.

.

MISSING YOUR LOVE

.

.

.

JungNara2602

.

.

.

DISCLAIMER

Cerita ini murni terinspirasi dari live fanfiction 'ROLEPLAYER TPSTPG' (Trio Penguntit Sate Tusuk Pantat Gajah) yang resmi diadakan pada Sabtu, 12 Desember 2015

.

.

.

Cast ; Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun and others

.

.

Genre ; romance, hurt/comfort, boyslove, m-preg

.

.

RATE ; M

.

.

CHAPTER 1

.

.

.

Jika kau tak bisa memilikinya, cobalah belajar hidup tanpanya atau keserakahan akan menghancurkanmu suatu hari...

.

.

.

Kwon Boa,

Yeoja cantik yang tengah menjalani semester tujuh jurusan design Seoul University ini berlari-lari kecil di aula kampus, menghampiri sosok tampan yang tiga tahun ini mencuri seluruh perhatiannya. Jung Yunho, sahabat sekaligus namja yang sangat dicintainya kini tampak sibuk beradu argumen dengan Park Yoochun di halaman parkir. Yoochun merupakan mahasiswa kedokteran paling jenius di SIU dan ketiganya berteman sejak high school. Walau sekarang Yunho menggeluti jurusan bisnis, namun tiga sosok berbeda gender dan karakter ini tetap bersama.

"Kalian masih disini rupanya? Ayo masuk,"seru yeoja itu kerutkan kening heran.

"Ckk—tanyakan saja pada dokter Park! Kita sudah terlambat,"sahut Yunho ketus sambil melirik arloji mewahnya.

"Sebentar lagi...aku sedang menunggu seseorang! A-ah, itu dia!" ketiga sahabat itu termangu menatap sosok yang ditunggu Yoochun dengan senyum cerah dan binar bahagia.

.

.

Cantik...

Itulah kesan pertama bagi semua orang yang melihat sosok indah itu, seorang namja—namun memiliki aura menawan yang membuat siapapun terpesona. Kulit seputih pualam, rambut legam, cherry lips dan mata doe yang memancarkan kelembutan.

"Anyeong, hyungie...mianhae, aku terlambat? Hosh," lantunan suara tenor yang merdu menyapa ruang dengar, segera sadarkan ketiga sahabat ini dari kekaguman.

"Tidak apa, Joongie...aku cemas terjadi sesuatu padamu! Kenapa kau ini keras kepala sekali sih, setidaknya kita bisa berangkat bersama...heum...?"Yoochun menepuk pelan surai lembut namja cantik yang langsung poutkan bibirnya menggemaskan.

"Aku bukan Joongie kecilmu lagi, hyungie—aku bisa jaga diri,"

"Siapa, Chunie?"tanya Boa penasaran. Sementara Yunho terdiam tanpa mengalihkan tatapan tajamnya ke sosok cantik yang langsung menarik perhatiannya. Namun jawaban Yoochun seketika membuat Yunho membeku sembari mengeraskan rahang tak suka.

.

.

"KIM JAEJOONG...DIA TUNANGANKU,"

.

.

"Dia baru datang dari Jepang dan tahun ini akan mengambil jurusan Design di SIU, ah...Noona? Kuharap kau menjaganya di fakultasmu, jangan sampai ada namja yang menggoda tunanganku. Haha..."seloroh Yoochun membuat Kim Jaejoong membulatkan sepasang mata doe-nya dengan imut dan lucu, terlebih saat tunangannya mengacak rambutnya gemas.

"Hyungie! Aku bukan anak kecil,"

"Yyah! Selamanya kau itu Joongie kecilku, baby"

"Kekeke! Kalian pasangan yang serasi, iya kan...Yun?"

.

.

Tap!

Tap! Tap!

Yunho mengulas senyum sinis mengabaikan teriakan Boa dan Yoochun yang jengah dengan sikap dinginnya, tanpa basa basi pergi begitu saja. Diam-diam Jung Yunho mengepalkan tangannya geram disertai seringai keji. Tunangan katanya? Huh, ia tertawa meremehkan.

"Kau bercanda. Yoochunie...kita lihat saja siapa yang akan mendapatkan namja cantikmu! Kim Jaejoong, kau akan menjadi milikku."

.

.

Ya Tuhan...

Yoochun menggedikkan bahu nyaris tak percaya dengan kelakuan menyebalkan Yunho yang sempat membuat Jaejoong terperangah kaget. Lima tahun berteman dengan seorang namja Jung, masih membuatnya tak mengerti dengan sosok dingin dan menyebalkan Yunho yang terkadang seperti membangun dinding baja tak kasat mata dengan siapapun orang di sekitarnya. Hanya Boa dan dirinya yang sanggup bertahan dengan semua kelakuan buruk Yunho.

"Jangan dipikirkan! Yunho kadang bersikap seperti itu pada orang asing, tetapi sebenarnya ia baik. Hahaha...Joongie?Boleh aku memanggilmu begitu?"sambut Boa ramah.

"Ne—mohon bimbingannya, sunbae,"Jaejoong membungkuk sopan.

"Jangan terlalu formal, Joongie! Yoochun seperti dongsaeng-ku sendiri, kau juga bisa memanggilku noona,"

"Ne, noona,"

"Kka...kalian sudah terlambat ke kelas! Jaga dirimu, baby! Dan noona, berjanjilah kau akan menjaga tunanganku,"celetuk Yoochun seketika membuat tawa Boa pecah melihat wajah memelas dongsaengnya.

"Baiklah! Lihat kelakuanmu itu,"

"Hyungie...kau membuatku malu,"

"Yyah, bocah nakal,"

"Ayo, Joongie! Aku akan mengajakmu berkeliling sebelum ke gedung design...bye, Chunie,"Boa langsung menggamit lengan Kim Jaejoong yang belum sempat membuka suara ingin berpamitan dengan sang tunangan, di iringi senyum jahil.

"Yyah, noona—sebaiknya kau cepat meresmikan hubungan kalian agar tak mengganggu kami,"

"Nuguya?"bisik Jaejoong penasaran.

"Abaikan saja,"

"Tentu saja Boa noona dan namja Jung itu, huh! Cuma si kepala batu itu saja yang tak menyadari perhatianmu, noona,"suara Yoochun di kejauhan membuat Boa berdecak kesal, sebelum menggigit bibirnya frustasi. Yoochun saja mengerti, tapi kenapa Yunho...

.

.

'Butuh waktu agar dia mau melihatku, Yoochunie,'

.

.

Huh...

Diam-diam Kim Jaejoong melafalkan satu nama yang mengusik benaknya, mengingat sosok yang baru mengabaikan kehadirannya. Di barengi kerutan di dahi, seolah rasa penasarannya menggebu-gebu ingin mengetahui seperti apa orang yang jadi bahan perdebatan sang hyung dan noona yang memasang raut sendu di sampingnya kini.

"Jung Yunho...?"

.

.

.

Kim Jaejoong seharusnya milik Park Yoochun

Jung Yunho seharusnya milik Kwon Boa

Namun bagaimana jika takdir memainkan peranannya di dalam kisah cinta mereka

Kita lihat saja...

.

.

.

"Pergilah! Kembalilah pada namja jalang itu dan aku pastikan kau akan kehilangan seluruh hakmu sebagai seorang Jung dan appa dari putraku! Dasar laki-laki brengsek..."

..

..

Yunho, 10 tahun

Namja kecil bermata musang ini menyipit menajamkan indera dengarnya, mengawasi kejadian memilukan yang berlangsung di mansion Jung. Ia hanya anak-anak, namun cukup peka dan paham apa yang tengah terjadi di keluarganya. Sang appa memutuskan bercerai dan memilih keluarga kecilnya yang lain, bahkan beliau telah memiliki putra yang seusia dengan Yunho di luar sana dan mengkhianati sang umma. Miris

"Aku bersumpah kau akan membayar semua perbuatanmu, Park Hankyung..."jerit tangis Heechul menjadi saksi kepedihan hatinya melihat keluarganya hancur oleh masa lalu sang suami.

.

.

Hosh...

Hosh...

Yunho terbangun dari mimpi buruk yang lagi-lagi datang menghantuinya setiap malam. Kejadian sepuluh tahun silam begitu tertanam di memori otaknya, terus memaksanya memendam kebencian pada sosok appa yang telah menghancurkan kebahagiaan masa kecilnya. Hidup Yunho berubah total semenjak perceraian bumonim-nya, terutama setelah sang umma memegang kendali penuh atas Jung Corp yang berpusat di Jepang. Kehilangan banyak kasih sayang di usia belia membuat Jung Yunho menjadi sosok yang dingin, keras dan arogan.

"Aku bersumpah akan mengambil kebahagiaan keluargamu, 'appa'"desis Yunho geram.

Yeah

Yunho tahu kesempatan emas itu datang bersama kehadiran sosok cantik yang tujuh bulan terakhir mencuri perhatiannya. Namja yang cantik, imut dan menggemaskan bagi siapapun yang mengenalnya. Ia mempunyai pribadi yang ramah, baik dan perhatian. Namun sayangnya, Kim Jaejoong menjadi target utama Jung Yunho untuk melancarkan aksi balas dendamnya pada keluarga Park. That's true—Yoochun adalah putra Park Hankyung, pria yang paling dibenci oleh Jung Yunho seumur hidupnya.

"Kim Jaejoong..."

.

.

.

Mirotic club,

Kim Jaejoong mengernyit tak suka mencium aroma alkohol yang menyeruak di mini bar club malam elite daerah Gangnam ini. Tigapuluh menit lalu ia memperoleh pesan singkat dari Yoochun yang merayakan hari kelulusannya bersama teman-teman seangkatannya di nightclub ini, namun yang didapatinya hanya Jung Yunho. Sahabat hyung-nya yang selalu menampilkan raut datar dan beku, hingga lututnya merasa kaku karena canggung dan tegang.

"Minumlah, Jae..."tukas Yunho dengan suara bassnya yang khas.

"A-Aku tidak minum alkohol, hyung,"sahut Kim Jaejoong gugup.

"Hahaha—tenanglah! Kau takut padaku, baby Jae..."

"Sepertinya kau mabuk, Yunho hyung. Sebaiknya kita pulang, kka...aku akan menghubungi Yoochun hyung agar menjemput kita!"namja cantik itu buru-buru mengacak isi tasnya mencari ponsel tanpa menyadari seringai keji Yunho melihat tingkah paniknya yang menggelikan.

"Dia pasti sedang sibuk dengan urusannya sekarang,"

"A-Apa?"

"Baiklah...antar aku pulang! Setidaknya kau harus memastikan sahabat tunanganmu kembali ke mansion Jung dalam keadaan utuh aniya?"kata Yunho mengulas smirk mengerikan di wajah tampannya yang seketika membuat Kim Jaejoong merinding. Firasatnya memburuk, tapi jelas merupakan pilihan tak masuk akal membiarkan pria ini sendirian di club dan pulang dalam keadaan hangover.

.

.

.

Kling...

Yoochun mendesah lega mengetahui ponselnya kembali menyala setelah sempat tercebur ke westafel club akibat kecerobohan Yunho. Mobil yang dikendarainya sudah memasuki area SIU saat beberapa pesan memberondong inbox-nya, tiga di antaranya berasal dari nomor yang begitu familiar dengan emoticon hati dimana-mana.

"Kau sangat merindukanku ne, baby?"celetuk Yoochun diselingi senyuman geli.

'Baiklah—aku akan kesana sekarang, hyungie,'

"Eh, apa maksudmu, changiya?"kerutan di dahi Yoochun makin bertambah membaca pesan berikutnya.

'Aku akan tiba dalam limabelas menit, hyung,'

"A-A-Apa...?"

"Haish...aku akan senang melihat ahjussi memarahimu nanti, seharusnya kau membiarkan aku ikut agar bisa membawamu pulang jika mabuk. Berhentilah menganggapku anak kecil, hyungie"

"Park Jaejoong, sekarang kau benar-benar membuatku cemas, sayang,"ujar Yoochun frustasi. Apapun yang ditulis tunangannya di layar ponsel itu sungguh membuat jantungnya berdegup tak nyaman, ayolah—Yoochun tak pernah mengirimi Jaejoong satu pun pesan mengingat namja cantiknya anti dunia malam, jadi tak mungkin ia meminta calon 'istri'nya datang ke club dengan alasan apapun. Meskipun mabuk, bukankah ada Yunho...

DEG

.

.

.

Mansion Jung,

Kim Jaejoong mengernyit kesakitan ketika punggungnya beradu dengan dinginnya dinding kamar Yunho, belum lagi ciuman dan sentuhan kasar yang menghujani tubuhnya. Laki-laki itu berubah jadi monster mengerikan ketika tiba di mansion, tanpa ia duga langsung menyerang dan menyeretnya ke situasi penuh ketegangan sexual. Astaga—ini buruk, berulang kali Jaejoong meneriakan nama Yoochun sembari berharap Yunho tersadar dari aksi gilanya.

"Hentikan, hyung...aku tunangan sahabatmu..."pekik namja cantik itu frustasi.

"Dia tak akan keberatan membagi miliknya dengan saudaranya, sayang,"

"Jebal—kumohon...eungh..."Jaejoong menggeliat tak nyaman merasakan lidah Yunho terasa hangat dan panas bermain di area sensitifnya, telinga hingga meninggalkan jejak kissmark di ceruk lehernya setelah berhasil mengunci pergerakan mangsanya.

"Aku tahu kau menyukainya, baby Jae,"bisik Yunho seduktive.

"Aniya...Yoochun hyuuung..."

"Ckk, aku tak sabar menyaksikan reaksi tunanganmu melihat 'kakak'nya mencicipi calon mempelainya."alarm bahaya Kim Jaejoong berdering nyaring, ia tahu namja ini menggiringnya ke situasi seperti apa, namun pemberontakannya tak sebanding dengan tenaga Yunho.

"Andwae..."

Brukh!

.

.

.

Kediaman Park,

Namja yang menjadi lulusan terbaik fakultas kedokteran SIU ini berlari cepat menembus deras hujan demi menemui sosok yang paling dicintainya. Rumah ini harapan terakhir Yoochun setelah gagal menghubungi nomor tunangannya, juga Yunho yang harusnya sudah pulang ke mansion mewahnya. Yoochun bisa merasakan sesuatu yang buruk terjadi dan itu berkaitan dengan Yunho yang sempat membohonginya, dengan mengatakan dosen pembimbingnya ingin bicara empat mata di kampus malam ini juga mengenai proposal beasiswanya ke Kanada.

"Jaejoongie!"seru Yoochun begitu mendorong daun pintu.

"Chunie...?"tegur sang umma menyaksikan kelakuan bar-bar sang putra yang datang bagai orang kesetanan, langsung memeriksa kamar di lantai atas yang ditempati calon pendampingnya.

"Ada apa dengannya, yeobo?"tanya Park Hankyung heran.

"Nan molla—kenapa Joongie tidak bersamanya?"tukas sang istri yang ternyata bergender namja, Park Kibum.

"Joongie eodi, umma?"

"Apa maksudmu...harusnya kami yang bertanya dimana Jaejoong?"

"Joongie tidak ada dikamarnya, appa,"

"Bukankah tadi kau meminta temanmu menghubungi kami, sayang?Dia mengatakan kau cukup mabuk untuk menyetir sendiri, begitu juga temanmu yang lain...Jaejoongie bersikeras menjemputmu tadi. Ah—Yunho, dia menyebutkan namanya Jung Yunho,"tukas Kibum serta merta membuat suami dan putranya membulatkan mata karena tegang. Satu nama yang cukup familiar di masa lalu Park Hankyung dan akan jadi nama yang merubah masa depan Park Yoochun.

.

.

.

"Dia sahabatku...dia tak mungkin melakukan sesuatu yang buruk pada calon istriku? Park Yoochun, apa yang kau pikirkan...hahaha..."

.

.

.

Namun semua pemikiran Yoochun hancur mana kala menerobos mansion Jung dengan kondisi basah kuyup, jantungnya seolah berhenti berdetak dan bola matanya memanas seketika menanggung amarah dan kebencian. Nyawa Park Yoochun bagai dicabut paksa menemukan tunangannya tak sadarkan diri dengan keadaan memprihatinkan di ranjang sahabatnya. Naked total dengan tangan dan kaki terikat, serta bekas kissmark yang menghiasi hampir sekujur tubuhnya. Lelehan sperma tercecer di cover bed, paha dan bagian anal namja cantiknya cukup menjadi bukti seberapa bejat dan brutal perlakuan Jung Yunho terhadap namja yang akan dinikahinya tiga bulan ke depan.

"Kenapa...?" suara husky Yoochun menggeram menahan emosi.

"Aku menyukainya," sahut Yunho santai sambil menghisap wine-nya, melipat kakinya dengan gaya angkuh di sofa single tanpa sedikitpun ekspresi bersalah.

"Kenapa kau tega melakukan ini pada kami..."

"Mintalah pertanggung jawaban pada pria tua yang kau panggil appa, Park Yoochun...hehehe...inilah yang kurasakan saat keluargamu merenggut semua kebahagiaan keluargaku sepuluh tahun lalu! Aku hanya mencurinya sedikit, brother...dan harus kuakui aku benar-benar menikmatinya,"kekehan menyebalkan Yunho membuat kesabaran Yoochun yang menipis langsung menghilang tertelan kemarahan. Ia mulai menyerang Yunho membabi buta dan menghajarnya tanpa ampun.

Bough!

"Aku mempercayaimu,"

Bough!

"Dasar brengsek..."

Bough!

"Sialan..."

Bough!

"Kenapa harus Jaejoongie, kenapa...aarrrghtt...,"jika saja dua butler Jung tidak melerai kejadian itu, mungkin saja Yoochun sudah membunuh Yunho dengan tangannya sendiri. Namun ada yang lebih penting sekarang, tunangannya—calon istrinya yang mulai siuman membutuhkan kehadirannya.

"Yo...chun...hyungh..."bibir cherry yang pucat itu bergerak menggumamkan satu nama.

"Ne, baby! Hyung ada disini, jangan takut"bisik Yoochun memeluk erat tubuh Kim Jaejoong yang di balutnya asal-asalan dengan selimut, setelah mengurai simpul ikatan yang mengekang kekasihnya bagai binatang dengan hati remuk redam.

"Ckk, menjijikkan"gumam Yunho mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya yang robek.

"Sakkith..."

"Kau sudah aman sekarang, sayang...kita pulang! Kita pulang,"bisiknya menenangkan Jaejoong yang belum sadar sepenuhnya, lalu mengangkat kekasihnya ala bridal style dengan tatapan membunuh kearah Yunho yang tengah di kerubuti dua maid yang coba mengobati luka-luka di wajahnya dengan panik. "Urusan kita belum selesai, Jung—aku akan membuat perhitungan denganmu!"dengusnya tajam walau ditanggapi dingin oleh Jung Yunho.

.

.

.

"Urusan kita memang belum selesai, Park. Kau berhutang duabelas pukulan dan kupastikan kau akan membayarnya dengan airmata darah seumur hidupmu,"

.

.

.

LIMA MINGGU KEMUDIAN

.

.

.

Tidak ada yang berubah...

Kejadian malam itu seolah hanya menjadi mimpi buruk yang berlalu dalam semalam, tapi benarkah? Yoochun hanya bisa meringis getir menyaksikan keadaan tunangannya yang kini berubah murung dan pendiam. Ia tahu pasti Jaejoong sangat terpukul dengan kejadian itu dan berusaha keras melupakannya, ia memiliki Yoochun yang sangat mencintainya tanpa peduli hal buruk apa yang mereka lewati. Rencana pernikahan akan tetap di gelar delapan minggu kedepan, sebelum mereka pindah ke Amerika di mana Yoochun akan melanjutkan program kedokterannya di McGill University (Montreal, Kanada).

"Hey...aku mencarimu, baby! Ternyata kau ada disini, heum...?" tegur Yoochun seraya menyelimuti kekasihnya dengan mantel tipis, setelah mengulurkan coklat panas yang baru dibuatnya khusus untuk Jaejoong.

"Hmm,"sahut namja cantik itu singkat tanpa memandang Yoochun yang kini menatapnya sendu.

"Jangan terlalu lama—kau sedang sakit, sayang?"

"Aku baik-baik saja, hyung,"

"Aku tahu,"

"Hnn,"

"Junsu dan Kim ahjussi akan tiba sore nanti dari Jepang, baby—ah, kau pasti tak sabar mendengar mulut cerewetnya yang mirip seperti bebek. Dan aku yakin ia pasti mengomeliku habis-habisan karena tidak ada dokter yang begitu bodoh membiarkan istrinya jatuh sakit, kekeke...kau harus membelaku nanti! Arra?"goda Yoochun berusaha mencairkan kebekuan diantara mereka. Lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan karena namja cantik itu masih saja tenggelam di dunianya, melamun dan memandangi bunga-bunga Lily yang tumbuh di taman samping kediaman Park dengan tatapan kosong. "Saranghae, Joongie," gumam Yoochun miris ketika membelai surai legam Kim Jaejoong.

.

.

'Kumohon jangan seperti ini, baby—aku hancur melihat kesedihanmu, sayang...aku telah gagal melindungimu! Bahkan aku tak bisa menghajar dan membunuh Yunho untuk melampiaskan sakit hatimu, setelah tahu apa yang membuatnya melakukan tindakan gila ini padamu,'

.

.

Hoeeks...

Inilah awal mimpi buruk keluarga Park, kondisi kesehatan Kim Jaejoong yang terus menurun dua minggu terakhir. Ditambah gejala-gejala morning sickness seperti mual, muntah dan tak bisa mengonsumsi makanan tertentu yang mulai dialami namja cantik itu. Puncaknya hari ini ketika Kim Junsu, adik satu-satunya Jaejoong baru tiba dari bandara Incheon bersama sang paman. Mereka disambut kepanikan keluarga calon iparnya, karena sang kakak tiba-tiba jatuh pingsan dan dilarikan kerumah sakit. Hal yang paling mengejutkan kedua keluarga yang segera mengikat tali pernikahan ini adalah kenyataan jika Kim Jaejoong tengah hamil lima minggu.

"Selamat...kita akan segera memiliki cucu, hahaha—meski ini terlalu cepat kurasa,"kata Kim Ahjussi yang merawat duo Kim ini semenjak kedua orangtuanya meninggal tujuh tahun silam, sekaligus adik kandung mendiang Kim Hyun Joong. Appa Kim Jaejoong dan Kim Junsu yang menitipkan kedua putranya sebelum diambil oleh keluarga Park sebagai menantu seperti perjanjian keluarga besar mereka. Namun impian itu tampaknya kandas ditengah jalan, karena ulah Jung Yunho.

"Batalkan pernikahan kita, hyungie"

DEG

.

.

.

Yoochun mengemudikan mobilnya seperti orang kesetanan menuju kawasan Seoul University, setelah berhasil menghubungi Kwon Boa dan memastikan Yunho berada di sana untuk mengurusi berkas-berkas program MBA-nya. Kata-kata namja cantiknya terus terngiang di kedua telinganya, bagai racun yang menggerogot habis seluruh kesadarannya. Impian indahnya yang tergambar indah di depan mata kini hancur total karena kelakuan bejat Jung Yunho, ditambah keputusan Kim Jaejoong...

"Batalkan pernikahan kita, hyungie"

"Kita tetap menikah, sayang. Kita akan membesarkan anak ini bersama-sama,"

"Aniya—aku tidak pantas untukmu,"

"Berhenti mengatakan omong kosong itu, Kim Jaejoong! Semua bukan kesalahanmu,"

"Carilah penggantiku...aku tidak pantas mendampingimu dengan tubuh yang sudah terkotori namja lain! Dan anak ini—aku akan membesarkannya sendiri. Aku akan kembali ke Jepang,"

"Kim Jaejoong! Aaarrght...!"

CKIIITTT

Yoochun membanting stir mobilnya memasuki area parkir SIU dengan kemarahan yang menyala saksikan Lamborghini Jung Yunho ada diantara jajaran mobil mewah. Ia bergegas menuju ruang direktorat kampus guna mencari namja brengsek yang ingin ia bunuh detik ini juga, jika tak mengingat ada nyawa tak berdosa yang bersemayam di dalam rahim namja yang ia cintai.

.

.

.

"YOOCHUNIE, HENTIKAN..."

.

.

.

DUASH

Bough...bough...bough...

Jeritan Boa mengundang perhatian beberapa rekan dan dosen agar melerai perkelahian sengit yang melibatkan dua namja populer Seoul University. Tepatnya Park Yoochun yang menghajar Yunho membabi buta, tanpa memberi kesempatan sekalipun untuk membalas. Ia terkekeh puas melihat wajah tampan pewaris Jung babak belur dengan darah meleleh dari hidung dan sudut bibirnya, itu tak seberapa dibanding kesalahan fatalnya pada Kim Jaejoong-nya. Kim? Yoochun bahkan kehilangan kesempatannya merubah marga namja yang dicintainya menjadi Park Jaejoong.

"Kau senang, hah...kau puas sekarang?"kekeh Yoochun getir.

"Kau sudah gila, Yoochunie,"seru Boa marah.

"Tanyakan saja apa yang sudah di lakukan pria brengsek itu pada Jaejoong-ku, noona,"desis Yoochun berbahaya.

"A-A-Apa maksudnya...Yun?!"

"Ckk...menggelikan! Aku hanya mencurinya semalam, sedangkan kau mengambil keluargaku selama sepuluh tahun. Kita impas bukan,"balas Yunho sambil menyeka darahnya dengan punggung tangannya, disertai seringai sinis.

"Kau—buka matamu lebar-lebar dan lihat apa yang sudah kau rusak, bodoh!"umpat Yoochun geram.

"Yyah! Jangan berkelahi lagi, Chunie!"

"Minggir, noona! Kami harus menyelesaikan urusan laki-laki,"

"Memangnya apa yang mau kaulakukan,"

"Ikut aku, Jung!"

"Yunhoo...Yoochun..."teriakan frustasi Boa seperti angin lalu bagi dua namja dewasa itu, nyatanya Yoochun terus menyeret Yunho untuk membereskan kekacauan yang dibuatnya. Kesalahpahaman di masa lalu para bumonim mereka membuat sosok tak berdosa terkena imbasnya. Kim Jaejoong...

.

.

.

Kediaman Park,

Hankyung memandangi dua namja di hadapannya dengan sorot mata teduh dan tenang. Diusianya yang menginjak usia 56 tahun ia memiliki pribadi yang kalem, bersahaja, tanpa mengurangi wibawa seorang mantan CEO Jung yang di sandangnya 20 tahun silam. Kepala keluarga Park ini menghela nafas dalam disertai senyuman miris menyaksikan Yunho enggan menatap dirinya sejak menginjakkan kaki di rumah sederhana miliknya.

"Kau sudah tumbuh dewasa, Yun..."kata Park Hankyung memecah suasana tegang.

"Tak perlu basa basi denganku,"

"Jaga bicaramu, Jung!"sergah Yoochun kesal.

"Ckk...untuk apa kalian membawaku kemari?Menghakimiku, tuan Park—kenapa kau tidak bercermin dan berkaca pada kelakuanmu sendiri sepuluh tahun lalu, kau mengkhianati ummaku demi seorang namja jalang dan bahkan memiliki anak haram darinya. Menjijikkan!"maki Yunho jengah keluarkan uneg-unegnya yang tersimpan rapat hingga mencetaknya jadi pribadi yang dingin dan arogan.

"Yunho—kau tidak tahu apa-apa..."bentak Yoochun kesal.

"Apa ucapanku salah, tuan Park?"tukas namja Jung itu cepat.

"Kau benar, nak" Hankyung tersenyum lembut. Kalimat itu yang sering terngiang di telinga Yunho di masa kanak-kanak, kalimat menenangkan yang selalu dirindukannya. O-Shit! Yunho memalingkan muka cepat menghindari sorot mata sang appa yang mampu membuat hatinya tergetardan mengikis kebenciannya.

"Appa?"Yoochun membeku sesaat tak mempercayai ucapan sang ayah.

"Aku appa yang buruk aniya—kalau begitu jangan pernah menirukan jejakku! Jadilah appa yang bertanggung jawab dan melindungi keluargamu sekuat tenaga. Dua puluh tahun lalu aku pernah melakukan kesalahan, Yunho...aku tergiur memperoleh kesuksesan dan kehidupan mewah dengan cara mudah. Aku hanyalah mahasiswa pertukaran dari China yang sebatang kara dan hidup serba kekurangan kala kesempatan itu datang! Kakekmu, Jung Harabeoji menawarkan mukoyoshi (adopsi) dan menjanjikanku separuh saham JUNG CORP dengan syarat aku bersedia menikahi putrinya yang saat itu tengah mengandung empat bulan tanpa memiliki appa..."

DEG

.

.

.

Itu dirinya...

Yunho tersentak tak percaya mendengar pengakuan sang appa, jadi—ia bukanlah putra kandung Park Hankyung. Keluarga yang selama sepuluh tahun masa kanak-kanaknya begitu sempurna, ternyata hanyalah kamulflase untuk menutupi aib keluarga Jung. Hebat! Dan sosok appa yang dibencinya setengah mati rupanya appa pengganti yang tak memiliki hubungan darah sama sekali dengannya? Miris

"Aku sangat menyayangimu, nak!"

"Bohong,"desis Yunho menahan sesak yang mencengkeram dadanya.

"Tatap mataku jika aku berbicara denganmu, Jung Yunho!"perintah Hankyung tegas.

"Kalian semua menipuku...kau? Umma? Brengsek!"

"Kau bisa mengatakan itu semua kebohongan, Yunho-ya. Tapi hati kecilmu pasti bisa merasakan kasih sayang kami—aku membesarkanmu seperti darah dagingku sendiri, nak!"kalimat sendu Hankyung seakan memaksa ingatan Yunho memutar kembali memori-memori indah di masa kecilnya bersama sang appa, hingga bola mata musang itu memanas karena terus menyangkal kenyataan pahit yang begitu memukulnya.

"Kenapa kau meninggalkan kami?"tanya Yunho dengan suara bergetar.

"Karena aku baru mengetahui telah meninggalkan putraku yang lain hidup tanpa seorang appa ketika memutuskan menikahi ummamu...aku tak tahu jika orang yang kucintai tengah mengandung Yoochun, Yunho-ya! Aku harus menebus dosa-dosaku di masa lalu,"

"Karena itu kau...?"Yunho tersedak ludahnya sendiri, tak kuasa melanjutkan ucapan sarkastiknya.

"Karena itu aku melepaskan statusku sebagai keluarga Jung, namun aku tak pernah memiliki keinginan melepaskanmu sebagai putraku...bertahun-tahun aku terus mencoba menghubungimu, meski Heechul selalu memutus akses ke keluarga Jung. Aku sangat mencintaimu, Yunho-ya! Harapan terbesarku adalah bisa memeluk kedua putraku agar bisa sedikit mengurangi rasa bersalahku pada kalian berdua,"terang Hankyung ditengah suasana haru dan tegang yang menyelimuti atmosfer ruang tamu."Aku mengatakan semua ini karena menganggapmu telah dewasa, Yun—karena sebentar lagi kau akan menjadi seorang appa, jangan pernah melakukan kesalahan seperti pria brengsek ini!"

DEG

.

.

"Apa maksudmu, app—"

.

.

Tap!

Tap! Tap!

Iringan langkah kaki dari lantai atas seketika membuat Yunho, Yoochun dan Hankyung menjatuhkan pandangan ke sumber suara. Park Kibum menggamit namja cantik yang kelihatan pucat pasi di dekapannya dengan mata basah dan merah, kentara ia baru menumpahkan tangis. Sementara dua namja lain mengikuti keduanya sambil menenteng beberapa travel bag berukuran besar, berikut ticket penerbangan Starflyer malam ini menuju Jepang.

"Kami akan berangkat sekarang juga seperti keinginan Jaejoong,"kata ahjussi Kim dengan raut gusar menyaksikan nasib keponakannya yang begitu suram.

"Kita bisa membicarakan ini baik-baik, Soohyun hyung!"

"Apa maksudmu, Hankyung-ah?"

"Putraku ada disini dan aku yakin ia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya! Bukan begitu, Yunho-ya?"tukas Hankyung sarat makna. Namja Jung ini tergagap ketika seluruh tatapan geram dilayangkan para penghuni kediaman Park kearahnya, hingga pandangan matanya bersibobrok dengan pemilik mata doe yang menatapnya kosong tanpa ekspresi.

DEG

.

.

.

"KIM JAEJOONG TENGAH MENGANDUNG PUTRAMU, YUNHO-YA"

.

.

.

Hahaha...

Jung Yunho ingin tertawa keras menanggapi lelucon keluarga Park dan menganggap ini aksi balas dendam atas perbuatan keji-nya pada 'calon menantu' mereka. Tetapi melihat aura membunuh yang kental dilancarkan orang-orang disekelilingnya, ia hanya bisa membeku seakan kalimat sanggahannya tertelan kembali ke kerongkongan. Terlebih menyaksikan sosok cantik yang sudah di hancurkannya, seperti ada rasa nyeri yang menekan dadanya hingga kesulitan bernafas. Kim Jaejoong kini terlihat kosong bagai manusia tanpa nyawa.

"Kita pergi..."bisik namja cantik itu lirih.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi seperti ini, Joongie!"kata Yoochun tegas.

"Semua sudah selesai, hyung"

"Aku tidak akan membiarkan bayi itu lahir tanpa seorang appa, jika si brengsek ini menolak bertanggung jawab—tidak ada pilihan! Kau harus tetap menikah denganku, Kim Jaejoong. Dia tidak boleh mengalami 'cercaan dan hinaan' yang kualami dulu..."sergah Yoochun mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia tak sanggup membayangkan masa depan namja yang dicintainya bersama bayi yang masih berbentuk gumpalan darah di rahimnya.

"Aku bisa mengatasinya—aku seorang namja,"

"Berhenti bersikap keras kepala, Kim Jaejoong!"

"Berhenti mengasihaniku, hyung!"

"Aku mencintaimu! Tidakkah itu cukup...baby,"Yoochun mencelos nyeri dengan penolakan tunangannya. Kim Jaejoong harus menjadi korban di tengah situasi pelik keluarganya, sementara Yunho mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan kesal yang menguasai batinnya mendengar adu argumen pasangan yang pernikahannya gagal akibat perbuatan biadab-nya karena di rasuki dendam.

.

.

.

"Aku akan menikahimu dan aku tidak menerima penolakan, Kim Jaejoong!"

.

.

.

Jung Heechul,

Yeoja yang masih terlihat cantik, anggun dan berkelas di usianya yang hampir mencapai separuh baya ini menatap namja cantik di hadapannya dengan sorot mata menilai dari ujung rambut sampai mata kaki. Senyuman angkuh itu jelas-jelas meremehkan keberadaan Kim Jaejoong yang kini tengah mengandung penerus keluarga Jung, sementara Yunho meneliti reaksi sang umma dengan sikap dinginnya yang minim ekspresi.

"Berapa yang kau inginkan?"ujar Jung Heechul mengangkat dagunya sombong.

"A-A-Apa...?"

"Katakan berapa jumlah yang kau inginkan, lalu gugurkan janin itu!"perintahnya mutlak.

"Umma!"sentak Yunho geram.

"Kau pikir aku akan membiarkan keturunan keluarga Jung terlahir dari namja jalang sepertimu yang merusak nama baik keluarga kami? Menjijikkan—aku tahu manusia rendahan macam kalian hanya mengincar harta keluarga Jung! Jangan pernah bermimpi bisa menjadi bagian keluarga kami!"katanya sadis tanpa mengindahkan wajah Yunho yang berubah merah padam mendengar semua kalimat umpatan sang umma yang lebih layak ditujukan pada diri sendiri. Menggelikan

"Nama baik keluarga, huh? Harusnya kau menggugurkanku dua puluh tahun lalu, Nyonya Jung," sindir Yunho sarkastik hingga membuat sang umma melayangkan satu tamparan keras di pipinya yang membiru akibat pukulan Yoochun.

"JUNG YUNHO!"

PLAKKKK!

.

.

.

"Dengan atau tanpa restumu aku tetap menikahi Kim Jaejoong,"

.

.

.

Kalimat mutlak...

Jung Yunho benar-benar membuktikan ucapannya, seminggu setelah hari itu ia menikahi Kim Jaejoong meski secara legalitas hukum tanpa pesta sekalipun sederhana. Semua itu di sebabkan ancaman Heechul yang merasa terkhianati karena sang putra memilih mendengar kata-kata mantan suami yang paling dibencinya seumur hidup. Teror demi teror mulai dilayangkan nyonya Jung sebagai peringatan, meski tak mampu mencegah masuknya Kim Jaejoong sebagai menantu keluarga Jung.

Simple?

Klasik?

Kisah cinta yang terlalu sering kita cerna bagai dongeng 'The Prince and The Pauper', tapi inilah yang menjadi awal kisah cinta yunjae. Married by accident istilah kasarnya, namun disinilah titik balik kehidupan seorang Jung Yunho dimulai ketika memutuskan menikahi Kim Jaejoong. Namja polos, lugu dan sederhana yang akhirnya resmi menyandang status 'nyonya Jung' dan meluluhkan lapisan beku yang bertahun-tahun menyelimuti sang pewaris Jung.

.

.

.

Bulan pertama,

Yunho terpaku menyaksikan istrinya masih berdiri di posisi yang sama seperti tigapuluh menit lalu saat memasuki kamarnya, terpekur di ambang pintu dengan tatapan kosong. Malam ini keduanya baru saja melepaskan kepergian Yoochun ke Kanada, sekaligus Junsu dan Kim ahjussi yang kembali ke Jepang usai penandatanganan legalitas pernikahan mereka di catatan sipil. Itu membuat situasi pasangan baru itu begitu kaku dan canggung, Yunho tahu namja cantik ini pasti membencinya setengah mati dan menganggapnya monster mengerikan yang telah menghancurkan masa depannya.

"Mulai menyesali pernikahan ini, Jung Jaejoong?"kata Yunho datar meski dewa batinnya mengumpati aksi diam Kim Jaejoong, yeah—tak sekalipun namja cantik ini berbicara setelah resmi menyandang status istrinya.

"..."

"Suka tidak suka kau telah menjadi milikku,"

"..."

"Aku paling benci jika diabaikan, sayang! Bersihkan dirimu!"kalimat perintah bernada arogan, tanpa berkeinginan membalas Kim Jaejoong melangkah menuju bathroom dan menjalani ritual mandi sebelum menikmati menu makan malam yang telah disiapkan bibi Hong. Yunho seharusnya berteriak marah jika ada seseorang yang berani bersikap dingin padanya, tapi ia tak bisa memprotes kelakuan Jaejoong karena semua kesalahan memang terletak padanya. Astaga...

BLAM

.

.

"Bukan aku atau kau yang menjadi korban dari masalah keluarga kita, Jung—tapi Joongie...kau yang bertanggung jawab karena telah merubahnya menjadi sosok yang berbeda,"

.

.

Bulan kedua,

Interaksi suami istri yang sangat buruk, ini sudah memasuki minggu ke enam mereka tinggal serumah bagai orang asing. Yunho merasa marah tiap kali kembali ke mansion setiap malam setelah jadwal kerja dan kuliah yang menyita rutinitas kesehariannya, namun justru disambut sang istri yang selalu membungkus dirinya seperti kepompong dan tidur memunggunginya seolah menjaga jarak dan menghindarinya. Itu menjadi kebiasaan tak lazim pasangan baru ini.

"Memangnya apa yang kuharapkan darimu, Jung Jaejoong?"gumam Yunho bermonolog.

"..."

"Kau menyambutku dengan senyuman hangat dan tawa lebar seperti kisah drama?"

"..."

"Lalu memiliki keluarga sempurna dengan anak-anak yang imut, lucu dan menggemaskan? Hahaha..."kekehan namja bermata musang itu mulai terdengar frustasi dan menyedihkan."Aku tahu kau ingin menghukumku dengan cara seperti ini—menggelikan! Hey...berani sekali kau mengabaikan suamimu!"umpatnya habis kesabaran.

GREB

Yunho memaksa gulungan selimut yang membungkus tubuh istrinya agar telentang. Anehnya bukan perlawanan yang ia dapat seperti prediksi sebelumya, namun namja cantik itu hanya tergolek lemas dengan keringat bercucuran di pelukannya. Wajah Jaejoong terlihat pucat pias, gemetar dan menggigil kedinginan walau sesungguhnya suhu tubuhnya meninggi karena demam. Sial—Yunho langsung melonjak dari ranjang, menyambar ponselnya asal-asalan untuk menghubungi dokter Zhang sambil merutuki aksi diam istrinya yang sukses membuatnya dilanda kepanikan. Pertama kalinya di dalam sejarah, seorang Jung Yunho peduli dan mengkhawatirkan orang lain.

.

.

.

"Kim Jaejoong yang kukenal adalah seseorang yang ceria, mandiri, keras kepala dan enggan merepotkan orang lain di sekelilingnya. Dan kau telah merubahnya menjadi sosok dingin, murung dan pendiam, Yunho—ia mengalami shock dan trauma setelah kejadian itu,"

.

.

.

Bulan ketiga,

Tap!

Tap! Tap!

Yunho berlari menuruni tangga menuju lantai satu dengan panik, ia baru saja terbangun dan menyadari Jaejoong menghilang dari sisi ranjang. Yunho mengusap rambutnya frustasi membayangkan hal buruk yang bisa terjadi, berkaca dari kejadian sebulan silam yang membuatnya extra hati-hati menjaga namja yang tengah mengandung darah dagingnya. Yeah—kesehatan Jaejoong menurun drastis mengingat kehamilan pada namja terbilang cukup beresiko, berbahaya dan memerlukan perhatian khusus. Menggelikan ketika Yunho memerintahkan bibi Hong dan seluruh maid-nya memberi perlakuan istimewa dan menjaga istrinya kapanpun ia tidak ada di mansion Jung.

"Kau disini rupanya—berapa kali kubilang cukup katakan keinginanmu pada bibi Hong, atau..."ucapan Yunho terhenti seketika menyaksikan punggung Jaejoong menegang di meja pantry, bahkan gerakan sendoknya yang tengah mengambil susu bubuk mengambang di udara."Ckk...apa kau begitu takut padaku? Duduk!"perintah Yunho sambil berdecak kesal.

"Aku..."

"Tidak mau merepotkan orang lain, huh...mereka dibayar untuk melayanimu, nyonya Jung!"

"Aku..."

"Kau suka vanilla kan?"cetus Yunho meraih gelas dan sendok milik Jaejoong kasar.

"Pisang,"bisik Jaejoong lirih sambil menggigit bibirnya, ekspresi yang membuat Yunho otomatis meneguk ludahnya tegang disertai pelototan horor.

"Mana ada susu rasa pisang? Kau ingin mengerjaiku!"sahut Yunho sinis.

"Aku hanya ingin..."namja cantik itu menundukkan kepalanya dengan suara bergetar.

HUH

Paboya, Jung!

Yunho ingin menggeplak kepalanya sendiri karena terlambat menyadari istrinya tengah mengalami fase menyidam. Setidaknya itu yang ia baca dari buku-buku referensi kehamilan yang sekarang kerap mondar-mandir di meja kantornya. Ia tersenyum tipis melihat king banana dan bahan-bahan yang telah disiapkan namja cantiknya di atas meja dapur tengah malam begini. Banana milk shake...

"Beritahu caranya! Aku akan membuatkannya untukmu,"perintah Yunho tegas dan langsung membuat pemilik mata doe itu membulat tak percaya. Ini interaksi pertama mereka sebagai suami istri dan ia mulai menyadari namja tampan itu tengah berusaha berdamai dan menerima pernikahan mereka untuk menebus kesalahannya.

.

.

.

"Dia suka vanilla, sereal, apel dan masakan pedas...tapi lebih suka membuatnya sendiri! Dia juga benci dibilang cantik, coca cola, kecoa dan minuman beralkohol! Joongie suka komik Dragon Ball, jalan-jalan di malam hari dan mendengarkan musik—ia akan menyanyi jika merasa sedih. Jaejoong-ku memiliki hati yang peka dan hangat, Jung...jadi jangan pernah coba menyakiti perasaannya,"

.

.

.

Bulan ke empat,

Bibi Hong yang bekerja sebagai kepala maid di mansion Jung sejak tiga puluh tahun silam ini tersenyum bahagia melihat keluarga kecil tuan mudanya. Kim Jaejoong yang telah merubah marga menjadi 'Jung' ini berhasil membuat Yunho yang begitu angkuh, dingin dan mengerikan menjadi sosok yang lebih manusiawi. Empat bulan cukup membuktikan eksistensi namja cantik itu mampu meluluhkan segala kelakuan buruk Jung Yunho menjadi namja yang dewasa dan bertanggung jawab.

"Siang ini aku akan langsung berangkat ke Jepang,"kata Yunho singkat di sela acara sarapan pagi.

"Ne..."

"Jaga dirimu baik-baik—hubungi aku jika terjadi sesuatu,"

"Ne..."

"Makan tepat waktu dan jangan lupa minum vitamin-mu,"

"Ne..."

"Bisakah kau menatap suamimu saat aku berbicara padamu, Jung Jaejoong?"Yunho menghela nafas panjang menyaksikan reaksi sang istri yang masih enggan menjalin komunikasi dengannya. Ia akan pergi ke Jepang selama seminggu seperti permintaan Heechul, karena Jung CORP Asia sedikit mengalami masalah akhir-akhir ini. Itu artinya ia harus meninggalkan namja cantik ini dibawah pengawasan bibi Hong dan para pelayan keluarga Jung. Entah mengapa Yunho merasa berat dan tidak rela, namun Jaejoong sama sekali tak mengatakan keberatan. Apalagi memintanya tinggal, itu sesuatu yang mustahil karena namja cantik ini saja enggan berdekatan dengannya.

DEG

Sepasang mata doe itu mengawasi Yunho yang sibuk membenahi jas dan dasinya, sementara kepala pelayan menyiapkan beberapa koper besar yang berisi keperluan sang suami selama di Jepang. Namun tubuhnya justru beringsut mundur ketika Yunho menghampirinya untuk berpamitan, hingga laki-laki yang berstatus suaminya itu mencelos nyeri.

"Kau menginginkan sesuatu, Jae?"tanya Yunho lembut.

"A-Aniya..."

"Boneka gajah atau hello kitty misalnya?"

"Eoh?"

"Aku akan membawakannya untukmu—jaga dirimu,"Yunho mengusap surai legam yang terasa halus dan lembut di bawah kulit tangannya itu dengan gemas serta kekehan geli. Namja cantiknya itu cuma membeo dengan pikiran kosong saat Yunho mengecup keningnya lembut. Abaikan beberapa maid yang ikut tersenyum malu dan blushing menyaksikan interaksi kedua tuan mudanya dengan pipi memerah.

.

.

.

"Dia memiliki obsesi aneh dengan benda-benda imut, lucu dan menggemaskan seperti boneka gajah atau apapun yang berkaitan dengan hello kitty...sama seperti pribadinya yang mempunyai sisi polos, manja dan terkadang kekanakan. Aku selalu merasa Jaejoong-ku adalah bocah sepuluh tahun yang terjebak di dalam tubuh namja dewasa,"

.

.

.

Bulan ke lima,

Pemandangan menggemaskan itu selalu bisa membuat Yunho melupakan rasa lelah, setelah rutinitas hariannya yang menyita waktu dan energi. Sosok namja imut yang tertidur pulas sembari memeluk boneka beruang sebesar bocah usia lima tahun, benda itu hadiah yang dibawakannya dari Jepang sebulan lalu. Pengalaman yang membuat hati Yunho dialiri kehangatan, saat namja cantiknya menerimamya dengan mata berbinar bahagia.

"Kau belum tidur?"bisik Yunho seraya melingkarkan lengan kekarnya di pinggang istrinya yang mengembang oleh perutnya yang mulai membuncit, kandungannya memasuki akhir trisemester kedua atau enam bulan.

"Ehm..."

"Biarkan seperti ini sebentar saja, Boo?"desis Yunho menyamankan pelukannya, merasakan gestur penolakan Jaejoong yang mulai menggeliat resah.

"Boo—nugu...?"suara tenor itu terdengar merdu menyapa telinga Yunho.

"Itu panggilanku untukmu! Imut dan menggemaskan aniya? Sama sepertimu..."

"Bear..."sahut namja cantik itu mempoutkan cherry lipsnya lucu, membalas kata-kata sang suami.

"Apa?"

"Itu panggilanku untukmu, Yunho-ya! Karena kau mirip seperti beruang,"celetuknya sukses membuat Yunho mendelik tak percaya. Namja cantik yang berstatus istrinya ini mulai berani membalas perkataannya, dengan raut wajah menggemaskan berkat aegyo dan pipinya yang menggembung lucu.

Hahaha...

Yunho terkekeh menyaksikan ekspresi menggemaskan Jung Jaejoong yang sukses membuat jantungnya berdetak diatas normal. Ia tahu rasa cinta, kasih sayang dan rindu itu mulai tumbuh bersemi di hatinya. Namun Yunho tak akan memaksa namja cantik itu untuk membalas perasaannya, mengingat perlakuan kejamnya di masa lalu yang telah melukai sosok istrinya begitu dalam.

"Bolehkan aku menyentuhnya, Boo?"kalimat Yunho seketika membuat Jaejoong menegang. Ia tahu yang dimaksud Yunho adalah perutnya yang berada dibawah lapisan selimut yang memberi jarak dengan tangan besar dan hangat sang suami.

"Aku..."manik mata doe itu bergerak tak nyaman.

"Tidak apa jika kau keberatan,"sergah Yunho menempelkan dahinya di gumpalan rambut Jaejoong yang berbaring membelakanginya, mencium wangi vanilla yang lembut.

"Kau...boleh menyentuhnya,"sahut Jaejoong pelan.

"Boo?"Yunho tak percaya apa yang baru didengarnya, hingga...

"Kau boleh menyentuh mereka,"

Ya Tuhan!

Yunho merasakan mata musangnya memanas menahan haru yang membuncah di dadanya. Bagai mimpi ketika ia bisa menyentuh kulit lembut yang melindungi kedua putranya di rahim sang istri, pergerakan samar itu membuat jantungnya berdetak cepat. Kembar—tiga bulan lagi Jung Twins akan segera meramaikan kehidupan mereka. Yunho merasa menjadi namja paling beruntung di dunia mendapatkan semua kebahagiaan yang sempurna ini melalui sosok malaikat cantiknya, Jung Jaejoong.

"Gomawo—kau bersedia menjadi umma bagi anak-anakku, Boo...aku janji tak akan mengecewakan kalian kelak. Aku pasti berusaha menjadi appa yang baik dan bisa dibanggakan oleh kalian,"

.

.

.

"Dia malaikatku, Jung Yunho—aku menyerahkannya padamu bukan untuk kau sakiti, tetapi untuk dilindungi dan dilimpahi kebahagiaan. Aku bersumpah...sedikit saja kau membuatnya menangis, maka aku akan merebutnya kembali dan membawanya jauh dari kehidupanmu. Meski kau menangis darah sekalipun aku tak akan menyerahkan malaikat kecilku padamu! Ingat perkataanku, Jung!"

.

.

.

Bulan keenam,

Sepasang suami 'istri' itu melangkah beriringan memasuki Harajuku Church dengan senyum cerah yang membingkai wajah mereka di senja musim gugur yang indah. Tiga jam lalu Yunho mengantar namja cantiknya ke Seoul Hospital untuk pemeriksaan rutin. Syukurlah Jung Twins baik-baik saja dan operasi caesar di jadwalkan akan dilakukan dua bulan ke depan. Itulah alasan kenapa Jaejoong bersikeras pergi ke gereja untuk mendoakan keselamatan buah hati mereka, tempat yang tak pernah dipijak oleh seorang Jung Yunho seumur hidupnya.

"Kau tidak pernah mengikuti kebaktian di gereja, Bear?"protes si cantik itu terperangah tak percaya.

"Untuk apa?"sahut Yunho santai.

"Astaga—apa seorang Jung tidak pernah berdoa dan meminta sesuatu pada Tuhan?"

"Aku memiliki segalanya, Boo"

"Bear..."

"Kenapa memelototiku?"

"Aku tak akan membiarkan putraku memiliki appa yang angkuh dan sombong sepertimu,"rajuk Jaejoong kesal. Astaga—Yunho gemas ingin mencium pipinya yang menggembung lucu meski marah, pose imut yang selalu berhasil meluluhkan sikap dinginnya.

"Ha-ah, baiklah!"gerutunya sembari rolling eyes jengah.

"Kekeke..."senyuman lega langsung menghiasi wajah cantik Jung Jaejoong menyaksikan appa dari kedua aegyanya menyatukan tangan dan berdoa dengan muka serius. "Apa yang kau minta, bear?"tukasnya begitu Yunho selesai dengan aktifitas religinya, lalu mengerling nakal pada 'Tuhan' Jaejoong disertai smirk yang super menyebalkan.

"Itu rahasia,"

"Yyah...beritahu aku!"

"Baiklah! Tapi setelah kita berkencan malam ini, nyonya Jung!"perintah Yunho kembali dengan gaya angkuh dan arogan yang menjadi ciri khasnya. Astaga—sampai matipun ia tak akan memberitahu apa yang diucapkannya pada Tuhan di dalam doanya, atau teriakan 8 oktaf dan omelan sang istri akan menghantui mimpi buruknya. Hahaha

.

.

.

"Sekali ini aku meminta pada-Mu...kabulkan apapun yang menjadi keinginan istriku atau ini menjadi yang terakhir kalinya aku datang ke tempat-Mu!"

.

.

.

Bulan ketujuh,

Yunho memeluk tubuh istrinya, menghisap aroma vanila memabukkan yang menjadi candu baginya. Jaejoong terlihat sexy dengan perut membuncit, terbalut yukata putih dengan titik-titik air yang masih menetes di pelipisnya usai jalani ritual mandi. Cherry lips itu terlihat basah dan menggoda Yunho untuk mencicipinya, tapi ia harus menahan diri agar hasrat biologisnya tidak membuat namja cantik ini mengingat kembali traumanya. Damn it

"Kau cantik, Boo..."bisik Yunho seduktive di cuping telinga sang istri dan seketika membuat pipi ranum itu memerah karena blushing parah. Ajaib—karena normalnya ia akan marah dan menendang tulang kering siapapun yang mengatainya cantik.

"Apa aku nampak menjijikkan,"tukas namja cantik itu lemah.

"Kau terlihat mengagumkan, Jung Jaejoong"

"Nggh..."

"My lovely wifey,"

"Bear?"

"Saranghae, nae Boojae" Yunho mengerang dalam hati karena tak mampu mengendalikan bibirnya, ia tahu kalimatnya mustahil mendapat balasan dari namja cantik itu. Pernikahan mereka hanya bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan kejinya di masa lalu yang sudah menghancur leburkan kehidupan Kim Jaejoong.

"Nado..."

"Mwo?"

"Nado saranghae, Bear"balas Jung Jaejoong dengan senyum mengembang, sebelum meninju pelan dada sang suami dengan bibir mengerucut kesal. Aksi bodoh Yunho benar-benar membuatnya malu setengah mati, astaga—namja Jung itu membeo dengan mulut menganga lebar seolah tak percaya dengan indera dengarnya barusan. "Issshhh...menyebalkan,"

GREB

Yunho menangkap pergerakan tangan istrinya, lalu menuntun kedua jemari lembut itu untuk membingkai wajahnya yang tengah menatap intens semburat merah dipipi Jaejoong. Sebelah tangan Yunho membelai lembut punggung sempit istrinya untuk menyalurkan kenyamanan, kala bibir mereka bersentuhan dengan lembut. Manis

"Gomawo...nae sarang,"bisik Yunho dan di balas anggukan singkat sang istri, tentu saja aktifitas pasangan baru ini berakhir lebih larut karena mereka menghabiskan malam panjang dan panas dengan bercinta. Pertama kalinya di usia pernikahan mereka, Yunho menyentuh Jaejoong dengan lembut dan hati-hati. Ia tak akan mengambil resiko melukai sang istri dan kedua jabang bayi yang bersemayam dengan tenang, seolah menjadi saksi bisu penyatuan kedua bumonimnya yang sama-sama mabuk oleh hasrat saling memiliki. Akhir yang indah aniya...

.

.

.

"Kau milikku, Boo...aku bersumpah tidak ada yang bisa mengambilmu dari sisiku,"

.

.

.

Bulan ke delapan,

Kim Jaejoong bersumpah ia merasakan sakit dan nyeri yang luar biasa ketika kontraksi mulai mendera bagian bawah perutnya, namun tak urung senyum mengembang di wajah cantiknya melihat ekspresi panik dan ketakutan sang suami yang sangat berlebihan. Hari ini jadwal operasi caesar akan dilaksanakan. Dan ia sangat beruntung karena Yunho tak sekalipun melepas genggaman tangannya untuk menguatkan sang istri yang kesakitan, hingga mereka berada di ruang bedah Seoul Hospital. Namja Jung itu bahkan membentak tim dokter Zhang yang berani memintanya menunggu di luar ruangan, hingga dokter senior itu akhirnya mengizinkan Yunho menemani sang istri sepanjang operasi.

"Sakit...?"bisik Yunho dengan keringat bercucuran dan wajah pucat pias.

"A-Aniya "sahut Jaejoong disertai senyuman geli, meski ia masih bisa merasakan pergerakan pisau bedah itu menyayat bagian tubuhnya. Anastesi lokal—itulah sebabnya ia tak kehilangan kesadaran dan Yunho yang ditugasi mengalihkan perhatiannya malah bertingkah seperti dialah yang menjalani prosesi caesar.

"Bertahanlah, Boo...jangan pernah berpikir meninggalkan kami,"

"Mwoya?"

"Aku dan Jung Twins sangat membutuhkanmu, sayang..."suara bass Yunho terdengar bagai orang yang sedih dan putus asa.

"Aku sedang menjalani operasi caesar—bukan kanker, Jung!"dengus Jaejoong frustasi, jika tak berbaring dengan separuh tubuh lumpuh ia yakin akan menendang bokong suami tercintanya karena kesal. Namun tangisan kuat si sulung segera menarik perhatian keduanya, Jung Changmin telah terlahir ke dunia. "Minnie..."bisik Jaejoong haru.

"Changmin kita—dia terlihat...merah,"tukas Yunho tertegun antara haru, lega dan tak percaya.

"Binie?"

"Sebentar lagi—ia akan menyusul kakaknya, sayang,"Yunho mengeratkan genggaman tangannya.

"Jung Moonbin..."

"Yyah...Jung Moonbin kita,"bisik Yunho dengan bangga ketika tubuh mungil, lemah dan rapuh si bungsu ditarik dokter dari dalam rahim istrinya yang terkoyak. Rembesan hangat tanpa sadar mengalir dari sepasang mata musang itu menyadari hidupnya telah sempurna dengan menjadi seorang appa. Tangisan si kembar membahana di ruangan itu, di sela tangis haru kedua bumonimnya yang menyambut kehadiran mereka dengan suka cita.

.

.

.

"Inilah keluarga kecil kita, Boo—aku berjanji akan menjaga kalian seumur hidupku,"

.

.

.

Kisah yang sempurna.

Ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru kehidupan Jung Yunho dan Jung Jaejoong. Takdir yang mempertemukan mereka dan sekali takdir yang sama akan menguji sampai dimana batas cinta dan kesetiaan yang mereka miliki untuk mempertahankan apa yang disebut 'keluarga'.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

Eotteoke? Hahaha...

Yunjaeminbin family. Ada yang tertarik? Berminat?

Okay ^^ tunggu kejutannya di chapter selanjutnya, chingu

Missing Your Love adalah project Nara bersama TPSTPG (Trio Penguntit Tusuk Sate Pantat Gajah) untuk mempromosikan group kami yang mengadakan acara 'live fanfiction' setiap akhir pekan. Gomawo buat para member TPSTPG yang telah join dan menyukseskan drama kita aka ;

Doe Eyes Jungkim

Yunjaecoupleismine

Tikaa Shin

Mauleekey Triple S Greenpeasaengie

Shanty Kim Cassiopeia

Anniza Eka Wahyu

Jihye Jung

Hani Oktaviani

Dona April

Serta all member TPSTPG yang setia memberikan dukungan hingga roleplayer somplak kita bisa terlaksana dengan seru, gokil dan luar biasa. Jika chingu berminat bisa menghubungi salah satu member diatas, karena group kami terbuka dan membutuhkan beberapa chara untuk memerankan tokoh Yunho/Heechul/etc. Dengan persyaratan ; gender bebas, memiliki pengalaman 300 jam membaca ff rate M, kadar mesum level 7-10, minimal bisa online 5 jam di hari sabtu dan minggu serta mampu membawakan chara secara total tanpa jaim dan setengah-setengah. Terima kasih atas perhatiannya ^.^ Review please...

.

.

.

SEE U NEXT WEEK

.

.