Psikis (Prolog)
Main Cast; ChanBaek and Someone
Support Cast; Sehun, Luhan
Rating; M (For Mature Language, Drugs and something. Nothing porn tragedy in this fict)
Genre; Angst, Romance
Disclaimer; 100% Mine. Maaf jika ada kesamaan. itu benar-benar tidak disengaja
.
"Awalnya Aku menyangka ia, Baekhyunku memiliki guncangan kejiwaan sehingga ia menjadi seorang pecandu narkoba. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Baekhyun selalu menolak dikatakan ia adalah seorang pecandu. Baekhyun akan menangis jika aku membentaknya kasar karena aku percaya kalau dia adalah pemakai Narkoba. Sampai pada akhirnya, Aku sadar dan Menyesal. Baekhyun-ku... ia tidak seburuk itu. Baekhyun tidak membutuhkan Rehabilitasi untuk Narkoba. Tapi, ia membutuhkan hal lain. Aku akan berusaha. Selalu berusaha, karena Baekhyun.. aku mengetahui, seberapa besar pentingnya, Cinta yang aku inginkan didunia penuh cobaan ini"
.
.
Park Chanyeol, Pria berumur 25 Tahun itu adalah salahsatu ahli psikolog yang menangani salah satu pusat rehabilitasi didaerah Busan. Pria tampan itu menyampirkan tas kulit berwarna hitam dipundaknya. Terlihat sangat ringan, sebenarnya didalam tas itu terdapat buku-buku penting tentang psikologis. "Morning, Tuan Park" Chanyeol tersenyum tipis, tidak menjawab sapaan sang office boy, yang Chanyeol tau bernama Luhan.
Luhan tersenyum wajar. Chanyeol memang selalu dan tetap seperti itu.
Chanyeol berjalan menuju ruangan pribadi miliknya. Jika kalian menyangka jika pusat rehabilitasi ini miliknya, itu salah. Chanyeol mendapatkan Jabatan sebagai pimpinan dengan penuh kerja keras. Tetapi walau mendapat jabatan pimpinan, Chanyeol masih tetap memeriksa atau mengkontrol keadaan pasien disini.
Pasien disini berbagai macam, mulai dari gangguan psikis sampai Pecandu Narkoba pun ada. Tetapi beda ruangan, tentu saja. Chanyeol tersentak kaget saat ponsel pribadinya berdering. Chanyeol menyernyitkan keningnya. disana, tercantum 4 angka. Chanyeol tau, itu adalah nomor kepolisian Gangnam.
Chanyeol mengusap pelan ponselnya. membuka lockscreen dan menyeret logo berwarna hijau untuk mengangkat panggilan. "Yopseo" suara bariton itu mengalun tegas. Membuat siapapun pasti menyangka ia adalah petugas kepolisian. Padahal, Chanyeol hanyalah seorang psikologi dan dokter di pusat rehabilitasi.
"Aku kembali menemukan kasus penggunaan narkoba. Awalnya aku menginginkan si bocah ini untuk dipenjara saja..." Chanyeol terkekeh. Itu suara temannya, Sehun. Chanyeol benar-benar tidak menyangka, temannya yang semasa sekolahnya sangat sering berbolos dan benar-benar tidak disiplin, sekarang sahabatnya itu jauh lebih disiplin dari pada dirinya. "..hm, lalu?"
Sehun mendengus, Temannya tidak berubah. "Tetapi karena kami, pihak polisi memberi pilihan mengenai Rehabilitasi atau Penjara, Orang tuanya lebih memilih anaknya ini direhabilitasi." Chanyeol mengangguk-angguk. Mulai mengerti arah pembicaraan Sehun. "...Aku bersumpah, aku tidak menggunakan Narkoba, Tuan" Chanyeol menyernyit. Sebenarnya, pengguna kali ini Wanita atau Pria? Suaranya halus sekali.
"Tapi kau terbukti menggunakan Narkoba." Sehun berkata dengan tegas disebrang sana. Chanyeol memutar bola matanya malas. "Baiklah, Sehun. Bawa saja dia kesini. Aku akan menerimanya dengan senang hati" Sehun mengucapkan terimakasih dan menutup teleponnya.
.
.
Kantor Kepolisian Gangnam.
Baekhyun menahan tangisnya saat tatapan mata polisi dihadapannya begitu mengintimidasi. Baekhyun tersenyum lemah. Mengingat kebodohan yang benar-benar membuat Baekhyun dirugikan saat ini.
Ibunya benar. Tidak ada seorang teman yang benar-benar baik.
Sahabatnya, Baekhyun memberikan seluruh kepercayaannya kepada sang sahabat, tetapi...
Sahabatnya pula yang menghancurkan masa depannya.
Tetapi Baekhyun lebih tidak percaya disaat orang tuanya menjauh begitu saja. Menyerahkan anaknya ke pihak kepolisian dan mengatakan anaknya menggunakan narkoba dan membutuhkan rehabilitasi. "Demi Tuhan, Aku tidak menggunakan Narkoba" Baekhyun berkata masih dengan tubuh yang bergetar. Bukan karena Baekhyun takut dengan polisi dihadapannya. Baekhyun masih tidak percaya, Dengan Semuanya.
Baekhyun menatap Polisi yang bernametag 'Oh Se Hun' dengan tatapan lirih sedangkan yang dipandang hanya melipat tangannya didepan dada dan duduk menyender di kursi hitam elegan miliknya itu.
"Aku tidak membutuhkan Rehabilitasi"
"Kau Membutuhkan" Sehun memotong pembicaraan. Baekhyun menggigit bibirnya pelan. "Mengapa semua tidak mempercayaiku?" Baekhyun mulai menangkup wajahnya.
"Kau pengguna Narkoba. Menggunakan obat-obatan dengan tidak sesuai takaran. Aku tau kau hanya ikut-ikutan dengan temanmu. Makanya kau menyesal, kan?" Baekhyun menatap tajam polisi dihadapannya ini. Tidak peduli ia akan di cap tidak sopan. "Kau tidak tau apa-apa, Tuan. Aku benar-benar tidak membutuhkan Rehabilitasi..." Baekhyun menggigit bibirnya singkat sebelum melanjutkan perkataannya.
"Aku lebih membutuhkan kasih sayang orang-orang terdekatku. Tapi mereka tidak pernah melakukan itu. Sejak, Ia datang"
Sehun tertegun melihat Bahu Baekhyun bergetar hebat. Hatinya mendadak tersentuh. Tetapi dengan cepat, ia menggelengkan kepalanya. "Maaf. Tetapi peraturan tetaplah peraturan. Kau tidurlah disini dulu. Orangtuamu akan mengantarkan pakaianmu besok." Baekhyun tersenyum miris.
.
.
.
"Aku yang akan mengurusmu disini, mendengar perawatku mengatakan bahwa kau tidak ingin direhabilitasi. Kau keras kepala juga, hm?"
.
"Semua orang tidak pernah mempercayaiku. Aku sudah mengatakan padamu, Chanyeol. Aku tidak menggunakan Obat-obatan Sialan itu!"
.
.
"Aku menyayangimu, Baek. Sungguh sangat menyayangimu. Ayo kita selesaikan rehabilitasimu dan aku akan segera melamarmu. Kau harus berhenti menjadi seorang pecandu, Baek"
.
.
"Kau mengatakan kau menyayangiku? Bulshit. Kau bahkan tidak mempercayai bahwa aku bukanlah pengguna! dan kau, sebaiknya kau bercermin dahulu..." Baekhyun mengusap air matanya yang mulai meleleh disekitar pipinya yang benar-benar tirus sekarang. dengan memejamkan matanya Baekhyun menegaskan "...Kau ahli psikologi. Tetapi kau tidak sadar bahwa jiwamu sedang terguncang. Kau menyukai lelaki, Yeol. Itu sesama jenis dan benar-benar tabu"
.
.
Aku tidak tau sejak kapan jantungku berdetak cepat disaat kepala perawat itu menjagaku. Padahal aku sangat membenci tempat ini.
Aku sangat ingin mengatakan, Aku mencintainya. Sangat Mencintainya.
Tetapi jika ia melamarku, Ia tidak akan mempunyai masa depan. Mungkin, Lebih tepatnya aku.
.
.
.
Baekhyun memejamkan matanya dan kembali membuka matanya saat melihat sosok sahabatnya, sedang berdiri disana, dengan penuh kebahagiaan. Sahabatnya benar-benar tidak merasa bersalah. Baekhyun, yang paling hancur sekarang tetapi Sahabatnya, sekaligus penghancur masa depannya sedang tersenyum bahagia. "Ini saatnya. Aku menyayangi sahabatku. Tetapi aku membenci perkataannya yang selalu mengatakan istilah..."
"... Kau Jatuh, Maka aku ikut terjatuh"
Itu semua omong kosong. Omong kosong. aku tidak akan mempercayai semua orang didunia ini.
"Kau Harus mati..."
.
.
.
[PROLOGUE END]
A/N; Aku memutuskan batal remake novel From The darkest side. Aku merilis Fanfict baru~ Review memadai, akan fast update. Maaf aku membuat karakter Baekhyun sedikit lemah. Aku yakin semua orang akan lemah jika dihadapi persoalan seperti ini. Review please?
