ANYEONG YEOROBEUN!

AUTHOR COMEBACK AGAIN DENGAN CERITA BARU YUHUUUU~

HOPE YOU ENJOY TO READ IT

NO FLAME | NO BASHING | PLEASE COMMENT

.

Title

WAR OF HORMONE

Length

N - CHAPTER

Rating

PG-15 (T to M)

Genre

SCHOOL LIFE, ROMANCE, FLUFFY, DRAMA, YAOI, BOYXBOY

(DON'T LIKE, DON'T READ)

Author

RUKA17

Main Cast

ALL OTP BAP, EXO, BTS

Disclaimer

THIS FANFICTION IS MINE!

Warning

A lot of typo *ngaks*. DIRTY TALK! Tidak patut dicontoh! Bukan bacaan untuk bocah. Ini serius wkwkwkwk.

.

.

CHAPTER 1: Prolog

.

.

"Red, black, baby blue."

"I almost like black cause it's sexy."

"Yeah, you're right. It's sexy."

"But red is damn cute."

"I like all of them if that always g-strings."

"Woaaa...me too. G-strings is gorgeous hahahaha."

PLAK PLAK PLAK PLAK

Segerombolan namja yang sedang asik mengintip itu berteriak dan mengelus kepala mereka akibat pukulan dashyat yang mendarat dikepala mereka.

"Aaaakkk~ K-kim seonsaenim."

Mendengar nama Kim Seonsaenim disebut, mereka pun berdiri tegak, menatap satu sama lain seraya menundukkan kepala mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan huh?!" teriak Kim Seonsaenim. "Mengintip asrama wanita adalah tindakan illegal. Kalian bisa dituntut dengan pasal-"

"Tunggu sebentar," potong salah satu dari mereka. "Apa boleh kami membawa pengacara kami kesini?"

PLAK

Kembali Kim seonsaenim memukul kepala anak itu dengan kamus yang dibawanya. "Yak, Oh Sehun! Kau kira ini mahkamah agung? Ini sekolah bukan DPR!" Kim Seonsaenim menghela nafasnya. Ia sungguh tidak mengerti bagaimana bisa ia menjadi guru disana dan setiap hari harus berhadapan dengan bocah-bocah seperti mereka. "Okay, aku akan mencatat nama kalian sebelum kalian disidang." Kim seonsaenim mengambil sebuah notes dari dalam saku celananya dan mulai mencatat nama mereka.

"Tunggu dulu seonsaenim. Anda bilang kami akan disidang? Kami mau mengajukan keberatan," seorang namja bertubuh kurus mencoba menghentikan Kim seonsaenim.

"Yak, Kim Seokjin! Sudah ku bilang ini bukan mahkamah agung!"

"Tapi seonsaenim..."

Kim seonsaenim memberikan deathglare terbaiknya pada seokjin.

"Seonsaenim, bukankah anda juga pernah merasakan yang namanya masa muda? Seharusnya anda mengerti keadaan kami," ujar yang lainnya.

Kim seonsaenim menghela nafasnya. Ya, memang benar dia pernah mengalami masa muda seperti mereka. Dan itu adalah hal yang wajar. Wajar? Tunggu dulu. Ini tidak benar!

"Yak, Park Chanyeol, apa yang kau maksud dengan masa muda?"

Chanyeol tersenyum seraya menampilkan deretan giginya. "tentu saja wanita, wanita dan wanita."

PLAK

Kim seonsaenim terpaksa kembali memukul kepala anak didiknya itu.

"Hah~ aku benar-benar bisa mati muda." ujar Kim seonsaenim seraya memijit keningnya. "Ya, perlu kalian ketahui. Masa muda bukan hanya soal wanita saja. Tapi ada yang lain yang lebih menarik dari wanita."

"Apa itu seonsaenim? Apa yang anda maksud adalah sex?"

PLAK PLAK

Entah sudah berapa kali Kim seonsaenim memukul mereka. Ia sungguh tidak mengerti dengan isi otak mereka.

"Yak, Kim Jongin, kau ini masih bocah ingusan. Untuk apa kau memikirkan soal sex? Pikirkan soal nilai ulanganmu yang selalu buruk itu."

Kim seonsaenim kembali menghela nafas panjang dan mencatat nama mereka di notes miliknya. "Kalian akan disidang dan bertemu langsung dengan kepala sekolah."

"Andwaeee!" teriak J-hope. "Seonsaenim, tolong jangan katakan hal ini pada nenek tua itu."

"Yak! Kalian sungguh tidak sopan! Dia bukan nenek tua tapi kepala sekolah kalian meskipun dia memang sedikit menjengkelkan seperti nenek sihir."

"Ehem,,maaf,,siapa yang anda sebut nenek sihir, Kim seonsaenim?"

Kim seonsaenim terlonjak kaget dan merasakan bulu kuduk disekujur badannya berdiri. Segerombolan bocah itu pun menunjuk kearah kim seonsaenim seakan-akan dialah tersangka dari kasus ini.

"Kim seonsaenim mengatakan bahwa anda adalah nenek tua yang menjengkelkan seperti nenek sihir." ujar salah satu anak bername tag Jung Daehyun.

Kim seonsaenim melayangkan deathglarenya pada daehyun dan bocah itu hanya tersenyum seraya memamerkan eyesmilenya.

Kepala sekolah mereka pun menatap tajam kearah Kim seonsaenim. "Baiklah, aku mengerti." Kepala sekolah itu kembali menatap kearah anak-anak didiknya yang masih berdiri disana. "Apa yang kalian lakukan disini? Bel sudah berbunyi. Sebaiknya kalian masuk kekelas."

Dan ke-6 namja itu pun membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan kim seonsaenim bersama dengan sang kepala sekolah.

"Aku ingin berbicara empat mata denganmu Kim seonsaenim." ujar sang kepala sekolah seraya berjalan melewati lorong halaman belakang menuju ruang kepala sekolah.

Mati kau Kim!

.

.

.

Sinar matahari yang menyilaukan masuk melalui celah jendela. Terlihat seorang namja dengan kacamata yang bertengger dikedua telinganya sedang membereskan tumpukan kertas yang berserakan diatas meja besar yang ia gunakan untuk membaca beberapa laporan.

"Hah~"

Namja itu menghela nafasnya dan berusaha memperbaiki letak kacamatanya.

"Kau masih disini rupanya." Sebuah suara menginterupsi kegiatan namja berkacamata itu.

"Yah, bisa kau lihat sendiri. Setiap hari selalu saja ada laporan yang harus ku kerjakan." ujarnya seraya memijit keningnya.

"Hey hey,Kim Jeon Myeon. Kau itu punya banyak anak buah yang bisa membantumu. Serahkan saja pada mereka."

"Ini tidak semudah yang kau kira Wu Yi Fan. Kau kira menjadi ketua senat dan mengatur lebih dari 400 siswa yang ada adalah pekerjaan yang mudah?"

"Ya, ya, aku tahu pak ketua yang hebat. Tapi bukankah kau memiliki wakil dan sekretaris yang bisa diandalkan?"

"Tapi masalah yang kini ku hadapi tidak semudah itu Wu Yi Fan."

Wu Yi Fan atau yang kerap dipanggil Kris itu menaikkan salah satu alisnya.

"Aku menerima banyak laporan bahwa selalu ada siswa yang tertangkap basah sedang mengintip asrama wanita."

Kris menyunggingkan cengiran khasnya. "Well, well, kau seperti seorang pria tua yang tidak pernah mengalami masa muda Kim Jeon Myeon."

Jeon Myeon melayangkan deathglarenya. Hah~ ternyata sia-sia ia berkeluh kesah pada orang seperti Kris yang jelas-jelas isi otaknya juga tidak lebih dari sebatas balon karet. Kosong. Tidak ada isinya.

"Bukankah itu hal yang wajar? Kita ini masih dalam masa pertumbuhan dan itu artinya hormon yang diproduksi oleh tubuh sedang dalam masa aktif."

Jeon Myeon memutar bola matanya. "Ya,ya,ya kau benar. Tapi bagaimana bisa aku menghentikan pertumbuhan itu? Apa kau tidak lihat? Nilai akademik mereka setiap tahun semakin menurun dan belum juga keluhan-keluhan dari asrama wanita yang mengeluh bahwa beberapa dari mereka kehilangan barang pribadi milik mereka."

"Tenangkan dirimu Kim Jeon Myeon. Bukankah masa muda itu untuk dinikmati? Jangan terlalu dipikirkan. Biarkan mereka tumbuh dan menikmati masa muda mereka."

"Ya,ya, aku tahu. Tapi setidaknya hal-hal yang mereka jangan sampai merugikan pihak lain."

"Hmmm,,aku mengerti maksudmu." Kris terlihat berpikir dengan menempelkan jari telunjuknya dikeningnya. "Apa sebaiknya kita mengusulkan pada kepala sekolah untuk mengubah status sekolah kita dari sekolah khusus laki-laki menjadi sekolah campuran seperti halnya sekolah normal lainnya."

"Itu tidak mungkin Kris." wajah Jeon Myeon berubah menjadi datar -_-

"Hmmm,," Kris terlihat kembali berpikir. "Atau mungkin..." Kris mendekatkan dirinya pada Jeonmyeon dan membisikkan sesuatu ditelinganya.

"Yak, kau gila! Mana mungkin kita mengusulkan hal tersebut pada kepala sekolah."

"Kita coba saja." ujarnya seraya menyeringai.

"Aku yakin, kau mengusulkan hal ini hanya untuk mempermudah eksperimen bodohmu itu."

"Well, kita lihat saja. Apakah kepala sekolah mau menerima usulanku atau tidak."

.

.

.

"Princess Boys? Apa maksud dari semua ini?" seorang namja bermata bulat mengerutkan dahinya ketika ia mendengar penjelasan dari salah seorang temannya.

"Well, yang kudengar kepala sekolah bersama dengan anggota senat akan membuat sebuah perkumpulan yang dinamakan 'Princess Boys'. Mereka akan memilih beberapa dari kita untuk dijadikan 'Princess' yang memiliki kekuasaan yang sejajar dengan anggota senat." jelas Baekhyun dengan semangat.

"Well, memiliki hak seperti anggota senat, bukankah itu berarti tugas 'Princess' sangat berat? Dan lagi, kenapa namanya harus 'Princess'? Ini mencurigakan." balas namja bermata bulat yang diketahui bernama Do Kyungsoo.

"Yak, Yoo Youngjae. Bisakah kau mengecilkan suara dari ipad-mu?"

Namja bernama Youngjae itu tidak mengindahkan suara merdu Baekhyun. Hal itu membuat baekhyun jengkel dan merebut ipad milik Youngjae. "Yak, apa kau tidak lihat? Sebentar lagi aku bisa memenangkan banyak coin dan semua daerah akan rata dengan landmark yang kubangun." teriak Youngjae yang ternyata sedang bermain Let's get rich.

Kyungsoo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat pertengkaran kedua sahabatnya.

"Kembalikan ipad-ku byun baek!"

"Tidak, sebelum kau mendengar ceritaku."

Youngjae memutar malas kedua bola matanya. "Baiklah, baiklah, apa yang perlu kudengar darimu tuan byun?"

"Apa kau mau masuk dalam perkumpulan yang dibuat oleh kepala sekolah dan anggota senat itu?" tanya baekhyun semangat

"Tunggu dulu. Bukankah kau bilang bahwa mereka akan memilih beberapa dari kita?" kyungsoo menginterupsi pembicaraan mereka.

"Well, mereka akan memilih beberapa dari kita. Tapi mereka juga memberikan kesempatan bagi siswa yang hendak ikut dalam perkumpulan itu." jelas baekhyun.

"Aku tidak mau. Perkumpulan itu terdengar sangat membosankan." ujar Youngjae yang kini berhasil merebut kembali ipad miliknya. "Aku lebih suka kalau ada yang mengajakku bertaruh membuat clan atau menyerang camp."

Baekhyun dan kyungsoo memutar bola mata mereka. "Dasar otaku."

"Ya, baekhyun-ah. Apa kau ingin mendaftarkan diri dalam perkumpulan itu?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya. "Well, sepertinya menarik. Apa kau juga mau ikut kyungsoo-ah."

Kyungsoo menaikkan kedua pundaknya. "Aku tidak tahu."

.

.

.

NGINGGGGG~ NGINGGGGG~

Terdengar suara microphone yang memekakan telinga. Membuat seluruh siswa yang berkumpul dihalaman depan sekolah berusaha menutup telinga mereka karena suara yang membuat telinga mereka nyeri.

"Tes...tes..." seorang namja dengan seragam yang sama dengan yang dikenakan oleh para siswa disana berdiri tegak didepan depan microphone yang berada ditengah lapangan. Hanya saja namja itu mengenakan dasi yang berbeda warna dengan yang digunakan oleh siswa lainnya. Ia mengenakan dasi berwarna merah yang menunjukkan bahwa ia adalah anggota senat disekolah mereka.

"Baiklah. Hari ini saya selaku ketua senat akan mengumumkan secara resmi perihal perkumpulan yang sebentar lagi akan kami resmikan." ujar namja bernama Kim Jeon Myeon dengan seluruh wibawanya.

"Sebelumnya perlu kalian semua ketahui bahwa 'Princess' memiliki hak seperti anggota senat lainnya, yaitu memiliki kamar asrama dengan fasilitas pribadi yang secara otomatis kalian tidak akan berbagi kamar dengan siswa lainnya. Lalu kalian akan diberi kupon gratis makan selama 1 tahun dan juga kalian diperbolehkan membawa barang elektronik sebebas yang kalian inginkan. Kami menjunjung tinggi kebebasan kalian. Dan tugas kalian hanya simple dan mudah, yaitu selalu tersenyum dan memberi semangat pada seluruh siswa yang ada disekolah ini. Ya, bisa dibilang perkumpulan ini semacam cheersleader yang setiap hari bertugas menyemangati setiap siswa disekolah ini."

Terdengar suara berisik para siswa yang saling beradu argumen tentang pendirian perkumpulan yang dinamakan 'Princess Boy'. Apakah ini sebuah infasi yang diadakan untuk membuat para siswa semakin terancam? Mereka sungguh tidak mengerti dengan gagasan yang diajukan oleh anggota senat kepada kepala sekolah mereka.

"Aku mengusulkan pembentukan perkumpulan ini kepada kepala sekolah karena banyaknya ketidakseimbangan yang terjadi disekolah kita."

Penjelasan sang ketua senat membuat semua siswa terdiam. "Aku hanya ingin membantu kalian menikmati masa muda kalian tanpa harus meninggalkan prestasi yang kalian miliki dengan memberikan penyemangat bagi kalian. Bukankah itu yang kalian harapkan?"

Para siswa kembali berargumen satu sama lain. Dan sepertinya mereka bisa menerima penjelasan dari sang ketua senat.

"Baiklah, mulai besok aku dan anggota senat akan membuka pendaftaran bagi para calon 'Princess' yang ingin mendaftarkan diri. Tapi disamping itu kami juga memiliki daftar kandidat yang sudah kami pilih. Dan untuk pemilihan, kami akan menggunakan sistem partisial dimana kalian juga bisa memilih dan siswa dengan pilihan terbanyak akan menjadi ketua dari 'Princess Boys'."

NGINGGGGGGGG~

Suara berisik dari microphone kembali terdengar ketika sang ketua senat turun dari atas panggung.

"Sepertinya menarik," ujar Chanyeol yang berdiri dideretan paling belakang.

"Yah, dan aku tidak sabar untuk melihat para calon 'Princess'." ujar J-hope dengan semangat. "Tunggu dulu," J-hope melirik kearah Seojin yang sedang asik mengunyah lollipopnya. "Ku rasa kau sebaiknya ikut dalam pemilihan ini, seokjin-ah. Kau cukup cantik untuk dipanggil 'princess'." ujarnya seraya mencolek dagu seokjin

Seokjin melayangka deathglare-nya. "Tsk, singkirkan tangan kotormu itu Jung J-hope. Aku tidak cantik. Aku tampan. Pabbo." ujar seokjin seraya memukul kepala J-hope.

J-hope mengelus kepalanya. "Hahaha...aku hanya bercanda."

"Hah~ apa yang sebenarnya dipikirkan oleh para anggota senat? Aku sangat tidak tertarik dengan gagasan mereka. Princess Boys? Huh, yang benar saja." ejek daehyun.

PUK

J-hope menepuk pundak daehyun. "Yak, aku tahu. Kau tidak perlu sesakartis ini karena wajahmu jauh dari cantik untuk bisa menjadi 'princess'."

Daehyun menatap tajam J-hope. "Kau ingin mati disini Jung J-hope?"

"Wow,,calm down dude." dan J-hope pun tertawa melihat reaksi daehyun.

.

.

.

TBC or DELETE?

It's your choice!

.

.

.

Untuk para readers setia yang ingin membaca karya author selanjutnya, author sudah mengabulkan permintaan dari readers dan ini baru sebuah prolog. FF akan berlanjut jika mendapat banyak respon dari readers.

Lalu, untuk ide dari judul sudah pasti kalian tahu kan? Yap, author mengambil judul dari MV terbaru BTS - War of Hormones. Dan ide cerita sedikit banyak muncul dari sana. Ide cerita ini muncul saat author melihat MV terbaru mereka yang bikin author greget dengan gaya cool and play boy mereka xD Semoga readers juga paham mengapa tiba-tiba author bisa menulis ff semacam ini. Dan maaf kalau bahasa dan kata-kata sulit dimengerti hahaha. Ok sekian and MIND TO REVIEW?