I'm sorry, I love You
Kim Jongin and Do Kyungsoo and other.
Present by KaiSooEXO
Chapter 1
Delapan tahun yang lalu, tepat dimana Tuan Kim beserta keluarganya memutuskan untuk kembali ke Seoul, meninggalkan Taiwan selaku negara yang sudah mereka anggap negara mereka sendiri. Mungkin itu juga yang dipikirkan oleh anak mereka, Seorang namja yang dilahirkan begitu tampan dan wajah yang begitu sempurna, Kim Jongin. Ia masih sangat ingat bagaimana dirinya yang terus merengek ingin kembali pulang ke Taiwan karena tidak betah, namun pada akhirnya ia harus beradaptasi ditempat ini.—dimana pemukiman berkota yang penuh sesak, jauh berbeda di Taiwan sana. Ia akui memang sama ramainya tapi tidak sesesak dan sepanas disini. Dan disaat itupula semua kehidupannya berubah, semenjak mengenal namja itu.
Pada saat itu Jongin masih berumur sebelas tahun, dimana kedua orang tua-nya mengunjungi sebuah rumah yang ia tahu dimiliki oleh tuan yang bermarga Do, yang Jongin ingat pada saat itu adalah sosok namja pendek dengan mata bulat seperti owl dan bibirnya yang berbentuk hati yang seumuran sepertinya menatap keluarga Jongin dengan takut sekaligus bingung. Nama namja itu Kyungsoo— Do Kyungsoo. Hampir tiga puluh menit berlalu, dan mereka berdua hanya diam bahkan tidak saling menatap satu sama lain. DO Kyungsoo dengan kebingungannya yang imut, dan Kim Jongin dengan kediamannya yang jelas terlihat jengah. Dia bosan, bahkan sangat bosan. Hei? Bagaimana bisa kedua orang tua mereka sudah saling bercengkrama diruang keluarga Tuan Do, sedangkan mereka berdua hanya diam layaknya patung yang terpampang ditaman. Jongin menyerah, akhirnya ia angkat bicara. Memecah kesunyian diantara mereka...
Empat belas tahun, Itu berarti sudah terhitung tiga tahun lamanya mereka berteman. Anggapan Jongin tentang Kyungsoo pada awalnya memang hampir seratus persen benar, Kyungsoo merupakan anak yang pendiam, namun tidak bodoh. Dia bahkan mampu mengerjakan sesuatu dengan cepat bahkan hampir tidak salah sama sekali. Berbeda dengan Jongin yang hidupnya selama ini penuh dengan grasak-grusuk. Tapi itulah yang Jongin sadari, dengan perbedaan itu akhirnya mereka bisa lebih dekat. Ya sangat dekat, buktinya mereka sudah tak sungkan untuk tidur bersama, bermain bersama, bahkan bersekolah dikelas yang sama. Dan itu semua benar-benar membuat mereka dekat seperti seorang saudara
Enam belas tahun, tepat disaat sekolah membuat acara perkemahan sabtu-minggu— suasana didalam bus benar-benar jauh dari ketenangan, tapi itulah hal yang mereka harapkan tertawa bersama membentuk persahabatan. "Bagaimana kita bermain True or Dear." Tawar Sehun mencoba untuk memecah kebosanan, yang lainnya mengangguk antusias begitupula dengan Jongin dan Kyungsoo yang hanya mengangguk. Permainan itu terus berlanjut, hingga pada akhirnya. "Kau kalah Jongin, sekarang kau harus mencium salah satu dari kami. Tepat dibibir," itu Baekhyun yang mendeklarasikan perintah itu. Jongin diam, tampak berpikir beberapa kali, dia harus melakukannya dengan siapa? Tidak mungkin Baekhyun. No, dia tidak ingin terjadi baku hantam antara dirinya dan Chanyeol selaku kekasih Baekhyun, kalo Sehun? Ah membayangkannya saja dia malas. Hingga pada akhirnya tatapannya terhenti dimata Owl itu, mata indah Do Kyungsoo. Jongin membeku, haruskah ia melakukannya? Pikirannya membuyar, ia tak bisa berpikir dengan jernih. Perlahan tapi pasti wajahnya bergerak mendekati Kyungsoo yang sama membekunya, membeku didalam kebingungan hati. Tidak Jongin sadari, mereka berdua sudah sangat dekat, deruan napas mereka saling bertaut. Seakan gerak dan waktu berjalan begitu lambat, bahkan Jongin tidak lagi berpikir dimana mereka berada. Dan satu hentakan itu mengakhiri semuanya. Bibir berbentuk hati itu, telah menyatu dengan miliknya. Kedua mata Jongin tertutup, perlahan tapi pasti kedua sisi bibirnya sudah merasakan indahnya keajaiban. Hingga pada akhirnya Jongin tersadar. Mereka berdua membeku, Jongin hanya tertawa canggung, berharap kecanggungan ini dapat mencair. kedua matanya beralih menatap Kyungsoo. Namja itu hanya diam, bahkan tak bergerak sama sekali. Entah kenapa, Jongin merasakan ada yang berbeda di relung hatinya.
Sekarang— Tepat disaat umur mereka menginjak sembilan belas tahun.
Kim Jongin akhirnya menyadari suatu hal yang terus terganjal didalam hatinya. Suatu hal yang dikatakan cinta, cinta terhadap Do Kyungsoo.
"Hyung, sampai kapan kau terus begini." Itu Sehun, teman sebangku sekaligus sahabatnya juga selain Kyungsoo. Mereka sekelas, tapi umur Sehun jauh lebih muda sedikit ketimbang Jongin, jadi ia memutuskan untuk memanggil Jongin dengan sebutan 'Hyung'.
Jongin menggeleng, kemudian menunduk. Ia resah, bingung, sekaligus sudah tak sanggup membendung ini semua. Ia jatuh cinta, terhadap teman sekaligus sahabat masa kecilnya itu. Tapi, ia sama sekali tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan itu terhadap Kyungsoo. Ia takut, jika perasaan inilah yang pada akhirnya akan menjauhkan dirinya terhadap Kyungsoo. Ditambah jongin harus menerima kenyataan bahwa orang yang ia cintai adalah seorang namja, sama sepertinya.
"Tapi Hyung, ini sudah hampir beberapa tahun. Apa kau masih sanggup terus menyembunyikannya?" Tanya Sehun ulang yang terkesan membujuk Jongin untuk tidak keras terhadap pemikirannya.
Jongin kembali menggeleng, kali ini menatap namja yang duduk didepan tidak jauh dari dirinya. Dia Kyungsoo, "Itu benar-benar sulit Sehun. Aku tidak akan sanggup bila apa yang aku ucapkan nanti semakin membuat diriku jauh kepadanya. Dan kau taukan sudah beberapa bulan ini Kyungsoo mencoba menghindariku. Aku benar-benar sedih." Tatapannya masih saja terpaku pada Kyungsoo, tidak ada pergerakan sama sekali, Kyungsoo mungkin sedang membaca buku.
Sehun merangkulkan tangannya kepundak sahabatnya itu. Mencoba memberikan kekuatan lebih terhadap Hyung yang telah membantunya menyelesaikan permasalahan cintanya itu ditempo waktu. "Tapi Hyung, kau belum mencoba."
"Tapi, itu terlalu sulit Sehun-ah..."
...
Jongin membaringkan dirinya ditempat tidur. Kepalanya terus terngiang seakan akan berputar seperti putaran film. Dimana dirinya dan Kyungsoo yang menjadi pelakonnya. Dari pertama kali mereka bertemu, berteman, dekat, dan akhirnya menjauh. Jongin tak tahu alasan macam apa yang membuat Kyungsoo menjauhinya, mungkin bukan berdasarkan visual tapi melalui psikis. Yah, mungkin secara penglihatan mereka tidak jauh, tapi hati dan pikiran mereka yang mengatakannya. Jongin berguling-guling kesal, apa yang harus dia lakukan sekarang? Bertanya kepada Kyungsoo? Oh ayolah itu tidak mungkin. Perlahan ia mengeluarkan ponselnya, tidak ada keperluan penting, ia hanya ingin melihat kebersamaan mereka yang tersimpan di ponselnya. Jongin tersenyum, itu Kyungsoo yang sedang bertingkah malu-malu saat Jongin memberikan hadiah cincin untuknya pada saat umur keenam belas tahun. Yang semakin membuat Kyungsoo semakin memerah malu yaitu kata kata Jongin yang membuat seisi rumah terkejut, bukan.. bukan pernyataan cinta sebenarnya. " Kyungsoo-ah, cincin ini untukmu. Lihatlah aku sudah memakai cincin yang sama sepertimu. Kau tahu aku sengaja membeli cincin ini agar kau selalu terikat padaku, begitupula denganku yang akan selalu terikat terhadapmu.", Jongin tersenyum kalau mengingat kata kata itu. Tangannya terangkat menatap cincin yang sudah hampir tiga tahun menghiasi jari manisnya. Dan yang semakin membuatnya tersenyum adalah karena Kyungsoo yang masih mengenakan cincin pemberiannya itu. Tak terasa, kedua mata Jongin mulai terpejam. Berharap suatu keajaiban tersampir dihidupnya.
"Kyungie, aku merindukanmu."
...
Kyungsoo berjalan cepat terkesan buru-buru. Ia benar-benar menyesali dirinya yang lambat ini. Siapa yang harus disalahkan? Dirinya atau jam karetnya ini?. Kakinya benar benar berasa ingin jatuh, ya lihat saja kakinya yang pendek ini hampir terjerembab gara-gara dirinya yang mencoba berlari diantara kerumunan orang yang habis pulang bekerja.
"Ah maaf tuan, aku tidak sengaja."
"Maaf noona, aku tak sengaja."
"Aww, maaf ahjussi. Maafkan aku"
Dan begitupula seterusnya, hingga akhirnya kaki kecilnya terhenti tepat disebuah gedung besar. Yang bertuliskan "Seoul Hospital". Dirinya mendesah, menarik napas berkali-kali berharap kecemasannya dapat sedikit berkurang. Setelah dirasa berkurang, Kyungsoo kembali berjalan. Berharap suatu hal yang buruk tidak akan berhenti didepannya, walaupun ia benar-benar meragukannya.
Kedua tangannya bergetar saat menyentuh knop pintu dihadapannya. Jelas tertulis "Ruangan " tangannya perlahan memutar knop pintu itu dan tampaklah seorang dokter wanita muda yang sedang berkutat dengan kesibukannya. Kepala dokter itu mendongak, menatap Kyungsoo dengan kecemasannya itu. Wajah dokter itu tersenyum dengan manis, mencoba menghibur namja yang berusaha keras menerima kenyataan yang akan dokter itu berikan.
"Duduklah Kyungsoo, jangan cemas. Semua baik-baik saja." Ucap Soojung menawari Kyungsoo duduk. Tak tahukah ia, perkataannya itu benar-benar membuat Kyungsoo tersetrum, ia berharap perkataan dokter cantik itu benar.
"Ah, terimakasih noona." Kyungsoo duduk dan menatap Soojung. Kedua tangannya terus memilin kemeja yang ia pakai, seakan masih belum atau bahkan tidak pernah mampu untuk menerima kenyataan itu.
SooJung tersenyum, mencari sebuah amplop. Setelah dirasa ketemu, ia lekas membukanya.
"Aku tahu ini memang tidak mudah untuk kamu, tapi kamu harus tau sebelum terlambat."
"Tidak apa Noona, beritahu saja." Jawab Kyungsoo tegar, seakan akan permasalahan ini bukanlah hal yang berdampak besar bagi hidupnya.
"Maafkan aku," Soojung menarik napas sebentar. "Kamu, mengidap Leukimia. Stadium awal."
Kedua mata Kyungsoo membulat, seakan akan tak bisa menerima kenyataan itu. Perlahan kedua air matanya jatuh, ia terisak dalam diam.
"Maafkan aku, Kyungsoo. Aku sudah melakukan hal yang kubisa. Maafkan aku." SooJung beranjak dari duduknya dan memeluk Kyungsoo yang ia sudah anggap adiknya sendiri itu. Perlahan, Kyungsoo menggeleng. "Tidak Noona, ini bukan salah Noona. Dan a-apakah penyakit ini bisa sembuh?" Tanyanya terbata.
Soojung mengangguk, ragu akan jawaban macam apa yang harus ia beri. Karena pada kenyataannya hampir semua orang yang mengidap penyakit ini akhirnya akan... pergi.
"Aku yakin bisa, tapi kau harus melakukan perobatan secara maksimal Kyungsoo-ah, percayalah." SooJung seakan ingin menangis melihat dirinya, sejahat itukah dirinya memberikan harapan palsu kepada namja disayangnya ini. Kyungsoo mengangguk, perlahan tapi pasti hatinya mulai tenang. "No-Nonna, a-aku mohon sembunyikan penyakitku ini, aku tidak ingin mereka merasa sedih karenaku." Pinta Kyungsoo, sangat.
SooJung hanya mengangguk lemas, seakan ikut merasakan penderitaan yang dialami Kyungsoo.
"Maafkan aku Kyungsoo-ah"
...
Kyungsoo berjalan dengan lemas kerumahnya, hatinya benar-benar galau dan gundah gulana sekarang. Bagaimana mungkin bisa ia menganggap ini semua hal remeh. Kakinya terus saja berjalan, hingga pada akhirnya ia menemukan seorang namja sedang menunggu digerbang rumahnya. Dia Kim Jongin.
"Kyungsoo ah? Kenapa kau lama sekali? Lihat ini sudah pukul berapa?." Ah, Kyungsoo tersentak ia baru ingat ternyata hari sudah senja. Selama itukah dirinya?
"D-dan lihat dirimu, kau tampak begitu kacau Kyungsoo. Dan, kau belum pulang kerumah." Jongin menatap Kyungsoo khawatir sekaligus miris, ada apa dengan Kyungsoo.
Kyungsoo tersenyum, jelas itu itu dipaksakan. "Aku tidak apa-apa Jongin, pulanglah kau lelah." Ia melanjutkan langkahnya dan masuk kepagar, tapi langsung mendapatkan Jongin yang menghadangnya.
"Tidak, aku tidak lelah. Tapi, kau yang terlihat lelah—.." belum sempat Jongin melanjutkan kata-katanya, tiba tiba Kyungsoo memotong.
"Kalau begitu, biarkan aku sendiri. Aku lelah, Jongin-ah." Ia menatap Jongin, memohon. Tak sampai hati akhirnya Jongin melepaskan hadangannya.
"Tapi aku ikut kedalam. Tidak ada tapi-tapian. Aku mohon. " pinta atau lebih terdengar memerintah. Kyungsoo hanya terdiam, ia tahu bagaimana Jongin jadi percuma saja bila ia menolak.
"Baiklah.." Mereka berdua berjalan, memasuki pintu rumah Kyungsoo.
"Eomma, Appa. Aku pulang." Teriak Kyungsoo sembari melepas sepatunya begitupula dengan Jongin yang melepas sandalnya.
"Ah Kyungsoo lama sekali kamu pulang nak. Oh, bersama Jongin rupanya. Baiklah, Jongin dan Kyungsoo masuklah kekamar. Biar Eomma, menyiapkan makanan untuk kalian." Dan dengan otomatis Kyungsoo dan Jongin naik ketangga, kekamar Kyungsoo.
Jongin menutup pintu dan mengunci kamar Kyungsoo. "Ah, k-kenapa kau menguncinya Jongin -ah?" Tanya Kyungsoo seakan-akan hal itu bukanlah hal yang wajar.
Jongin bingung, "Itu hal yang biasa Kyungsoo. Akukan sudah sering kemari." Kyungsoo mengangguk dan langsung masuk kekamar mandi.
"Ah, sebenarnya ada apa denganmu Kyungsoo-ah."
Selang tiga puluh menit menunggu, akhirnya Kyungsoo keluar dari acara mandinya. Kedua tangannya terus bergerak membasuh air yang membasahi rambutnya. Namja pendek itu seakan begitu khusyuk dalam melakukan kegiatan itu, sampai akhirnya Jongin berintruksi.
"Biarkan aku yang mengeringkan rambutmu Kyungsoo."
Kegiatan tangan Kyungsoo tiba tiba terhenti, kedua mata mereka saling bertatapan. "Itu hal yang sering kita lakukan kan?" Tanya Jongin seakan memberikan penekanan 'ada apa denganmu Kyungsoo'. Akhirnya Kyungsoo mengangguk dan duduk dibawah Jongin. Perlahan tapi pasti kedua tangan Jongin mengusap sekaligus memijat kepala hitam Kyungsoo, berharap hal kecil yang ia lakukan sekarang dapat mengurangi rasa penat Kyungsoo. Kedua mata Kyungsoo terpejam, seakan menerima semua perlakuan manja yang diberikan Jongin terhadapnya. Dan entah kenapa, Kyungsoo tak bisa membendung air matanya lagi. Ia menangis kembali dalam diam.
Jongin yang mendengar sesenggukan Kyungsoo langsung terkejut dan menghentikan tangannya. "A-ada apa denganmu Kyungsoo-ah? K-kau ..." tidak butuh waktu lama untuk Jongin beranjak dari tempat tidur dan memposisikan dirinya dihadapan Kyungsoo. Ia menangis, mengabaikan handuk yang masih tersampir dikepalanya. Wajahnya merah padam begitupula dengan kedua matanya yang penuh akan air mata. Cukup, ia tidak bisa membensungnya lagi. Air mata itu terus saja keluar, mengalir dengan mirisnya diatas pipinya. Jongin yang tak tahu apa permasahan nya, hanya mampu menenangkan Kyungsoo. Kedua tangannya bergerak menghapus air mata Kyungsoo.
"Jong- hiks... Jongin-ah." Kyungsoo terus saja menangis.
"Tenanglah, Kyungsoo. Ada aku disini. Seorang Kim Jongin yang akan terus melindungimu dan berada disampingmu. Jangan takut." Jongin memberanikan dirinya untuk memeluk Kyungsoo, berharap pelukan itu setidaknya dapat mengurangi kesedihan Kyungsoo, walaupun itu sedikit.
.
.
.
.
FINALLY chapter 1 is done. Yeay, hello aku Author baru di tapi sebenarnya udah lama juga daftar akun disini. Ini kali pertama aku nulis EXO member karena aku sebenarnya itu penulis JYP member di Asianfanfic dengan nama aku mannuel_khunyoung, tapi di aku memutuskan untuk merubahnya dengan penname KaiSooEXO. Disini aku akan berusaha Update kilat, begitupula dengan FF lain yang aku post nanti,^^ dengan main cast KaiSoo, ChanBaek dan Hunhan ataupun yang lain. Thx u^^
SALAM
FANBOY
