When the Beast Fall in Love
[book 2 of When the Bad Boy Fall in Love series]
Main pairing : still Sehun/Jongin
Rated M
Warnings from bdsm relationship, violence, and lots of sexual content
a/n ini lanjutan or sequel dari fanfic-ku When The Bad Boy fall in love. Jadi, kalau mau baca ini diwajibkan baca fanfic sebelumnya.
Fanfic ini sekitar tiga bulan kemudian. Dibuku pertama aku nggak pernah ngasih tahu secara jelas kalau semua karakter di kelas ini kelas 11. Yang kelas 10, cuma Taeyong.
Anyways, this is the teaser for book 2 (book 2 bakal lebih banyak sehun-centric nya)
Prolog : Help
Ruangan yang tidak lebih besar dari kamarnya itu terasa seperti penjara. Ia sudah menduga kalau ini adalah sebuah ide yang buruk. Namun, demi Victoria yang tidak berhenti mencemaskannya. Ia menyetujui keinginan wanita itu untuk mengunjungi sex therapy. Dengan harapan, ia dapat menstabilkan sifat dominant serta perilaku sadism-nya yang semakin menjadi.
Dr. Julia McKenzie adalah pakar atau ahli psikologi seksual yang sudah tidak asing lagi dengan masalah yang dihadapinya. Wanita yang kira-kira berkepala tiga itu, duduk sambil bergumam, membolak-balik arsip berupa data diri yang sebelumnya Sehun isi. Kepalanya terangkat membuat mata birunya tertuju lurus menilai diri Sehun.
Sehun masih memasang wajah tenang – cenderung murung. Tanpa perlu Sehun mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya, Julia tahu kalau Sehun terpaksa menghadiri sesi ini.
"Oh Sehun-ssi, boleh saya memanggil anda Sehun?" izin Julia formal.
Sehun menganggukkan kepala enggan untuk menjawab. Julia menyunggingkan seutas senyum ramah lalu berkata, "Dari file yang saya baca, anda pernah menjadi submissive dan sekarang adalah dominant."
Itu bukan suatu pertanyaan yang harus Sehun jawab. Namun, pemuda itu tetap menganggukkan kepala membenarkan perkataannya. Senyuman Julia semakin mengembang. Julia menekan tape recorder-nya untuk merekam sesi kali ini lalu ia bertanya, "Apa anda pernah berpikir untuk kembali menjadi submissive?"
"Tidak pernah," jawab Sehun cepat. Terlalu cepat, malah.
Julia dapat melihat satu ketakutan yang berusaha Sehun tutupi menyangkut hal ini. Wanita itu yakin kalau Sehun mengalami banyak hal buruk ketika pemuda itu masih menjadi seorang submissive. Dan mungkin, itulah yang mempengaruhi dirinya. Membuatnya melampiaskan seluruh rasa sakitnya dahulu pada para submissive-nya sekarang.
"Berapa usia anda ketika masih menjadi submissive?"
"13 atau 14 tahun,"
Julia sudah menduganya. Ia sempat mengobrol dengan Victoria membicarakan latarbelakang keluarga serta masa kecil Sehun. Victoria menjelaskan kalau Sehun berasal dari keluarga broken home, dan hubungan BDSM yang ditawarkan Kris–dominant Sehun waktu itu–padanya dijadikan Sehun sebagai pelarian untuk mendapatkan kasih sayang yang selama ini ia tidak pernah dapatkan dari ayahnya.
"Apa anda masih berhubungan masih dengan dominant anda?"
"Ya, masih. Saya sering datang ke klub BDSM-nya. Dia menjadikan saya sebagai penanggungjawab klub itu sekarang," terdengar tawa getir dari bibir Sehun. Wajah tenangnya berubah mendingin. "Sepertinya, dia takut akan saya,"
"Mengapa?" pertanyaan itu otomatis keluar dari bibir Julia.
"Karena saya.." Sehun menjeda jawabannya. Dia menarik nafas panjang lalu berkata dengan suara rendah, "saya bukan orang baik. Saya adalah monster,"
Julia mengernyikan dahinya, "Mengapa anda berpikir begitu? Apa ada orang yang mengatakan anda sebagai monster?"
Sehun menggeleng pelan. Pemuda itu tampak tidak fokus sekarang. Matanya kosong serta bibirnya membentuk garis kaku. Julia menduga kalau ada sesuatu yang mengganjal di dalam pikiran Sehun. Mungkin, bukan sesuatu. Melainkan, seseorang.
Victoria sudah menceritakan tentang seorang laki-laki seusia Sehun, yang katanya adalah submissive pertama yang Sehun kenalkan pada dirinya, nama laki-laki itu adalah Kim Jongin.
Sebagai seorang psikolog, sudah menjadi tugasnya untuk memancing kliennya, mengutarakan segala macam hal ataupun masalah yang berada di dalam pikirannya. Meskipun, kadang Julia harus menggunakan metode yang cukup keras. Namun, demi kesembuhan kliennya ia rela melakukan apapun juga.
"Apa Jongin yang mengatakan kalau kau adalah monster?" tanya Julia dengan hati-hati.
Seperti dugaannya, raut muka Sehun berubah menjadi lebih garang. Pemuda itu menatap tajam ke arahnya, lantas menggelengkan kepala. Bibirnya mengatup rapat menandakan kalau dirinya tidak ingin membicarakan apapun hal menyangkut Jongin. Julia menganggukkan kepala, memberikan kesan kalau dia menghargai batasan Sehun.
Padahal, sebenarnya ia sedang mencari pertanyaan lain untuk menekan Sehun untuk bicara.
"Apa kau mencintai Jongin?"
Skak mat. Sehun mendelik ke arahnya dengan bibir setengah terbuka. Pemuda itu harus melakukan sesuatu agar dirinya tidak dibuat menggila di sini. Sehun tahu apa yang sedang Julia berusaha lakukan padanya. Ia sadar kalau wanita itu hanya berniat untuk membantu. Namun, terlepas dari semua kegilaan yang semakin menguat di dalam dirinya, ia sama sekali tidak membutuhkan bantuan wanita itu – atau siapapun yang berusaha membantunya.
Toh, seandainya ia bisa sembuh dan menjadi normal. Ia tidak yakin Jongin akan mau kembali padanya. Setelah apa yang selama ini dirinya lakukan pada pemuda itu, Sehun pikir dirinya tidak pantas untuk mendapatkan maaf dari Jongin, dan apalagi untuk menjadikan pemuda itu miliknya lagi. Sehuh sangatlah tidak pantas.
"Apa yang anda ketahui dari cinta? Perasaan yang membuat seseorang menjadi buta dan naif. Sebagai seorang psikolog, kupikir anda sendiri dapat menggunakan logika anda untuk mengetahui apakah ada cinta di dalam pemuda sakit sepertiku," jawab Sehun dingin.
Pemuda itu mencondongkan tubuhnya ke depan, nyaris menutup jarak di antara dirinya dengan wanita yang jauh lebih tua itu. Satu tangan Sehun terangkat membelai lembut pipi Julia. Sedangkan, Julia hanya bisa terdiam tidak dapat melawan daya pikat dominant muda di hadapannya. "Apa yang anda ketahui dari yang namanya cinta? Jika, seks lebih memikat dan memabukkan dari perasaan yang hanya akan membuat anda terluka diakhirnya?" bisik Sehun sambil memiringkan kepalanya.
Julia bersumpah kalau dirinya tidak pernah membiarkan pasien atau kliennya menyentuh dirinya seperti ini. Namun, entah mengapa ada sesuatu di dalam diri Oh Sehun yang membuatnya dengan mudah menyerahkan diri pada pemuda itu. Mungkin, karena matanya yang begitu dalam serta kelam. Atau jangan-jangan, karena seringainya yang menimbulkan kesan gelap serta seksi.
Begitu bibir mereka bertemu, hal pertama yang muncul di dalam pikiran Sehun hanyalah satu orang.
Kim Jongin.
Apapun yang terjadi, dimanapun dirinya berada, dengan siapa dirinya melakukan semua ini, hanya nama itu yang dibisikkannya begitu ia menginjaki orgasme.
Sehun merebahkan tubuh ramping wanita itu di atas meja kerjanya. Ia sengaja tidak membuka pakaiannya, sementara Julia sudah berada dalam kondisi telanjang bulat. Sehun menarik kaki wanita itu mendekat padanya lalu membukanya lebar.
Hanya bayangan wajah orang itu yang berulang kali membawanya menuju orgasme.
Ketika, kepala Sehun berada di antara kaki wanita itu. Dan kemudian, erangan keras terdengar serta beberapa benda di atas meja berjatuhan ke lantai. Sehun mulai memejamkan kepalanya. Membayangkan satu orang yang selama ini mengganggu pikirannya, yang juga mengacaukan serta menggoyahkan sosok dominant kejam yang sudah dirinya bangun sejak lama.
Kim Jongin. Kim Jongin. Kim Jongin.
Apa monster semacamku ini pantas untuk mencintaimu?
end of the prolog
Rin's note :
FUCK YEAHHH SEHUN IS SOOO HAWTT AND SEXYY.. di book 2 ini aku mau lebih nunjukkin sisi beast Sehun yang jatuh cinta sama Jongin. Pokoknya, book 2 ini bakal lebih banyak smutt or hot moments nya dehh
abis ituu bakal ada taeyongxjongin jugaaa.. teruss apalagi ya pokoknya banyak banget ide yang aku pikirin buat book 2 ini!
anyways, kalian juga bisa request kira-kira di book 2 ini kalian mau plotnya gimana gitu. maybe, aku bakal ngabulin ide kalian. who knows, right? hehe... oiya, aku juga mau lebih menonjolkan geng Jongin itu.. prepare yourself for bromance-nya chanyeol ma cal haha /ditabokin/
p.s if you want to say or ask something to me.. just PM me or ask me on myaskfm.. SEE YA IN CHAPTER 1~~
