denganku. Kalau dandan tebal nanti malah diejekin menor sama dia."
Alis milik Sasuke pun mengerenyit mendengar perkataan anaknya. Kenal baik? Diejek? Siapa orang yang beraninya mengejek putri kesayangan miliknya, dan bagaimana mungkin Sakura bisa memilih orang seperti itu? Dan kenapa ia tidak bilang apa-apa soal Sarada sudah kenal betul orang itu?
"Sarada," Tanya Sasuke dengan senyuman palsu milik Sai. Jika ini dilakukan kepada orang asing, sudah pasti tulang ubun-ubun mereka bergetar ngeri menggigil melihat pemandangan mengerikan tersebut. Untuk keluarganya? Masih takut juga sih. Lihat saja kening putih Sarada yang sudah mulai mengeluarkan keringat dingin dari pori-porinya."Siapa-"
"Permisi..."
Suara laki-laki itu membuat perhatian Sasuke terhenti sejenak dari langkah pertama interogasinya. Namun, hatinya malah tambah gundah mendengar suara yang ia rasa sudah pernah ia dengar sebelumnya. Hatinya pun shok melihat rambut kuning milik pemuda itu.
"Kau..."
"WAH! GURU SASUKE!" Pemuda itu pun langsung menyambar tangan Sasuke dan menyalaminya dengan kencang. Apapun sopan santun yang akan ia tunjukan kepadanya hilang seketika begitu mengetahui siapa calon mertuanya. "Tidak kusangka kita bakal jadi besan 'ttebasa!"
"Calon besan, dan kenapa tidak ada yang memberitahuku kalau murid seni bela diriku yang paling jahil ini yang bakal jadi calon suami Sarada? Sakura, Sarada?" Kembali ia menatap kedua anggota keluarganya dengan dingin. Gila, istri sendiri diinterogasi!
"Eh, kupikir bakal lebih baik jika ini jadi kejutan untukmu, Sasuke." Jawab Sakura sembari menatap suaminya dengan sedikit ketakutan.
"Hn." Kata hemat itu saja yang diucapkan Sasuke setelah puas menatap istri dan anaknya hingga keringat dingin membasahi tubuh mereka sampai kuyub. Kemudian, ia pun berbalik dan melihat kembali murid yang kemungkinan juga bakal merangkap sebagai menantunya nanti. "Kau tidak memotong rambutmu, Bolt? Dulu ayahmu memotong rambutnya ketika ia mulai punya posisi serius di pekerjaannya."
"Hehe, Sarada yang memintaku untuk menjaga rambutku seperti dulu, om! Katanya dia suka rambutku seperti ini. Tapi kalau om memintaku potong rambut pendek seperti ayah sebelum nikah, silahkan saja."
"Bodoh." Sarada yang sedari tadi mukanya memerah terpesona melihat Boruto menjadi lebih merah lagi mukanya karena rasa marah dan malu sudah ikut bercampur. Apa Boruto harus mengatakan hal yang bikin Papanya makin curiga sama hubungan keduanya?
Dan benar saja. Sasuke pun terlihat semakin dingin wajahnya. Entah si Boruto lagi sumringah sekali mendapati guru favoritnya ternyata adalah ayah dari gadis yang akan ia nikahi atau gimana, tampaknya jelas kalau genetika pintar-pintar bodoh Uzumaki lagi bekerja sekarang hingga membuatnya senyum-senyum saja melihat aura gelap Sasuke mulai menjalar ke seluruh ruangan. Bahkan dengan suaranya yang tidak melengking seperti ayah dan neneknya, tetap saja terlihat kalau Boruto sangan energetik meski ditatapi Sasuke layaknya pembunuh berantai."Siapa saja teman laki-laki yang dekat dengan Sarada?"
"Banyak, om! Kami semua suka sama Sarada, yang baik dan sangat cantik dengan bodi lumayan!"
Dueeng! Mata Sasuke pun berubah menjadi Sharingan, dan dengan sekali kibas, poni kirinya memperlihatkan mata Rinnegan pemberian Hagoromo alias Pertapa Enam Jalan Setapak. Bahkan Boruto yang lagi tidak peka pun sadar kalau Sasuke sedang marah besar. "BORUTO BAKA!"
"Eeeeh, om! Tapi Sarada anak baik, kok! Dia belum pernah pacaran karena menuruti keinginan om agar dia fokus ke belajar dan terlindungi dari anak-anak bandel yangpastinyabukandiriku." Masih sempatnya ia mengatakan itu sewaktu panik. "Lihat saja, diriku yang teman paling dekatnya saja tidak tahu kalau guru Sasuke adalah ayahnya!"
Sasuke masih marah besar mendengar banyak yang mengincar Sarada karena bodinya, tapi perkataan Boruto soal dirinya paling dekat dengan Sarada membuatnya teringat sama perkataan Sarada dulu. "Apa kau teman Sarada dari kecil?"
"Eh iya, dengan Chouchou juga, sih..."
"Hn. Tidak kusangka Dobe akan punya anak yang punya hubungan erat dengan Sarada." Kemudian, ayah yang sudah tidak terlalu muda tapi masih cakep itu pun mengatakan sesuatu yang tidak satu orangpun sangka akan ia ucapkan. "Mungkin ini semua sudah takdir."
Sakura tercengang, Sarada ikut-ikutan sambil sedikit merona dan memalingkan muka, dan Boruto berbinar-binar layaknya baru menang undian 500 juta. "Berarti aku bakal menikahi Sarada, om?"
"Jangan gede rasa dulu." Kata Sasuke membuat hati kecil Boruto remuk. "Aku masih belum mengenalmu dengan baik meski kau pernah belajar ilmu bela diri padaku, dan aku harus menghormati kedua calon lainnya dan menemui mereka nanti, jadi Boruto, berusahalah sebaik mungkin untuk memenangkan diriku."
Boruto kembali berbinar. Mendadak, Sasuke dan anggota keluarganya mendapati ada perubahan chakra yang besar di sekeliling mereka. Dan benar saja, terdapat perubahan pada diri Boruto. Kini, kedua bola matanya menjadi dojutsu unik yang belum pernah terlihat oleh Sasuke sendiri; Hanya sedikit yang berubah, yakni pupilnya yang melebar dan berwarna biru pucat hampir tidak terlihat. Namun dengan sharingan Sasuke, iris putih Boruto terlihat berganti menjadi hitam.
"Namaku Uzumaki Boruto, anak dari Uzumaki Naruto dan Uzumaki Hinata, salam kenal dattebasa!"
-ng-
Wahaha! Akhirnya rampung juga, setelah 20 hari terbengkalai!
Nah, jadi ini akan gaje sekali. Lihat saja ringkasan cerita kisah hidup Sasuke, karena kelanjutannya akan kurang lebih seperti itu! Wahahahaha!
Nah, review, fav, follow dan- flame saudara-saudara! FLAAAAAAMMMMEEEEE!
