Kringgg.. kringgg.. kringgg.. kringgg.. kringgg...

"Iya, sebentar lagi, please!" Tunggu, tadi itu bunyi apa? Lalu, lalu dimana aku sekarang? Bukannya, bukannya?

Oke, ada yang tidak beres di pagi ini. Harunya aku sudah menempati apartementku yang baru. Harusnya ini sudah tahun 2023. Tapi, kenapa surat kabar yang kutemukan didepan pintu jelas-jelas menunjukan tahun 2013? Dan, kenapa wajahku masih muda, sama seperti saat umurku 23 tahun? Mungkin ini mimpi. Ya, mungkin ini memang mimpi. Satu tamparan di pipiku, setalahnya aku akan sadar, pasti!

"Aww, sakit!" Oh Tuhan, ini bukan mimpi!

;;;;;;

Reinkarnasi, atau apa pun itu. Saat ini aku benar-benar tidak bersyukur dapat kembali ke tahun terburuk dalam hidupku. Oh, ayolah Lee Sungmin, pasti ada cara agar aku dapat kembali kekeadaan normal sebelumnya.

Tiba-tiba langkahku terhenti. Aku ingat, toko perhiasaan itu. Tempat dimana Donghae mungkin melamarku secara tidak tersirat. Dia lelaki yang baik. Setelah kepergian Kyuhyun, dia sangat membantuku dalam segala hal. Tiga tahun setelahnya tidak kusangka Eunhyuk dan Donghae menikah. Aku ikut bahagia melihat mereka bersatu.

"Lee Sungmin?" Suara itu, bukankah?

"Darimana saja kau? Satu jam aku menunggumu disini, setelahnya kau malah mengabaikanku seperti ini. Bagus sekali. Cepatlah kita hampir terlambat!" Tuhan, kejutan apa lagi yang akan kau berikan padaku? Tiba-tiba aku merasa semua tulangku melebur, sulit sekali rasanya menopang tubuh ini. Mataku memanas. Bodoh sekali, memang bodoh. Kyuhyun tidak mungkin hidup kembali.

"Oppa, oppa... Aku, aku.."

"Ada apa Ming? Kenapa kau menangis? Mianhae jika aku terlalu kasar padamu tadi." Aku berbalik dan mendapatkan Kyuhyun berdiri dihadapanku. Jika ini halusinasi, tidak! Jika ini halusinasi, jika Kyuhyun hanya khayalanku tidak mungkin aku dapat merasakan sentuhannya. Dia, dia nyata!

"Hei, ada yang salah?" Kyuhyun melihat penampilannya dari atas ke bawah begitu pun seterusnya, saat tak ada satu respon pun yang kuberikan. Aku masih berdiri kikuk dihadapannya. Tidak percaya jika ini memang nyata bukan sekedar khayalan. Dia hidup!

"Kau kembali? Kau hidup lagi?" Dengan ragu, dengan suara yang menyangkut sebagian ditenggorokan aku bertanya padanya lirih. Dia melongo. Ada yang salah?

"Aww, appoyo,"

"Apa itu sakit? Masihkan kau merasa ini mimpi? Tidur jam berapa semalam kau, hah?" Kyuhyun menjentikkan jarinya kekeningku, sakit sekali. Huh dasar, bahkan disaat seperti ini sikapnya tidak pernah berubah sedikit pun. Aku mulai berfikir ulang mengapa dulu aku begitu memujanya. Ingin rasanya aku kembali kesaat itu dan membuat diriku terlihat lebih terhormati dari sebelumnya.

"Apa aku menjadikan kau kekasihku untuk berdiam diri seperti orang bodoh? Ayo, kita hampir terlambat, sebentar lagi filmnya akan dimulai," Kyuhyun menarikku paksa. Eh, tunggu dulu, kekasih? Apa dia tadi menyebut bahwa aku adalah kekasihnya?

"Kekasih?" Lirihku, pertanyaan ambigu. Kyuhyun melirikku dengan ekor matanya sebelum menginjak gas setelah memasang sabuk pengaman padaku.

"Iya, apa lagi? Sudahlah Lee Sungmin, kau terlihat aneh sekali hari ini. Sebentar, apa kau sakit?" Tiba-tiba Kyuhyun menginjak pedal rem dan menepi. Wajahnya sangat serius saat menempelkan tangannya dikeningku, mungkin memeriksa suhu tubuhku saat ini. Dengan jarak sedekat ini, aku yakin sekarang, Kyuhyun hadir lagi dihidupku.

"Aku baik-baik saja oppa," harus terbiasa, ini mungkin jalan yang Tuhan pilih untukku. Dan sekarang yang harus kulakukan hanya bersyukur dan mengikuti kemana pun arah cerita yang ditulis-Nya.

"haha, sejak kapan kau memanggilku oppa. Manis sekali,"

"Kita seumuran Lee Sungmin, bahkan semanjak kau menjadi kekasihku dua tahun yang lalu tidak pernah sekai pun kau memanggilku oppa. Ada apa, hmm?" Kyuhyun mengelus pipiku lembut. Dikulit tangannya kurasa ada listrik. Ada sengatan dan rasa hangat secara bersamaan saat dia menyentuhku seperti ini. Sama seperti malam terakhir sebelum aku menemukannya meninggal pagi hari setelah malam sebelumnya dia mengalah pada ego dan mengikuti kata hatinya. Saat itu aku berharap ikut mati bersamanya. Tubuhnya dingin sekali, aku terus memeluknya berharap ia masih hidup. Tapi saat Donghae dan Eunhyuk datang, aku sadar, detak jantung Kyuhyun memang sudah berhenti. Dia sudah pergi.

Aku mengeleng, membuang jauh kenangan buruk itu. Saat ini, yang aku mau hanya Kyuhyun. Menghabiskan waktuku bersama dengannya, sebanyak mungkin. Karena aku tidak tahu kapan Tuhan akan menghentikan jalan cerita ini.

Mungkin ini rasanya berdua dengannya. Entah sudah berapa kali aku merasa pipiku memanas, saat ku meliriknya dan dia balas tersenyum padaku. Manis sekali. Aku menyayanginya, itu alasanku berada disini.

;;;;;;

Kyuhyun terus saja bercerita tentang film yang baru saja kami tonton. Dia sangat bersemangat, bahkan setelah film itu berakhir. Aku tidak mengerti jalan ceritanya, yang kulihat hanya dua kelompok yang saling bersiteru, bertengkar dan kemudian saling membunuh. Mengerikan, tapi tidak untuk Kyuhyun. Aku tersenyum geli menanggapi ocehannya.

"Apa itu lucu?" Aku berhenti tersenyum saat raut wajahnya berubah sendu. Dia pasti mengira aku tidak menghargainya. Terkadang Kyuhyun dapat merubah 180 derajat sifat dewasanya dengan sifat kekanakan. Dan sifat itu yang sangat ku rindukan.

"Tidak oppa, tidak ada yang lucu. Hanya saja aku berfikir bahwa..." lama aku terdiam, berusaha menggodanya dengan trikku. Mungkin ini akan berhasil membuatnya tersenyum kembali.

"Berfikir apa? Cepatlah!" Nah, percaya padaku?

Aku berjinjit berusaha menyamai tinggiku dengannya, "Aku semakin menyayangimu," bisikku pelan. Berhasil!

"Hei tunggu. Siapa yang mengajarimu menggombal seperti itu? Sungmin!" Aku berlari kencang menghindarinya. Siapa sangka tiga kata itu memang ampuh membuatnya tersenyum kembali.

Kebahagiaan. Seperti inikah rasanya? Jika benar, bolehkan aku meminta waktu yang lebih lama untukku merasakannya? Bersama dengannya, dengan Kyuhyunku.

;;;;;;

okey, ada yang tidak asing dengan monolog Sungmin disini? Bagi yang sudah membaca Second Chance pasti ngerti alur cerita yang akan saya buat di side story ini. Buat yang belum baca Second Chance monggo dibaca dulu, ngga juga ga apa-apa sih.

Saya butuh balasan repon dari kalian. Dengan tidak adanya respon maka kelanjutan ceritanya akan saya simpen aja.

Terima kasih sebelumnya bagi yang sudah review bahkan fav Second Chance. Ini hadiah buat kaliah :)