Ini adalah Side Story dari The World God Only Knows dengan main pair dalam side story ini adalah KrisTao. TWGOK sendiri menceritakan pair ChangKyu jika tak keberatan silahkan baca TWGOK terlebih dahulu.
Disclaim: Kris milik Tao dan Tao milik saya seutuhnya. #eh
Pair: KrisTao dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan.
Warning: bermaksud untuk membuat Angst, Death Chara, Drama, Fantasy, meminimalisir Typo, berusaha untuk EYD dan kesalahan kecil lainnya.
Length: 4 shots. 1 of 4
Silahkan menikmati.
.
.
Sebuah ruangan yang terlihat luas namun minimalis, jarang terlihat perabotan di tempat itu. Bahkan hanya ada tembok berbalur cat putih, sebuah lemari pakaian berwarna coklat lembut beserta sebuah ranjang kecil berwarna putih. Bahkan tak terlihat adanya tanda-tanda bahwa kamar itu di miliki seorang remaja.
Bukannya tidak memiliki hobi atau apa, tapi sang pemilik kamar terlihat tenang jika melihat kamarnya tak tersentuh benda lain. Sosok sang pemilik kamar pun hanya menatap nanar kamarnya, bukan, bukan karena ia tak suka pada kamar ini. Tetapi, ini bukan kamarnya, ini bukan rumahnya, ini tempat yang bahkan ia tak suka. Karena di tempat itu, ia tak bisa bertemu dengan sahabatnya.
Ini semua karena penyakit sialan yang menggerogoti tubuhnya, kenapa harus dirinya? Apa salahnya pada kedua orang tuanya? Apa salahnya dengan tuhan yang ada di atas sana? Ia rajin beribadah, ia menghormati kedua orang tuanya, bahkan ia sangat menyayangi 'Umma'-nya di atas sana.
Tidak cukupkah 'Umma' yang ia sayangi terenggut darinya?
"Umma… Apa ini akan menjadi tempat terakhirku di dunia ini?" ujarnya pelan, terdengar isakan di sela kata-katanya. Terdengar miris, ia bahkan tidak percaya dirinya akan meninggalkan dunia secepat ini.
Ia ingat, kehidupannya dulu sangat indah. Terlalu indah sampai ia merasa sesak saat mengingatnya. Bersama dengan teman-teman yang sangat ia sayangi, bersama Luhan ge, Baekhyun hyung dan Chanyeol hyungnya.
.
.
Shinigami, Doesn't Know About Love
.
.
"Tao, kau darimana saja selama ini? Kau sering sekali bolos sekolah…" ujar Luhan, namja baby face ini menunjukkan wajah khawatirnya. Ia berkali-kali ke kelas didi-nya ini dan tidak mendapatinya mengikuti kelas. Ia bertanya pada teman Tao, namun tidak ada yang mengetahuinya. Beruntung hari ini, namja bermata Panda, didi kesayangannya itu masuk sekolah dan berada di hadapannya.
Namja bermata Panda itu tersenyum pada Luhan, "Dui bu qi, ne, gege?" Namja itu kembali memperlihatkan mata Panda versi melas miliknya. Ia tak ingin Gege-nya ini bersedih, apa lagi sampai tahu kenapa ia sering bolos sekolah.
"Aish, kenapa kau memasang wajah seperti itu? Ne, ne… Arrasseo, yang terpenting kau sudah masuk sekolah sekarang." Luhan terlihat menghela nafasnya, beberapa kali ia memijat pelipisnya, namun pada akhirnya bibir namja manis itu melengkung membentuk senyuman.
Tao tersenyum, namun matanya hanya menatap sedih namja di depannya. "Sudah waktunya masuk kelas, ge… Sebaiknya gege cepat kembali kekelas, nanti di marahi Seonsaengnim, loh~" ujar Tao dengan nada riang, bahkan ia mendorong Luhan agar segera melangkahkan kakinya.
Karena di dorong seperti itu, Luhan pada akhirnya melangkahkan kakinya kembali. "Arrasseo, arrasseo… Jangan dorong-dorong, Tao-ah." Namja itu melangkahkan kakinya beberapa langkah agar namja di dekatnya itu tidak kembali mendorongnya, "Ingat, jangan bolos lagi tanpa alasan, ne?" titah Luhan. Ia tak mau melihat namdongsaengnya tertinggal kelas jika sering membolos.
"Arraseo, Luhan ge!" teriaknya, melihat Luhan sudah kembali melangkah dan meninggalkannya. "Mianhae…" lirihnya.
.
.
Suasana kelasnya langsung tenang begitu Kang seonsangnim memasuki kelas mereka. Wajah galaknya dan badan besarnya tak terlihat menyeramkan hari ini. Bahkan ada senyum jahil di bibir seonsangnim. "Baiklah anak-anak, kebetulan hari ini kelas kita bertama seorang lagi… Masuklah Kris…" ujarnya merentangkan sebelah tangannya untuk menyuruh seseorang masuk kedalam kelas.
"Ni hao, Wo Jiao* Kris. Hen gaoxing jian dao ni**…" ujar namja itu, sosok Kris begitu rupawan hingga membius seluruh anak di kelas Tao. Bahkan namja bermata Panda itu tidak bisa mengalihkan pandangannya. Tidak, bukan hanya Tao yang terlihat seperti orang bodoh. Hampir teman sekelasnya juga menunjukkan reaksi yang sama pada namja itu.
Sebuah suara nyaring terdengar di meja bagian belakang, Tao menolehkan kepalanya, terlihat Changmin, yang juga murid pindahan beberapa minggu yang lalu itu berteriak kepada Kris. Tentu saja aksi perdebatan mereka di saksikan oleh seluruh kelas, bahkan Kyuhyun yang berada tak jauh dari tempat Changmin sampai berteriak dengan lirih.
'Mereka saling kenal?' batin Tao, ia melirik kearah Kris. Dan saat itu, hatinya terasa berdebar saat Kris ternyata juga sedang menatap dirinya, terlihat sangat intens sehingga membuat Tao risih sendiri. Ia tak biasa di perhatikan seperti itu, apa lagi oleh seorang namja yang sangat rupawan seperti Kris.
"Arra, arra… Bisa kalian sudahi dulu perkenalan kalian, Shim Changmin dan Kris? Bisa kita mulai pelajarannya?" ujar Kang seonsaengnim yang sepertinya telah di lupakan oleh dua muridnya, yah salah satunya murid barunya.
Changmin, namja jangkung itu kembali duduk. Sedangkan Kris berjalan ke tempat duduk yang menurutnya kosong. Ya, bahkan Tao tidak sampai kepikiran jika murid baru yang sudah menarik perhatiannya ini duduk di sampingnya.
Tunggu, bukankah seharusnya di sebelahnya ada orang? Dimana Lay? Teman sebangkunya yang sangat pintar di pelajaran tari itu. Apa ia lupa? Jika Lay sudah lama pindah ke China? Apa karena ia sering bolos sehingga ia tak menyadarinya?
Kris mendudukkan dirinya di kursi itu dan memperhatikan arah depan, dimana Kang seonsaengnim sedang menunjukkan video bumi yang berputar pada porosnya, sehingga terjadi yang namanya siang dan malam. Tetapi penjelasan itu bukannya di perhatikan oleh Tao, namja itu lebih senang memperhatikan wajah Kris yang sekarang begitu dekat dengannya.
"Ada yang salah dengan wajahku sehingga kau terus memperhatikannya?" tanya namja berambut blonde creamy di sampingnya itu, mengagetkan dirinya sebenarnya.
Dengan sedikit salah tingkah, Tao menggelengkan kepalanya. "Ti—tidak ada, hanya saja… Kau sangat tampan…" ujarnya begitu saja, ia bahkan tak sempat membungkam bibirnya yang mengatakan hal yang sedikit membuatnya malu itu.
Kris, namja itu melirikkan matanya kearah Tao. Ia bisa melihat wajah polos Tao saat mengatakan hal itu, namja tampan itu menarik seulas senyum di bibirnya. "Xie xie…" ujarnya, ia tahu jika Tao bukan orang Korea. Ia bahkan bisa menebak darimana Tao berasal. Tentu, Shinigami mana yang tidak tahu data seorang manusia? Ia mengetahuinya, bahkan kapan kematian orang itu pun mereka tahu, karena itulah tugas mereka. Menjemput arwah orang mati.
Ya, siapa yang tak mengetahui Kris? Dia adalah salah satu tangan kanan Kim Jaejoong, sang Amida-sama. Dewa dari segala malaikat kematian. Tidak hanya dirinya yang saat ini berada di dunia manusia dan mengerjakan pekerjaannya, masih ada Shim Changmin. Orang yang bahkan di anggap anak oleh sang Amida-sama. Ya, namja jangkung bernama Changmin itu sama dengan dirinya, seorang Shinigami. Malaikat maut penjemput nyawa orang yang telah mati.
Kris kembali melirik kearah namja manis di sebelahnya ini, Tao, Huang Zi Tao. Namja kelahiran China yang hanya tinggal sendiri di Korea. Namja polos penuh semangat dan di cintai teman-temannya. Di dalam sifat polosnya itu, ternyata ada satu kenyataan pahit yang harus dan siap Tao jalani.
Tao yang merasakan jika Kris menatapnya berusaha untuk tetap fokus memperhatikan pelajaran. Ia tak ingin menerima hukuman dari Kang seonsaengnim jika ia tak memperhatikan apa yang di jelaskan oleh namja besar itu.
"Huang Zi Tao… kau mengetahui diriku yang terus menatapmu ini, kan?" ucap Kris, membuat Tao membelalakkan matanya dan terpaksa mengabaikan penjelasan Kang seonsaengnim hanya untuk melihat Kris.
"Kenapa kau mengetahui namaku?" desisnya lirih, sedikit tak percaya, tapi masa ia bisa salah dengar? Jelas-jelas namja di depannya itu memanggil nama lengkapnya.
Kris menatap tepat di mata Tao, seketika mata mereka bertemu. Dengan cepat, Kris melirik kearah lain. Namja itu seperti berusaha menghapus apa yang ada di pikirannya. Inilah keuntungan sekaligus kelemahan Shinigami, ia bisa melihat waktu orang itu akan habis. Dan, ia melihat waktu namja itu, namun ia hilangkan. Entah mengapa ia tak ingin mengetahui waktu kematian namja itu.
"Kris?" ucapnya, terdengar khawatir karena tiba-tiba saja namja tampan itu terlihat kesakitan. "Kris, kau baik-baik saja?" tanyanya kembali.
Namja tampan itu menggeleng, menghirup udara di sekitarnya lalu menghembuskannya perlahan. 'Kenapa aku tidak senang melihat waktunya?'
.
.
Beberapa hari setelah kepindahan Kris ke sekolah mereka, saat ini istirahat siang di gunakan Tao untuk bertemu dengan Luhan dan teman-temannya yang lain di kelas yang berbeda. Terlihat keceriaan meliputi mereka, Tao bahkan tertawa keras saat seorang namja jangkung di duga bernama Chanyeol melontarkan sebuah lawakan bersama pasangannya, Baekhyun.
Di tempat lain, atau bisa di katakan jauh di tempat lain. Sosok Kris tampak memperhatikan gerak-gerik Tao. Kembali terungkap kelebihan seorang Shinigami, mata mereka bisa melihat dengan jelas walau dari jarak yang sangat jauh sekalipun.
"Memperhatikan seseorang, Wu Fan?" suara khas yang sangat di kenal Kris. Namja tampan itu menolehkan kepalanya, melihat sosok Changmin berdiri di sampingnya. Ia melihat sekitar, tidak ada tanda-tanda Kyuhyun. "Tenang saja, Kyunnie sedang sibuk bermain dengan gamenya." Changmin menatap Kris tajam, sepertinya mengerti arah pandangan namja di depannya.
Kris menolehkan kembali wajahnya, ia menatap Tao kembali. Merasakan tubuh Changmin berdiri di sebelahnya, Kris melirik sebentar kearah Changmin dan mengalihkannya kembali.
"Hei, Kris… Kenapa kau kemari? Apa, di antara manusia itu ada yang akan… Kau tahu, 'tidak ada'?" ujarnya mengatakan kata 'Mati' dengan agak sedikit halus. Sebenarnya ia tak terlalu akrab, tapi jika Kris sampai ke tempatnya, itu berarti sangat buruk.
Namja blonde itu mendengus, "Kau akan tahu pada saatnya…" ujar Kris tak ingin memberitahukan apa tugasnya yang sebenarnya di sini.
Changmin mendengus, "Aish… Kau benar-benar pelit, Wu Fan…" ucapnya, ia tak akan tahan berlama-lama dengan Kris. Yah, mereka memang kurang akarab. Apa lagi Wu Fan terus menerus mendekati Kyuhyun, itu semakin membuatnya tak suka kepada namja tampan itu.
'Kenapa aku harus mempedulikan namja bermata Panda itu?' batinnya kembali memperhatikan Tao setelah Changmin meninggalkannya sendiri.
.
.
Tao POV
Rasa ini lagi, sudah berkali-kali aku merasakan ada seseorang yang mengamatiku. Membuat bulu kudukku meremang saja. Kulihat Luhan ge sedang membuka sebuah kotak, sepertinya kotak bekal.
"Tao~ kau ingin cake stroberi?" tanyanya padaku, aku menatapnya dengan pandangan senang dan menganggukkan kepalaku menanggapi pertanyaan Luhan ge. Luhan ge memberikan sepiring kecil cake stroberi buatannya, aku memakannya dengan lahap, benar-benar enak~.
Chanyeol dan Baekhyun sudah kembali ke kelas mereka, hhh~ padahal aku begitu merindukan mereka. Membolos seperti ini memang tidak baik, apa lagi nilai pelajaranku sudah di ambang kematian. Hiiee, jika aku bolos lagi, mungkin saja aku harus mengulang kelas.
Ukh, rasa ini lagi. Rasa sakit, bahkan lebih sakit, aku harus cepat-cepat pergi dari sini. "Luhan gege~ Xie xie quang lin~ cake-nya benar-benar enak sekali~" ujarku meletakkan piring kotor di meja dekat Luhan ge duduk. "Aku harus kembali ke kelas ge, aku lupa jika ada tugas yang belum ku kumpulkan! Sampai jumpa pulang sekolah nanti~" ujarku berlari, meninggalkan Luhan ge yang bahkan belum menjawab pertanyaanku.
Aku berlari sekuat tenagaku, aku menutupi hidungku. Tidak, jangan keluar dulu, tunggulah sampai di toilet, kumohon!
Tapi sepertinya aku salah, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang basah mengalir dari hidungku. Aku mengangkat tanganku, dan terdapat cairan berwarna merah kental yang berbau anyir. Darah keluar dari hidungku, jika sudah begini aku akan susah bernafas dan bergerak.
Tidak, bukankah aku sudah meminum obatku seperti yang di katakan oleh Yoon euisanim? Tetapi, kenapa mimisan ini terus datang. Ah, aku sudah tidak bisa merasakan kakiku, rasanya lemas dan tak bisa bergerak. 'Dowa…' dan aku akhirnya hanya melihat kegelapan.
.
.
Normal POV
Kris yang sedari tadi mengikuti Tao mendapati namja bermata Panda itu akan segera rubuh. Ia berlari cepat kearah namja manis itu, menahan bobot tubuhnya agar gerakan gravitasi bumi berhenti dan tidak melukai namja tersebut. Ia tak kaget saat melihat darah keluar begitu saja dari hidung Tao. Dia mengetahui semuanya, jangan lupa jika dirinya adalah Shinigami, malaikat pencabut nyawa.
Namja tampan itu menggumamkan sesuatu, berbagai huruf rumit keluar dari sekitarnya. Zaiphon, nama huruf rumit itu, mengeluarkan sebuah benda hitam. Scyte atau biasa di kenal sebagai sabit, benda yang biasa di bawa oleh seorang Shinigami. Tunggu, jangan beranggapan jika sabit namja tampan satu ini seperti sabit-sabit pada umumnya. Scyte itu berbentuk seperti tongkat yang di salah satu ujungnya terdapat tiga belah pisau tajam. Yah, singkatnya Scyte Kris berbentuk –menyerupai– Trident.
Kris menggenggam scytenya erat, kembali bergumam seraya mengibaskan benda hitam itu. Menggendong namja bermata Panda itu di punggungnya, jangan terlalu berharap jika Kris menggendongnya bridal style. Itu terlihat bukan stylenya sekali.
Namja itu menghentikan waktu di sekitarnya. Tidak ada yang bergerak, berbicara begitupula berteriak. Menyadari Tao yang akan ambruk saja mereka tidak tahu. Setelah sekali kibasan, sebuah lubang menganga dan terlihat di depannya. Terlihat seperti pintu menuju dimensi lain. Ya, Kris memang melakukan itu untuk mempermudah dirinya pulang-pergi.
Tanpa ada keraguan sedikitpun, Kris membawa Tao memasuki lubang tersebut. Mengantar namja bermata Panda itu ke sebuah gedung yang sangat khas. Tempat dimana selama ini Tao membolos sekolah, dan tidak ada yang tahu. Hanya Tao dan Yoon euisa yang mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Kalian ingin tahu? Cukup kuberi sebuah clue, tempat dimana semua orang yang sakit di rawat. Rumah sakit.
Kris kembali merapalkan Zaiphonnya, menutup lubang dimensi yang membawa mereka ke rumah sakit. Ia juga menghilangkan keberadaan scyte miliknya serta mengembalikan waktu yang tadi berhenti tepat di depan Yoon euisanim yang seharusnya sedang melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.
"Yoon euisanim, tolong namja ini…" ujar Kris yang masih menggendong Tao di punggungnya, ia berakting sebaik mungkin.
Mengenali namja yang berada di gendongan Kris, Yoon euisa langsung bertindak. "Bawa anak itu kemari!" ujarnya berbalik, menunjukkan tempat tinggal Tao selama ini di Korea.
Yoon euisa kemudian membuka salah satu pintu di ujung lorong lantai tiga. Ruangan bertuliskan angka tiga kosong delapan itu terbuka, memperlihatkan sebuah tempat tidur yang cukup besar berwarna putih. Dengan hati-hati Kris menidurkan Tao di atas tempat tidur itu.
"Ganhosanim!" teriak Yoon euisa. Seorang suster berwajah cantik mendobrak pintu cukup keras, kenapa bisa sang ganhosanim bisa secepat itu datang? Salahkan Yoon euisa yang menyematkan sebuah mike kecil di dasi biru laut miliknya yang dapat di dengar di ruang suster.
Dengan sigap, sang ganhosanim menyematkan sebuah selang infus di urat nadi punggung tangan Tao. Selesai memasang selang infus, suster berwajah cantik itu menyuntikkan obat di selang infus, entah obat apa yang ia suntikkan, namun bisa di lihat jika wajah Tao tidak begitu pucat seperti tadi.
"Hhhh…" sebuah desah lelah terdengar, Kris melirik kearah Yoon euisa. "Untuk saat ini, sebaiknya biarkan Tao tertidur. Terima kasih sudah mengantarnya kemari…" kembali Yoon euisa tersenyum, berjalan menuju pintu dan membuka pintu berwarna cream tersebut. "Jika ada apa-apa, panggil saja ganhosanim atau saya…" ujar Yoon euisa meninggalkan Kris bersama Tao.
Sepeninggal sang Euisa, Kris terus saja menatap wajah Tao. Mengapa ia harus susah-susah menolong namja ini? Bukankah namja bermata panda itu akan mati? Dan itu bukan urusannya. "Hanya sekali ini, Jaejoong hyung, mianhae…" ia berbisik, menolehkan kepalanya ke jendela.
.
.
"Ah, lagi-lagi ZiTao bolos… Kalian tahu apa yang terjadi padanya?" tanya seorang seonsaengnim yang bisa di panggil Park Yoochun. Namja berjidat lebar itu menatap ke seluruh penjuru ruang kelas. Matanya melirik sekilas kearah Changmin lalu namja yang menjadi murid baru di kelasnya. "Kris? Ada yang salah?" ujarnya saat melihat tatapan dingin dari salah satu muridnya itu.
Kris mendengus, menolehkan kepalanya. Oh ayolah, siapa yang tidak kesal pada bawahan Aizen-Myoo? Dia adalah seorang Shinigami, kalian tahu? Sudah menjadi rahasia umum jika bawahan Kami-sama, sang Dewa Kematian yang biasa dikenal dengan Amida-sama nama yang di sandang Kim Jaejoong, serta Dewa Cinta atau Aizen-Myoo yang di sandang oleh Jung Yunho. Yang selalu, jika bertemu, malah sekarang hampir sering bertemu, bertengkar. Terlihat kekanakan? Tentu saja, dunia di atas sana tak jauh berbeda dengan kehidupan manusia.
"Changmin-ah, dari tadi kau tidak memperhatikanku. Jadi, cepat kerjakan soal di depan, jangan hanya mengganggu Kyuhyun yang duduk di depanmu itu." Suara Yoochun seonsaengnim mengganggu kegiatan pasangan ChangKyu di tempat mereka.
Namja jangkung itu memajukan bibirnya, lumayan kesal. "Arrasseo, tapi aku ingin Kyuhyun juga mengerjakan soal lain bersamaku di depan." Dengan paras menantang, Changmin menatap Kyuhyun tanpa sekalipun melirik kearah Yoochun seonsaengnim.
Sorak sorai riuh terdengar dari beberapa orang, tak ayal bahkan beberapa dari mereka bersiul. Kyuhyun menatap sebal kearah namja kelewat jangkung yang masih setia berdiri di belakangnya.
Yoochun menghela nafasnya, menutup kedua telinganya, meminimalisasi suara berlebih dari anak didik kelewat aktif di depannya ini. "Arrasseo, Kyuhyun, kau juga ku hukum. Bermain game di kelas sangat tidak di anjurkan, kau tahu?" namja berjidat lebar itu kembali tersenyum, menarik kedua sudut bibirnya begitu saja. Sepertinya ia menikmati hari-harinya sebagai guru ketimbang pelayan dewa.
.
.
Bersambung.
A/N: Haloo~ saya kembali dengan fanfic yang telah saya potong menjadi 4 bagian. Cerita side story dengan main pair KrisTao. Kritik dan saran di terima jika anda semua memberi saya Review.
Kamus.
*Nama ku
**Senang bertemu dengan kalian semua
Misc.
Shinigami : malaikat kematian, dalam bahasa Jepang seperti itu~
Amida : dewa kematian, lebih tinggi kedudukannya dari Shinigami di cerita ini
Kami-sama : dewa dalam kepercayaan orang Jepang
Scyte dan huruf rumit : bisa di katakan jika dewa kematian selalu membawa sabit-nya sabit ini bisa berbeda-beda sesuai keinginan pemilik, sedangkan huruf rumit itu, mirip zaiphon di 07-ghost :D
Aizen-Myoo : bisa di bilang dewa cinta, rada ragu sih, daripada ane susah2 yak~ #kenatabok
12-11-12
