Interfector

.

Prolog

.

Malam tak berbintang, itu sudah biasa di langit perkotaan. Tapi, malam tanpa kejadian yang mengerikan itu sungguh anugrah. Kota ini hampir tiap hari ada saja hal yang tidak enak untuk didengar. Pelecehan? Perampokan? Hal berbau kriminal lainnya tentu sudah tak asing di kota ini. Terutama pembunuhan.

Paling sedikit, seminggu hanya ada satu korban pembunuhan. Pernah selama satu bulan penuh pembunuhan terjadi tiap hari. Pembunuhan berantai? Atau ada sekelompok orang jahat? Semua asumsi dan tim penyelidik telah dikerahkan, hasilnya nihil. Semua kasus pembunuhan yang terjadi di kota ini, hanya beberapa persen saja yang bisa membekuk tersangka. Sisanya, masih menyisakan tanda tanya besar.

Bukan, bukan salah detektif atau polisi yang tak becus. Di luar sana banyak orang cerdas namun menyalahgunakan kecerdasannya. Salah satu kasus terbesar, JTR; Jack The Reaper, masih belum tuntas. Tidak ada yang mampu memecahkannya, mungkin.

"Kali ini ada apa lagi?" erangan frustasi dari pimpinan pihak berwajib setelah melihat berkas kasus baru. "Tidak ada saksi mata, tidak ada barang bukti yang tertinggal, tidak ada jejak apapun dari pelaku. Bahkan korban tidak teridentifikasi,"

"Whoa—apa dia terbakar sampai tak tersisa?" anak muda enerjik itu seakan tertarik. "Kau lihat saja sendiri foto-foto korban dari tempat kejadian," pemimpin hanya bisa menghela napasnya, memikirkan apakah kasus ini akan bisa ditangani oleh anak buahnya atau tidak.

"Puluhan kasus dengan tersangka masih belum diketahui, termasuk belasan korbannya tidak diketahui juga, ada berapa banyak pembunuh cerdik dan keji di luar sana!?" disertai suara benturan meja dengan kepalan tangan sang pemimpin.

"Ada satu,"

Suara yang menyahut itu sangat menyita perhatian. "Izinkan saya… mengambil semua kasus yang memiliki kategori tidak ada saksi mata, tidak ada jejak apapun dari pelaku,"

"Wha—tunggu, dengan siapa aku ini berbicara?" anak muda itu mendekati orang yang nekat tersebut. "Panggil saja William," jawabnya singkat.

"Dan, aku Knox, Ronald Knox, yang punya tujuan sama denganmu, Sir William,"

"Kuharap kalian tidak bertengkar sekarang. Semua detektif, atau sukarelawan seperti kalian, awalnya bersemangat, itu bagus. Tapi selepas seminggu berjalan, mereka menyerah. Ujar mereka, ini seperti menangkap bayangan. Tidak tahu apakah semua kasus ini pelakunya hanya satu, atau belasan? Tidak ada yang tahu,"

Sebelum kedua orang sukarelawan tadi berbicara, sang pemimpin meneruskannya. "Kalau betul kalian bisa memecahkannya, hadiah tidak akan kami bagi dua. Kami sudah lelah dengan hal ini, jika kalian ingin bekerja sama itu mungkin lebih efektif,"

"Sebenarnya aku kemari bukan untuk hadiah dari sayembara ini, hanya muak saja dengan berita pembunuhan tiada henti," ketus William. "Kalau begitu, nanti semua hadiah untukku," canda Knox disusul tatapan sinis dari William. "Hey; just kidding, Sir!"

.

.

.

-Prolog end-