Konnichiwa, minna! ^^ Berjumpa lagi dengan author yang goblok ini :D Sebenarnya ini fanfic lama, fanficku dari fandom Harvest Moon yang ke pertama. Jadi, mungkin agak gaje ceritanya dan berbau Harvest Moon ^^ RnR, ne~! ^^

Vocaloid © Crypton, Yamaha

Kerajaan Nero dan Kerajaan Neru © Chang Mui Lie

WARNING: GAJE, OOC, TYPO, KEPO, OOT, GA-NYAM, DLL


Nero POV

Pada suatu hari, di sebuah kota, hiduplah sebuah kerajaan dengan raja yang sudah lumayan tua. Dia tak memiliki istri jadi dia tak memiliki anak maupun cucu (Author: Ya iyalah!), namun dia memiliki banyak orang yang selalu baik kepadanya. Terlebih, ia punya banyak penjaga istana yang selalu menghargai raja itu dan nama raja itu adalah Akita Nero.

"Pelayan, ambilkan anggur untukku di Hatsune's Winery" pintaku pada pelayanku untuk mengambil sebotol anggur.

"Baik, yang mulia" pelayan itu pergi dan mengambil anggur.

'Hahh…, andaikan saja aku bisa bertemu dengannya' kataku dalam hati.

"Ini, yang mulia" pelayan itu memberikan sebotol anggur dan sebuah gelas padaku, pelayanku langsung menuangkan anggurku ke dalam gelas.

"Apa yang sedang di lakukan para ksatria di luar?" tanyaku pada pelayan lainnya.

"Mereka sedang berlatih, yang mulia raja" Ted memberitahukan itu kepadaku, rasanya mungkin lebih baik kalau aku melihat mereka berlatih.

Itu mungkin lebih baik, segera aku menuju ke sebuah lapangan di dalam istana, tempat di mana biasanya orang selalu berlatih atau mungkin bisa ku bilang tempat latihan para ksatria dan murid junior lainnya. Aku seperti memberikan tanahku kepada orang lain saja, huh!


Di lapangan tidak hanya murid atau ksatria saja yang berlatih, ada juga yang melatih mereka terutama jenderal Piko, orang yang bisa ku ajak bicara.

"Hai, jenderal Piko. Apa yang sedang anda lakukan?" tanyaku pada Piko sekaligus menyapanya juga.

"Oh, yang mulia raja. Hamba sedang melihat latihan keras para ksatria" jawab Piko.

"Sekarang latihan seperti apa?" aku bertanya pada Piko lagi sambil melihat para ksatria yang sedang berlatih.

"Latihan sekarang adalah mencoba bertarung antara ksatria dengan ksatria lain, supaya mereka bisa menghadapi situasi apapun ketika bertarung" jawab Piko.

Jenderal Piko memang selalu bisa di andalkan kalau soal latihan.

"Siapa saja yang sedang latihan seperti itu?" tanyaku lagi (Author: Nero kepo banget).

"Len, Rin, Lenka, Rinto, Gumiya, Gumi, Miku, Mikuo, Kaito, Meiko, Luka dan Gakupo" jawab Piko panjang-panjang sampai mulutnya berbusa (?).

"Ohh... Seandainya mereka bisa lebih pintar" kataku yang pengen di komentari oleh Piko (Kayak facebook aja...).

"Iya, ya" Piko mengiya-iyakan perkataanku. Aku tiba-tiba mendapat sebuah ide untuk bisa membuat mereka lebih pintar (?), tapi bukan dalam hal pertarungan.

"AHA! Aku punya ide yang cukup cemerlang, Piko" kataku mau memberi tahu ide yang ku dapatkan.

"Memang apa yang akan dilakukan yang mulia raja untuk mereka?" tanya Piko.

"Kita kirim mereka ke sunshine island (A/N: Ingat, hanya fiksi dari fandom Harvest Moon), bagaimana menurutmu?" ujarku.

"Hmm... Tapi yang mulia raja, bukankah pulau itu terlalu jauh?" ucap Piko.

"Yang penting kan pintar, sekarang suruh mereka berhenti dan berkemas, cepat!" suruhku cepat pada Piko.

"Ah, baiklah, yang mulia raja" ucap Piko mengangguk.

Piko POV

Yang mulia raja menyuruhku untuk menyuruh para ksatria latihan di sunshine island, padahal menurutku masih jauh untuk mereka berlatih di tempat seperti itu. Terpaksa aku harus menyuruh mereka berhenti dan berkemas, setidaknya aku masih bisa berhubungan dengan mereka lewat surat.

"Minna, berhenti cepat! Latihan untuk hari ini selesai!" ucapku.

"Hah? Kenapa berhenti? Bukankah harus sampai sore?" tanya seorang pemuda berambut biru, Kaito.

"Hari ini kita sudahi latihannya. Sekarang, cepat kalian kemas semua barang-barang kalian!" tegasku langsung pergi meninggalkan mereka.

Normal POV

"Wah! Apa yang terjadi?" tanya Len bingung.

"Entahlah, tiba-tiba jenderal Piko menyuruh kita mengemasi barang-barang kita" jawab Luka.

"Tadi aku lihat jenderal Piko dan yang mulia raja sedang berbicara" kata Rin.

"Jangan-jangan kita di usir dari sini" kata Kaito langsung cemas.

"Ahh... Kaito, jangan berpikir begitu, dong! Aku yakin yang mulia raja sama sekali tidak mengusir kita, kok" kata Meiko penuh percaya diri.

"Sudahlah, lebih baik kita kemas dulu barang-barang kita, mungkin ada tugas" kata Gumi menenangkan yang lain.

"Ya sudah, deh" kata Rinto langsung pergi. Yang lain jadi ikut-ikutan, deh.

Nero POV

Aku memang sudah merencanakan semuanya, aku sengaja menyuruh para ksatria, aku menyuruh mereka bukan karena latihan, tapi karena suatu tugas yang menurutku bisa mereka lakukan, aku yakin mereka sudah selesai berkemas, saatnya memanggil mereka.

"Oliver, cepat suruh para ksatria datang kemari" suruhku pada Oliver.

"Baik, yang mulia" kata Oliver.

Oliver POV

Cih! dasar raja pemalas, seenaknya saja dia nyuruh-nyuruh orang. Awas kalau entar aku yang jadi raja, aku suruh kamu bersihin kaki aku! Aku mulai ke kamar para ksatria, mengetuk pintu mereka dan menyuruh mereka keluar. Mereka keluar pertanda kalau mereka sudah siap.

"Kalian di panggil oleh yang mulia raja, sana cepat pergi!" suruhku pada mereka.

Mereka langsung lari begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun padaku.

"Dasar anak-anak songong!" ucapku.

Normal POV

"Hahh... Untung kita cepat-cepat lari" kata Mikuo yang terengah-engah di sertai anggukan yang lain.

"Kalau tidak, masih banyak tantangan yang harus kita hadapi dengan Oliver-sensei yang galak itu" kata Luka.

Benar, Oliver adalah guru memasak yang sangat hebat. Sayangnya, dia memiliki sifat yang tidak sopan dan tidak disenangi.

"Demo, bagaimana ini?" Tanya Gumi cemas.

"Doushita no, Gumi?" tanya Lenka.

"Bukankah kata Oliver-sensei, kita di panggil oleh yang mulia raja?" ucap Gumi.

"Wah, iya. Benar juga kata Gumi" kata Gakupo yang langsung teringat akan pesan jenderal Piko.

"Sudah, ah. Kalian takut sekali, sih! Sudah, ayo cepat!" kata Meiko menyuruh yang lain cepat.

To Be Continued

Ok, chapter 1 selesai

Memang pendek chapter-chapternya

Hanya sampai 9 chapter, fanfic ini tamat ._.

Review, ne! ^^