Langit yang agung, tengah memancarkan cahayanya. Kali ini ia memancarkan warna orange, itu berarti hari sudah sore. Langit yang indah, tentu memiliki kenangan indah pula. Namun, ada saatnya manusia merasakan hal yang sebaliknya. Khusus di sore itu, bagi kami… adalah kenangan yang menyedihkan.

*hikss*

" Huaaa.. pokoknya aku gak terima Kazune pindaah "

" Ayolah, Karin.. aku hanya pindah beberapa tahun saja kok, tidak akan lama "

" Tapi tetap sajaa.. kalau Kazune pindah, aku main bersama siapa? "

" Tenang saja.. ada Himeka, Jin, Kazusa. Kau tak akan merasa kehilangan walaupun aku tidak ikut bermain lagi "

" Tidak.. Karin hanya ingin bermain dengan Kazune. Tidak ada yang lain. Tidak dengan yang lain. "

Langit yang indah pun semakin memudar, seolah turut bersedih hati menyaksikan kenangan pahit kedua anak kecil tersebut.

" Nee..nee... Karin. Begini saja, bagaimana kalau kita membuat perjanjian? "

" Janji apa..? " Gadis itu pun mulai mengusap air matanya.

" Begini.. aku tidak tau kapan aku akan kembali, namun suatu hari.. jika aku kembali, aku ingin kau tetap mengingatku.. dan karena aku tau kau memiliki ingatan yang *buruk*, maka ingatlah aku dengan kalung ini " Kazune pun memberikan sebuah kalung. Sangat indah, berwarna silver dengan motif bunga ditengahnya serta terdapat huruf " K ".

"…. Benarkah? Apakah kita akan bertemu lagi? Suatu saat? "

" Iya, Karin. Aku janji. Demi dirimu, dan untukmu " lelaki yang masih berumur sekitar 7 tahun itu, kemudian ia pergi ketika dipanggil oleh keluarganya.

Sebenarnya aku tidak bisa memastikan hal ini. Namun, yakinlah. Suatu saat, dan suatu hari nanti. Benda yang ku berikan untukmu, akan menjadi saksi, bahwa.. cinta dan kasih sayang kita itu

Tak akan pernah hilang, meski dihantam oleh ruang dan tersisih oleh waktu

.

.

Just A Memories For You

Kamichama Karin Chu! © Koge Donbo

Warning : AU, OC, OOC, Bad Story, Much Typo, DLL.

.

This Is My First Story.. So.. Enjoy It! ^-^

.

*kring kring*

06.00 AM atau pukul 6 pagi. Pada akhirnya, aku berniat untuk bangun pagi. Tentu saja, karena hari ini aku memulai kehidupanku menjadi seorang mahasiswa di Hikari Daigaku. Hari ini adalah upcara penerimaan mahasiswa/i baru. Sejujurnya, aku malas melakukannya, namun mau tidak mau aku harus mengikutinya. Itu karena sekolah ini memiliki peraturan absolut.

Terbuyar dari lamunanku, aku segera bersiap siap untuk pergi ke kampus. Aku orangnya cukup disiplin, itu pun karena kebiasaanku dari kecil. Karena itulah aku benci hal – hal seperti terlambat dan teman temannya.

Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Hanazono Karin. Umurku 19 tahun. Aku sering mendapat berbagai prestasi ,sehingga itu cukup membantuku masuk ke dalam universitas ini, mengingat universitas ini bukan universitas biasa. Karena universitas ini hanya dapat dimasuki oleh orang – orang yang memiliki bakat menakjubkan dalam bidang seni. Kata teman – temanku, aku cukup lihai dalam merangkai kata – kata, sehingga mereka sangat mendukungku mengikuti kompetisi semacam itu. Awalnya aku sangat tidak berminat, namun karena keluarga pun ikut mendukung, mau tidak mau aku harus memperlajarinya lebih dalam.

Akhirnya aku sampai di depan gerbang Universitas Hikari. Meskipun upacara dimulai pada pukul 08.30 namun aku telah sampai pada pukul 07.45 . Aku sudah terbiasa berjalan kaki baik menuju sekolah maupun universitas. Jika aku menjadi seorang siswa baru, aku lebih memilih untuk datang lebih awal agar dapat melihat serta beradaptasi dengan bangunan sekolah.

Ayahku adalah seorang duta besar Jepang. Sementara ibuku adalah seorang traveller. Karena pekerjaan ayahku, aku sering berpindah sekolah. Aku memang lahir di Jepang, namun saat kelas 3 SD aku pindah ke Italia. Kemudian saat SMP keluargaku pindah ke Inggris, hingga saat aku menginjak SMA aku pindah ke Jerman. Tadinya, aku akan kuliah di Jerman, namun pemerintah Jepang meminta ayahku untuk kembali dengan alasan mereka membutuhkan ayahku di Jepang. Alhasil, keluargaku pun pulang kembali ke Jepang.

Karena kondisi itu, otomatis aku tidak mengenal siapa – siapa. Bahkan saat ujian test berlangsung pun, aku hanya berdiam diri seperti seorang anak yang tersesat di kerumunan pasar. Setiap aku berjalan mengelilingi kampus, setiap orang selalu melihatku. Aku benci hal ini, tapi sebenarnya aku sudah terbiasa. Baik di negara lain ataupun di negara sendiri pun aku selalu dilihat seperti itu.

*bruk*

" Heey! " sebuah buku jatuh tepat di atas kepalaku, memang tidak terlalu besar namun cukup berat.

" Maafkan aku, aku akan mengambil buku itu, tunggu kesana " suara itu berasal dari dari atas gedung

Aku hanya bisa menghela nafas. Entah kenapa, aku penasaran dengan buku itu. Aku membuka halaman per halaman buku itu. Rapih sekali, namun aku tertuju dengan sebuah foto. Terdapat 5 orang anak kecil yang sangat lucu. Namun, aku merasa tidak asing dengan anak – anak itu. Siapa mereka..

" Heeyy.. maafkan aku soal tadi, aku tidak sengaja menjatuhkannya. Itu pasti sakit kan, maafkan aku, sungguh " gadis yang memiliki rambut berwarna blonde itu meminta maaf kepadaku sembari menundukkan kepalanya berulang kali. Sepertinya ia murid baru, sama sepertiku.

" a-ahh.. gpp kok, kau tidak perlu seperti itu. Buku ini cukup berat dan sepertinya berisi kenangan – kenangan masa lalu bukan? Aku kembalikan" aku pun langsung memberikan buku itu. Ia pun mengambilnya, namun ia menatap wajahnya dengan dalam dan teliti. Baru kali ini ada yang sampai segitunya saat melihatku

" Tunggu tunggu tunggu.. sepertinya aku mengenalmu kau-! " perempuan itu kaget dan menutup mulutnya rapat – rapat, seperti sedang melihat adegan suatu pembunuhan.

" Kau.. Hanazono Karin.. bukan? "

.

To Be Continued -

.

.

Yoshaaa… selesai juga.. *huft*

Maaf yaa.. kalau ceritanya GJ, aneh, asing, gak sesuai, gak bagus, buruk, DLL.

Keep or Delete?

Therefore..

R n R, please? ^-^