Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing: Deidara & Akatsuki
Warning: bahasanya kadang serius kadang abal…yah, semoga ga ganggu
Happy reading!
********************************** Prolog ************************************
HOREEEEE!
Terlihat ratusan topi hitam berbentuk segi lima beterbangan (oke,itu topi wisuda…bukan UFO), lalu jatuh kembali ke tanah (iya…ke tanah), atau ke tangan pemiliknya. Gempita kegembiraan serentak menggema dari aula gedung besar yang sering dipakai untuk upacara besar itu, di Aula Besar Universitas Akatsuki, salah satu universitas terbaik di seantero jagat (yah,katakanlah begitu). *author cuek*
"Slamat ya,Itachi!" Seorang cewek berambut pirang dikuncir ponytail yang bernama Ino, menyalami pemuda yang diketahui bernama Itachi Uchiha.
"Hahaha,tengkyu,tengkyu!" Balas si Itachi, kebanyakan nyengir, matanya yang rada sipit kliatan lebih sipit lagi.
"Slamet juge yee…doain gue nyusul!" seru si jabrig Naruto, sahabat adiknya, Sasuke.
"Slamat yaaa…."
"Selamatttt!"
"Selamaaattt….."
Pokonya hari itu, banyak banget yang nyalamin Itachi karena kelulusannya. Saking banyaknya, gigi depan Itachi mpe kering gara-gara senyum mulu.
"Slamet yee….traktir donk!" ujar Pein, rada iseng nyenggol-nyenggol rusuk Itachi.
"Pein sayang, jangan gituuu….kesian si Tachi baru juga lulus udah dipalak ama kamu." Konan, pacar Pein, ngelus pipi kekasihnya itu dengan menggoda. Mau gamau Pein luluh juga, menatap Konan lekat-lekat, bibirnya maju, dan hendak menubrukkan bibirnya kek Konan, namun si gadis berhiasan rambut bentuk bunga itu mendorong bibir pacarnya menjauh dengan jarinya.
"Pein, lo jangan mesum di sinih! Sono pulang n pacaran lah sepuas lo!" omel si rambut merah Sasori
"Hahaha, yaelah…mestinya kita udunan nehh buat nraktir anak-anak laen! Kan kita lulus berempat, bukan cuma gue doank….gimana seh…" cengir Itachi, memperhatikan ketiga temannya yang nampak sangat berkilau dengan setelan formal dan toga mereka, yah termasuk Itachi juga sih…
Ya, hari itu adalah hari diwisudanya Itachi, Pein, Konan dan Sasori setelah berjuang selama 4 taun menimba ilmu di Universitas Akatsuki. Semua temen, sodara, dan keluarga pada dateng. Namun ada satu yang mengganggu Itachi. Semuanya emang dateng, tapi mana nih Deidara, sahabatnya yang katanya bakal dateng cepet itu?
Ahirnya orang yang diomongin dateng juga. Deidara, nama pemuda sahabat Itachi itu, turun dari mobilnya yang parkir ga jauh dari lapangan aula itu. Pemuda berambut pirang panjangyang diikat ponytail itu memandang dari kejauhan ke arah sahabatnya yang lagi dirubung (dirubung?) orang itu. Terlihat gadis berambut pink sedang menggelayuti leher Itachi dan bicara dengan Itachi dengan tatapan mesra, begitu pula Itachi, mamandang gadis itu lekat-lekat. Gadis pink itu Sakura Haruno, pacar dan sekaligus menjadi pendamping wisuda Itachi.
Pandangan Deidara sedih. Hatinya miris.
Bukan. Bukan karena ia cemburu pada Itachi yang digelayuti oleh Sakura, namun karena ia kesal mengapa ia tak memakai toga juga dan merayakannya sama-sama dengan yang lain.
Itu karena ia belum lulus.
"Oon lo Dei, un…" kata Deidara, berbicara pada dirinya sendiri, seraya berjalan menghampiri kerumunan yang mengelilingi Itachi. Mata Itachi menangkap visualisasi Deidara, ia menghampiri sahabatnya itu. Kedua sahabat itu saling meninjukan kepalan tangannya, melakukan salam persahabatan khas mereka sendiri, lalu berpelukan.
"Congrats yeee….petuah dari gue ampuh kan, un?" senyum Deidara, dipaksakan.
"Hooo….yang mana yah?" rengut Itachi.
"Itu…yang 'buah kalo kematengan lama-lama bakal busuk' un..."
"Oh, itu! Hahahahaa…iye,iye gue inget. Yang kalo kebanyakan belajar malah jadi khawatir n nerpes n materinya ngerembes semua gara-gara tegang kan? Iya sih, Dei…ampuh banget. Gue ga tau jadinya kalo ga ada lo pas siding." Itachi menepuk pundak sahabatnya itu.
You know what? Sehari sebelum sidang skripsi, Itachi bukannya belajar tentang materi-materi sidang buat esok, ia malah maen game, balap mobil, nyalon, meni pedi, nongton DVD, mpe curhat seharian sama Deidara. Thanks to petuah dari Dei-ndoro itu, yang mengatakan bahwa 'buah yang kematengan lama-lama juga bakal membusuk'. Dei percaya, kalo orang yang mau sidang, ato ujian apapun itu, belajarnya jangan terlalu diforsir, ntar jatuh-jatuhnya malah tegang n materinya lupa semua! Alhasil Itachi dan Deidara malah full having fun seharian sebelum sidang skripsi, biar otak jadi fresh! Setidaknya cara itu berhasil untuk Deidara.
Okeh, back to story.
"Lo kapan nyusul, Dei?"
"Segera setelah pesan-pesan berikut ini, un…" Dei nyengir-nyengir ngliat wajah sahabatnya itu mlongo dengan dahi berkerut. "Yah, segeralah setelah gue dapet ACC dari Pangeran Katak itu, un." jawab Dei ringan. Pangeran Katak, ya….dia adalah Jiraiya, dosen pembimbing Dei yang susah banget koordinasinya lantaran dia orang yang sibuk kesana kemari buat penelitian bukunya. Dan Pangeran Katak, adalah user name Jiraiya dalam blog penelitiannya.
Norak.
"Gue percaya ame lo…lo pasti cepet kelarnya kok. Ga lama setelah gue lo pasti sidang deh!" Kata Itachi.
"Thanks, Chi…gue mau menikmati masa muda gue dulu sebage mahasiswa, un."
"Terserah lo dah….eh, sono yuk! poto-poto bareng anak-anak! Tumben lo gantengan,Dei…"
"Aiiih, aku jadi malu Kang Itachi…ga usah gitu donk, uuuuuunnnn" Tingkah Dei yang menirukan suara banci yang sambil memegang kedua pipinya dan tersipu-sipu itu membuat Itachi merinding.
"Jijik tau ga lo!"
"Aaaah,Kang Tachi suka malu-malu gitu, un….hahahahahahaha"
Lalu Dei berubah kembali menjadi maskulin, mengejar punggung sahabatnya menuju kerumunan anak-anak lainnya.
Sore harinya….
Hari sudah agak gelap. Deidara berjalan gontai menuju kamar kostnya yang terletak di lantai dua.
CEKLEK!
Knop pintu diputar. Dei menyalakan lampu kamarnya. Terlihatlah kamar yang besarnya tidak seberapa, dengan kasur yang nyaman di tepi kamarnya. Di sebelah kasur ada meja belajar yang menghadap ke jendela luar. Di atas meja itu terdapat buku-buku yang tebelnya naujubileh berserakan ga karuan, berdampingan mesra dengan laptop berlambang apel digigit warna kuning.
Dei melempar tasnya ke kasur dengan galak, mencopot kunciran rambut pirangnya yang indah itu, dan memandang sedih ke arah laptop.
Kembali ke realita setelah beberapa jam yang lalu ia bereuforia dengan kesuksesan sahabatnya. Realita, dimana awal kesuksesan adalah kecepatan, bukan keakuratan.
Realita, bahwa semakin cepat skripsi lo kelar, semakin cepat juga lo keluar dari kegalauan ini, bener ato ga mah urusan belakangan lah! Toh masih ada revisi ternyata.
Realita, bahwa teman-teman satu dosen pembimbingnya, Pein dan Sasori, telah meninggalkannya. Otomatis, ia jadi tak punya teman lagi untuk berbagi informasi kalo mau bimbingan bareng.
Realita, bahwa meskipun Dei memulai skripsi bersama-sama dengan Itachi, nyatanya Itachi lah yang lebih dulu meninggalkan kegalauannya.
Realita, bahwa Itachi telah meninggalkan Dei yang masih galau ini.
Realita, bahwa rasanya ditinggal lulus itu miris sekali.
"So, what about me, un?" Dei berkata dalam hening. Dengan jangkrik yang berisik menjawab pertanyaan Dei tadi.
To be continued..
Okeh, ini bagian pertama….sori humornya belum dimunculin, kan masih prolog
*author ngelunjak* *dibom Deidara*
Janji deh, untuk chapter2 ke depan bakal dikentelin humornya…okeh…
Tanpa basa-basi lagi…Riview dan saran teman2 semua akan amat sangat membantu!
Hehehehehehehe…
Thank you.. :D
