Disclaimer : Hidekazu Himaruya

Warning : Cuman puisi yang dibuat oleh Kirana di tengah kegalauan... Not incest, by the way. Cuman hubungan antara saudara kembar milik Alfred dan Emily. Aaah... Lama tidak bertemu, dunia perfanfiksian... Fic ini sekaligus untuk merayakan satu tahun kami di dunia perfanfiksian~ (10th October 2010 – 10th October 2011)

For Kirana's beloved special friend, P-kun.

In the other world, there.

Aku menatap langit biru di atas sana.

.

Muncul di benakku, kenangan antara kita berdua.

.

Ah, betapa aku merindukan matamu yang sebiru langit itu.

.

Tanpa sadar, mulutku terbuka dan mengeluarkan gumaman kecil.

.

"Apa kabarmu?"

.

Mataku terbelalak.

.

Ingatan-ingatan itu makin menguap ke permukaan.

.

Senyummu.

.

Matamu.

.

Wajahmu.

.

Ingatkah kau saat kita bersama-sama menjahili kak Arthur dan Matthew?

.

Ingatkah kau saat kak Francis gagal membedakan kita?

.

Kembar dengan takdir yang kejam.

.

Kenapa dirimu yang harus digerogoti penyakit itu?

.

Kenapa bukan aku saja?

.

Hei, jawab aku.

.

Apa kabarmu?

.

Apa di sana indah?

.

Pasti senang ya, berada di sana.

.

Kak Arthur, Matthew, dan yang lain selalu berkata kalau kau bahagia di surga.

.

Apa itu benar?

.

Kau pernah berkata kalau kau tidak akan bahagia tanpaku di sisimu.

.

Tapi kenapa kau kelihatannya betah tinggal di sana tanpaku?

.

Jawab aku,

.

Hei, saudari kembarku yang kusayangi.

.

"Apa kabarmu?"

.

Aku kembali bertanya.

.

Angin berhembus pelan, seolah kau sedang membelaiku.

.

Dadaku bergemuruh.

.

Takdir yang telah mempermainkan—memisahkan kita.

.

Aku sudah tahu itu.

.

Sejak kak Arthur berkata kalau kau terserang leukimia.

.

Kenapa bukan aku saja yang menggantikan posisimu?

.

Tapi hal itu juga aneh.

.

Karena kau pasti akan berfikir hal yang sama sepertiku sekarang.

.

Kupejamkan mataku, membiarkan air mata mengalir perlahan.

.

Apa kabarmu?

.

Gemuruh di dadaku makin kencang. Napasku sesak. Fikiranku kosong.

.

Suaraku tercekat.

.

"Apa kabarmu, Emily?"

.

Selanjutnya, aku hanya menangis. Menangis sambil berteriak di bawah naungan langit yang sebiru matamu itu.

.

Hei, Emily.

.

END

Kirana : Okeee... Aku mau nangis sekarang. HUEEEE! P-KUUUN! *peluk bantal*

Qiao : P-kun-mu itu sudah 'kembali ke sana', Kirana. Relakan dong! *ngurut dahi*

Kirana : Tapitapitapi... P-kun itu teman spesialku yang paling... Aish. HIKS!

Agi : Ah... Qiao-nii kenapa mengingatkan Kirana-nee soal P-kun sih.. Jadinya Kirana-nee kumat deh syndrome 'Kangen P-kun'-nya... *sweatdrop*

Kirana : ... Re—HIKS—view, anyone? *peluk bantal*