Selamat dataang! Silahkan nyamankan diri anda sebelum menerima ke geje-an kami.

Fict ini, adalah fict collab dari Momoka Sha aka Momo, dan LuthRhythm aka Luth/Luthi/Luthay #rebeh. Gak pernah denger nama kami? Cih. Kami memang belum cukup eksis #pundung.

Oke, lanzutt!

Dedicated for the most Lovable one:

SasuSaku

-Under The Same Sky

Rated: T

Warning: OOC, SasuSakuNaru, AU, lebay tingkat tinggi, A/N di tengah fict, dan chapter ini Sasuke belom nongol.

Disclaimer: Naruto is Masashi Kishimoto's. This story, is purely ours.

Summary: Collab with LuthRhythm. A Highschool fict. SasuSakuNaru—CEKIIIIT—mendadak alunan gesekan biola menghilang bagaikan kloset–eh kaset yang sedang di-rewind. Yang terdengar sekarang, "Waktu tamasya ke bina ria, pulang-pulangku berbadan duaaa~"

Got You, Bibeh!

Momoka Sha - LuthRhythm

"..98–"

99–"

100. Naluto, apa aku boleh membuka mataku sekalang?" Seorang gadis cilik berambut pink cerah, Haruno Sakura, kini berisiap untuk membuka telapak tangannya yang sedang ia gunakan untuk menutup matanya. Gadis itu kini diliputi oleh rasa penasaran saat sahabatnya, Naruto, mendadak memintanya untuk menutup matanya. Permainan apa ini?

"Yep. Bukalah Sakura!" Si laki-laki mungil berambut blonde cepak-berantakan kini berdiri di depan Sakura dengan cengiran maut lima jari andalannya. Layaknya anak kecil, ia tidak peduli dengan kaos yang melorot sampai bawah bahunya. Bukan apa-apa, hanya saja sepertinya keluarga Naruto menerapkan sistem 'beli yang kebesaran aja sekalian, biar muat sampe gede' pada Naruto. Hahh... itulah yang selalu terjadi pada author (Momo) saat kecil.

"Uwaaa... apa ini yang ada di kepala Sakula?" Sakura yang cadelnya susah-sembuh-alamak, kini meraba kepalanya. Ia merasa suatu benda ringan tengah bertengger di atas rambut merah mudanya yang ditiup angin sepoi di pagi itu.

Apa itu? Sarang burung? Emm... yaah, mendekati laah. Yang jelas bukan mahkota ratu Inggris atau barang 'wah' sejenisnya. Ini hanya barang muraha–eh sederhana yang dibuat oleh jari-jari mungil anak berumur lima tahun. Tetapi yang membuatnya, Naruto, merasa itu adalah barang terbaik sepanjang masa. 'Meterpes!' katanya. Yang mana maksud dari 'meterpes' anak itu adalah master piece.

"Waaa… cantiknyaa! Bungaaa!" Pekik luapan kebahagiaan Sakula—ehem, ralat—Sakura. Sakura, gadis manis yang kini sedang berbunga hatinya berkat mahkota bunga dari Naruto, kini melepaskan mahkota bunga yang tadinya bertengger dengan manis di puncak kepalanya. Mata hijaunya kini berbinar-binar penuh luapan emosi, dan senyumnya merekah lebar untuk Naruto. Sedangkan Naruto hanya cengengesan saja menatap wajah bahagia Sakura. Ia merasa sangat bahagia karna gadis pujaannya berhasil ia buat tersenyum lebar. Namun, sejurus kemudian, wajah Naruto mendadak serius.

Wajahnya cukup serius untuk ukuran Naruto-kecil. Wajah yang seakan menggambarkan ia harus lari dari boneka Chukie yang telah bersiap melukainya dengan bambu runcing. (Hush hush! Gak usah dibahas! Ntar author (Luth) gak bisa tidur!)

"Sakura, ada yang mau Naruto katakan," Oke. Kalimat Naruto barusan mungkin tidak sesuai dengan umurnya yang sekitar lima tahun lebih tiga bulan tujuh hari. Biasanya kalimat itu digunakan dalam adegan-adegan sinetron atau drama Korea romantis, dimana si cowok seakan ingin mengatakan pada si cewek bahwa hidupnya di ambang kematian, dan akan meninggal lima menit lagi. Tapi, mengingat fict ini bukan fict tragedy-parody melainkan fict romance-humor, maka menjauhlah dari pikiran dramatis-lebe tersebut. Kalau perlu gumamkan kata-kata 'amit-amit jauh-jauh' dengan pose ketok-ketok meja lalu ketok-ketok pala seperti yang dilakukan oleh Ibu Sakura begitu melihat Guy sensei saat Sakura sedang dalam kandungan.

"Ya, Naluto?" Sakura yang kini masih mengembangkan senyum lebar, menatap Naruto penuh makna. Sedangkan Naruto, kini mulai berlutut di depan Sakura dengan wajah serius. Alis dan matanya menatap lembut mata Sakura.

Kini background bunga-bunga warna pink telah bertaburan dan alunan gesekan biola, harpa, dan sexophone kini telah berkumandang indah menggerakkan bunga-bunga pink di sekeliling mereka. Entah dari mana dua hal itu berdatangan.

"Sakura mau nggak jadian sama Naruto?"

—CEKIIIIT—

Mendadak alunan gesekan biola menghilang bagaikan kloset–eh kaset yang sedang di-rewind. Yang terdengar sekarang hanya:

"Waktu tamasya ke bina ria, pulang-pulangku berbadan duaaa~"

Oke. Sangat tidak fit dengan keadaan. Tapi jika anda mem-flashback kejadian yang lalu-lalu, anda pasti akan mengerti.

Flashback

Suatu siang, Naruto tak henti-hentinya bertanya pada ayahnya apa itu arti kata 'main gila'. Pasalnya ia tidak sengaja melihat adegan dalam sinetron yang ditonton ibunya siang itu, kira-kira:

"Beraninya kau main gila dihadapanku, BANG JONIII!" PLAK

Naruto berpikir bahwa main gila pasti adalah sebuah permainan yang mengasyikkan. Sampai ia tahu bahwa main gila adalah permainan yang tidak seru.

Pasalnya, saat ia berteriak di depan rumah Sakura, "Sakuraaa, main gila yuuk!"

Ia langsung disambit sandal oleh Tante Haruno. Oleh sebab itu, Naruto dapat menyimpulkan apa itu 'main gila'.

End of flashback

Dari pengalamannya tersebut, Naruto memutuskan untuk tidak mencoba kata-kata baru di depan orang dewasa. Sangat tidak baik untuk keselamatan jiwa dan raganya. Maka, ia memutuskan untuk 'menggondol' Sakura ke tempat yang cukup sepi dan, ehem-ROMANTIS-ehem, agar ia bebas untuk mengutarakan kata barunya hari ini: JENG JENG: JADIAN. Yeaay!

Ehem. Oke, ia membawa Sakura ke taman bunga di belakang desa yang ia dengar-dengar dari kakek tetangga sebelah adalah tempat yang romantis. Sebodo amat dengan arti kata Romantis –yang ternyata tidak ia mengerti-.

Dan kenapa Naruto mengutarakan kata 'jadian' pada Sakura? Naruto mengajak Sakura jadian karena ia merasa bahwa ia menyukai Sakura.

Yeah right, anak kecil juga bebas jatuh cinta, sodara-sodara!

Baik, kembali ke Naruto dan Sakura di tengah taman.

Naruto masih dalam kondisi berlutut menuggu jawaban Sakura, sedangkan Sakura kini mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya.

"Maaf Naluto," kata Sakura perlahan. Kini Sakura bisa melihat aura kekecewaan dari wajah Naruto.

"Sakula nggak bisa. Kata Mama, Sakula nggak boleh pacalan dulu. Katanya Sakula masih kecil . Lagipula ntal Long Distance Lelationship nggak enak. Aku dengel-dengel gitu dali Bibi Yoko waktu belanja."

WHAT THE– Long Distance apaan tadi? Ya ampun anak kecil jaman sekarang! Kok tau-taunya! Tontonan apa yang mereka lihat? Makanan apa yang diberikan? Gosh!

"Begitu?" gumam Naruto kecewa, "Kalo gitu Naruto jadian sama Sakura waktu Sakura udah gede aja ya? Umur berapa?" Naruto kini mengakhiri posisi berlututnya menjadi bersila. Ia menatap Sakura dengan serius.

"Elmm... kalo 15 tahun aja gimana? Kata Mama, umul segitu Sakula udah boleh pacalan! Hehe." Sakura kini tersenyum lebar, dan dengan senyuman itu, kesedihan Naruto seakan runtuh seketika.

"Oke! Nanti umur 15 tahun Naruto nembak Sakura lagi, terus Sakura jadi pacar Naruto, janji yah?" Naruto kini memasang jari kelingkingnya pada Sakura. Dan Sakura dengan semangat menyambutnya.

"JANJI! Hehe," Sakura tersenyum lebar, dan mereka pun menautkan janji anak-anak mereka pada jari kelingking mungil milik mereka. Tapi ada sesuatu yang mendadak mengganjal di hati Naruto. Tadi Sakura sempat menyinggung tentang Long Distance apaan tadi? Memangnya apa arti kata itu?

"Sakura?" kata Naruto pelan sambil memainkan bunga-bunga di bawahnya.

"Ya, Nalu?"

"Apa itu Long Distance Talaliontip?"

"Long Distance Lelationship, Nalutooo. Katanya Tante Mizuki, altinya hubungan jalak jauh. 'Kan besok Sakula bakal ikut Papa ke Iwagakule, jadi bakal jauh dali Naluto."

"…"

"…"

JEGEEEER!

Naruto tiba-tiba merasakan tubuhnya gosong akibat petir yang tiba-tiba telak menyambarnya. Apa ia tidak salah dengar tadi? Pindah? Berarti Sakura akan pergi darinya?

"TIDAAAAAAAAAAK!"

Prologue: END

TBC

Ehem ehem, permisi semua, kami, Luth dan Momo mohon maaf karena kami menyuguhkan fict yang kurang bermutu. Niatnya sih mau yang bermutu. Tapi apa daya, saya (Luth) gabisa nyetop nge-edit sana sini dan nambahin bagian gejenya karena melihat kegejean momo yang kurang geje(?). Momo, sumpah ya mo, TYPO KAMU BANYAK BANGEEET! #stress.

Untuk bagian 'main gila' itu pure si Momo. Saya gak ngerti. Semoga readers ngerti. Amin(?).

Yooo! Hei, hei disini Momo! Oke kak, MAAF TYPOKU BANYAK BANGEEET! UAAAAA ;_; Tapi untunglah ada kak Luthi yang baik hati mau mengeditkan. Haha :3. Btw, oh ayolaaah pada tau main gila kan? Itu looh selingkuh. Tau kan? Plis tau dong #maksa. *plakplakplak*

OKE! Review to the max, Bibeh! :D