Name: Sword of Online: Integral Factor
Author: The World Arcana
Rating: M
Genre: Friendship, Romance
Pairing: Ryutaro Kagami/Ryuta(Raven) x Alisa Narukami/Lisa(Koharu), Kazuto Kirigaya/Kirito x Asuna Yuuki x Sachi.
Disclaimer: Sword Art Online adalah milik Reki Kawahara dan Sword Art Online: Integral Factor dimiliki oleh Bandai Namco Entertainment.
Chapter 1: Death Game
"Jangan lupa nanti jam 5 sore kau harus menemaniku membeli buku novel di toko buku, onii-chan."
"Ya, aku tahu Iriana."
Ryutaro Kagami atau yang biasa dipanggil Ryuta pun melihat kepergian adiknya dari dalam kamarnya. Dia adalah putra angkat dari Leon Strife dan Lily Trina, keluarga yang berasal dari Inggris tapi kemudian menetap di Jepang. Mereka yang saat itu baru mempunyai seorang anak yang merupakan adik perempuannya yang bernama Iriana Liliana Strife pun mengangkatnya sebagai anak saat melihat dia di pemakaman ibu dan ayahnya dan dia tidak punya tempat tinggal. Walaupun dia hanyalah anak angkat, tapi mereka benar-benar menyayangi-nya bahkan setelah anak kedua mereka yang bernama Levi lahir, mereka masih menyayanginya seolah dia merupakan anak kandung mereka berdua.
Memikirkan kisah hidupnya, dia pun kemudian memikirkan tentang sahabatnya yaitu Kirigaya Kazuto atau yang biasa dia panggil Kazuto. Kazuto yang selama ini tinggal bersama keluarga Kirigaya harus mendapatkan kebenaran yang pahit saat dia harus mengetahui kalau Midori Kirigaya dan Suguha Kirigaya bukanlah ibu dan adiknya tapi merupakan bibi dan juga sepupunya.
Tidak ambil pusing akan itu, dia pun mengambil Nerve Gear miliknya dan memainkan VRMMORPG yang memang sudah lama dia nanti-nantikan perilisannya yaitu Sword Art Online. Dia juga bersyukur karena telah terpilih sebagai salah satu Beta-Tester yang beruntung untuk mencicipi petualangan di Floating Castle Aincrad dan kemudian bertemu dengan partnernya yang merupakan gadis cantik bernama Koharu meskipun dia dan Koharu kemudian kesulitan dan diselamatkan oleh orang bernama Kirito membuatnya dan Koharu bertekad untuk menjadi lebih kuat dari Kirito.
'Apa dia masih sama seperti saat Beta?' Batin Ryuta atau yang menggunakan ID Name bernama Raven yang avatarnya terdiri dari pemuda bertinggi sedang dan berambut orange jabrik saat dia sampai di Town of Beginning.
"Raven-kun!!!"
Raven pun kemudian menemukan sosok yang dia cari. Perempuan cantik berambut hitam panjang sebahu yang sedang berdiri di dekat Teleport Gate.
"Hai, Koharu..." Ucap Raven yang kemudian menghampirinya "Aku pikir kau mengganti avatar-mu."
"Kau sendiri juga tidak."
Raven hanya bisa tertawa mendengarnya dan dia pun berkata "Kalau aku mengganti avatarku nanti kau susah mencariku."
"Kau ada benarnya, Raven-kun."
"Kalau begitu ayo kita ke Merchant District terlebih dahulu."
"Untuk apa?"
"Tentu saja membeli equip dan item."
Raven dan Koharu pun pergi ke Merchant District dan Raven pun memberi beberapa Emergency Potion dan juga Bronze Lance sebagai senjata cadangannya. Dia kemudian melihat Koharu dan berkata "Ada apa Koharu?"
"Hmm, Raven-kun... Di Beta tidak ada senjata jenis Bow kan?"
"Setahuku tidak ada. Memangnya kenapa."
"Coba lihat..."
Raven pun terkejut saat melihat di sebuah Merchant terpajang senjata jenis Bow padahal di Beta hanya ada senjata 1H-Sword, Mace, Rapier, Spear, dan Dagger. Kemudian dia melihat Koharu dan berkata "Kau menginginkannya ya?"
Tapi Koharu tidak merespon dan hanya menundukkan kepalanya. Raven yang melihatnya pun berkata pada sang Merchant "Nona, aku mau beli 1 Bronze Bow."
"Raven-kun!!! Apa yang kau lakukan?" Tanya Koharu saat menyadari apa yang dilakukan Raven.
Tapi Raven tidak menjawab dan mengirim senjata yang dia belikan pada Koharu via Gift "Nah, itu sudah jadi milikmu sekarang Koharu."
Koharu pun menatap Raven dengan kesal dan berkata "Kenapa kau lakukan ini, Raven-kun? Kau kan bisa menggunakan sisa Col milikmu untuk membeli Antidote Potion."
Raven kemudian menepuk pundak Koharu dan berkata "Kau itu partnerku, Koharu. Jadi aku tidak masalah dengan hal itu. Lagipula dengan senjata Bow, daya serangmu semakin luas dan kau bisa men-supportku dari belakang."
Melihat kebaikan Raven dan orang-orang yang melihat interaksinya dengan Raven, wajahnya pun memerah dan dia pun berkata "Terima kasih Raven-kun. Aku akan membayar kebaikanmu ini nanti."
"Kau tidak perlu terlalu memikirkan itu Koharu." Balas Raven dan kemudian dia melanjutkan "Aku hanya ingin kau menjadi kuat bersamaku. Ayo kita pergi, partner."
Koharu pun mulai menggunakan senjata yang dibelikan Raven dan mengganti senjata tipe Dagger-nya dan mulai mengikuti Raven ke Origins Plain. Raven dan Koharu pun melawan beberapa Frenzy Boar sampai mereka naik ke level 2 kemudian Raven melihat dua orang sedang melawan satu ekor Frenzy Boar tapi entah kenapa dua agak familiar pada salah satu sosok disana.
"Ada apa Raven-kun?" Tanya Koharu
"Aku merasa familiar pada orang itu, apa kita pernah melihatnya Koharu?" Balas Raven yang kemudian menunjuk sosok yang dia perhatikan.
Koharu pun melihat sosok yang dilihat Raven dan dia pun terkejut saat menyadari siapa orang itu sebenarnya.
"Eh!!!"
"Ada apa, Koharu?"
"Dia itu Kirito-san, sosok yang menyelamatkan kita di Labyrinth saat itu."
"Kalau begitu ayo kita hampiri mereka berdua. Aku ingin mengucapkan terima kasih pada Kirito-san."
"Ayo kalau begitu."
Saat mereka berdua mendekati mereka berdua, entah kenapa reaksi mereka berubah menjadi panik dan ketakutan dan dia pun bertanya pada sosok yang Kirito panggil Klein "Ano, apa ada yang salah? Kenapa kalian berdua terlihat panik?"
"Aku tidak bisa menemukan tombol log out."
"Apa yang kau katakan? Tombol log out ada tepat disini." Ucap Raven yang membuka menu miliknya tapi tombol log out tidak terlihat sama sekali 'A-Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?'
"Kau tidak apa-apa Raven-kun?" Tanya Koharu yang terlihat khawatir pada Raven.
"Dia benar, Koharu. Tidak ada tombol log out di menu." Jawab Raven dan itu membuat Koharu terkejut. Dia pun juga turut mengeceknya tapi malah menemukan hal yang sama seperti Klein dan Raven temukan. Raven kemudian mengepalkan tangannya dengan emosi dan membatin 'Sebenarnya apa yang terjadi? Maaf imouto, sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku hari ini.'
Kemudian pemuda bernama Kirito itu pun berkata "Tenanglah kalian semua. Ini mungkin sebuah bug. Ini biasa terjadi pada hari pertama perilisan sebuah game."
"Apa tidak ada cara lain untuk log out dari game?" Tanya Raven yang sudah mulai terlihat emosi atas apa yang dialami mereka "Aku ada janji dengan adikku untuk mengantarkannya ke toko buku."
Kali ini Kirito mengeluarkan ekspresi sedih saat menatap Raven "Sayangnya tidak ada cara lain selain log out dari menu."
Kirito kemudian melihat Klein dan berkata "Klein, apa kau sudah menghubungi GM?"
"Sudah, tapi tidak ada respon." Balas Klein yang juga sudah sama kesalnya seperti Raven karena dia juga memesan Pizza di rumahnya.
"Apa kita bisa keluar dari game ini jika ada yang melepas Nerve Gear dari kepala kita?" Tanya Koharu.
"Itu mungkin saja tapi aku tinggal sendiri." Jawab Klein dan kemudian dia menatap Raven, Koharu dan Kirito "Kalau kalian bertiga?"
"Aku hanya tinggal berdua dengan ibuku." Jawab Koharu yang mengeluarkan ekspresi sedih yang Raven tahu kalau Koharu sedang memikirkan ibunya.
"Aku tinggal dengan ibu dan adik perempuanku. / Kalau aku tinggal dengan kedua orang tuaku dan adik perempuanku dan adik laki-lakiku yang masih bayi." Jawab Kirito dan Raven dan kemudian wajah Klein pun mendekat ke mereka berdua.
"A-Ada apa?"
"Berapa umur adik kalian berdua?"
Alis dari Kirito pun agak berkedut mendengar pertanyaan Klein dan dia pun berkata "Hmm, percuma Klein. Adikku itu anggota di klub keluarga dan membenci video game."
"Dan kalau kau Raven?"
"Dia itu agak pemalu dan penyendiri dan dia juga tidak suka video game sama seperti adik Kirito-san. Dia lebih suka membaca novel atau menulis." Jawab Raven dan kemudian dia melanjutkan "Intinya adalah, adik kami tidak ada hubungannya dengan kita seorang gamer."
Kirito pun menggangguk setelah mendengarkan perkataan Raven tapi Klein malah berkata "Itu tidak masalah, ugh..."
Perkataan dia harus terhenti setelah selangkangannya terkena dua tendangan dari Kirito dan Raven. Koharu pun menahan diri untuk mentertawakan Klein yang masih menjerit kesakitan karena tendangan Raven dan Kirito sedangkan Raven pun menatapnya dengan tatapan mengejek "Ayolah... Itu tidak sakit, kau tahu."
"Ah, iya. Aku lupa." Balas Klein yang kemudian berdiri.
Kirito yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya akan hal itu dan kemudian dia menatap Raven "Bukankah ini aneh?"
"Ya, aku tahu." Balas Raven dan kemudian dia melanjutkan "Entah kenapa aku merasa kalau ini bukan bug. Tapi kalau ini bukan bug, ini bisa membahayakan reputasi Sword Art Online sebagai game VRMMORPG pertamadi dunia. Lagipula bukannya seharusnya GM disini bisa mengeluarkan semua player di game ini jika terjadi sebuah bug seperti ini."
"Kau ada benarnya, Raven." Balas Kirito dan kemudian dia melanjutkan "Tapi anehnya tidak ada pemberitahuan apapun tentang hal ini."
Ding
Ding
Ding
"Ada apa ini!!!?" Teriak Klein dan Kirito yang terselimuti cahaya berwarna biru dan kemudian mereka berdua menghilang seolah-olah mereka tidak pernah ada disana.
"Raven-kun..."
Melihat partnernya yang terlihat ketakutan... Raven pun menggenggam tangan Koharu dan nasib mereka berdua pun sama seperti Kirito dan Klein yang menghilang setelah cahaya biru menyelimuti mereka berdua.
Raven dan Koharu pun muncul di sebuah tempat dimana semua player terkumpul menjadi satu bahkan Kirito dan Klein juga ada di dekat mereka saat ini. Melihat tempat itu secara keseluruhan, Raven pun akhirnya menyadari dimana mereka saat ini "Apa kita sekarang berada di Town of Beginning?"
"Iya..." Jawab Kirito dengan nada serius dan dia pun melanjutkan "Ada seseorang yang melakukan Forced Teleport pada kita berdua."
"Tapi siapa? Apakah GM dari game ini?"
"Aku kurang tahu Raven-san."
"Tch..."
Raven pun melihat semua pemain terlihat tidak senang atas apa yang mereka alami bahkan ada yang mengutuk Game Master dari game ini untuk cepat keluar tapi Raven tidak bisa menyalahkan mereka semua. Mereka semua pasti mempunyai sebuah urusan di Real Life seperti dia yang ingin mengantarkan adiknya ke toko buku dan Klein yang menunggu pesanan Pizza miliknya datang.
Kemudian muncul sosok bertudung yang muncul di hadapan para pemain Sword Art Online yang Kirito dan Raven yakini sebagai Game Master dari Sword Art Online.
[Semua pemain, selamat datang di duniaku]
"Apa dia GM dari game ini, Raven-kun?"
"Sepertinya begitu, Koharu."
[Namaku adalah Kayaba Akihiko. Mulai sekarang, akulah sosok satu-satunya yang bisa menguasai dunia ini.]
Semua orang pun menegang mendengar informasi itu. Siapa yang tidak kenal dengan dengan Kayaba Akihiko? Dia adalah direktur pengembangan dari game Sword Art Online da bahkan dia juga merupakan perancang dari Nerve Gear. Sahabat Raven di dunia nyata, Kazuto Kirigaya sangat respect pada beliau sampai-sampai dia selalu membeli majalah yang mempunyai berita tentang dirinya dan bahkan selalu menonton semua acara pertemuan pers yang dia hadiri. Sebenarnya apa hubungannya antara Kayaba dan hal yang terjadi di game ini saat ini? Itulah yang ada di pikiran Raven dan pemuda berambut hitam di sebelahnya.
[Kalian semua mungkin sudah menyadari tentang hilangnya fitur Log Out dari menu utama kalian. Mungkin kalian berpikiran kalau ini adalah sebuah bug tapi ini bukanlah sebuah bug, melainkan sebuah sistem dari game ini.]
Mendengar itu banyak yang terkejut seperti Raven, Koharu, Kirito dan Klein. Klein pun kemudian berkata dengan nada pelan "Ba-Bagian dari sistem..."
'Dia pasti bercanda!!!' Batin Raven yang melihat Kayaba dengan tatapan panik.
[Sampai kalian semua sampai ke lantai paling atas dari istana ini... Kalian tidak bisa log out dengan keinginan kalian sendiri.]
'Dia gila!!!' Batin Raven yang sudah menatap tajam Kayaba seperti para pemain yang terkumpul di Town of Beginning dan kemudian dia teringat sesuatu 'Aku tidak perlu khawatir. Pasti mama dan Iriana akan melepaskan Nerve Gear ini dan aku bisa keluar dari game ini.'
[Dan juga gangguan dan pembongkaran Nerve Gear dari luar dilarang keras. Jika hal itu dilakukan...]
Kayaba pun memotong perkataannya, membuat seluruh Town of Beginning menjadi hening seketika dan kemudian Kayaba pun membuka mulutnya kembali
[Sinyal sensor di Nerve Gear kalian akan memancarkan getaran elektrik yang cukup kuat dan akan menghancurkan otak kalian dan menghentikan fungsi-fungsi dasar saraf kalian.]
Dengan kata lain, seorang yang Nerve Gear-nya dicabut atau dimatikan akan mati baik di dunia game ini dan di dunia nyata. Dan itu membuat tubuh Raven menegang dan membatin 'Apa ini sebabnya mama dan Iriana tidak mencabut Nerve Gear dari kepalaku? Apa Kayaba sudah memperingatkan mereka?'
Klein pun mulai tertawa dan membuat Raven, Kirito dan Koharu menatapnya. Dia pun kemudian menatap Kirito dan berkata "Hahaha, apa yang dia katakan? Apa dia gila? Ini cuma game... Menghancurkan otak kita. Bagaimana caranya dia melakukan itu, iya kan Kirito?"
Raven pun kemudian menatap Kirito yang terlihat setuju akan perkataan Klein tapi Raven juga menyadari kalau Kirito agak ragu juga akan jawabannya sendiri "Sebenarnya itu mungkin saja. Tapi sepertinya dia hanya menggertak saja. Karena jika kita melepaskan kabel pada Nerve Gear, tidak mungkin benda itu bisa memancarkan gelombang elektromagnetik sekuat itu. Kecuali jika Nerve Gear mempunyai kapasitas baterai dengan daya yang cukup besar di dalamnya."
Klein pun menyadari sesuatu dan berkata dengan ekpresi kosong "Memang ada. Tiga puluh persen berat Nerve Gear ada di baterai. Tapi, itu gila!!! Bagaimana jika ada pemadaman listrik mendadak atau sesuatu?"
[Untuk lebih jelasnya lagi... Pemutusan dari sumber listrik luar selama sepuluh menit, terputus dari sistem selama lebih dari dua jam, atau segala upaya untuk membuka, membongkar, atau menghancurkan Nerve Gear. Jika salah satu dari kondisi ini terpenuhi, maka proses kehancuran otak kalian akan dimulai. Kondisi ini telah diketahui pemerintah dan publik melalui media massa di dunia luar. Tapi ada beberapa kasus di mana kerabat atau teman-teman para pemain lain telah mengabaikan peringatan kami dan mencoba melepas Nerve Gear secara paksa. Dan hasilnya...]
Kayaba pun mengambil nafas sejenak dan melanjutkan
[Sayangnya 213 pemain telah keluar dari game ini dan dunia nyata, selamanya.]
Terdengarlah jeritan dari beberapa orang setelah mendengar kabar ini. Raven yang melihat itu tidak kaget akan hal itu mengingat 200 orang bukanlah korban yang sedikit bahkan rasa takut juga menggerogoti tubuhnya tapi melihat Koharu yang memegang tangannya dengan erat dengan ekspresi ketakutan... Raven pun menggenggam tangan Koharu dan dia pun membatin 'Tidak... Aku tidak boleh seperti ini. Aku harus kuat, demi Koharu dan keluargaku. Papa, mama, Iriana, Levi, dan juga kau Koharu... Aku janji kalau aku tidak akan menyerah secepat ini.'
"Aku tidak percaya... Aku tidak percaya akan hal ini..." Ucap Klein yang terduduk di tanah, dengan suara tegang. "Dia hanya mencoba menakuti kita. Bagaimana dia bisaelakukan hal seperti itu? Berhentilah bercanda dan biarkan kami keluar. Kami tidak punya waktu untuk ikut serta dalam upacara pembukaan mu yang sakit. Ya... Ini semua hanya acara pembukaan saja, kan? "
[Para pemain, tidak perlu khawatir tentang tubuh yang Anda tinggalkan di dunia nyata. Pada saat ini, semua TV, radio, dan media Internet berulang kali melaporkan situasi ini fakta bahwa ada banyak kematian yang terjadi karena beberapa orang yang menghiraukan peringatan jadi kami. Karena itu bahaya untuk melepas Nerve Gear kalian sudah hilang. Sebentar lagi dengan menggunakan dua jam yang saya sediakan. Kalian semua akan diangkut ke rumah sakit atau lembaga serupa dan diberikan perawatan terbaik. Jadi kalian bisa santai dan berkonsentrasi menyelesaikan permainan ini.]
"Apa yang kau katakan?" Ucap Kirito yang Raven lihat telah tersulut emosi akan apa yang dikatakan Kayaba "Kau ingin kami menyelesaikan game dengan situasi seperti ini. Apa kau gila?"
Kayaba yang mendengar teriakan dan hinaan dari Kirito tetap tenang dan melanjutkan [Tapi saya meminta pada kalian semua untuk memahami bahwa game Sword Art Online ini bukan lagi permainan sederhana lagi. Ini adalah realitas kedua ... Mulai sekarang, segala bentuk kebangkitan dalam permainan tidak akan lagi berfungsi. Saat Hit Point anda mencapai 0, avatar anda akan hilang selamanya. Dan pada saat yang sama otak kalian akan dihancurkan oleh Nerve Gear.]
Raven yang mendengar itu bersamaan dengan semua pemain yang berada di Town of Beginning pun terkejut serta melebarkan tatapan matanya. Saat Beta, dia tidak bisa menghitung berapa kali dia dan Koharu mati di dalam Beta dan kemudian dihidupkan kembali di Black Iron Palace. Kemudian dia melihat kursor HP di menu miliknya dan dia pun membatin 'Jadi Hit Points-ku dan yang lain merupakan life force kami di game ini. Jika habis maka... Aku akan mati. Chikuso!!! Aku tahu aku harus kuat demi Koharu dan keluargaku tapi tetap saja tangan dan kakiku serasa bergetar mendengar kabar ini. Apa aku dan Koharu bisa keluar dari game ini dan bertemu kembali dengan keluarga kami? Papa, mama, Iriana, Levi... Berikan aku dan Koharu kekuatan untuk menyelesaikan game ini.'
"Tidak mungkin..." Gumam Kirito dengan lemah. Sama seperti Raven dan Koharu... Dia juga beberapa kali mati di Beta dan dihidupkan kembali di Black Iron Palace tapi kali ini jika dia mati maka dia akan mati 'Kenapa bisa terjadi hal seperti ini!!! Apa yang sebenarnya Kayaba inginkan... Okaa-san, Sugu...'
[Pemain... Hanya ada satu cara untuk keluar dari game ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya... Bahwa kalian harus mencapai puncak Aincrad yaitu lantai seratus dan mengalahkan bos terakhir yang ada di sana. Semua pemain yang masih hidup pada saat itu akan segera keluar dari game secara otomatis. Kalian bisa mempercayai kata-kata saya.]
'Jadi itu yang dia maksud istana. Yang dia maksud adalah Aincard seluruh keseluruhan.' Batin Kirito dan juga Raven.
"Tapi bagaimana bisa kita melakukan hal itu, huh?" Ucap Klein yang kemudian berkata "Bahkan orang yang beruntung bisa bermain di Beta belum pernah sejauh itu!!!"
Raven, Koharu dan Kirito setuju akan hal yang dikatakan Klein itu. Raven sendiri dan Koharu hanya bisa mencapai lantai 5, itu pun sudah susah payah mengingat di lantai 4 dia kesusahan bersama Koharu dan dia pun ditolong oleh Kirito. Sedangkan Kirito sendiri hanya sampai di lantai 6.
"Kau ada benarnya Klein tapi kita ikuti saja permainan dia."
"Raven... / Raven-kun..."
"Aku tahu kau takut Klein tapi aku, Koharu, Kirito dan pemain game ini yang lain juga sama takutnya denganmu." Ucap Raven dengan tenang meskipun dia harus melawan ketakutannya sendiri dengan melihat bayangan dirinya sendiri mati saat di field "Tapi kalau kita terus seperti ini. Kita tidak akan keluar dari sini dan bertemu dengan keluarga kita lagi. Aku tidak tahu dengan kalian bertiga tapi aku merindukan makanan buatan ibuku dan pergi menghabiskan waktu bersama adik perempuanku."
"Aku setuju denganmu, Raven." Balas Kirito yang juga memikirkan hal yang sama dengan Raven. Walaupun Kirito kecewa akan fakta yang dia ketahui tentang keluarganya tapi tetap saja dia masih menyayangi mereka berdua 'Okaa-san, Sugu...'
[Sebelum kalian memulai petualangan kalian di game ini... Aku akan memberikan sesuatu pada kalian, anggap saja sebuah hadiah. Silahkan cek di inventory kalian.]
Raven dan player yang lain pun memeriksa inventory mereka dan mendapatkan sebuah item berbentuk kaca bernama [Hand Mirror] dan mereka pun memencet nama item itu dan menekan tombol "Make Into Object". Setelah itu ada efek suara gemerincing dan sebuah cermin kecil persegi panjang muncul.
Raven pun memegang cermin itu dengan ragu-ragu tetapi tidak ada yang terjadi. Semua yang ditunjukkannya adalah wajah avatar karakternya sendiri. Dis pun kemudian melihat Klein dan Kirito dan tiba-tiba saja tubuh avatar Klein dan Kirito sekaligus Koharu diliputi sebuah cahaya putih. Raven juga mengalami hal yang sama tapi setelah cahaya putih itu menghilang, mata dia pun membulat sempurna saat melihat avatar Kirito tidaklah sama seperti yang dia dan Koharu lihat setelah pertemuan mereka dan Kirito di lantai 4 meskipun Kirito sendiri tidak menyadarinya melainkan sosok yang sangat dia kenal. Yaitu sahabatnya yang sekolah di tempat yang sama, duduk di bangku yang bersebelahan bahkan selalu bermain game bersama.
"K-Kaz..."
Kirito yang merasa dipanggil pun melihat Raven dan dia pun juga terkejut melihat sosok avatar Raven yang mengingatkannya pada sahabatnya di sekolahnya.
"R-Ryuta..."
Raven dan juga Kirito tidak memperdulikan teriakan para pemain lain terutama pemain dengan avatar wanita yang ternyata adalah seorang pria dan hanya bisa menunjuk satu sama lain "A-Apa yang sebenarnya terjadi!!!"
[Aku bisa menjawab pertanyaan itu.] Ucap Kayaba yang seperti mendengar teriakan Raven dan Kirito [Ada sensor sinyal kepadatan tinggi di Nerve Gear yang menutupi seluruh kepala kalian. Jadi tidak hanya bisa mengetahui bagaimana kinerja otak kalian, tetapi juga wajah kalian...]
"R-Ryuta, apa itu kau?"
Raven kemudian melihat Koharu yang sedari tadi tangannya dia genggam tapi sosok Koharu yang dia lihat tidaklah sama dengan Koharu yang tidak tahu selama ini melainkan wanita berambut hitam panjang sepinggang. Awalnya, dia tidak mengetahui siapa sebenarnya sosok itu tapi kemudian dia teringat sesuatu dan berkata "Li-Lisa..."
Raven tidak percaya ini... Koharu yang sudah menjadi partnernya selama Beta selama ini ternyata adalah sosok temannya semasa kecil yang selalu mengisi hatinya sejak kecil dan dia saat ini terjebak dengannya dalam game kematian ini.
[Kalian semua kemungkinan besar mungkin akan bertanya-tanya mengapa saya yang merupakan pencipta Nerve Gear dan Sword Art Online, melakukan sesuatu seperti ini? Apakah ini semacam serangan teroris? Apakah dia melakukan ini untuk meminta tebusan pada keluraga kita?] Ucap Kayaba yang seperti mengerti isi pikiran para pemain disana dan kemudian dia melanjutkan [Ini bukan alasan mengapa saya melakukan ini. Bukan hanya itu... Tetapi bagi saya, tidak ada lagi alasan atau tujuan dalam melakukan ini. Alasannya adalah karena situasi ini sendiri adalah tujuanku melakukan ini. Untuk membuat dan menonton dunia ini adalah satu-satunya alasan aku membuat Nerve Gear dan Sword Art Online. Dan sekarang, semuanya telah terwujud.]
Kemudian dia pun menatap seluruh pemain sebelum berkata [Sekarang, saya telah menyelesaikan tutorial resmi untuk Sword Art Online. Para pemain, saya ucapkan semoga beruntung. Kalau begitu, saya permisi.]
Dia pun menghilang begitu saja membuat gemuruh para pemain disana yang memintanya segera mengeluarkannya dari game terkutuk itu. Kirito yang melihat itu pun menatap Klein dan Raven dan dia pun berkata dengan serius.
"Dengarkan aku baik-baik. Aku akan keluar dari kota ini dan menuju ke desa berikutnya. Ikutlah bersamaku." Ucap Kirito. Kemudian dia menghela nafas sejenak dan berkata "Jika apa yang dia katakan itu benar, untuk bertahan hidup di dunia ini kita harus memperkuat diri kita sendiri. Kau sendiri tahu bahwa MMORPG adalah pertempuran untuk perebutan sumber daya di antara para pemain. Hanya orang-orang yang dapat memperoleh uang dan pengalaman terbanyak yang bisa menjadi lebih kuat ... Orang-orang yang telah menyadari ini akan memburu semua monster di sekitar Town of Beginning. Kau harus menunggu selamanya untuk monster untuk respawn. Pergi ke desa berikutnya sekarang akan lebih baik. Aku tahu jalan dan semua titik berbahaya untuk ke desa berikutnya sehingga saya bisa sampai di sana, bahkan jika saya hanya level satu."
"Maaf Kirito, tapi aku tidak bisa." Balas Klein dan kemudian dia melanjutkan "Kau tahu... Aku sudah menunggu game ini selama bertahun-tahun dengan teman-temanku untuk membeli game ini. Mereka pasti sudah mulai masuk ke dalam game dan sudah berada di Plaza saat ini. Aku tidak bisa pergi tanpa mereka.
Kemudian Klein tersenyum dan berkata "Lagipula aku tidak bisa terus bergantung padamu, Kirito. Aku adalah Guildmaster di game yang biasa aku mainkan. Jadi aku akan baik-baik saja. Aku akan menggunakan semua yang kau ajarkan padaku sampai sekarang. Dan... mungkin ada kesempatan kalau ini hanyalah gurauan saja dan kami akan bisa keluar dari game ini. Jadi jangan khawatir pada kami dan pergilah ke desa secepatnya, Kirito."
Setelah itu, Kirito pun menatap sahabatnya itu dan berkata "Bagaimana denganmu, Ryuta?"
"Maaf, tapi aku tidak bisa ikut denganmu Kaz."
"Tapi kenapa?" Tanya Kirito.
"Aku harus bersama dengan dia." Jawab Raven yang kemudian menggenggam tangan Koharu.
"Tapi field di sini sebentar lagi akan dikerumuni oleh pemain lain, kau tidak akan punya kesempatan untuk leveling Ryuta." Ucap Kirito dengan nada menahan marah sambil menunjuk Koharu "Apa dia lebih penting daripada nyawamu?"
Raven pun kemudian membalas dengan mantap "Ya. Dia lebih penting daripada nyawaku sendiri."
Kirito pun terlihat kecewa akan pilihan Raven dan Raven pun berkata "Aku tahu kau kecewa akan pilihanku, Kaz. Tapi jangan khawatir... Kami akan menyusulmu di desa berikutnya."
Kirito pun langsung pergi dari hadapan Raven, Klein dan Koharu. Raven yang melihat Kirito pun memanggilnya "Kaz!!!"
Kirito pun menoleh padanya dan Raven pun berkata "Tetaplah hidup!!!"
"Kau bisa percayakan padaku."
Melihat semua pemain pergi, Raven pun melihat Koharu dan dia pun berkata "Ayo kita pergi, Lis..."
"Ayo, Ryuta-kun..."
-To Be Continued-
AN: Chapter 1 is done. Selamat datang di fic ini. Fic baru ane ini terinspirasi dari game android dengan nama yang sama. Fic ini akan mengikuti alur SAO dengan beberapa twist seperti di game seperti Diavel yang masih hidup saat melawan Illfang the Kobold Lord karena dia diselamatkan oleh protagonist. Buat yang bertanya kenapa Kirito, Raven dan Koharu memanggil nama asli mereka bukan ID itu karena Kirito mengenal Raven dan Raven mengenal Kirito dan Koharu sedangkan Koharu mengenal Raven karena dia merupakan teman masa kecil Raven. Buat Raven ane mempunyai special skill sama seperti Kirito tapi apa jenisnya belum akan saya beritahu. Sampai jumpa di chapter depan.
-The World Arcana-
