Dia bergerak diantara puluhan manusia dengan gesit. Kameranya tak henti menangkap gambar Loey yang kini lewat dalam keadaan terburu-buru. Ia tersenyum puas saat sang musisi tampan menatap lensanya dan itu keluar begitu sempurna. Tadi juga si musisi sempat menatap matanya dan kedua bola mata bulat itu membesar terkejut. Baekhyun mengangkat bahunya acuh. Mungkin pria itu terkejut mendapati pemuda semanis dirinya bediri diantara banyaknya fans wanita dan berpikir bahwa Baekhyun adalah salah satu dari mereka.

Beberapa gadis benar-benar mendorong tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Baekhyun menahan dirinya untuk tidak mengumpat atau bahkan menendang mereka satu persatu.

Saat Loey telah menghilang dibalik pintu keberangkatan, ia memutuskan untuk berhenti. Fotonya sudah tersimpan sangat banyak.

Sebenarnya ia tak ingin melakukan ini. Dia bukan seorang fans. Ia tak menyukai Loey Park (kau bisa menyebutnya benci kalau kau mau).

Baekhyun adalah seorang Xunqi. Oh Sehun, anggota grup duo bernama Antares itu sudah memikat dirinya sejak lama. Dan fakta bahwa si Loey Park bodoh ini selalu saja disebut sebagai pesaing sepadan Antares benarlah membuatnya muak. Loey membawa pulang hampir semua penghargaan -yang seharusnya untuk Antares- di tahun pertamanya menjadi musisi.

Juga jangan lupakan satu fakta bodoh bahwa Loey Park sangatlah misterius- atau mungkin berusaha menjadi misterius?

Selebriti macam apa yang menyembunyikan nama aslinya sendiri? Heol. Hampir semua selebriti memiliki Stage Name yang cool tapi mereka akan tetap mengatakan siapa nama asli mereka pada publik seburuk apapun itu. Sejelek apapun kedengarannya. Arogan sekali kan? Belum lagi image "Peri" yg melekat di belakang namanya (Oh god Baekhyun butuh plastik muntah sekarang juga). Hanya karena selalu memakai pakaian rapi dan tertutup -baik di konser ataupun pemotretan atau dimanapun, orang-orang di seluruh penjuru dunia pasti akan berpikir Loey Park adalah sosok yang sopan. Lembut. Pemuda 'baik baik'. Apa apaan eh? Tidakkah mereka berpikir bahwa mungkin saja si bodoh ini menyembunyikan tubuhnya dibalik kemeja kemeja dan kaos kaos lengan panjang karena memiliki penyakit kulit? Kemana perginya kecerdasan masyarakat akhir akhir ini?

Baekhyun sendiri menjalankan sebuah fansite besar Oh Sehun yang ia beri nama "Feel the Wind" sejak tiga tahun lalu. Dan ia disini sekarang; berdiri di pintu masuk bandara dengan kamera yang menggantung di leher setelah membuang waktu berharganya berburu potret musisi yg ia benci, karena Do Kyungsoo. Anak itu -sahabatnya- pemilik salah satu fansite Loey Park "TheHarmony1127", sedang memiliki sebuah ujian penting di fakultasnya dan memohon mohon pada Baekhyun -yg kebetulan sedang mendapat libur setelah menghabiskan pekan panjang ujian miliknya- untuk membantunya menggantikan diri. Kyungsoo bilang ujian ini tak bisa ia tinggalkan jadi Baekhyun, mencoba manjadi sahabat yang berguna, mengiyakan permintaan bodoh itu begitu saja. (Mereka berdua adalah mahasiswa semester akhir for your information).

"Hahhhhh berhenti mengumpat dan cepatlah pulang Byun. Kau butuh istirahat dan mandi air hangat untuk membuang energi negatif si bodoh Park itu jauh jauh."

Baekhyun bermonolog. Berjalan lesu keluar dari area parkir Bandara Incheon dan menghentikan taksi. Ia mendapat telepon dari Kyungsoo di detik pertama mendudukkan diri. Sambil memutar matanya malas ia mengangkat telepon itu dan berbicara dengan nada ketus- ia lelah oke?

"Ya Kyungsoo. Aku mengambil gambar terbaik-

"Kau yakin, Baek?"

"Ya. Tentu saja iya. Aku juga memiliki sebuah fansite besar dan aku tahu bagaimana cara memotret jika kau lupa jadi tidak perlu khawatir-

"Apa kau mendapat eye contact dengannya?"

"Apa? Oh ya aku mendapat eye contact beberapa kali-

"Berarti sekarang tugasmu hanya tinggal mengupload preview lalu mengedit-

"Oke- Tidak. Apa?!"

"-dan setelah itu mengupload HQ terbaik. Ya Baek. Itu tugasmu. Kau bilang kan ingin membantuku?"

"Terserah. Pokoknya tidak. Aku akan langsung pulang dan mengirim file nya padamu dan lakukan sendiri selebihnya-

"Tidak mau tahu Baekhyunnie. Kau sudah berjanji untuk membantukuuuuu!"

"Tidak Kyungsoo. Ti. Dak. Aku lelah. Berhenti memohon-

"Kututup, Oke? Kita bertemu di Kafe biasa nanti malam."

Tut... Tut... Tut...

"Astaga..."

Baekhyun menutup matanya dan menghela nafas. Rasanya ia ingin berteriak guna melepas kekesalannya. Setelah memintanya mengorbankan hari libur demi memotret wajah jelek Loey Park sekarang Kyungsoo kembali memintanya melanjutkan pengeditan, penguploadan, dan segalanya. Kalian dengar? Si bodoh Kyungsoo memohon -ralat- memaksanya lagi untuk melakukan sesuatu yg benar-benar ia benci.

"Kalau bukan sahabatku sudah kulaporkan pada polisi dia atas tuduhan pemaksaan dan penindasan. Keparat."

Ia mengomel tak jelas. Menghidupkan kameranya lagi dan mengamati satu persatu hasil jepretannya. Meneliti dan memilih foto mana saja yang akan ia posting di akun TheHarmony1127 sebagai preview.

(Dia dan Kyungsoo adalah sahabat baik, mereka juga sering saling membantu dalam hal ini jadi password akun SNS masing masing bukan lagi menjadi sesuatu yg patut dirahasiakan)

Dengan wajah lelahnya yang tak henti berkerut Baekhyun tetap -berusaha keras- memaksakan diri untuk mengamati foto foto Loey Park meski sebenarnya ia enggan.

Dan di foto ke delapan puluh tiga jempolnya berhenti bergerak. Kedua alisnya bertautan dan ia menekan tombol zoom berkali kali guna menyorot satu titik. Lengan Loey Park.

Kedua sipitnya membola terkejut. Baekhyun menggosok layar kamera berkali kali dengan jari dan ujung kemejanya tapi noda itu tak kunjung hilang. Ia bergerak menggeser ke foto foto selanjutnya dan benar-benar terdiam kala mendapati hal serupa.

Sebuah tato. Gitar. Tertangkap kameranya saat lengan kemeja itu tak sengaja tersingkap.

"Sadarlah Byun."

Ia menepuk pipinya sendiri berulang kali lantas memejamkan mata dan berdoa dalam hati semoga apa yang baru saja ia lihat hanyalah halusinasi saja.

"What the fuck-

Tapi setulus apapun ia bedoa, kala kedua sipitnya terbuka, tato itu masih disana.


"Mau apa kau kemari?!"

"Aku hanya ingin mengantarkan ini."

Tangannya yg besar terjulur memasuki Jendela. Baekhyun masih berdiri di tempatnya tanpa ekspresi berarti.

"Ibu baru saja pulang dari Toscana. Dia ingin aku mengantarkan ini untukmu."

Itu sekotak Coklat Amedei's Prendimé kesukaan Baekhyun.

"Ambillah."

Si mungil Byun masih terdiam. Kemudian ia menghembuskan nafas -dengan sengaja- lantas bersedekap.

"Dengarkan aku, Park Chanyeol."

Sayup sayup ia juga bisa mendengar helaan nafas lelah Chanyeol di luar sana tapi Baekhyun tak peduli.

Ia akan benar-benar mengeluarkan segala keresahannya yg telah ia simpan sejak sebulan lalu. Malam ini. Semuanya.

"Kau tahu aku tak pernah menginginkan perjodohan ini."

Snap. Dia memulai dengan kalimat kejam.

"Aku tak mengenalmu. Kau pun mungkin demikian. Tapi aku telah mendengar banyak hal buruk tentangmu di seluruh penjuru Kota. Teman temanku di sekolah, para tetanggaku, teman teman Ayah dan Ibuku, teman teman Kakakku. Semua tahu dirimu. Kau, Park Chanyeol, Putra Park SungJin dan Lee Youngmi, keluarga konglomerat di Bucheon, memiliki banyak restoran, berinvestasi di berbagai macam perusahaan, memiliki saham besar juga di Hyundai, terkaya di seluruh Bucheon, aku sudah dengar semuanya. Dan mereka juga bilang, Park Chanyeol adalah seorang berandalan, pemalas, lulus SMA dengan nilai paling buruk, pemimpin keributan, menolak kuliah, menolak bekerja, dan hanya ingin berdiam diri dibawah dompet orang tuanya. Apa yang kau harapkan dari semua berita ini? Aku jelas tak menyukaimu. Oke, kau orang kaya, Akupun bukan dari keluarga miskin, kita berdua sama sama disebut Chaebol, atau apapun itu namanya i don't give a fuck, tapi aku tak pernah mengharapkan pasangan yg seburuk dirimu. Mengerti? Jika suatu hari keluargaku dan keluargamu jatuh miskin? Apa yg harus kulakukan dengan kekasihku yg pemalas dan berandal? Atau lebih buruk lagi, Suami yg pemalas dan pengangguran?"

Dia memberi jeda. Chanyeol diam tak membalas.

"Aku akan segera lulus SMA dan sudah memantabkan keputusanku untuk melanjutkan kuliah di Seoul, dan itu artinya akupun tak akan pernah bertemu denganmu lagi."

Baekhyun bergerak maju dan mengambil kotak Coklatnya dari tangan Chanyeol.

"Aku akan menghabiskan sisa umurku seorang diri di Seoul dan menjadi fans gila Oh Sehun. Itu lebih baik daripada harus menerimamu sebagai tunanganku."

Satu coklat ia lahap. Mengunyahnya dengan suara keras. Chanyeol masih diam. Benar-benar tak melakukan apapun untuk membela diri.

"Aku tahu ini bukan kenginanmu. Orang tua mu yg menginginkan perjodohan ini. Dan kau menyetujuinya. Kupikir jika kau menjadi satu satunya yg mengehentikan mereka, maka mereka akan menurutimu. Kita berdua terbebas. Benar begitu, Park?"

"Bagaimana kalau aku keras kepala mempertahankan ini?"

"Maka aku akan melarikan diri. Sesimple itu."

Baekhyun mengendikkan bahunya seiring dengan masuknya potongan coklat kelima kedalam mulut. Sekali lagi ia mendengar Chanyeol menghela nafas. Pemuda jangkung itu menarik keluar tangannya yg memiliki sebuah tato berbentuk gitar dari bingkai jendela.

"Kenapa kau bersembunyi dibalik dinding?"

Baekhyun akhirnya bertanya karena penasaran.

"Kau tak pernah ingin melihatku, Byun. Kenapa pula aku harus menampakkan wajahku dihadapanmu?"

Ada tawa canggung di ujung candaannya. Diam diam Baekhyun setuju. Sebulan berurusan dengan Park Chanyeol, satu kalipun tak pernah ia sudi bertemu langsung atau menatapnya. Di acara makan malam keluarga ia terus menunduk dan bahkan terang terangan menutup erat kedua kelopak matanya dihadapan Ayah dan ibu Chanyeol. Toh ia juga tak pernah mendapat teguran. Mereka malah memujinya dan mencubit gemas pipinya berkata bahwa ia menggemaskan.

"Kalau begitu aku pergi."

Chanyeol berpamitan pulang.

"Aku akan coba bicara pada Ayah besok pagi. Aku- aku mungkin juga tak menginginkan perjodohan ini."

Baekhyun mengangguk meski ia tahu si lawan bicara tak akan melihat. Ia bergerak hendak menutup jendela dan sekilas dapat menghirup aroma maskulin tubuh Chanyeol yg sejak tadi bersandar di dinding samping jendelanya.

"Selamat malam, Byun."

Pemuda itu pergi tepat sebelum jendela benar-benar tertutup rapat.


To be Continued


Tolong jangan hujat saya karena dateng bawa ff baru bukannya ngelanjutin HH :"( the idea is just popped out in my head and i dont want it to fade and disappear then perfectly wasted. Gw pernah up ini sekilas di akun facebook but then gw beneran pengen bikin long version nya :"(( janji ga akan bikin ini terlalu berat, complicated, dan panjang. Gw pecinta fluff honestly :v So, yeah tolong terima aku yg kurang ajar ini. HH beneran masih dalam proses dan gw makin sering ngestuck soalnya konflik utama udah deket hehehe.

Basically ini baru spoilernya, you enjoy this, kasitau gw pantes dilanjut gak ini :"