THIS STORY BELONGS TO EXOKISS
I'M JUST A TRANSLATOR
PLEASE DON'T REUPLOAD THIS TRANSLATION ANYWHERE
Title: I'm In Love With My Baby Sitter
Chapter 1: Just a job!
Author: ExoKiss
Translator : ChanBaekOnly
Original story : : / / w w w . story/view/661198/1/i-m-in-love-with-my-baby-sitter-drama-romance-baekhyun-chanyeol-baekyeol-chanbaek (without space)
….Karena ibuku memakasaku!
Semuanya dimulai ketika ibu Baekhyun mengatakan padanya bahwa ia mungkin harus mencari pekerjaan jika dia ingin membayar uang sekolahnya. Baekhyun tidak mau bekerja dan ia juga tidak mau menghabiskan waktu untuk mencari pekerjaan.
Seolah-olah tuhan menjawab doa-doanya, tetangganya kebetulan sedang mencari baby sitter baru untuk kedua anak mereka. Pada umur 17, Baekhyun cukup yakin bahwa dia lumayan pantas untuk menjadi baby sitter. Itu tidak akan sulit untuk menjaga anak perempuan berumur 8 tahun dan lelaki muda berumur 14. Baekhyun tidak tahu persisnya kenapa keluarga ini rela membayar orang asing untuk menjaga anak mereka padahal putra tertua mereka sudah cukup dewasa untuk menjaga dirinya sendiri dan adik perempuannya. Namun demikian, setelah melamar pekerjaan tersebut, keluarga itu menyambut Baekhyun di rumah mereka untuk bekerja 3 kali seminggu untuk beberapa jam. Bisa dibilang, orang tuanya lumayan sibuk karena dia tidak pernah melihat mereka lebih dari dua menit dalam setiap jam kerja. Hari pertama sangat sulit bagi Baekhyun, itu adalah pertama kalinya dia bertemu anak-anak secare resmi. Benar, mereka adalah anak tetangganya, tapi Baekhyun selalu sibuk bermain dan kelayapan dengan teman-teman SMA nya sehingga dia tidak pernah merepotkan dirinya sendiri untuk mengingat wajah-wajah mereka.
Ha Na adalah gadis kecil yang imut, dia sangat pendiam, jadi Baekhyun tidak terlalu memiliki masalah dengannya. Dia selalu mendengarkan apa kata Baekhyun pada akhir hari, dia akan menjadi yang pertama yang pergi ke tempat tidur, tanpa harus diingatkan berkali-kali oleh Baekhyun. Well, untuk putra satu-satunya di keluarga itu, Park Chanyeol si lilttle prick, itu lain lagi ceritanya. Anak ini sangat bandel dan menit pertama Baekhyun bertemu dengannya, dia sudah tau bahwa dia akan mempunyai banyak masalah dengan anak itu.
"Halo, namaku Baekhyun. Aku akan menjadi baby sittermu mulai dari sekarang." Ucap Baekhyun sambil mengulurkan tangannya pada anak itu.
"Kukira semua baby sitter itu perempuan." Ucap Chanyeol sambil bermain dengan feretnya.
"Oh! Pintar. Apa itu benda jelek berbulu di bahumu? Dia terlihat menjijikkan." Ucap Baekhyun dengan wajah jijik.
"Ini feret, bodoh." Chanyeol melihat Baekhyun melalui kacamatanya.
Setiap kali Baekhyun datang ke rumah mereka untuk bekerja, Chanyeol akan mencoba bercanda dengannya dan tertawa sampai ia berguling-guling di lantai. Dan di waktu lainnya, dia akan memakan cokelat dan menghabiskan waktu seharian penuh di depan TV. Tidak heran dia agak gemuk pada usia semuda itu dan Baekhyun selalu mengingatkannya tentang hal itu.
"Tidakkah kau punya hal lain untuk dikerjakan, seperti PR mu"
"Sudah selesai." Jawab Chanyeol.
"Mungkin kegiatan tambahan atau olahraga?" Baekhyun mengusulkan tapi Chanyeol tidak punya motivasi untuk melakukan apa yang dikatakan Baekhyun. Dia lebih memilih untuk menonton TV, bermain denga tory, feret-nya, atau bersembunyi di kamarnya dan bermain gitar.
….
Setelah empat bulan berlalu dengan baby sitter barunya, Chanyeol merasa bahwa Baekhyun lumayan keren. Dia berubah menjadi lebih lucu dari yang ia perkirakan. Dia selalu membuat mereka tertawa, dia dan adiknya, dengan lelucon bodoh atau dengan menggukan dialeknya. Adik Chanyeol selalu tak kelihatan duluan karena dia harus tidur lebih awal. Chanyeol sudah berumur 14, baiklah dia masih berumur 13 jalan 14 dalam beberapa bulan dan dia sudah tidak lagi tidur pada pukul 8. Setiap waktu, dia akan menghabiskan waktu dengan Baekhyun sendiri, hanya mereka berdua. Selama waktu-waktu itu, mereka akan bermain video game, dia bahkan akan membantu Baekhyun mengerjakan PR matematikanya walaupun lelaki yang lebih tua itu sudah SMA sedangkan Chanyeol hampir tamat SMP. Untungnya, Chanyeol sangat pintar untuk anak seusianya.
…
"Jadi, apa kau punya pacar?" tanya Chanyeol pada Baekhyun suatu hari.
"Ada apa dengan pertanyaan itu Chanyeol?" Baekhyun masih menyiapkan makanan merka untuk malam ini.
"Aku tidak tau. Aku hanya penasaran. Kenapa itu aneh? Kau satu tahun lagi akan menamatkan SMA, mungkin kau punya seseorang yang kau sukai?" tanya Chanyeol.
Baekhyun tidak terlalu nyaman dengan pertanyaan itu. Dia tidak tau harus menjawab apa. Dia tidak akan pernah mengatakan kepada anak berumur 14 tahun bahwa dia adalah gay, tidak akan pernah.
"Aku tidak punya pacar." Ucap Baekhyun "A-Aku terlalu sibuk untuk mempunyai seorang pacar saat ini." Tambah Baekhyun untuk menutup topik itu.
…
6 bulan kemudian, Baekhyun menyadari bahwa dia datang ke rumah keluarga Park lebih sering daripada sebelumnya. Dia berhutang jasa pada Chanyeol yang telah meminta secara khusus kepada orang tuanya agar Baekhyun datang 5 kali seminggu daripada 3 kali. Bagi Chanyeol tidak ada alasan spesial, tapi dia suka jika Baekhyun berada di rumahnya, dia suka jika dia harus menghabiskan waktu dengan lelaki yang lebih tua itu. Chanyeol selalu percaya bahwa dirinya sudah cukup dewasa untuk berbincang dengan orang yang lebih tua darinya.
"Baekhyun apa pendapatmu tentang pakaian ini?" Chanyeol bertanya pada Baekhyun yang sedang sibuk menyetrika pakaian adiknya.
Baekhyun menghampirinya dan mengusak rambutnya sebelum mencubit pipinya.
"Kau sangat imut dengan pakaian itu."
Chanyeol merasa wajahnya menghangat dan merah. Chanyeol berlari ke ruangannya dan menutup pintu. Hari itu Baekhyun tidak melihatnya lagi karena dia menolak untuk membuka pintu. Chanyeol tidak tau apa yang salah dengan dirinya. Dia selalu bahagia dan bersemangat saat Baekhyun ada di sana, dia sangat senang saat dia mendapat perhatian Baekhyun walaupun hanya untuk semenit dan setiap kali Baekhyun akan menyentuhnya, dengan innosen, jantungnya akan berpacu dan dia akan berakhir mempermalukan dirinya sendiri. Itu sama sekali tidak membantu karena tingginya sama dengan Baekhyun, jika dia ingin menghindari tatapan Baekhyun, sangat sulit untuk melakukannya. Dia tidak bisa menjelaskan perasaan yang dimilikinya pada lelaki yang lebih tua darinya. Itu bukan kekaguman, jantungmu tidak akan berpacu seperti itu jika kau mengagumi seseorang dan Chanyeol melakukan sesuatu yang lebih daripada sekedar mengagumi Baekhyun, lelaki kecil yang mempunyai wajah sempurna dan lebih cantik daripada semua perempuan di SMP nya itu. Masalah Chanyeol semakin buruk ketika dia menemukan seksualitas dan lebih mengenal tubuhnya sendiri.
…
Suatu malam, saat Baekhyun sedang menjaga mereka, Chanyeol sedang tidak lapar sama sekali jadi dia memutuskan bahwa ia lebih baik tinggal di ruangannya. Saat dia di tempat tidur, pikiran-pikiran aneh melintas di pikirannya dan tanpa sadar dia mulai mengelus kemaluannya sambil pikiranya dibanjiri oeh pikiran-pikiran tentang Baekhyun. Kemudian, dia mulai melakukan aktivitas rutin ini setiap hari, saat suatu hari, saat dia sibuk meredam desahan di bawah selimut yang mana anehnya terdengar seperti nama Baekhyun, Baekhyun memasuki ruangannya pada waktu yang bersamaan tanpa mengetuk pintu. Lelaki yang lebih tua itu menyaksikan hal yang tidak ingin ia lihat. Ini adalah pengalaman yang agak traumatik yang Baekhyun tidak pernah ingin mengalaminya tapi dia tidak bisa mengganti apa yang sudah terjadi. Melihat anak berumur 13 tahun bermasturbasi agak mengganggu bagi Baekhyun.
"Ya tuhan ya tuhan ya tuhan aku tidak melihat apa-apa. Aku seharusnya mengetuk pintu dulu, maaf." Baekhyun berkata sambil menutup matanya dan menutup pintu. Setelah tiga puluh menit mati dalam rasa malu, Chanyeol memutuskan bahwa dia harus berbicara dengan Baekhyun yang sedang sibuk dengan piring-piring.
"Bisa aku bicara denganmu?" tanya Chanyeol sambil memperbaiki kacamata di hidungnya.
Baekhyun tidak tau mau berkata apa, jadi dia hanya menggumam tanda setuju.
"Aku minta maaf atas apa yang telah kau lihat, kau tidak seharusnya melihat itu." Ucap Chanyeol berusaha menjelaskan.
"Aku tau. Tapi apa yang terjadi biarlah terjadi. Kau tau, itu normal jika laki-laki mengalami hal-hal seperti itu. Jangan khawatir, itu normal. Itu adalah hal biasa. Aku akan memberitahu sebuah rahasia padamu. Aku juga melakukan itu saat ibuku tidak ada." Baekhyun tersenyum dan membuka kulkas untuk menuang jus apel untuk dirinya sendiri.
"Tapi apakah itu normal saat aku melakukannya sambil memikirkanmu?!" ucap Chanyeol sedikit malu saat sedangkan jus Baekhyun keluar dari mulutnya seperti geiser.
"Chanyeol, apa yang baru saja kau katakan?" ucap Baekhyun tidak yakin dengan apa yang didengarnya.
"Kurasa aku jatuh cinta padamu." Aku Chanyeol dengan sedikit bangga. Baekhyun melihat anak itu untuk beberapa menit sebelum tawanya meledak. Dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Saat dia akhirnya berguling di lantai memegangi perutnya yang hampir meledak, Baekhyun terdiam saat dia melihat wajah Chanyeol yang lebih dari serius.
"Ya tuhan kau serious. Dengar Chanyeol, kau tidak jatuh cinta padaku. Kau masih anak-anak? Kau tidak tau apa iti cinta. Bahkan aku, aku lebih tua dan aku tidak tau apa itu. Dan bagaimana kau yakin bahwa kau jatuh cinta padaku… aku laki-laki Chanyeol." Baekhyun mencoba menjelaskan.
"Aku tau itu and aku juga tau bahwa kau menyukai laki-laki. Ha Na melihatmu dengan seorang laki-laki dan kau sedang melakukan sesuatu yang berbeda dari game biasanya. Aku juga tau bahwa umur dan gender bukan masalah saat kau jatuh cinta" ucap Chanyeol sambil memperbaiki kacamatanya lagi.
"Chanyeol aku tidak menyukaimu seperti kau mencintaiku. Aku sudah 17 kau bahkan belum genap 14" ucap Baekhyun.
"Lalu apa?! Hanya beda 3 atau 4 tahun, itu tidak berarti kita tidak bisa bersama" ucap Chanyeol.
Baekhyun tidak tahu apa dia harus tertawa atau menangis. Dia tidak mau kasar terhadap anak itu karena dia tahu bagaimana susahnya jatuh cinta pada seseorang yang tidak mencintaimu juga. Baekhyun meletakkan kedua tangannya di bahu Chanyeol.
"Dengar aku akan sedikit kasar, tapi kau terlalu muda untukku. Aku hanya berkencan dengan laki-laki yang lebih tua dariku. Kau masih SMP dan aku akan lulus SMA satu tahun lagi dan aku akan masuk universitas. Damn, aku sangat minta maaf Chanyeol tapi kau bukan tipeku. Aku suka lelaki tinggi, seksi dan dewasa dan kau sama sekali tidak. Tapi aku percaya, jika kau memang akan menyukai laki-laki nantinya, kau akan menemukan seseorang yang akan membalas cintamu sebagaimana yang kau pantas dapatkan Chanyeol" Baekhyun berucap dengan sangat baik. Dia tidak mau kasar, dia tau Chanyeol masih remaja muda dan dia tidak mau bertingkah aneh yang akan membuatnya kehilangan pekerjaan. Dia tidak membutuhkan itu untuk saat ini.
…
Untuk beberapa minggu dan bulan, Baekhyun dan Chanyeol tidak pernah membicarakan insiden itu lagi. Akan tetapi, Chanyeol masih percaya bahwa dia jatuh cinta pada Baekhyun. Dunianya runtuh suatu hari saat dia sedang memata-matai Baekhyun di sebelah rumahnya. Lelaki tinggi berambut pirang sedang mengantarkan Baekhyun pulang dan sebelum meninggalkan si rambut cokelat di depan pintu, lelaki yang lebih tinggi mencium Baekhyun yang tidak ragu untuk membalas ciumannya.
Dua hari berikutnya, Baekhyun sedang berada di tempat kerjanya mencoba menjelaskan PR bahasa Koreanya pada Ha Na yang sedang sibuk memakan pensilnya sedangkan Chanyeol dengan menyedihkan mencoba mengusap matanya dan menghindari tangisan.
"Ada apa Chanyeol? Apa terjadi sesuatu di sekolah? Kau tau kau bisa memberitahuku semuanya, kan?" Baekhyun duduk di sebelah Chanyeol memandangi lelaki kecil itu berputar ke arahnya.
"Kenapa kau tidak bisa membalas cintaku? Kau bilang kita tidak bisa bersama tapi kau mencium laki-laki lain?!" Chanyeol mencoba menghentikan air matanya tapi tidak ada kata berhenti saat ini. Baekhyun mendesah, dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa di situasi seperti ini.
"Chanyeol tolong hentikan ini. Laki-laki yang kau lihat bersamaku adalah pacarku, itu berarti kau saling mencintai satu sama lain, dan saat kau mencintai satu sama lain, berciuman adalah hal yang wajar dilakukan, kau mengerti? Sekarang hapus air matamu.. aku menyukaimu Chanyeol, tapi sebagai adik atau teman.. teman dan saudara tidak berciuman Chanyeol" ucap Baekhyun sambil mengusak rambut Chanyeol. Dia tiba-tiba menyingkirkan tangan Baekhyun.
"Berhenti melakukan itu pada rambutku. Aku bukan anak-anak lagi" Chanyeol berjalan lurus ke kamarnya dan bersembunyi di sana.
Baekhyun mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaanya. Situasi semakin canggung setiap harinya. Meskipun begitu, Baekhyun berhasil bertahan selama setahun dan menuju tahun kedua sebagai baby sitter Ha Na dan Chanyeol. Itu tidak mengurangi masalah Baekhyun. Chanyeol semakin dan semakin gigih. Dia tidak tahu bagaimana lelaki yang lebih muda itu berhasil mendapat nomor teleponnya kali ini, tapi lelaki itu terus mengiriminya pesan cinta.
"Siapa yang mengirimimu pesan setiap menit Baekhyun?" tanya Kyungsoo.
"Anak yang kuasuh" ucap Baekhyun sambil belajar untuk tes terakhir mereka.
"Anak yang bilang dia cinta padamu?" Kyungsoo mengejek.
"Orang yang sama. Sekarang dia terus mengirimiku pesan-pesan, kau percaya itu?" kata Baekhyun.
"Kau harus berhenti dari pekerjaan itu kau tau bahwa itu gila."
"Tidak aku butuh pekerjaan itu, aku butuh uangnya. Dia saja yang tergila-gila padaku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang dia yang mencintaiku. Aku bisa menjaga jarak diantara kami." Ucap Baekhyun menutup bukunya.
"Jadi apakah dia tampan?" canda Kyungsoo.
"Ya tuhan diamlah Kyungsoo, dia masih anak-anak, itu aneh" Baekhyun bahkan tidak mengerti bagaimana Kyungsoo berani menanyakan pertanyaan itu.
"Siapa tau?! Dia bisa saja berubah menjadi laki-laki yang menarik saat dia dewasa dan kau akan menyesali itu"
"Dengar Kyungsoo aku tidak peduli setampan apa dia dewasa nanti, aku tidak akan pernah mengencani seseorang yang lebih muda dariku" ucap Baekhyun saat dia meninggalkan perpustakaan.
Dan Baekhyun menjadi semaki gelisah untuk pergi bekerja karena Chanyeol.
…
"Apakah kau akan datang ke upacara kelulusanku?" Chanyeol bertanya pada Baekhyun suatu malam.
Baekhyun memirkan itu dalam waktu yang lama. Dia mau pergi karena dia mencintai Chanyeol sebagai seorang adik dan dia ingin ke sana untuk lelaki yang lebih muda itu terutama saat dia sudah dipilih untuk melakukan pidato perpisahan.
"Kurasa itu bukan ide yang bagus" Baekhyun meringis.
"Kumohon, anggap saja itu sebagai hadiah terakhir, kau tidak akan pernah melihatku lagi setelah ini" Chanyeol mendesak, dia sudah bertanya pada orang tuanya apakah dia bisa mengajak Baekhyun untuk datang.
"Apa maksudmu?" tanya Baekhyun terkejut.
"Aku akan meninggalkan Korea Selatan untuk belajar di luar negeri. Aku akan melakukan semua tahun-tahun SMA ku di US" ucap Chanyeol sedikit sedih tapi dia harus mengikuti rencana orang tuanya.
"Okay aku akan datang" Baekhyun berjanji.
…
Baekhyun mengakui bahwa Chanyeol melakukan pidatonya dengan sangat baik. Dia sangat berkarisma untuk anak SMP kelebihan berat badan dengan kacamata. Itu membuat Baekhyun terkekeh sedikit. Perasaannya bercampur aduk karena dia bangga pada Chanyeol. Si jenius kecil itu sangat inteligen dan dia tau Chanyeol akan sukses di SMA dan universitas, dia tidak khawatir padanya.
Di akhir upacara, Chanyeol berbincang dengan Baekhyun dan berterima kasih padanya karena telah menepati janji. Andai saja Baekhyun tau seberapa berarti itu untuknya…
"Kau sangat hebat, aku sangat bangga padamu" mulai Baekhyun sambil menepuk punggung Chanyeol.
"Terima kasih untuk datang, hari ini sangat penting bagiku dan kau ada di sini" ucap Chanyeol sambil tersenyum.
"Jadi kurasa ini adalah perpisahan. Aku tidak akan melihatmu lagi. Ngomong-ngomong, aku akan berhenti dari pekerjaanku, aku harus mempersiapkan diri untuk ujian tes masuk universitas" Baekhyun mengelus belakang kepalanya. Bagaimana bisa dia canggung di depan si pemilik feret ini.
"Karena aku lulus SMP dengan sedikit sukses, bisakah aku mendapat hadiah darimu?" Chanyeol memberanikan diri untuk membuat permintaan terakhirnya pada Baekhyun.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Baekhyun.
"Cium aku" pinta Chanyeol dan Baekhyun menggigit bibirnya agar tawanya tidak meledak. Dia tahu sebagaimana cepat harga diri Chanyeol tersakiti.
"Tidak" Baekhyun menolak.
"Kumohon kita tidak akan pernah bertemu lagi"
"Tetap tidak" Baekhyun menggeleng.
"Aku akan berhenti mengirimimu pesan" Chanyeol mencoba untuk menangkap perhatian Baekhyun.
Baekhyun memikirkan itu selama lima menit, melihat sekitar apakah ada yang sedang melihat dia mengecup Chanyeol di bibir.
"Apa itu?" ucap Chanyeol dengan wajah kecewa.
"Aku menciummu, itu yang kau mau kan?" tanya Baekhyun keheranan.
"Ini jelas jelas bukan bagaimana kau dan laki-laki itu berciuman di waktu yang lalu. Aku kecewa tapi aku akan mencukupkan diriku dengan itu" Chanyeol meringis sedangkan Baekhyun tertawa keras.
"Kau benar-benar lucu. Orang yang akan kau kencani suatu hari nanti pasti akan beruntung" Baekhyun mengakui.
"Aku sudah bilang aku mencintaimu. Aku akan mengencanimu suatu saat nanti" kata Chanyeol.
"Ya tentu saja Thumbelina" Baekhyun mencandainya jadi Chanyeol mengujurkan lidahnya.
"Janji kau akan menungguku" ucap Chanyeol sambil mengulurkan tangannya pada Baekhyun. "pinky promise"
Baekhyun menggelengkan kepala melihat betapa gigih lelaki di depannya. Baekhyun tidak keberatan untuk memberi janji palsu pada Chanyeol. Toh, itu tidak seperti dia harus menepati janji itu. Dia mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi jadi dia tidak betul-betul peduli. Jika itu setidaknya bisa membuat anak ini senang, ya, dia akan melakukan itu.
"Okay aku janji" Baekhyun mendesah kalah dan menautkan jari kecilnya dengan Chanyeol.
Dan itulah hari terakhir Baekhyun bertemu Chanyeol.
…
Setelah berhenti dari pekerjaannya, Baekhyun tidak pernah bertemu keluarga Park lagi dan kenangan tentang pengasuhannya sudah dilupakan. Dia tidak pernah menerima pesan lagi yang agak sedikit melegakan. Dia menyelesaikan SMA dengan sukses dan akhirnya masuk ke universitas. Dia sangat mengharapkan itu dan dia juga sangat berharap untuk pengalaman yang luar biasa di sana. Dia sekarang berumur 24 dan baru saja memulai magisternya bersama dengan teman-temannya Kyungsoo dan Chen. Setelah 7 tahun belajar di universitas, dia mengharapkan posisi yang bagus di firma pengacara di Seoul dan sedang bekerja keras untuk itu. Walaupun dia tetap berhasil mempunya kehidupan asmara dan mengencani beberapa laki-laki di universitas, dia belum benar-benar siap untuk berkomitmen untuk sekarang ini. Mantan pacarnya, yang dikenalnya di SMA, Kris, sudah mengajaknya berulang kali untuk hidup bersama. Dia bisa saja, karena Kris, setelah dia lulus dari universitas, berhasil memiliki posisi yang bagus di perusahaan besar dan dia sekarang tinggal di apartemennya sendiri. Bersama Kris terasa nyaman dan mungkin saja yang menghentikan Baekhyun adalah kenyamanannya di dalam itu. Baekhyun percaya dia tidak mencintai Kris lagi dan dia tidak akan pernah tinggal dengan laki-laki hanya karena tinggal dengannya akan mudah. Dia ingin lebih dari itu, sesuatu yang lebih menantang. Dan setelah semua yang ia lalui, cinta bukanlah prioritas utamanya. Dia tidak tau apa yang dia inginkan persisnya saat ini tapi dia tahu tujuannya adalah untuk menjadi sukses di universitas kemudian dia akan mempunyai banyak waktu untuk menemukan cinta di hidupnya. Kecuali cinta di hidupnya datang mencarinya.
Feret; sejenis musang yang sudah dijinakkan
Pinky promise; janji dengan menautkan jari kelingking
Little prick; annoying kid, yah anak-anak bandel gitu lah
Maaf kalo translate-nya berantakan, hehe.
