~Darkness Dragon Emperor : Clash of Dragons~

Disclaimer : Ichie Ishibumi & Masashi Kishimoto

Warning : Godlike! Issei, Extreamly Godlike (Semi-Excelsior)! Naru, OOC, Jelek, Ngawur, Ide Pasaran

Pair : Naruto x Ophis and Serafall, Issei x ? (Belum nemu yang cocok)

Apabila ke-13 [Sacred Gear]tipe Longinus mampu memanggil Trihexa, mimpi buruk bagi dunia. Maka Longinus ke-14 adalah mimpi buruk bagi Trihexa dan Great Red, yang notabene membunuh kekasih dari makhluk yang sekarang menjadi [Sacred Gear].

~Darkness Dragon Emperor : Clash of Dragons~

~Unknown Years, Heaven~

TAP

TAP

TAP

TAP

Dengan tergopoh-gopoh dua sosok berbeda gender dan bersurai pirang serta bermanik blue sapphire sedang membopong seorang pria bersurai hitam jabrik, ikat kepala berwarna biru yang bertengger di kepalanya terlihat sobek disana-sini, pakaiannya compang-camping, luka bakar mendominasi pada hampir seluruh permukaan kulitnya.

"Michael-Nii…" Sang gadis itu memanggil sosok pria yang sedang merelakan bahunya untuk membopong sosok pria dalam keadaan sekarat itu, sekilas tampak raut bersalah di wajah cantiknya. Merasa dipanggil, sang pria menengokan kepalanya.

"Ada apa, Gabriel?" Michael, nama dari pria tersebut, kini menanyakan tentang perihal apa sang adik memanggilnya.

"Apa yang kita lakukan kepada Draco-San tidak keterlaluan?" Raut cemas tampak di wajah cantiknya. Michael hanya diam seribu bahasa, ia tak dapat menjawab pertanyaan itu. Terus terang ia juga merasa bersalah dengan perbuatan yang ia lakukan, namun apa boleh buat? Perintah tetaplah perintah.

TAP

TAP

TAP

Cukup lama mereka berjalan di tempat yang selalu diimpikan seluruh manusia itu dalam diam. Hingga akhirnya kaki itu berdiri di depan sebuah bangunan, tempat tujuan mereka.

"Ayah, kami telah membawa Draco kepada-Mu. Ijinkan kami masuk, Ayah"

"Masuklah kedalam, Michael, Gabriel" Suara lembut terdengar, membalas ucapan dari Gabriel.

Pintu telah mereka buka, kaki telah melangkah kedalam, dan tekad telah membulat. Dua pasang manik blue sapphire itu kini terkunci kepada sosok dengan cahaya yang amat terang, sehingga tak menampakkan siapa yang ada disana.

"Akan kami taruh ia disini, Ayah. Ijinkan kami pergi" Michael berujar dengan suara lembut, tak lepas dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Mereka letakkan pelan-pelan tubuh tak berdaya Draco.

"Kalian berdua boleh pergi"

"Terimakasih, Ayah"

Kini mereka berdua telah melangkah pergi dari bangunan itu, meninggalkan Kami-Sama dan sang Darkness Dragon .

"Akhirnya kau berada disini, anak-Ku"

Sosok yang diselimuti cahaya yang menghangatkan itu berjalan pelan menuju Draco, hingga akhirnya Ia berdiri tepat di depan pemuda itu.

"Mengapa?" Suara itu terdengar lirih, keluar dari mulut Draco. Rupa-rupanya ia tidak pingsan, itu hanyalah sebuah kebohongan.

"Mengapa Ayah mengirim Red dan Trihexa? Mengapa Engkau melakukan itu? Bukankah aku juga anak-Mu? Tega sekali Kau…" Suara Draco semakin memberat, kini ia telah berdiri tegak.

Kami-Sama terdiam.

BRRAAATTHHHHH

Sepasang sayap naga berwarna hitam keluar dari punggung Draco.

BRAKKK

Tak ada sedikitpun kesulitan baginya untuk menembus atap dan terbang ke atas, sementara itu Kami-Sama masih terdiam, Ia amati apa yang akan ciptaan-Nya lakukan.

"Akan aku akhiri kalian" Draco bergumam dengan sangat pelan, manik ungu berpola kepingan es itu menatap dingin daratan yang ada dibawahnya.

"Atomic…" Sejenak ia memberi jeda. Energi negative dalam intensitas tinggi berwarna biru kehitaman dan berukuran sebesar bola kasti terbentuk di depan dadanya. Suasana di surga kini menjadi sangat riuh, ketika mereka merasakan tekanan yang teramat sangat berat, hingga membuat semua malaikat pingsan, terkecuali para Seraph.

"Blaster!"

DUUUUUUUAAAARRRRRRRRRRR…

Seketika ledakan yang teramat dahsyat terjadi, hampir menghancurkan tiga perempat wilayah surga. Dan yang lebih parah, SELURUH malaikat yang ada, tak peduli seberapa kuat dia…

Musnah tak bersisa. Pada hari itu, seluruh dunia tertutupi oleh awan hitam, suara gemuruh terdengar memekakkan telinga. Manusia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, bahkan beberapa dari mereka mengira kiamat akan terjadi. Teriakan histeris terdengar dimana-mana, diikuti dengan suara tangis bayi, atau bahkan manusia dewasa. Kelak hari itu akan dikenang sebagai hari...

Heaven's Fall.

Semua malaikat telah mati, kini hanya tersisa Kami-Sama dan Draco yang tak lama kemudian jatuh, ia kehabisan stamina. Pemuda itu sudah tak peduli lagi apa yang akan terjadi kepadanya, ia sudah tak peduli lagi.

~Sementara di kastil Lucifer~

Terlihat Lucifer sedang menampakkan ekspresi bahagia, ia tatap lekat-lekat cangkir yang ia pegang dengan sumringah. Cangkir yang ia pegang bukanlah sembarang cangkir, itu adalah cangkir buatannya sendiri yang sudah ia buat selama bertahun-tahun.

"AKHIRNYA! AKU BERHASIL!" Walaupun cangkir ini tidak memiliki kekuatan atau kelebihan apapun, namun Lucifer tetap bangga. Ini adalah sebuah pencapaian baginya.

"Lilith-Chan! Kemari dan lihatlah! Suamimu yang tamvan dan berani (?) ini berhasil membuat sebuah pencapaian!"

Merasa dipanggil oleh suaminya, si gadis loli dari ras naga itu mendekat kearah sang suami, ekspresi datar tergambar jelas di wajah imutnya.

"Selamat, anata" Puji Lilith dengan nada datar, seolah-olah itu adalah hal yang biasa saja.

DUAAARRRRRR

Underworld langsung terguncang dengan hebatnya, nampaknya ini adalah efek dari serangan yang Draco lepaskan.

PYARRR…

Hening. Lucifer menatap lekat-lekat cangkirnya, begitu juga dengan Lilith.

"Ca-cangkirku…" Suara Lucifer terdengar lirih.

PUK

PUK

PUK

"Yang tabah, anata" Ucap datar Lilith menyemangati, sembari menepuk bahu sang suami dengan pelan.

"TIDAAAAAAAAAKKKKKK!"

~Heaven~

Masih dalam kondisi yang sama, akhirnya Kami-Sama mulai bertindak.

"Kembalilah seperti semula!"

.

.

.

.

.

.

KRRIIINGGGGGGG

Terdengar suara bel masuk dari Kuoh Academy, tempat dimana sosok bersuai coklat bersekolah.

"Satu lagi hari yang membosankan" Gumamnya dengan nada malas.

"Kuatkan dirimu, Issei" Lanjutnya. Ia berjalan pelan menuju kelasnya, tak ia pedulikan siswa-siswi yang melewati dirinya. Ia tak memiliki urusan dengan mereka, begitu pula sebaliknya. Jadi untuk apa ia memedulikan orang lain?

"Yoo, Issei!" Ia tengokkan kepalanya dengan malas, sorot matanya tertuju pada sosok pemuda pirang jabrik dengan mata blue sapphire yang tengah melambaikan tangannya kepadanya.

"Ada apa, duren sialan?! Kau membuat hariku lebih buruk?! Bermesraan saja sana dengan bosmu!"

Wajah konyol Issei muncul, dengan kepala yang lebih besar dari tubuhnya, memarahi sosok 'Duren sialan'.

"Apa-apaan kau ini?! Siapa yang kau sebut duren sialan?! Dan apa maksudmu menyebutku bermesraan dengan Sera-" Pemuda pirang itu menutup erat-erat kedua mulutnya menggunakan tangannya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

'Sial, aku keceplosan!' Batinnya panik.

"Tidak usah repot-repot menutupi hubunganmu dengan Maou yang satu itu! Dasar bocah parasite!"

"Siapa yang kau sebut bocah para- Hei! Jangan abaikan aku!" Terlambat, wahai Uzumaki Naruto. Issei telah melarikan diri ke kelas.

"Nee, Draco. Bagaimana menurutmu pemuda itu?" Entah kepada siapa Naruto mengajukan pertanyaan.

'Menurutku…' Naruto menunggu ucapan dari sosok naga yang berada di dalam tubuhnya dengan seksama.

'Dia itu laki-laki' Ucap Draco dengan wajah konyol beserta ingus yang menggantung di hidungnya.

"Oh… Aku kira dia tidak berjenis kelamin!"

.

.

.

.

.

~TBC~

Bagaimana menurut kalian tentang fic baru ini? Sebenarnya ini sama seperti fic DDE : Evolution, akan tetapi menggunakan sudut pandang dari Issei. Dan disini Issei bukan sosok mesum, tapi Anti-Sosial, dingin, misterius, dll. Sedangkan Naruto? Dia sosok yang konyol dengan kekuatan luar binasa :"v Di fic ini tingkatan Naruto adalah Extream Godlike, atau ane sebut Semi-Excelsior.

FAV AND FOLL PLSSS?

READ AND REVIEW PLSS?

.

.

.

.

.

.

.

Guardian : Out!