Imagine

-bleach©tite kubo-

Pairing: Bya-Ruki

Rate: T

cathegories: Romance

Warning: out of character, Gajeness, etc. tempat yang gak spesifik yang penting Jepang XD #digilas truk.

~Selamat membaca~

#Prolog#

Di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan, yang ada hanyalah takdir. Hal seperti itulah yang dialami oleh setiap manusia di muka bumi ini.

"hm... Membosankan..."

"apa tak ada hal yang menyenangkan hari ini?" Ucap seorang wanita bermata violet bertubuh mungil yang akrab di panggil Rukia tersebut.

Tak berapa lama kemudian seorang pria menghampiri Rukia yang sedang termenung melihat sisi jalan dari tempatnya duduk. Saat ini Rukia sedang duduk di bangku taman kota yang menghadap jalan besar di depannya, di belakangnya berdiri kokoh pohon sakura yang belum menunjukkan keanggunan ketika ia memperlihatkan bunga-bunganya yang sedang bermekaran. Disana ia dapat melihat orang-orang yang sedang melakukan aktifitasnya masing-masing.

"hey kerdil, apa yang kau lamunkan?" Ucap pria jangkung di hadapannya.

"hm? Aku hanya berfikir apa tak ada hal yang menyenangkan hari ini" jawabnya sambil lalu.

"hei, tunggu. Kau memanggilku apa tadi? Kerdil?" Sewot Rukia.

"hm? Ah... Aku tak ingat apa yang kukatakan tadi" jawab pria itu innocent.

"KAU... Cih, dasar nanas" geram Rukia.

"APA..." Teriak pria yang dipanggil nanas tadi.

"he~ apa perlu kuulangi lagi Renji?" goda Rukia

"cih..." Ucap Renji, pria yang disebut oleh Rukia tadi mengacuhkan.

"hahahahahaha" akhirnya mereka tertawa bersama.

Merekapun akhirnya melakukan aktifitas mereka bersama-sama seiring dengan datangnya teman-teman mereka yang lain.

# Sementara itu di suatu perusahaan ternama di Jepang.

"Tuan, bagaimana keputusan anda?" Ucap seorang pria berjas hitam kepada seseorang di balik meja kerjanya.

"akan kupikirkan nanti" jawab pria yang diajak bicara oleh pria sebelumnya dan terus berkutat dengan pekerjaannya.

"tapi mereka menunggu jawaban anda segera, Tuan" lanjut pria berjas hitam itu yang ternyata sekretaris dari pria di seberang meja.

"hh... Katakan pada mereka aku menerimanya" ucap pria berwajah stoic itu acuh dan melanjutkan pekerjaan dihadapannya.

"akan segera saya laksanakan, Tuan" ucap sekretaris tersebut meninggalkan Tuannya pergi.

# Di tempat lainnya

"Pak, undangan anda telah diterima oleh Tuan Kuchiki" kata seorang wanita.

"oh... bagus, memang itu yang kami harapkan" ucap wanita lain yang duduk di sofa ruang kerja tersebut dan memberi isyarat dengan tangannya agar wanita tadi segera pergi dari ruangan.

"kalau begitu saya permisi dulu" ucap wanita yang ternyata sekretaris di perusahaan tersebut sambil membungkukkan badan dan meninggalkan ruangan.

Setelah sekretaris tersebut meninggalkan ruang kerja sang Direktur perusahaan, pria dan wanita yang notabene adalah istrinya itu melanjutkan percakapan mereka.

"mama, apa memang ini yang terbaik untuk Rukia?" Tanya pria yang ada di seberang meja kerjanya, lebih tepatnya ayah Rukia.

"sayang, kupikir ini memang yang terbaik untuknya" jawab wanita yang duduk di sofa tadi, Ibunya Rukia.

'lebih tepatnya untukku' batinnya.

"semoga ini memang yang terbaik" doa sang Ayah.

"pasti sayang...!" senyum wanita itu misterius.

wajah pria tersebut terlihat menyimpan kesedihan ketika mengingat anaknya.

"Aku pulang...!" Ucap Rukia ketika memasuki rumahnya.

"selamat datang nona" sambut kepala seorang pelayan.

"apa Ayah sudah pulang?" Tanya Rukia pada pelayan tadi.

"iya Nona, Nyonya juga sudah pulang" jawab pelayan itu

"mereka menunggu anda untuk makan malam" lanjutnya lagi.

'cih... Wanita itu' gumam Rukia dalam hati.

"Aku akan ganti baju dulu baru menemui mereka" kata Rukia pada pelayan itu dan tersenyum.

"baik Nona, akan saya sampaikan pada Tuan dan Nyonya" kata pelayan itu lalu pergi meninggalkan Rukia.

Rukiapun langsung menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk makan bersama keluarganya. Ayahnya, lebih tepatnya. Ia tak pernah menganggap 'Ibu'nya sebagai Ibu karena wanita itu hanyalah Ibu tirinya.

# Di ruang makan

Setelah mereka menghabiskan makan malam mereka, Ayahpun mangajak Rukia bicara tentang undangan yang diberikannya kepada pengusaha ternama di Jepang.

"Rukia, besok kita akan makan malam bersama teman Ayah" kata Ayah.

"Siapa yah?" Tanya Rukia.

"besok kau akan tau siapa dia, jadi berpakaianlah yang rapi" jawab Ibu.

'aku tak bertanya padamu, dasar rubah betina' batin Rukia.

"ya, berpakaianlah yang rapi karena kau akan bertemu dengan tunanganmu" kata Ayah.

"a-APA? TUNANGAN? YANG BENAR SAJA? APA-APAAN SEMUA INI?" ledak Rukia marah.

"RUKIA..., INI SEMUA DEMI KEBAIKANMU JUGA" bentak Ibu.

"KEBAIKANKU ATAU HASRATMU UNTUK MENGHAMBURKAN UANG HAH?" balas Rukia.

"RUKIA!" bentak Ayah sambil memijit pelipisnya yang mendadak sakit.

"besok, jangan mengacaukan pertemuan" lanjut Ayah sambil berlalu pergi meninggalkan ruang makan.

"cih...!" Ucap Rukia.

"berlaku manislah besok Rukia-ku sayang" kata Ibu mengelus pipi Rukia.

"dasar kau iblis wanita" geram Rukia menepis tangan 'Ibu'nya.

"Aku tau semua ini ide busukmu" desis Rukia.

"hahahahahahaha" tawa Ibu mengacuhkan.

"aku tak sabar menunggu hari esok" lanjutnya dan berlalu pergi meninggalkan Rukia.

TBC...

a/n: hallo minna, saya author baru disini a.k.a newbie. Jadi ingin coba buat fict di fandom ini karena selama ini saya hanya sebagai pembaca dari karya2 senpai semua.

Semoga fict pertama saya ini dapat diterima dengan baik oleh kalian semua... #bungkukbadan.

Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan disini demi kelangsungan fict saya ini ^_^

Regards,

Yukishirozakura.

RnR please... XD