Love and Hate
Tittle: Love and Hate
Author: Pink Seokjin
Genre: Romance, Family
Rate: T
Cast: Taehyung, Jimin, Jungkook, Chanyeol, Baekhyun, Jin, Suga, dll
Pair: Vmin, ChanBaek, slight – Vkook/TaeKook, JiKook/MinKook
Warning: YAOI, Boy x Boy, Boy's love, Bromance
Taehyung tidak suka jika eommanya, Baekhyun, menikah lagi dengan Pria! Padahal Baekhyun juga Pria.. sebenarnya itu bukan masalah utamanya, tapi... pria itu adalah appa dari Jimin, Chanyeol.
Kenapa harus appanya Jimin? Apa tidak ada yang lain?
"Tsk, berhenti mengerjai Jimin! Kau melakukannya karna kau menyukainya kan?"
"Apa kau bercanda? Maldo andwae! Aku sudah punya Jungkook"
"Ku dengar Jimin mendekati Jungkook"
"Sungjae, kusarankan kau berhenti sebelum garpu ini merobek perutmu"
"Kau tau Jimin sangat sexy?"
"Yah!"
Sret
Gorden itu terbuka sempurna, membuat cahaya matahari yang menyilaukan berhasil masuk ke kamar yang sangat besar dan tertata rapi itu.
"Appa~ Chimchim masih ngantuk Appa~" keluh anak laki-laki yang terbaring di ranjang besar itu, ia tarik kembali selimut menutupi tubuhnya.
Seorang pria tinggi yang barusan menyibak gorden tersenyum lalu berjalan mendekati ranjang anaknya, di sibaknya juga selimut tebal itu "ayo bangun chim! Kau tidak ingin terlambat ke sekolah barumu kan? Ayolah~"
Dengan malas Jimin, nama asli si chimchim, bangkit duduk sambil mengucek matanya yang masih lengket.
Memang mereka berdua baru saja pindah ke Seoul, mereka datang dari Jepang. Tapi mereka bukan orang Jepang. Sejak Jimin berumur lima tahun, keluarga mereka pindah ke jepang karena perusahaan milik Chanyeol, nama appanya Jimin, yang berada di Jepang. Dan kini, perusahaan itu berkembang dan memiliki banyak cabang, sekarang pusatnya di Seoul, makanya Chanyeol memutuskan kembali ke Seoul, kampung halamannya.
Berdua? Oh iya, eommanya Jimin yang bernama Yuri sejak Jimin berumur tiga tahun sudah tiada, dan kini Jimin sudah kelas dua SMA.
Kata Chanyeol, sekolah baru Jimin adalah sekolah yang cukup elit di Seoul, tapi itu malah membuat Jimin tidak suka, menurutnya, yang sekolah di tempat elit menilai pertemanan berdasarkan status dan kekayaan.
Oke, Jimin memang tidak miskin, pasti banyak yang mendekatinya. Tapi mereka tidak akan tulus berteman dengannya, ya kan?
"Kau harus jadi murid yang keren di sana, jadi cassanova! Semua gadis harus bertekuk lutut padamu, arratchi?" celoteh Chanyeol semangat, ini yang mau sekolah padahal anaknya.
Sementara Jimin yang baru saja duduk hanya menatap malas Chanyeol "Shireo" tolak Jimin, kemudian mulai memakan sarapannya.
"Wae? Kau tampan, juga lucu, ah! Kau juga pintar, menjadi namja populer tidak akan sulit bagimu, belum lagi saat mereka melihat tubuhmu yang atletis, semua gadis bisa pingsan, kau –"
"Appa stop!" potong Jimin. Dengan itu Chanyeol diam lalu kembali memakan sarapannya, ia tau Jimin berrencana menjadi anak nerd di sekolah barunya, dan bahkan mungkin Jimin akan tutup mulut soal appanya mempunyai perusahaan besar yang sukses di Jepang, China dan Korea.
Chanyeol hanya tidak ingin Jimin di bully, Korea merupakan negara dengan tingkat pembullyian relatif tinggi, bagaimana Chanyeol tidak khawatir? Dan... apakah Jimin tidak tau tentang itu? Apa dia mau cari mati?
"Appa tenang saja, aku tidak akan membiarkan mereka melukaiku sedikitpun" kata Jimin sambil menyunggingkan senyuman lucunya, perlahan Chanyeol ikut tersenyum.
Jimin mempunyai tubuh atletis serta abs yang sempurna karena dia memang rajin olah raga dan sering mengikuti karate dulu di Jepang.
"kau memang anak Appa" Chanyeol mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut hitam Jimin.
"EOMMA!"
Taehyung, anak laki-laki yang berteriak sambil menuruni tangga itu terlihat sangat berantakan, dasi yang tidak terikat sempurna, blazer yang tersampir di bahu, belum lagi rambut pirangnya yang acak-acakan...
"Eomma! Taetae berangkat du – mwoya?" Taehyung yang sudah sampai di depan kamar Baekhyun, Eommanya, langsung melongok mengintip ke dalam, dan ia agak shock dengan penampilan Baekhyun sedikit WOW dari biasanya.
Oke, Baekhyun tidak mengenakan dress sexy atau high heels tinggi, juga bukan make up tebal bukan! Hell, Baekhyun kan namja!
Tapi memang penampilan Baekhyun agak lain, jika biasanya Baekhyun cuek, memakai kemeja juga asal pakai, jas juga gak matching bodo amat.
Tapi ini luar biasa rapi! Celana krem, kemeja pink masuk rapi, jas krem juga rapi. Belum lagi rambut merah kecoklatan yang tersisir sempurna, perfect!
"Taehyung sayang~ kau mau berangkat? Tidak sarapan dulu heum?" Baekhyun meraih tas kerjanya lalu berjalan kemuar kamarnya menghampiri Taehyung.
"Ada apa? Kau naik pangkat?" tanya Taehyung santai tapi penuh kekepoan, tapi Baekhyun yang sedang dalam mood luar biasa ceria tidak ambil pusing soal pertanyaan dengan nada tidak sopan itu.
"Bukan, presdir hari ini akan datang, aku harus tampil sesempurna mungkin Taetae-ya~ dan siapa tau aku benar-benar naik pangkat, jadi manager tidak begitu keren menurutku, paling tidak jadi direktur, ya kan? Haha bercanda! Aku sudah sangat bahagia bisa jadi manager! Hidup kita sudah lebih dari cukup kan sayang?" celoteh Baekhyun sambil mereka berjalan menuju ruang makan.
"Yakin tidak sarapan dulu?" tambah Baekhyun, Taehyung mengangguk yakin "Eum, aku berangkat dulu Eomma! Ada Pr yang harus ku kerjakan, anyeong~"
"Haish! Dasar anak itu, sama saja dengan appanya, pemalas! Suka makan! Seenaknya sendiri! Dan... dan.. aku merindukanmu, Daehyunnie~"
Daehyun, appa dari Taehyung sudah tiada setahun yang lalu, kecelakaan mobil. Kini Baekhyun dan si nakal Taehyung harus hidup berdua, untung saja Baekhyun langsung mendapat kerjaan di perusahaan besar, manager! Jadi hidupnya tidak sempat susah.
Taehyung sudah sampai di depan rumahnya, rumah itu cukup minimalis, simple tapi penuh nilai artistik. Daehyun, appanya Taehyung berasal dari keluarga yang cukup berada, rumah itu sebenarnya bisa di bilang mewah. Bukan Cuma luarnya saja yang menarik, dalamnya bahkan lebih menarik.
"Taehyung palliwa!" teriak seorang anak laki-laki dengan seragam yang sama dengan milik Taehyung, dia berdiri di depan gerbang rumah itu, menatap kesal pada Taehyung yang kini berjalan cepat ke arahnya.
"Kita bisa ketinggalan bus pagi jika kau selelet ini, apa kau berdandan dulu di dalam?" omel teman Taehyung itu.
Pletak
Dengan muka yang masih tetap blank, Taehyung refleks menjitak kepala temannya itu "Sungjae-ya... kau punya jam tidak? Aku bahkan melewatkan sarapanku karena kau terus-terusan missedcall"
Seorang yang di panggil Sungjae itu hanya nyegir lebar. Taehyung kemudian berjalan cepat mendahului Sungjae, Taehyung ngambek mode on.
"Yah! Taehyungie kyeopta~ mianhae~ buing buing"
Taehyung berhenti berjalan kemudian menatap tajam pada Sungjae "tuan muda Sungjae... belum lima menit aku tadi bilang belum sarapan dan sekarang kau membuatku mual? Gomapta~" Taehyung kembali berjalan cepat.
Sungjae segera menyusul Taehyung lalu merangkul bahunya "hehe, aku juga tidak mau berangkat sepagi ini, kalau bukan karena hukuman. Kau sih pakai acara membolos di pelajaran guru menyebalkan itu"
"Tapi siapa yang membuat keributan hingga kita ketahuan membolos di rooftop? Kau!"
Yah, bukan rahasia lagi jika dua makhluk bernama Taehyung dan Sungjae ini sangat nakal dan trouble. Hari ini juga mereka terpaksa berangkat pagi bukan karena Taehyung ingin menyalin PR temannya seperti yang Taehyung bilang pada eommanya, Baekhyun.
Itu hukuman atas kenakalannya kemarin.
"Jiminnie?"
"Ne, appa?"
Chanyeol menatap penampilan Jimin dari atas ke bawah, lalu ke atas lagi dengan gusar. Pasalnya, anaknya yang tampan, sexy serta imut ini berpenampilan...
Ah, entahlah.
Jimin memakai seragamnya dengan benar kok, malah terlalu rapi dan terkesan kaku. Rambut hitamnya juga tersisir rapi dan terlalu sempurna. Dan satu lagi yang membuat penampilan Jimin makin kaku, kacamata besarnya.
Nerd.
"Bisakah kau tidak memakai kacamata aneh itu? Ayolah, kau tidak minus Chim..."
"Tidak"
Oh, Jimin sangat keras kepala.
"Appa, aku akan mendapat teman... yang benar-benar mau menjadi temanku, bukan karena harta Appa. Hanya itu yang ku inginkan, aku tidak takut mereka membullyku karena aku berpenampilan seperti ini. Aku masuk dulu Appa, Appa cepatlah pergi sebelum ada yang melihat Appa. Chims sayang Appa~"
Setelah memeluk Chanyeol sekilas, Jimin segera memasuki gerbang sekolah, meninggalkan Chanyeol yang tertegun di depan mobilnya.
Jimin tidak salah... dia hanya ingin seorang teman yang tulus, kepribadian Jimin benar-benar manis. Selalu bergelimang harta sejak kecil tidak menjadikan Jimin menjadi anak yang sombong, tidak punya aturan dan seenaknya sendiri seperti di drama-drama.
Padahal biasanya di Drama, si anak tidak mau semua orang mengetahui siapa orang tuanya, jika orangtuanya miskin...
Tapi Jimin?
Ah, sudahlah... Chanyeol tau Jiminnya memang anak yang spesial. Memang Jimin tidak jenius, dia nilai akademiknya normal. Jimin juga jarang sekali mau ikut lomba, bahkan hampir tidak pernah, jadi ia tidak pernah mendapat piala apapun...
Tapi Chanyeol tetap bangga memiliki Jimin, Jimin adalah satu-satunya harta berharga yang ia miliki.
Chanyeol mulai merasa bersalah, Jimin hanya mendapat kasih sayang seorang Ibu hingga berumur tiga tahun. Setelahnya? Mana bisa Jimin mengingatnya?
Untuk mencari pendamping baru juga berat bagi Chanyeol, tidak ada yang menarik perhatiannya, dia hanya fokus pada anaknya dan perusahaannya.
Jimin berjalan di antara lorong kelas yang masih bisa di bilang kosong, ini masih sangat pagi, tidak banyak murid yang sudah datang.
BRUK
"ah... appo"
Jimin berhenti, tidak jauh di depannya terlihat seorang siswa yang sepertinya terpeleset hingga jatuh, buku-buku yang ia bawa juga berserakan di lantai.
Dengan agak berlari, Jimin mendatangi siswa itu. "Kau baik-baik saja?" tanya Jimin sambil membantu membereskan buku-buku, siswa itu mengangguk "eum"
Setelah selesai mereka berdua berdiri kemudian Jimin menyerahkan buku yang ia bawa pada siswa itu. "Terimakasih" kata siswa itu sambil tersenyum manis, ah senyumnya lucu sekali dengan gigi kelinci miliknya, menggemaskan.
"Kau anak baru? Namaku Jungkook"
"ah, ne. Jimin"
Mereka kemudian berjalan beriringan.
"Apa kau akan ke ruang guru? Aku juga akan kesana" tanya Jungkook lagi, Jimin mengagguk "Kau terlihat masih kecil Jungkook, kau kelas berapa?"
"Hehe, kelas satu. Kau benar, harusnya aku masih SMP, aku bisa masuk SMA karena katanya aku pintar"
"Wah, itu keren. Aku sendiri kelas tiga, sebentar lagi lulus, tapi aku belum siap"
Jungkook memandangi Jimin heran "Wae?"
"Yah, aku bukan murid pintar sepertimu" lalu berdua tertawa bersama. "Menyenangkan bisa mengobrol denganmu hyung, padahal baru saja kita bertemu. Hyung mau jadi teman Jungkook?"
Mereka berhenti tepat di depan pintu masuk ruang guru, Jimin menatap mata Jungkook lekat. "Tentu, aku senang sekali mendapat teman baru"
"Benarkah? Tidak ada yang mau berteman dengan Jungkook, aku tidak tau kenapa. Mereka juga sering mengerjaiku, hingga teman-teman menjauhiku, mungkin mereka takut di kerjai juga"
Hati Jimin mencelos. Ia sudah menduga pembullyan ada di sekolah ini.
"Kau tenang saja, aku tidak akan membiarkan siapapun membullymu lagi, mereka hanya iri padamu. Kau punya aku sekarang, Jungkook"
Jungkook menatap Jimin tidak percaya, "Hyung..."
"Kau tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu, mereka seharusnya tidak melakukan itu padamu"
Tidak biasanya Taehyung diam seperti ini, padahal biasanya dia sudah paling ramai bertingkah absurd keliling kelas dengan Sungjae. Tapi tidak... kali ini Taehyung diam, sibuk mencorat-coret bukunya dengan spidol merah.
"Taehyung-ah! Kau kenapa?" tanya Sungjae bingung, Taehyung aneh sekali hari ini. "Kau sakit? Tadi kan kita sudah sarapan... Tae?"
Akhirnya Taehyung mendongak, menatap Sungjae dengan blank facenya. "Aku baik-baik saja" jawabnya singkat, setelah itu Taehyung kembali pada aktifitas absurdnya.
"Jika ada masalah kau cerita saja padaku"
Taehyung hanya menjawab dengan gumaman tidak jelas.
Bel tanda masuk kelas berbunyi nyaring, dengan tertib siswa dan siswi mulai tenang duduk di kursi masing-masing.
Tak lama kemudian seorang guru memasuki kelas dengan senyum lebar, terlihat sekali dia semangat untuk memulai pelajaran hari ini.
"Perhatian semuanya! Hari ini ada seorang siswa baru yang akan memasuki kelas ini, dia pindahan dari Jepang, tapi asli Korea. Nah, ayo silahkan masuk..."
Sungjae terlihat tertarik sekali dengan murid baru itu, ia menatap Pintu masuk lekat-lekat. Berbeda dengan Taehyung yang masih saja dengan kegiatan mencorat-coret bukunya.
"Perkenalkan dirimu"
Sungjae menyenggol lengan Taehyung "Taehyung-ah! Tae! Lihat siswa itu, penampilannya nerd tapi dia imut sekali! Tae~"
"Namaku Park Jimin, sebelumnya aku bersekolah di Shibuya, senang berjumpa dengan kalian... mohon bantuannya"
"Bagaimana menurutmu Tae?"
Taehyung tidak menjawab, dia hanya menatap lekat pada murid baru itu.
Park Jimin...
.
.
.
.
.
TBC
Sebenernya aku suka banget sama maknae triangle love, hehe. Vkook, Vmin, JiKook... tapi gak tau kenapa sekarang malah paling suka sama VMin ^-^ makanya aku buat FF ini...
Semoga ada yang suka ya ^-^
Saran dan komentarnya di tunggu~
