Title :TheVongola

Genre :Family / Friendship

Rated :T

Disclaimed :KHR © Amano Akira

Warning :bad grammar!, OOC!, Strong!Tsuna, Smart!Tsuna

.

Summary :Vongola dihancurkan oleh Vongola Primo—Taru Giotto, saat ia memutuskan untuk keluar dari Vongola, karena menganggap Ricardo hanya akan menjadikan kelompok Vigilatenya menjadi kelompok mafia. Cincin yang dibuat oleh Sephira bersama dengan Mare Ring dan juga Pacifier Arcobaleno—Vongola Ring, pada akhirnya menghilang bersama dengan nama Vongola. Ricardo pada akhirnya membuat kelompok Varia dan menjadi kelompok mafia terbesar di Sicilly. Bagaimana jika suatu hari cincin Vongola ditemukan oleh seorang anak bernama Sawada Tsunayoshi yang juga bertemu dengan sesosok hantu bernama Taru Giotto—sang pemimpin Vongola yang hilang itu?

.

Prologue

.

"Otou-san, lihat apa yang kutemukan saat berada di taman!" anak laki-laki berambut cokelat itu tampak berlari kearah ayahnya yang berada di depannya saat ini. tangannya mengepal ke atas, dan ayahnya yang tampak memang mencarinya berjongkok di depannya.

"Apa yang kau temukan Tsuna?" melihat kepalan tangan itu terbuka, sebuah cincin dengan lambang yang memiliki gambar tiram itu tampak seolah berkilau di tangan anak itu. Telihat tua namun sama sekali tidak berkarat, "hm? Apa ini—"

Mengambil cincin itu dan mengamatinya lebih jauh—ia tidak pernah melihat cincin seperti ini sebelumnya.

'Ini bukan cincin Varia—darimana Tsuna bisa mendapatkan cincin ini—' menoleh pada anaknya yang tampak menunggunya mengembalikan cincin itu, pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak memikirkannya. Selama itu tidak menyangkut Varia—ia tidak akan melarang Tsuna untuk melakukan apapun, "darimana kau dapatkan cincin ini Tsuna?"

"Jii-chan di taman memberikannya padaku—aku harus menjaga cincin itu! Bisakah aku mengambilnya otou-san?" menatap dengan tatapan puppy yang tentu saja sukses membuat sang ayah menyerah, sebelum menghela nafas dan mengangguk.

"Kau ingin ikut dengan otou-san dan juga Ienari bertemu dengan Ojii-chan?"

'Sebaiknya jangan Tsunayoshi—'

"Uhm, Jii-chan bilang Tsu-kun tidak boleh ikut dengan otou-san dan juga Ienari-kun, apakah Tsu-kun boleh pergi ke taman saja?" mengerutkan alisnya saat mendengar anak tertuanya mengatakan hal itu, Iemitsu pada akhirnya hanya mengangguk dan Tsuna segera berlari menjauhi ayahnya.

Iemitsu berjalan kearah sebuah ruangan dengan pintu yang paling besar di rumah—mansion itu. Disana, seorang pria tua dan beberapa orang yang berdiri di sekelilingnya tampak berbicara dengan seorang anak berambut kuning dengan mata cokelat—mirip dengan Tsunayoshi.

"Maaf lama—sepertinya Tsuna tidak ingin ikut pembicaraan kita—" duduk di samping anaknya dan tampak tersenyum sambil menepuk kepalanya, "apakah kau sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Nonno?"

"Uhum! Tetapi yang aku fikirkan, bagaimana dengan Xanxus-nii yang juga ingin mendapatkan gelar itu?" menoleh pada ayahnya, anak bungsu kembarnya itu memang lebih pintar daripada usianya, "dia sangat menginginkan gelar ini bukan?"

"Xanxus memang memiliki hak, namun kau lebih memiliki hak karena masih memiliki hubungan darah denganku—sementara Xanxus, hanya anak adopsiku," pria itu tampak menatap sendu kearah Ienari Sawada, "kau lebih memiliki peluang untuk menjadi seorang Varia Decimo…"

Si kecil Tsunayoshi tampak berlari ke tengah 'taman' yang ada di mansion Varia itu. Menoleh kekiri dan kekanan, mencoba untuk mencari seseorang yang seharusnya menunggunya disana.

"Giotto-jii-chan, Tsu-kun sudah kembali!" berteriak sambil tersenyum kearah manapun, hingga tiba-tiba sebuah flame berwarna orange muncul di depannya—seorang pria berambut kuning dengan mata berwarna biru tampak berdiri di depan anak itu.

"Apakah cincinnya masih ada tanganmu Tsunayoshi?"

"Uhm! Tsu-kun ingin memakainya," mencoba untuk memakai cincin itu di jempolnya, namun tentu saja masih terlalu besar di jarinya, "tetapi selalu saja lepas kalau dipakai."

Melihat bagaimana menggemaskannya tingkah pemuda itu, membuat pria berambut kuning itu tampak menahan rasa ingin memeluknya dengan erat.

"Kenapa Giotto-jii-san tidak ingin bertemu dengan ayah Tsu-kun?"

"Karena ia tidak akan bisa melihatku—hanya kau yang bisa melihatku Tsunayoshi—karena cincin yang kau bawa sekarang," duduk di salah satu sisi dari taman, sang bocah tampak duduk di sampingnya dan meliat kearah cincin yang ada di tangannya.

"Kenapa Giotto-jii memberikan Tsu-kun cincin ini?"

"Tentu saja karena aku merasa kalau Tsunayoshi akan menjadi kuat—dan ini adalah hadiah yang kusiapkan untukmu—" tersenyum pada Tsuna, Giotto hanya menepuk kepala kecilnya sementara Tsuna mengangguk-angguk.

"Tetapi semuanya mengatakan kalau Ienari-kun lebih kuat daripada aku—" jawabnya sambil cemberut dan mengembungkan pipinya, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mencubit pipi Tsuna, membuat yang bersangkutan mengaduh pelan, "sakit jii-chan!"

"Maaf, kau sangat lucu Tsuna~"

"Hum—" mengerucutkan bibirnya dan menoleh pada cincin itu sambil melihat bentuk dan juga gambar pada ukirannya, "—kenapa ada gambar kerang disini?"

"Karena sesuai dengan namanya—" merangkul Tsuna dan memeluknya dari belakang, menunjuk pada cincin yang ada di tangannya, "—cincin ini adalah, cincin Vongola…"

Vongola memiliki sejarah yang cukup hebat walaupun sangat singkat. Mereka adalah kelompok Vigilate yang menginginkan kehidupan damai dari para penduduk Sicilly saat itu. Didirikan oleh Taru Giotto dengan enam orang guardiannya yang membantu untuk memimpin kelompok itu.

Saat namanya benar-benar berada diatas puncak, tiba-tiba saja rumor tentang penghianat yang berada di kelompok itu membuat sang pendiri, memutuskan untuk mengunci kekuatan mereka dalam cincin yang mereka miliki dan menghilang bersama dengan cincin itu.

Ricardo—keponakan dari Giotto yang seharusnya mendapatkan title sebagai seorang Vongola Secondo pada akhirnya mengganti nama Vongola menjadi Varia dan membuat kelompok itu menjadi kelompok mafia yang paling disegani di Sicilly saat itu hingga sekarang.

Sementara cincin yang menyimpan kekuatan tersembunyi di dalamnya itu, menjadi rumor yang benar-benar menyebar kala itu. Banyak orang yang menginginkan kekuatan yang ada di cincin itu, namun pada akhirnya tidak berhasil untuk menemukan cincin itu.

Dan seiring berjalannya waktu, rumor itu terus menghilang—bersama dengan nama Vongola bersamanya…

"Kau mendengarkanku Tsunayoshi?"

Menoleh pada pemuda berambut cokelat di sampingnya yang tampak berbaring di atas tempat tidur, tidak mendapatkan jawaban atas apa yang menjadi pertanyaannya. Mendekatkan dirinya, mencoba untuk melihat bagaimana keadaan sang pemuda.

Dengkuran halus tampak terdengar di telinga sang pria membuatnya sweatdrop dan menundukkan kepalanya pelan.

"Tsunayoshi! Teganya kau tidur saat aku sedang bercerita!"

Hanya butuh beberapa detik untuknya terbangun dari tidur, mengucek matanya dan menoleh pada eksistensi tidak kasat mata itu dihadapannya. Entah sudah berapa kali ia mendengar cerita yang diceritakan pria itu.

"Aku sudah mengingat semuanya sejak usiaku 10 tahun Giotto-san—" menggaruk kepalanya, selama 5 tahun bersama dengan Giotto Taru—sosok Vongola Primo yang menghilang itu sejak berusia 9 tahun, banyak yang berubah dari Tsunayoshi Sawada.

Ia yang awalnya dikenal sebagai dame-Tsuna dan tidak bisa mengerjakan apapun, dilatih oleh Giotto untuk menjadi lebih rajin dan juga lebih berguna.

Ia ingin dan yakin kalau Tsunayoshi bisa membangun kembali kelompok Vongola yang sempat hilang, dan melindungi cincin Vongola yang memiliki kekuatan unik didalamnya. Tentu saja dibandingkan dengan cincin Varia yang di masa itu terkenal kuat—cincin Vongola lebih kuat lagi.

"Kau tahu ini sudah pukul berapa?"

Melihat jam yang ada di samping tempat tidurnya, pukul 7 pagi membuatnya segera melompat dan bersiap menuju ke sekolah saat itu juga. Berlari kearah dapur untuk mengambil selembar roti dan sekotak susu, dengan segera berbalik kembali.

"Aku pergi!"

"Ah Tsu-kun, kau tidak lupa tentang hari ini bukan?" ibunya—Sawada Nana tampak menoleh kearah Tsuna yang sedang memakai sepatu miliknya sambil menggigit roti dimulutnya.

"Ienari akan datang bukan—tenang saja, aku ingat kaa-san—" segera berdiri dan berlari kearah sekolah, "—aku berangkat!"

"Kau tidak akan sampai tepat waktu—" Giotto yang tampak melayang di dekatnya hanya menghela nafas, sementara sang pemuda tampak mengambil sesuatu dari dalam kantungnya dan memakainya—cincin Vongola.

"Tidak kalau aku bisa mempersingkatnya."

"Tsunayoshi! Sudah kukatakan untuk tidak memakai kekuatan itu terlalu sering!" perkataan Giotto tidak digubris, dan dengan segera menggunakan flame yang keluar dari kedua tangan—yang memakai sarung dan juga dari dahinya.

Menggunakan dorongan di tangannya untuk terbang dengan cepat menuju ke sekolahnya.

"Sampai juga—" hela nafas, dan mendarat di dekat sekolah—namun tidak terlalu dekat, ia memang tidak mungkin membiarkan semua orang melihatnya terbang dengan api di tangan dan dahi bukan, "—sedikit terlambat…"

"Dan kau tahu aku tidak menoleransi keterlambatan meskipun itu adalah kau Omnivore—" berbalik saat suara itu mengagetkannya. Menemukan seorang pemuda berambut hitam yang menatapnya dengan aura gelap di sekelilingnya ditambah dengan sepasang tonfa di tangannya.

"HIIIII! Hi—Hibari-san maaf aku benar-benar kurang tidur karena mengerjakan laporan yang kubawa ke rumah—" Tsuna mencoba untuk menghindari serangan yang dilancarkan oleh pemuda bernama Hibari itu. Giotto yang melihat itu tampak hanya diam dan mengelus dagunya.

'Ternyata pelatihanku tidak sia-sia, kau sudah bisa menghindari serangan seperti itu—'

'Ini bukan saatnya untuk mengomentari hal seperti itu Giotto-san!' Tsuna tampak benar-benar kewalahan dengan serangan dari Hibari. Saat ia sedang menghindar, suara tawa yang terdengar pelan membuatnya menoleh untuk menemukan seorang pemuda berambut kuning dengan gaya rambut yang sama dengannya dan warna mata cokelat.

"Kau benar-benar tidak berubah dengan suara 'HIIIEE' mu itu Tsuna—" Tsuna yang mengenal orang itu dengan segera mengayunkan tangannya dari atas dan mencoba untuk menahan tangan Hibari.

"Ienari-kun! Kau sudah sampai rupanya—" berlari pelan kearah sang kembaran, menyadari ada seorang bayi yang duduk di bahu kembarannya itu—dan bayi itu menatapnya tajam seorang mengetahui kalau ia menahan kekuatannya saat menahan serangan Hibari tadi, "kapan pesawatmu mendarat?"

"Baru saja—tetapi Reborn menyuruhku untuk segera sekolah dan yah beginilah—" menghela nafas, Ienari tampak menatap Tsuna yang tertawa dan menatap bayi di bahunya. Sesuatu yang bercahaya menarik perhatiannya—sebuah pacifier yang tampak terkalung di leher bayi itu.

'Oh, Arcobaleno?' Tsuna menatap Giotto yang muncul di sampingnya, 'pantas aku pernah melihatnya. Ia adalah sun arcobaleno yang sering dipercaya oleh Varia Nonno…'

'Seperti Sephira-san?'

'Sephira bukan Arcobaleno tetapi yang menciptakan Vongola dan Mare Ring serta Pacifier ini—' tampak bergumam dalam hati dan menatap bayi itu sambil tersenyum.

"Kau Reborn-san? Salam kenal—namaku adalah Sawada Tsunayoshi…"

"Aku sudah sering mendengar tentangmu dame-Tsuna—" sweatdrop mendengar panggilan Reborn, namun Tsuna hanya tertawa dan menggaruk kepalanya.

'Tunggu, sepertinya ada yang terlupakan—'

"Sawada Tsunayoshi—" aura gelap yang ia rasakan tampaknya membuat wajahnya memucat dan sadar apa yang ia lupakan. Berbalik perlahan saat itu—dan melihat Hibari yang tampak memberikan tatapan tajam padanya, "—cepat masuk ke dalam sekolah, bawa murid baru itu—atau aku akan menggigit kalian sampai mati."

"HIEEE! Ba—baiklah Hibari-san!"

"Kenapa kau malah melarangku untuk melawannya?" Tsuna menarik tangan Ienari yang tampaknya jadi sedikit kesal karena kelakuan dari Hibari. Kalau ia tidak menghentikan tentu saja yang akan terluka adalah Ienari. Dan yang Ienari fikirkan adalah, ia ingin membalaskan sang pemuda yang tampaknya ingin melukai kakak kembarnya itu.

"Sudahlah, aku tidak suka bertarung…"

"Kau terlalu naïf dame-Tsuna—" Reborn tampak menyodok kepala belakang Tsuna dengan tongkat berwarna hijau yang entah muncul darimana. Mengaduh pelan sambil menatap Reborn dan menghela nafas, "—kau saja bisa menahannya, kenapa kau tampak mengalah darinya."

'Seperti yang kufikirkan tentang Arcobaleno—'

"Tidak kok—Hibari-san memang sangat kuat tadi ia hanya tidak serius saja—lagipula aku masih tetap dame-Tsuna bukan?" tertawa dan menarik tangan Ienari yang tampak tidak mengerti dengan pembicaraan keduanya.

"Tsuna, aku harus pergi menemui ketua student council."

"Aku mengerti—" berhenti di depan pintu bertuliskan ruangan ketua student council sebelum membukanya. Sebenarnya ada nama yang tertulis di bawah tag itu, namun tidak sempat terlihat karena Tsuna keburu menariknya kedalam.

"Baiklah—dimana ya," ruangan itu tampak kosong tidak ada seseorangpun yang berada disana. Tsuna mencoba untuk mencari sesuatu yang ada di ruangan itu, dan sedikit membuat ruangan itu berantakan.

"Tsuna, kalau kau seperti itu apakah tidak dimarahi oleh ketua student council?"

"Tidak akan—" tertawa dan kembali mencari, sebelum suara ketukan pintu terdengar membuatnya menoleh.

"Masuklah."

"Kaichou," seorang gadis berambut kuning pendek tampak masuk dengan setumpuk laporan di tangannya. Tsuna segera menghentikan kegiatannya dan tersenyum kearahnya, "aku ingin memberikan laporan dari Hibari-san tentang Sawada Ienari."

"Oh, terima kasih Kyoko-chan—"

"Hibari-san benar-benar kesal karena Kaichou meninggalkan laporan itu didepan loker," jawab Kyoko sambil tertawa, sementara sang pemuda tampak memucat karena perkataan itu.

"Aku lupa sedang membereskan surat-surat di loker—" surat-surat cinta dari penggemarnya, "—dan dokumennya tertinggal begitu saja karena harus segera mengejar jam pelajaran selanjutnya…"

"Katanya sebagai hukuman Kaichou harus menemaninya selama 1 minggu ini—" jawab Kyoko sambil tertawa dan membuka pintu, meninggalkan Tsuna yang berjalan dan mengambil laporan itu. Ienari yang sedaritadi melihat bersama dengan Reborn hanya terdiam mendengarnya.

"Ah maaf Ienari, sampai mana tadi?"

"Tadi—dia memanggilmu apa Tsuna?"

Terdiam sejenak sebelum menepuk kepalan tangannya, baru sadar kalau ia belum pernah mengatakan apapun pada Ienari tentang siapa dia.

"Baiklah—" berdehem sambil duduk di kursi yang ada disana, sebelum mengaitkan kedua tangan sambil tersenyum, "—namaku adalah Sawada Tsunayoshi, dan aku adalah President Student Council Namichuu!"

…To be Continue…

Mengingat me menunggu Beta me yang sedang memperbaiki chap 1 dan 2 dari versi Inggris yang berjudul "Rebirth of Vongola" me bikin aja yang Indonesia :3

Maaf Cuma nambahin utang, tapi gregetan bikin buat sekalian draft pas mau dibikin inggrisnya XD

Jadi, ceritanya Vongola itu dihancurin sama Giotto pas dia mutusin buat keluar. Karena dia sudah nyangka kalau Ricardo bakal bikin Vongola yang awalnya jadi Vigilante jadi kelompok mafia. Dan cincin Vongola sebagai salah satu dari kunci Tri Ni Sette disembunyiin sama Giotto :3

Ricardo buat Varia yang sampai masa Tsuna sudah generasi ke 10, sementara orang-orang sudah lupa sama Vongola. Sampai Giotto mutusin Tsuna buat dikasih cincinnya dengan harapan buat dia bikin Vongola lagi.

Oke, reviewnya ya minna (_ _)