Korban ToD

.

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Korban ToD © Dera Xiao-chan

Warning!: AU, typo everywhere, OOC, OC, aneh, gampang ditebak, dan kekurangan lainnya

Don't Like, Don't Read

.

~Happy Reading~

.

/Sakura ditantang teman-temannya untuk menembak kakak kelas menjadi pacarnya dalam waktu pacaran selama sebulan, akankah Sakura berhasil melakukan tantangan tersebut? Bagaimana dengan kakak kelas Sakura yang terkenal tegas dan dingin tersebut?\

.

"Eh! Katanya hari ini murid cepat dipulangkan ya?" tanya Ino serudukan datang masuk kelas dan langsung menduduki bangku empuk disebelah Sakura.

"Kata siapa?" tanya Tenten bingung.

"Tadi, sewaktu aku habis keluar dari toilet, ada guru yang lewat dihadapanku sedang membicarakan rapat, dan mereka bilang bahwa hari ini dipulangkan!" jerit Ino.

"Wah? Ino! Benarkah?"

"Permisi, selamat siang. Karena ada rapat antarguru, hari ini semua murid melanjutkan belajarnya dirumah, sekali lagi karena ada rapat guru, hari ini semua murid melanjutkan belajarnya dirumah. Terimakasih."

"Yahooooooo..."

"Akhirnya aku bisa berduel PS denganmu!"

"Siapa takut?! Wleeee..."

Ya, mereka menganggap bahwa 'melanjutkan belajarnya dirumah' itu cepat untuk 'dipulangkan' dan 'besok belajar dirumah' itu maksudnya 'libur', siapa sih anak yang tidak mengerti bahasa ini?

Ino memperhatikan Sakura yang nampaknya sangat serius membaca novelnya, akhirnya Ino berkata, "Kau sedang membaca novel apa?"

"Bukan apa-apa," jawab Sakura enteng. Namun jawaban Sakura jutru membuat Ino curiga.

"Jangan-jangan novel..." Ino menjeda ucapannya,

"Astaga Ino! Kenapa kau jadi mesum? Apa mayat-senpai tersebut sudah meracuni pikiranmu itu?!" jerit Sakura sambil menggoyang-goyangkan kepala Ino.

"Ho-hoi!"

"E-eh... su-sudahlah, Ino-chan, Sakura-chan. Tidak baik bertengkar seperti itu, kita dilihati o-oleh tem-an seke-las nih..." ujar Hinata menenangkan kedua gadis berbeda surai dihadapannya, tak lupa dengan logat gagapnya yang masih menempel.

"Tck, buang-buang waktu saja. Bagaimana kalau kita bermain ToD? Truth or Dare?" tawar Tenten, membuat Ino dan Sakura berhenti dari adu mulutnya.

"Ayolah Tenten, aku sedang membaca novel 'Romance of the Three Kingdom' disini aku sudah sampai membaca pertarungan Zhao Yun dengan prajurit Wei di Chang Ban sambil menggendong Liu Shan, tega sekali kau menggangguku," mohon Sakura.

"Membaca apanya? Tadi kau bertengkar denganku," gerutu Ino pelan.

"Ayolah Saki, aku bisa menceritakan yang lebih detail tentang Dinasti Han daripada novel itu," gadis kerturunan Tiongkok tersebut malah mengomel pada Sakura, membuat Sakura menggembungkan pipinya.

"Yasudah..." akhirnya Sakura mengalah, Sakura dan Tenten yang duduknya berada didepan Ino dan Hinata tersebut memutar posisi duduknya hingga berhadap-hadapan, Sakura-Ino dan Tenten-Hinata. "Kau lagi..."

"Tch!"

Tenten mengambil pulpen yang menganggur di mejanya dan meletakan pulpen tersebut diatas meja Hinata yang berlapis kaca tersebut.

Wuiiing...

Pulpen yang tadi diputar Tenten semakin lama semakin memelan kecepatannya.

"Jangan menunjuk padaku!" seru Ino cemas.

"Memutarlah kearah lain," ujar Tenten harap.

"Jangan..." kata Hinata sedikit takut.

"..." no respon dari Sakura, flat.

Tep

"Aaaahhh..." pulpen mengarah pada Hinata yang sudah tertunduk lemas.

"Mau apa?" tanya Ino.

"Eeuuummmm, truth." Jawab Hinata pelan.

"Siapa orang yang kau sukai?" tanya Sakura selonongan.

"Hoi!" seru Ino protes begitu juga Tenten yang melempar tatapan protes.

"Tapi kalian setuju kan? Lagipula kita tidak tahu siapa orang yang dia sukai" sambung Sakura tenang. Akhirnya Ino dan Tenten mengiyakan pertanyaan Sakura.

"Jujur saja," celetuk Ino

Karena Hinata di-didik dari kecil untuk selalu jujur, akhirnya dia menjawab, "Naruto-senpai kelas 9.4,"

"UAAAPAAAHHH?!"

"Ba-ba-bagaimana bisa kau menyukai senpai konyol itu?!" jerit Ino tak percaya.

"Super sekali!" entah Tenten memuji atau mengejek.

"Amazing!" ujar Sakura datar.

"Iya, tapi kumohon, jangan menghinanya," pinta Hinata.

"Baiklah nona, karena kau sudah jujur, kita main lagi." Sakura memutar lagi pulpen tersebut.

Wuiiing...

Tep

Plak

"Kenapa kau mengarah padaku?" gumam Tenten lemas setelah menampar jidatnya. "Aku pilih truth, 'biar nanti gampang'"

Hinata, Ino, dan Sakura berkumpul sambil berpelukan, seperti Telletubies, tapi ini untuk berdiskusi. Ketika Tenten mencoba menguping, dia dihadiahi oleh tatapan menyalang dari Hinata, Tenten berjengit karena baru pertama kali melihat Hinata menyalang galak padanya, "Gilaaaa, baru pertama kali aku lihat tatapan Hinata seperti itu," batin Tenten,

"Apakah sewaktu SD kau pernah dihukum untuk hormat didepan tiang bendera?"

Pertanyaan Ino membuat tubuhnya seketika bergetar, "Sialan!"

Tenten menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dan berkata, "Ya, aku dihukum selama dua jam pelajaran karena aku lupa membawa buku PR."

Dapat dilihat wajah Ino dan Sakura sudah seperti psychopath yang tak sabar memutilasi korbannya. Sedangkan Hinata hanya cekikikan sendiri karena diantara mereka hanya Hinata yang tidak tahu tentang hukuman yang diterima Tenten, Tenten tahu mereka sengaja menanyakannya supaya Hinata juga ikut mengetahuinya, "Tapi kenapa harus seperti ini?!"

"Baiklah Hinata, sekarang kau yang putar." ujar Ino tak sabar

Wuiiing...

Tep

"Aaarrrrgggghhh! Baiklah! Aku pilih dare!"

Krik krik krik

Sakura, Hinata, dan Tenten terdiam saat Ino menjambak rambutnya sendiri dengan mengeluarkan teriakan khasnya.

"Eh? Apa?" pertanyaan Ino tidak dipedulikan oleh tiga temannya, justru mereka membuat lingkaran berdiskusi.

"Eeeuuummmhh... ka-kau harus me-mengata-kan su...ka pada Chouji-kun," ujar Hinata.

"Hueeehhh? Pada si gen—eemmmmhhh," mulut Ino langsung dibungkam Sakura sebelum Chouji menengok sepenuhnya pada mereka.

"Cepatlah, pirang!" seru Tenten.

Karena tak mau dibilang pengecut, Ino melangkah kearah Chouji yang sedang menjilati jemarinya dengan langkah yang diseret, beruntung kelas sudah mulai sepi.

"Chouji, aku... me...nyu-kai...mu,"

"Eh?"

Chouji hanya mengedip-ngedipkan matanya polos, "Benarkah?" sambungnya dengan pipi yang mulai memerah.

Semua murid yang masih dikelas menatap Ino dan Chouji.

"Bukankah Ino sudah berpacaran dengan Sai-senpai?"

"Tapi dia mengatakan suka pada Chouji,"

"Tak tau, aku tak mengurusnya."

"Aku menyukaimu, dan ingat, aku korban ToD," sambung Ino cepat, tak ingin namanya tercemar.

"Oh, main ToD."

"Aku kira sungguhan,"

"Iya!" ujar Chouji kesal, dia langsung membuang sampah keripik kentangnya sembarangan dan mengambil bungkus keripik kentangnya yang baru pada tas hitamnya.

"Huuh... lihat, aku sudah melakukannya." Ujar Ino bangga.

"Ya-ya-ya..." angguk Tenten

"Kali ini, harus Sakura yang kena!" seru Ino.

"Iya, tadi kita semua sudah," sambung Hinata.

"Ayolah kawan, itu semua tergantung keberuntungan, bukan giliran." Ujar Sakura tenang.

"Sekarang, biar aku yang putar!" seru Ino semangat.

Wuiiing...

Tep

"Sialan! Aku pilih dare!" ketus Sakura.

"Haha... aku benar kan?" goda Ino.

Ino, Hinata, dan Tenten mulai berdiskusi.

"Baiklah, kami sudah selesai. Janji kalau kau akan melakukan tantangan ini?" tanya Tenten memastikan.

"Kenapa harus ada janji segala?" curiga Sakura.

"Sudah, katakan saja!" celetuk Ino.

"Iya, aku janji." Ujar Sakura malas.

"Demi apa?" tanya Hinata ikutan.

"Heh? Ini hanya permainan, tidak perlu bawa-bawa Tuhan. Aku janji," kata Sakura mulai risih.

"Baiklah, kau harus menembak Sasuke-senpai hari ini dan harus berhasil diterima dalam kurun waktu tiga hari kedepan dan itu juga harus ditonton oleh hampir semua murid di sekolah ini," ujar Tenten.

"Jika sudah diterima, bukan berarti keesokan harinya kau akan memutuskannya. Tapi kau juga harus berpacaran dengannya minimal selama sebulan." Sambung Hinata.

"Jika kau tidak menerima tantangan itu atau kau tidak diterima dalam kurun waktu tiga hari, lihat saja nanti," kata Ino dengan suara yang suram sambil membunyikan buku-buku jarinya.

"TIDAAAAAAAAKKKKKK!"

Suara teriakan keluarlah dari kelas 8.6 dan membuat kepala-kepala muncul keluar dari pintu-pintu kelas yang berada disekitarnya

..

TBC

..

Hyeeeeee ngutang fic lagi#tebarjarum. Fic ini gak akan panjang kok, palingan nympe chap 2 smpe chap 3. Kenapa gk dijadiin satu aja? Soalnya nnti banyak banget *gkjugasih*. Lagipula lagi gk mau ngetik panjang-panjang aja *padahalbesokmauulanganMTK*, modus aja pegang laptop, supaya dikira belajar#bhuak, aslinya udah juga belajarnya *curcol*.

Hari ini final Persib vs Sriwijaya, semangaaaat!

Cirebon 18-10-15 at 8.10 pm.

Mind to review?