A/n : Akhirnya Author niat juga mgebuat fict ini setelah beberapa hari. Asalnya udah brainstorming dari akhir Februari, tapi entah kenapa belum juga dituangkan. Karena itulah, dengan senang hati Author buat nih Fict. Kalau pepatah berkata 'gajah mati meninggalkan gading,' kata Author sih, 'Fanfict hidup tinggalkan review.' Artinya sangat diharuskan untuk review!
Title :My Jewel My Soul
Summary: In order to give his Spriterville Family a 'realize,' Racchi must break some stone that called 'Gems of Spirit Soul.' But, it wasn't his family 'realize,' it was hidden Racchi's Dark Memories!
Rating : T aja lah
Genre : Fantasy, Romance, Friendship, Hurt & Comfort
Warning : Ocs, Racchi's POV, POV may change, typo maybe, SPOILER OF COURSE
My Jewel My Soul
A Rune Factory 4 Fanfiction
-Prologue-
"Untuk apa aku melakukan hal seperti ini, Penguasa?"
"Setidaknya mengembalikan kesadaran kami. Banyak kontak kejahatan yang tetap menginginkan Gems of Spirit kita. Untuk itu, kau harus melakukannya."
"Kenapa harus aku yang melakukannya?"
"Karena kamu yang hanya hidup di dunia itu. Sekarang kembalilah."
Chapter I. World of Inner Peace
Haaaah, tugas dari Penguasa.
Biasanya tugas yang kuterima relatif mudah, tapi sekarang kok malah nggak masuk akal.
Katanya, aku harus menghancurkan bongkahan Gems of Spirit dengan tujuan mengembalikan kesadaran keluarga Spriterville, nama keluarga yang hanya boleh menggunakan kekuatan Gems of Spirit.
Tapi, mau apalagi, aku memang sudah sembuh dari butaku dulu, dan jika ini tugas dari penguasa, ini berarti tugas yang sangat penting, dan ada kaitannya denganku.
Tapi... Arggh... Bagaimana aku memulainya?!
"Permisi..." Kata seseorang di depan pintu.
"Silahkan masuk." Jawabku.
"Permisi..."
"SILAHKAN MASUK!"
"BIASA AJA!" Dan akhirnya orang itu masuk.
"Hai Racchi." Kata... Lest.
"Hai Lest. Ada apa ke sini?"
"Cuma mau main."
"Ada boneka di ruang depan."
Hening.
"Emh... Berkunjung lah..." Kata Lest duduk di kasurku.
"Nggak seperti biasanya."
"Kita kan best friend bro, bro fist, bro." Katanya mengalay. Aku menyanggupi.
"Kenapa tiba-tiba ngomongnya gitu, Lest?"
"Nggak napa-napa." Kata Lest tenang. Lalu dia membuka mulut. "Hoi Racchi, kukira kamu mengetahui tentang bongkahan Amethyst yang ada di Yokmir Forest."
"Yokmir Forest?"
"CALIFORNIA."
Hening.
"Ada apa dengan Yokmir Forest?" Tanyaku heran. Nggak biasanya.
"Ada bongkahan Amethyst yang dibalut rantai. Terus di dalamnya ada jasad hasil mutilasi."
"Hah?"
"Terus, Amethyst itu sepertinya memiliki kekuatan. Kekuatan yang bisa memojokkan jiwa seseorang."
Di bagian ini, aku berpikir, apa ini maksud Penguasa, bongkahan permata yang harus ku... Aduh, aku bahkan tak tahu harus diapakan.
"Tapi sayangnya, sedikit aku memasuki kawasannya, muncul monster-monster penjaga." Lanjut Lest.
"Oke, aku menanggapi informasinya. Aku tidak bisa mengurusnya sekarang, aku ada rencana."
"Ngapain? Pacaran?"
"Itu mah kerjaan kamu, Lest."
"Hmmmmh..." Lest bernafas dengan berat. "Kalau gitu aku kepingin pulang dulu, ya. Dah, Racchi."
"Iya, yang jauh ya."
Setelah Lest pergi dari rumahku, sebenarnya aku nggak ada rencana, tapi dilanda kebosanan yang menghantui ini, aku nggak bisa diem di sini terus. Makanya, aku pergilah keluar. Nggak ada festival apa-apa untuk 8 hari ke depan memang sangat membosankan. Mau main, Kiel-nya nggak bisa, mau ke Porcoline, aku nggak laper, mau modus, males pula. Nggak ada yang bisa dilakukan.
Kayak yang nggak ada kerjaan, aku main ke Leon Karnak. Setidaknya berantem bisa membuat hati lebih tenang (Ini orang bener-bener psikopat deh?!). Tak kusangka, level-ku jadi naik.
Mataku terpaku oleh sesuatu di sana, terlihat seperti lembaran kertas, dan aku mengambilnya... Dari Penguasa? Ini dari Penguasa?
Di sana tertulis, kalau Amethyst yang Lest laporkan itu, salah satu dari kesadaran yang dia katakan sebelumnya. Dan dia bilang juga, kalau itu merupakan segel dari kesadaran yang dia katakan itu, dengan kata lain, aku harus menghancurkannya. Terdengar seru di telingaku.
Di perjalanan pulang, aku memang tidak berniat untuk melihat keadaan segelnya, karena hari sudah mulai sore dan aku juga lagi nggak mau ke Yokmir Forest gara-gara waktu itu aku dipatok ayam nyasar.
Di rumah, aku tidak bisa melakukan ha-hal yang lain, aku ingin bersiap-siap tidur saja, karena kemarin juga kurang tidur. Setelah hampir terlelap, datang suara mengerikan dari luar.
"Permisi... Racchi!"
"Mmmmh... Masuk...!" Kataku dengan nada super tingginya Watanabe Mayu. Lah, kok tiba-tiba jadi AKB48.
"Racchi! Ada berita penting!"
Aku masih agak tidak terjaga, dan aku belum lihat siapa yang ada di depanku itu, dan setelah aku terjaga...
"! Dolce! Haduh..."
"Kenapa?"
"Kukira siapa. Kaget tauk." Kataku menenangkan diri. "Oh iya. Berita apaan?"
"Yokmir Forest. Ada sesuatu di sana."
"Oh, bongkahan permata Amethyst itu ya?"
"Iya. Bagaimana kau tahu?"
"Tahu dari Lest." Jawabku. "Tapi, kedengarannya heboh. Ada apa kali ini?"
"Permatanya. Mengeluarkan kata-kata bercahaya, 'Racchi... Racchi... Tolong...'"
Mendengar perkataan tersebut, aku kaget dan mendapati diri kalau aku benar-benar dibutuhkan. Tapi, hari mulai malam. Apa tidak apa-apa jika aku membiarkan hal ini untuk satu malam saja?
"Dolce, untuk malam ini, aku tidak akan pergi ke sana. Pagi aja, datang lagi ke sini." Jawabku sambil mulai berbaring.
"Oh, oke. Kalau begitu sampai jumpa dan selamat malam, ya."
"Iya... Oyasuminasaaai..." Kataku pelan, dan aku langsung terlelap.
(Lest's POV)
Karena penasaran... Aku kepingin lihat keadaan bongkahan segel yang kulihat tadi, dan kini aku sudah sampai di depannya. Agak tumben soalnya tidak ada penjaga seperti yang tadi aku lihat. Dan...
"Ra... Cchi... Apa maksudnya ini? Apa bongkahan segel Amethyst ini ada kaitannya dengan Racchi?"
Aku masih memeriksa keadaan segel itu, dan sesekali merabanya. Semakin lama, aku merasakan banyak tulisan di dalam segel itu, bertuliskan 'Racchi Racchi Tolong' dan potongan tubuh hasil mutilasi itu...
"...Huh?"
Cring!
(Racchi's POV, at Morning)
"Huaaaahm."
Setelah stretching sebentar, aku melakukan hal yang biasa kulakukan setelah bangun. Sarapan lah. Apalah. Hingga aku ingat kalau aku ingin memeriksa keadaan segel Amethyst itu. Sehingga aku secepat mungkin pergi, dan membuka pintu dan...
"Hah.." Responku pelan ketika di depan pintu sudah ada yang menunggu.
"Gawat, Racchi!" Kata Dolce dengan penuh kekhawatiran.
"Lest-san menghilang!" Teriak Pico tiba-tiba. Jika dipikir-pikir, Pico dari tadi nggak kebagian peran, jadilah di sini dikasihlah sedikit.
"Menghilang? Nggak biasanya." Gumamku.
"Memang nggak biasanya!" Sambung Pico lagi.
"Mungkin dia penasaran dengan bongkahan Amethyst yang dia ceritakan kemarin. Ayo kita periksa! Tapi, errr... Tepatnya di mana?"
"Tepat sebelum kita datang ke kawasan Ambromesia!" Kata Dolce semangat.
Kami tergopoh-gopoh pergi ke tempat yang disebutkan Dolce tadi, dan sebelum sampai ke Yokmir Forest, kami berpapasan dengan Frey.
"Hai Frey.." Sapa Dolce pelan.
"Oh, kalian! Kalian ke sini untuk mencari Lest?"
"Bukan cuma itu!"
"Bukan cuma itu?"
"Uh, ikutlah!"
Karena lama, akhirnya kami menyeret Frey untuk ikut. Di perjalanan memang masih ada monster sebagaimana aslinya. Dan, di tempat yang disebutkan Dolce... Aku lihat bongkahan segel Amethyst yang cukup besar, dari kejauhan. Ketika aku mendekatinya, para monster berdatangan.
"Ah... Monster!" Teriak Pico.
"Bisakah kita mengurus semua ini?" Tanya Frey.
"Ayo lakukan!" Kataku dengan nada terburu-buru.
Monsternya memang bukan tandingan, tapi yang menjadi penghalang berikutnya agak rumit. Munculah kata-kata yang memutar otak, 'The Amethyst represent inner peace, that could safe you from any foes that always disturb you.'
"Apaan nih..." Gumam Frey, polos.
"Setidaknya kita harus tenang." Kata Dolce, pinter.
"Begitu, ya... Kita coba." Gumamku yang memang sependapat dengan Dolce. Kami semua menenangkan diri, sampai Pico teriak ada kelabang lewat.
Kita mencoba untuk kedua kalinya, dan kali ini berhasil. Kita bisa lewat, kukira tampang kita semua akan riang-riang, tetapi malah memasang tampang ketakutan.
"Astaga, Lest..." Kataku pelan, ketika melihat Lest... Diikat rantai hitam... Dari kegelapan Abyss?
"Aish, kamu kenapa, Lest?" Tanya Frey setelah melihat Lest yang terentang oleh rantai hitam itu.
"Entahlah, aku ditarik rantai ini, lalu terentang begini..." Jawabnya pelan.
"Kenapa kamu bisa seperti ini?" Tanyaku. Lalu Lest menunjuk kepada bongkahan segel Amethyst itu yang dia ceritakan kepadaku.
Aku sedikit kaget melihatnya, dan baru sadar, inilah kekuatan milik Zone, dan inilah segel dari kesadaran Zone... Begitu, kan, Penguasa?
"Hey, kamu bisa bantu aku melepaskan diri dari rantai ini?" Kata Lest yang sepertinya masih terlihat murung diikat rantai itu.
"Itu tidak perlu, Lest." Jawabku santai.
Sontak, tiba-tiba aku bisa mendengar dari Amethyst itu, namun, kedengarannya seperti... Ah, aku tidak bisa ingat, tapi entah kenapa, sangat membuat dadaku sesak... Apakah... Sesuatu akan datang kepadaku?
Tolong Racchi, ayo hancurkan saja segel ini, ayo Racchi...
"Diam... Diam, aku nggak mau mendengar kamu merengek seperti ini... Diamlah..!" Tiba-tiba aku berbicara sendiri, dan Lest, Frey, Dolce, Pico memandangku aneh.
Tolong Racchi... Ayo... Hancurkan segelnya...
"Diamlah..."
Supaya kamu bisa melepas semua beban yang kau terima...
"Aku bilang diamlah...!"
Dan mengingat siapa aku ini...
"Kubilang diam! Aku tidak ingin mengingatmu lagi... Karena kau pasti..."
Ayo Racch-
PRANG!
"..?" Pico kebingungan.
"Huh?! Kenapa terjadi gempa bumi seperti ini? Ah..." Kata Lest yang baru terlepas dari rantai yang mengikatnya.
"Racchi! Ada apa?" Teriak Dolce.
"Dolce..." Kataku sambil melihat lenganku sendiri. "Jangan pernah buat aku ingat segalanya..."
"Ada apa?! Apa yang terjadi padamu?!" Kata Dolce dengan nada membentak.
"...Aku nggak mau aku hancur.."
To Be Continued
