Father's Problem


Dsclaimer : Masashi Kishimoto©

Rate : T

Genre : Family, Romance


Warning : AU, OOC - Typo , author has an awful taste of romance #plak

Note : saya bikin fic ini terinspirasi dari sebuah novel. tentang seorang ayah yang mencarikan ibu yang tepat untuk anaknya, jadinya gini deh, agak garing neh romance nya XD #plak.

So, please read and review. Dont Like Don't Read, Ok?


"Aku pulang.." Naruto baru saja pulang dari kantor, setelah menaruh sepatu pada raknya, dia berjalan keruang tamu.

Tidak ada yang menyambutnya...

"Hufff" Naruto menghela napas, lalu merebahkan dirinya kesofa. Sudah 1 tahun sejak istrinya, Sakura, meninggal. suasanya rumah ini jadi berubah. Bertambah berat beban dipunggung Naruto, bekerja dan merawat anak.

Naruto lalu berjalan menaiki tangga, menuju kamar anaknya yang terletak dilantai atas, Uzumaki Arate. Uzumaki Arate adalah anak lelaki tunggal dari pernikahan Naruto dan Sakura Haruno, namun Sakura meninggal karena kecelakaan pada 1 tahun lalu, ketika umur Arate masih 4 tahun.

Arate memiliki rambut pirang jabrik sama seperti Naruto, berkulit putih, dan memiliki mata emerald yang sama seperti Sakura.

Naruto mengintip, anaknya sudah tidur. Naruto berjalan mendekati ranjang anaknya, lalu duduk disisi ranjang anaknya. Naruto miris, harusnya anak seumuran Arate mendapat kasih sayang seorang ibu.

Setelah memakaikan selimut pada Arate, Naruto berganti baju dan mandi, besok dia harus bangun pagi, menyiapkan sarapan, mengantar Arate kesekolah, dan dia sendiri harus bekerja.

Kehidupan Naruto sangat mencukupi, atau bahkan tergolong kaya. Naruto adalah pemimpin Uzumaki Enterprises, perusahaan yang cukup besar di Konoha, tapi dengan kekayaan sekalipun, itu tidak bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu untuk anaknya. Itulah yang Naruto sadari.

Naruto sudah lama mencari sosok wanita yang mau mencintainya dan mau mencintai anaknya, namun setelah lama mencari, dia tidak berhasil, kebanyakan wanita hanya mengincar kekayaan Naruto saja.

Setelah membersihkan diri, Naruto beranjak kekamar, langsung tidur. Naruto cukup lelah dengan rutinitasnya.


"Pagi.." Naruto berjalan cepat menuju lobby, banyak pegawai-pegawai kantor menyapanya, Naruto menjawabnya dengan senyuman khasnya.

Sesampainya diruangannya, Naruto segera membuka laptop pribadinya untuk memulai pekerjaan. Lalu, masuklah seorang wanita berambut hitam kebiruan, dan bermata ungu. Wanita itu adalah sahabat lama sekaligus asisten pribadi Naruto, namanya Hyuga Hinata.

"Naruto-kun, aku sudah menyusun agenda kegiatanmu hari ini..." kata Hinata sambil menyerahkan secarik kertas, Naruto mengambilnya tanpa menatap Hinata.

"Dan kau sudah mengantar Arate kesekolah, atau dia berangkat dengan bus?" tanya Hinata perhatian, Hinata sudah kenal lama dengan Naruto, jadi dia tahu tentang anak Naruto dan rumah tangga Naruto.

Kali ini Naruto menatap Hinata, "Well, tentu saja sudah, ayah macam aku yang membiarkan anaknya yang masih kecil berkeliaran sendiri..?"

Hinata tersenyum.

"Kruuukkkk..." Perut Naruto berbunyi, lalu Hinata mendekati meja Naruto. "Sudah kuduga, Naruto-kun, kau pasti sangat sibuk tadi pagi sehingga tidak sempat sarapan, tunggu sebentar..." Hinata berjalan keluar ruangan Naruto, sementara Naruto masih mengerjakan tugas dilaptopnya.

Wangi ramen menyeruak diseluruh ruangan kerja saat Hinata datang sambil membawa sebuah kotak makan yang isinya ramen yang masih hangat.

"Naruto-kun, ini kubuatkan untukmu, makanlah..nanti siang ada rapat penting, kau harus sarapan.." Hinata menyodorkan sumpit kepada Naruto sambil memberikan senyuman tulus, tentu saja Naruto tidak bisa menolaknya.

"T-Terimakasih, Hinata-chan..." Naruto memakan ramennya dengan lahap, lalu Hinata tersenyum sambil berjalan meninggalkan ruangan Naruto.

'Aku sangat bersyukur bisa kenal orang sepertimu, Hinata' batin Naruto sambil melirik Hinata yang berjalan memunggunginya menjauh.


Hari menjelang sore, Naruto masih berkutat didepan laptopnya.

Lalu Handphone miliknya bergetar, ternyata ada telepon dari guru disekolah Arate. "Halo, selamat siang.."

"Selamat siang, apakah ini orangtua Uzumaki Arate...?" suara wanita terdengar ditelepon, firasat buruk langsung menghinggapi benak Naruto.

"I-Iya, saya sendiri..."

"Begini, saya guru Arate ingin mengatakan, kalau Arate tidak bisa melanjutkan pelajaran karena sakit, dia sedang terbaring di UKS, mungkin anda mau menjemputnya pulang..?"

Naruto memijit-mijit keningnya, "Ba-Baiklah, saya akan segera kesana untuk menjemputnya.."

Lalu Naruto menaruh Handphonenya dengan kasar, kemudian Hinata masuk kedalam ruangan kerja Naruto, "Naruto-kun, aku in-, ada apa Naruto-kun? Ada masalah?" Hinata menaruh tasnya diatas meja, dan duduk dihadapan Naruto yang memijit-mijit keningnya.

"Arate terbaring di UKS disekolah, aku harus menjemputnya sekarang...tapi rapatnya akan dimulai dalam 15 menit lagi...apa sebaiknya kubatalkan saja ya?" Naruto menerawang jauh keluar jendela.

"Jangan, Naruto-kun, rapat itu sangat penting...begini saja, aku kan sudah mau pulang sekarang, sebaiknya aku saja yang menjemputnya disekolah dan merawatnya sampai kau pulang..." mata Naruto melebar, gagasan yang tepat.

"Kau tahu kan letak sekolahnya? Pakai saja mobilku..." Naruto menyerahkan kunci mobil Mercedes-Benz SLS AMG miliknya untuk dipinjam Hinata.

"Aku tahu, baiklah, aku pergi dulu..." Hinata mengambil tasnya, kemudian berjalan cepat.

Tak lama setelah itu, Naruto sudah dipanggil untuk menghadiri rapat.

Sementara itu, Hinata sudah sampai kesekolah Arate, Hinata menggendong Arate keluar UKS, kemudian membawanya kerumah untuk dirawat.

"A-ayahh..." erang Arate pelan ketika masih didalam mobil, Hinata segera mempercepat laju kendaraannya menuju rumah Naruto.

Setelah sampai, Hinata membaringkan Arate dikamarnya, kemudian memberinya antibiotik agar Arate merasa lebih baik. Setelah Arate agak tertidur dikamarnya, Hinata bergerak menuju dapur, Hinata melepas jas kantornya. Dia akan memasakkan bubur untuk Arate.

Setelah buburnya siap, Hinata bergegas menuju kamar Arate.

"Nak, bangunlah..." Hinata membangunkan Arate yang setengah sadar, kemudian duduk disebelah Arate. "I-Ibu..?" kata Arate lemas, Hinata tersenyum.

"Ibu buatkan bubur untukmu, ayo duduk, ibu suapi.." Hinata memposisikan duduk Arate dengan perlahan, memastikan agar Arate nyaman.

"Ayo buka mulutmu, Aaaa.." Hinata dengan menyuapi Arate, kemudian setelah selesai makan, Hinata kembali menidurkan Arate.


"Aku Pulang.." Naruto membuka pintu, kemudian Hinata menyambutnya.

"Oh, kau sudah pulang, Naruto-kun..." sapa Hinata lembut pada Naruto yang baru saja pulang. Setelah merapikan sepatu, Naruto berjalan keruang tamu. Disana Hinata tengah berada didapur sambil memasak.

"Jadi, bagaimana Arate, Hinata-chan?" tanya Naruto, kemudian Hinata sedikit menengok dari arah dapur. "Dia tadi sudah kuberi antibiotik dan kusuapi bubur, dia sedang tidur sekarang" jawab Hinata, bau daging bakar yang harum tercium dari dapur.

Tak lama kemudian, Hinata keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi mangkuk yang isinya adalah kuah sup, sepiring nasi, dan dan daging bakar yang wanginya sampai membuat air liur Naruto menetes dibuatnya.

Baru saja Naruto mau menyerbu hidangan itu, namun Hinata malah menghalanginya, "Naruto-kun, mandi dan ganti baju dulu, baru boleh makan..."

Naruto sedikit manyun, "Baiklah tuan puteri..." Naruto kemudian berjalan malas menuju kamar mandi, sementara Hinata tertawa kecil dibelakang Naruto.

'Dasar Naruto-kun...'

Tak lama kemudian, Naruto muncul dari kamar tidur dengan mengenakan kaus hitam polos dengan celana jeans. Lalu dia duduk dimeja makan.

Mereka berdua makan dengan tenang, sesekali mengobrol dan bercanda tawa. Mereka sangat akrab, mungkin saja jika orang lain melihatnya, mereka akan terlihat seperti pasangan suami-istri yang tentunya sangat bahagia.

Naruto menghela napas, sudah satu tahun berlalu sejak makan malam terakhirnya dengan Sakura. Satu tahun lalu, ada seseorang yang selalu memasak untukknya, namun Sakura meninggal malam itu, mengingat kembali hari-hari itu membuat hati Naruto sakit.

Hinata tengah mencuci piring, sesekali dia menengok kearah Naruto, Hinata melihat Naruto dengan perasaan khawatir, Naruto sedikit menundukkan kepalanya, dan terlihat dimata Hinata, cairan bening meluncur bebas dari mata biru Naruto.

Khawatir pada sahabat lamanya ini, Hinata mendekati Naruto, duduk disebelahnya, "Naruto-kun, ada masalah apa?"

Naruto buru-buru menghapus airmata dari matanya, lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Hinata. "A-Aku, tidak apa-apa kok..." kata Naruto sambil memberikan senyum yang dipaksakan, Hinata tahu Naruto sedang berbohong.

"Naruto-kun, katakan sejujurnya padaku, jangan memendam perasaan sedih, ceritakanlah padaku..." kata Hinata sambil mengelus pundak Naruto.

"TENG-TENG..." jam dinding klasik milik Naruto berbunyi, ternyata sudah pukul setengah sebelas malam.

"E-Eh, Hinata, kau mau kuantar pulang? Bahaya jika wanita sepertimu berjalan sendirian dimalam hari..." Naruto buru-buru mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah Naruto-kun..." Hinata menyerah, kemudian Hinata kembali mengenakan jas kantornya.

Dan Naruto mengantar Hinata pulang ke mansionnya menggunakan mobil Mercedes-Benz SLS AMG miliknya.

Sepanjang perjalanan, tidak ada pembicaraan antara mereka berdua, Naruto masih agak sedih memikirkan hari-hari indahnya dengan Sakura dulu, sementara Hinata juga merasa tidak enak mengungkit-ungkit hal yang mungkin saja ingin Naruto lupakan.

Tak lama kemudian, mereka berdua sampai di depan gerbang mansion Hyuga, tempat tinggal Hinata beserta keluarganya.

"Hinata-chan, terimakasih kau sudah memasak untukku, enak sekali.." kata Naruto sambil menyunggingkan senyuman pada Hinata, sementara Hinata sendiri tengah menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah sekarang.

"Sama-sama, Naruto-kun...terimakasih atas tumpangannya, sampaikan salamku untuk Arate ya, selamat malam..." Hinata keluar dari mobil Naruto, dan berjalan masuk kedalam mansion Hyuga, tak lupa Hinata melambaikan tangan kearah Naruto.

Naruto tersenyum, senang sekali malam ini, lalu Naruto memacu mobilnya untuk pulang.


Lumayan untuk chap pertama, semoga readers menikmatinya. silahkan fave/alert/flame dll. tapi tolong review dulu ya. ini masih chap permulaan, saya sudah menyiapkan beberapa ide lain untuk ditulis.

Jika saya sudah mendapat 5 review, akan langsung saya update hehehe, #pakepersyaratansegala