Ruang Osis: yang tidak berkepentingan dilarang masuk!
Sunyi, sepi menyergap ruangan ini. Padahal ada 3 orang 'pangeran' didalamnya.
"Bosan." Ucap seorang dari mereka bertiga. "Iya,ya. Gak ada permainan yang seru ya?" timpal cowok yang duduk di depan jendela dengan permen lollipop ditangannya. "Semuanya sudah kita coba. Selanjutnya main apa nih?" tanya cowok yang dengan santainya bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Aku bosan ngerjain anak baru, guru magang juga berhenti mengajar." Celetuk Xiumin – cowok yang memgang lollipop-. " Ah, dia berhenti mengajar. Pasti karna Xiumin nggak mau jadi pacarnya." Sahut Kai. "Eh, aku?" " Iya. Kamu nggak sadar yah?"
Tiba – tiba saja pandangan Xiumin dan Kai beralih ke Chanyeol. Si ketua Osis. "Kamu gak punya ide bagus Yeol?" tanya Kai. " Ide bagus ya. Ehm ada!" sahut Chanyeol sambil jarinya mengetuk meja. "Aku punya satu usul!"
Dengan sangat girang Xiumin berpindah posis menjadi duduk di sebelah Baekhyun. "Apa, apa?! Usul Apa?" "Heh, Game apa?" Tanya Kai dengan wajah tanpa ekspresi tapi pertanyaanya tersirat kegembiraan. Senyum mengerikan nan tampan terkembang di wajah Chanyeol. "Permainan menarik! Aturannya mudah aja! Ehm, namanya PRINCE GAME!"
.
.
.
.
Prince Game
Park Chanyeol
Oh Sehun (Gender Switch)
Kim Minseok a.k.a Xiumin
Kim Jongin a.k.a Kai
Do Kyungsoo (Gender Switch)
Summary: Dilarang ada cinta dalam Prince Game. 3 orang 'Pangeran' pujaan di sekolah mengadakan game karena bosan. Siapa yang bisa mengajak cewek terjelek di pesta ulang tahun Baekhyun, dialah yang menang. Chanyeol sang ketua OSIS menemukan calon kuat yang bisa membawanya jadi pemenang, seorang gadis bernama Oh Sehun. Tapi ternyata sikap cuek Sehun mebuat Chanyeol malah tak berdaya!
Disclaimer: fanfict ini remake dari komik Prince Game milik Rira Kirishima. Perubahan bukan untuk membajak cerita, tapi untuk keperluan cerita.
.
.
.
CHAPTER 1: LET'S APPROACH!
" Cowok itu keren ya?"
" Artis kali."
Mendengar kata kata seperti itu sudah menjadi hal biasa untuk Baekhyun. Dia berhenti dan sedikit menoleh kesamping. Senyum terkembang di bibirnya.
DUK!
"Maafkan aku, Kau tak apa?" tanya Chanyeol pada wanita yang menabraknya.
"Nggak apa apa." Jawab wanita itu sambil menatap Chanyeol. Air mata terus mengalir di matanya. Langsung saja wanita itu pergi meningglakan Chanyeol dengan sesenggukan. ' Wuah, mukanya kacau banget.' batin Chanyeol. 'Anggep aja nggak ada! Terlalu jelek!'
TIIN! TIIN! Hiks!
Chanyeol berbalik dan melihat apa yang terjadi. 'Dia mau mati ya? Serampangan!' batin Chanyeol kesal. Dengan cepat Chanyeol mengahampiri wanita itu.
GREP!
" Sini!" ucap Chanyeol sambil menari wanita itu untuk menepi. " Di sana banyak mobil. Nangis aja di pojokan." "Hiks, mianhe." Ucap wanita itu. " Nih." Chanyeol menyerahkan saputangannya ke wanita itu. " Makasih." Balas wanita itu.
CROT! CROT!
' Nggak sungkan-sungkan.' Batin Chanyeol melihat wanita itu membuang ingusnya. " Ternyata cowok lebih suka cewek cantik yah?" "Hah?" "Aku baru aja dapet sms diputusin karena dia selingkuh." Ujar wanita itu masih dengan sesengguknya. "Ya, cewek jelek memang nggak pernah mengalahkan cewek cantik. Tapi, kalau membuatmu menangis meraung begitu lebih baik cinta ini diakhiri kan?" tanya Chanyeol panjang lebar. Wanita itu tertegun mendengar apa yang diucap Chanyeol. Hanya diam yang dilakukan wanita itu.
"Aku pamit dulu ya. Hati – hati di jalan." Pamit Chanyeol dan berjalan meninggalkan wanita itu. "Terima kasih." Ucap wanita itu tanpa sadar. "Ah! Sapu tanganmu."
.
.
.
.
.
Keesokan harinya: Acara makan para pangeran.
Chanyeol, Kai dan Xiumin sedang makan siang. Makan siang mereka di warnai dengan teriakan terikan dari fasn girlnya.
"Bisa minggir?" ucap seorang wanita kepada dua yang barada di depannya. "Siapa kamu?" tanya cewek yang berambut panjang. "Aku ada urusan dengan si rambut hitam. Minggir kalian mengganggu!" ucapnya sambil berlalu.
Di meja makan kantin ketiga pengeran itu memkan makan siang mereka dengan di selingi obrolan riangan. Dengan jailnya Xiumin mengganggu Chanyeol ataupun Kai. "Ide Chanyeol boleh juga ya! Si murid teladan yang serba bisa. Park Chanyeol si ketua osis sekaligus cowok paling sadis di osis." Canda Xiumin.
Sehun – wanita judes tadi- sudah sampai di belakang Chanyeol. "Hei!" panggil Sehun. "Ini kukembalikan." Lanjutnya. "Ah!." Sentak Chanyeol saat menoleh ke arah Sehun. "Kau yang watu itu kan?" 'Cewek ingusan.' Batin Chanyeol. "Kalau bisa, tolong lupakan kejadian itu ya?" ucap Sehun dengan datarnya. "Iya. Kau mau duduk di sampingku?" tawar Chanyeol. "Capek ya?" tanya Sehun dan memunculkan tanda tanya dalam otak Chanyeol. "Pasti kamu capek, tiap hari harus pura – pura tersenyum." Lanjutnya. "Eh? Aku nggak pura – pura tersenyum kok." Balas Chanyeol. 'Apa – apaan dia?' "Tapi kamu kelihatan menderita." Balas Sehun dengan datar seperti tadi. "Sudah ah." Ucapnya sambil berlalu pergi.
'Apa – apaan wanita itu?! Kok beda dengan sebelumnya? Sombong sekali.' Batin Chanyeol sambil menatap Sehun yang pergi. "Wah, hebat! Murid yang luar biasa!" celetuk Kai. "Gawat! Chanyeol bisa menang kalau begini. Aku juga harus cari cewek nih." Kata Xiumin pada Kai. "Emang kamu mau nyari kemana?" balas Kai diselingin kikikan.
Prince Game! Siapa yang bawa cewek paling nggak menarik ke pesta ulang tahun Chanyeol bulan depan dialah yang menang. Permainan yang sadis.
.
.
.
.
TING! TONG!
"Sial! Cewek itu buat aku kesal." Geretu Chanyeol sembari berjalan menuju kelas Sehun yang menurut Baekhyun sialan itu.
GREEKK!
Dengan kasar Chanyeol membuka pintu kelas. Chanyeol masuk ke dalam kelas dan melihat sekelilingnya mencari Sehun. 'Itu dia.' Batin Baekhyun saat mendapati Chanyeol duduk menghadap jendela.
'Cantik.' Gumam Baekhyun tanpa sadar saat melihat Sehun yang duduk menghadap jendela. 'Eh? Siapa itu? Kok terlihata cantik.' Lanjut batin Chanyeol. "Oh Sehun. Ada waktu sebentar?" to the point Chanyeol. "Kenapa?" tanya Sehun.
OTHER PLACE
"Kencan?"
"Iya. Sejak saat itu aku pensaran sama kamu. Aku ingin bertemu denganmu di luar sekolah. Bagaimana?" tawa Chanyeol tiba-tiba. Sehun diam belum menjawab tawaran Chanyeol. Sehun terlihat ragu dan menimbang nimbang tawaran Chanyeol. "Ehm.. Boleh aja!" Terima Sehun. "Kalau dilihat lihat kau cakep juga." Ucapnya sambil berbalik arah. "Ketua osis, saat kencan nanti kau haru tampil keren!" Sambung Sehun tanpa menoleh ke Chanyeol. "Iya, kita ketemu hari minggu." Balas Chanyeol.
.
.
.
.
Hari Minggu.
"Ketua Osis! Lama nunggu ya?" Seketika Chanyeol menoleh ke asal suara. 'Ternyata dia datang.' "Auramu berbeda ya saat di sekolah." tanya Chanyeol memulai pembicaraan. "Oh ya?" "Kamu sangat manis pakai baju itu. Aku jadi gugup." "Serius? Hari ini aku manis ya?" tanya Sehun antusias. 'Kenapa jadi agresif begini?' "I-iya kamu manis sekali."
Tiba-tiba Chanyeol menyelipan anak rambut Sehun yang menjuntai. "Begini kamu lebih manis." Ucapnya. Berhubung disebelah Sehun dan Chanyeol itu kaca gedung lansung saja Sehun menoleh kea rah kaca itu. "Hem. Ya sudahlah."
Kini mereka berjalan menuju suatu tempat yang hanya Sehun yang tahu. "Sehun, sudah tahu mau lanjut ke mana?" tanya Chanyeol memecah keheningan. "Aku mau masuk universitas Inha. Para guru bilang aku pasti bisa." Jawab Sehun seadanya. "Ah! Topik bicara yang membosankan. Ngomong soal yang lain saja ya." Tawar Chanyeol. "Nggak juga! Biasa aja, kalau bosan aku pasti bilang." Jawab Sehun masih sama seprti tadi. "Kalau bosan aku nggak akan pura – pura senang kok." Lanjutnya. "Kau galak juga ya. Menyindir ku?" Balas Chanyeol dengan tatapan sweatdrop. "Kalau kamu bosan kamu pasti nggak menderita kan?"
.
.
.
.
Akhirnya mereka sampe tempat tujuan. Sopfa café. Enatah kenapa Sehun masuk dengan tatapan sendu. Berbeda dengan Chanyeol yang sedikit sumringah. "Hem. Café ini anggun. Kamu tahu dari mana tempat ini?"
"Aku pernah diajak teman kesini." Jawab Sehun.
Mereka memilih meja dekat jendela. Tak ada suara yang ekluar dari mulut mereka setalah mereka duduk.
"Selamat datang." Ucap pelayan saat ada dua orang masuk ke café. "Dua orang ya?" mendengar sauara pemdua. Seketika Sehun langsung menoleh ke asal suara. Chanyeol pun menolej juga.
"Lelaki itu…" Jeda Chanyeol. "Mantanmu?" lanjutnya sambil menatap Sehun. Sehun masih terus melihat kearah laki-laki tadi. "Kau mau keluar dari sini?" tanya Chanyeol. Pertanyaan Chanyeol membuat Sehun mengalihkan perhatiannya. "Nggak usah. Aku ingin dia lihat kita berdua." Sahut Sehun.
'Oh, begitu ternyata.' Batin Chanyeol. 'Tapi, dia sama sekali nggak sadar.'
Tiba-tiba raut wajah Sehun berubah. Matanya mulai berkaca-kaca. Melihat itu langsung saja Chanyeol menarik lengan Sehun dan keluar dari café.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Ma-maaf." Ucap Sehun sembari sesenggukan. "A-aku.. Aku ingin pamer di depannya. Sejak awal, aku memper alatmu Chanyeol. Makanya aku mengajakmu ke tempat itu. Maafkan aku." Lanjut Sehun dengan tangisan yang makin keras.
'Harusnya aku yang meperalat mu.' Ucap Chanyeol dalam hati. "Hiks.. hiks." "Kamu sakit hati kan?" tanya Chanyeol dengan wajah serius. "Eh?" "Kau sampai merau-raung. Masa nggak bilang apa-apa ke dia? Coba aja ngomong yang tegas. Seperti kau berbicara denganku. Ayo, balik!." Lanjutnya sambil menarik Sehun kembali kek café.
Dengan berani Sehun melangkah menuju meja mantan pacarnya itu. "Se-Sehun." Ucap lelaki itu. Wanita yang duduk bersama lelaki itu hanya diam dan melihat kea rah Sehun. "Hei, lebih baik kamu hati-hati." kata Sehun. "Lelaki ini suka putusin pacar lewat sms." Sambungnya sambil menunjuk kea rah mantan pacarnya.
PLOK.
"kayaknya iya, ya!" Tiba-tiba Chanyeol ikut menyahut. Tangannya tak lupa berada di bahu ramping Sehun. "Lebih baik hati-hati Nona. Sudah ya. Maaf mengganggu." Chanyeol tersenyum dan membawa Sehun berbalik. "Jangan menoleh lagi." Sergap Chanyeol merasa gerak gerik Sehun yang gelisah. "Jalan terus sampai pintu keluar." "Apa dia masih melihat kesini?" "Ya, dia masih melihat mu. Pandang aku." "Eh?" Sehun tersentak. "Pandang aku dan tersenyum dengan bahagia."
Seakan terkena sihir. Sehun langsung menuruti perkataan Chanyeol. Dengan mata yang berbinar, Sehun menatap Chanyeol. Tak lupa senyum manis tersungging di bibirnya. Chanyeol tersentak. Sehun terlihat menawan dalan seketika. Tiba-tiba wajah Chanyeol mendekat. Sehun dapat merasakan deru nafas Chanyeol.
CHUP!
'Aku Mengerti, dia terus gemetar di depan lelaki itu.'
.
.
.
.
TAP! TAP! TAP!
"Hey yang tadi, rasanya aku jadi lega." Kata Sehun membuka permbicaraan setelah mereka keluar dari café tadi. "Makasih ya." Lanjutnya. "Sama-sama." Sahut Chanyeol.
Tiba-tiba Sehun berlari saat melihat wastafel taman. Sehun merunduk dan mencuci mukanya. 'Apa dia masih menangis? Ternyata dia manis juga. Lugu sekali.' Batin Chanyeol sambil berjalan kearah Sehun. Ada saputangan di tangan kanannya. ' Kalau kuulurkan saputanganku dai pasti akan terpikat. Pasti!' Lanjut batin Chanyeol.
Grok grok grok grok (anggep aja suara kumur kumur)
"Fuuuh, Puih." Sehun memuntgahkan air kumurannya. "Tapi terus terang. Meski kamu bantu aku tadi aku nggak akan berterima kasih dengan ciuman." Ucap Sehun setelahnya. Dia juga mengeluarkan permen dari tasnya. "Aku sudah puas, pulang ah."
'Apa-apaan cewek ini? Dia kumur-kumur setelah kucium? Baiklah kalau itu maumu. Kalau kau nggaka anggap aku serius. Aku punya ide lainnya.' Batin Chanyeol kesal.
"Lho itu kan Chanyeol dan cewek tempo hari." Ucap Xiumin. "Oh Lagi kencan ya?" tanya Kai. Mendengar suara yang tak asing Chanyeol langsung menoleh ke asal suara. "Kalian kok di sini?" "Kami baru pulang dari acara kumpul-kumpul. Bosan, jadi kami tinggal aja."
"Hey! Sehun, jangan-jangan kamu sudah dengar soal pesta ulang tahun itu?" tanya Xiumin saat lihat Sehun masih diam. "Pesta?"
"Iya-iya." Sahut Chanyeol tiba-tiba. 'Cewek ini, akan kubuat dia menangis.' Batin Chanyeol. Seringai tersunggi di bibirnya. Chanyeol tarik Sehun ke peluknnya tiba-tiba.
"Kami sudah jadian! Kuajak dia ke pesta nanti."
TBC!
Akhirnya selesai Chap pertama. Maaf kalo ada typo atau apapun. Saya masih terlalu amatir. Berhubung saya masih newbie. Mohon reviewannya. Terima kasih.
