~~~Sang Pembimbing~~~

Genre: Adventure, Fantasy, Supernatural, Friendship, slight Romance

Disclaimer: Semua yang ada di cerita ini (TIdak termasuk OC dan Alur cerita.) bukan milik saya.

[!Warning!]

Rate T+ bagi 16+, berisi kekerasan (Tidak termasuk pertumpahan darah), dan hal-hal yang tidak sewajarnya anak-anak mengetahuinya, OVER- Crossover, OC, OOC.

[Summary]

Sang Angin yang membimbing Sang Langit, Sang Angin yang menompang para Elemen, Sang Angin adik bagi Sang Awan, Sang Angin pembuat Sang Badai, Sang Angin kakak bagi Sang Petir, Sang Angin musim panas Sang Matahari, Sang Angin sahabat Sang Kabut, Sang Angin Cinta sejati Sang Hujan dan Sang Angin pengubah Sang Malam.

"(Normal)" ""

'(Batin)'

"(Flame/Spirit/Ayakashi)" "DWM&HDWM"

-Status Tempat dan Waktu-

'(Batin Flame)/(Batin Immortal)'

[STAT/Skill]

Target 0: Prologue: Sang Angin dan Sang Langit.

-Indonesia-

Degh! Degh! Degh! Degh!

"To...to...tolo..ng..."

Tiiiiiit~~~~~~~~~~~~~~

-Jepang-

Swushh~~

"Untuk apa aku hidup... aku sudah tidak di butuhkan, cahayaku pun sudah meniggalkanku.."

"Sayonara, Otou-san, Okaa-san, Nii-chan... Sayonara...hiks"

DUAGH!

-KHR-

-Supernatural Realm: Jembatan-

-? POV-

Gelap. Hanya kegelapan yang ada di sekitarku. Mati.. Akhirnya aku mati.. Kami-sama, apakah memang hiudpku ini hanyalah pelengkap kehidupan semata saja?

"Iie, semua kehidupan itu harus di syukuri chibiko*." Ada suara? Bukankah tempat ini hanya untuk orang mati?

"Hey, itu rasis!" Hah?

"Siapa itu?" Tanyaku saat aku membuka mata dan hanya melihat ruangan gelap nan kosong, kurasa nama The Void, Kekosongan, cocok untuk tempat ini.

"Hey! Jangan menamai tempat sembarangan, tempat ini sudah mempunyai nama, The Bridge, Jembatan." Jawab lagi suara itu.

"Ku ulangi sekali lagi, siapa itu?" Aku menggerakkan kepalaku ke segala tempat, tidak menemukan seseorang di mana-mana.

"Hey! Jangan hanya mentapa sekitar, lihatlah di lehermu!" Aku melihat ke arah leherku, ya di sana ada sebuah benda berbentuk dot bayi yang sedikit ya sedikit besar, 'hah sepertinya sifat sarkas ku terbawa hingga mati'. Berwarna putih.

"Eh? Kau sebuah 'benda'?" Tanyaku memang kasar tapi hanya itu pertanyaan yang ada di pikiranku.

"Sembarangan! Aku bukan sebuah benda!" Lalu angin berhembus kencang membuat kubah, dan terdapat kanji dengan tulisan 'Angin' di tengah kubah itu. Lalu, beberapa menit kemudian kubah itu hilang di gantikan dengan sebuah api berwarna hijau ke biru-biruan seperti angin tadi.

"Seenaknya kau mengataiku benda, asal kau tahu saja. Aku adalah sang angin yang menjadi elemen penting untuk membentuk semua cuaca tahu!" Kata atau suara? Dari api itu.. tunggu api itu bisa BICARA!

"Kau pikir kami para "Flames" tidak bisa bicara?" Katanya lagi api itu, baranya semakin besar. Kurasa dia semakin marah. Loh, 'Flames' bukankah itu ada di KHR ya?

"Tidak, kurasa lebih tepatnya api itu seenaknya membaca pikiran orang." Kataku sarkas dengan nada datar.

"Ma Ma~ jangan bertengkar~" Suara lain muncul, bersamaan dengan munculnya api berwarna jingga.

"Siapa lagi?" Tanyaku heran, di kehidupanku sebelumnya tidak ada yang berwarna, dan sekarang pada saat kematianku, muncul hal-hal yang aneh? Perlahan aku bersyukur mereka tidak muncul saat aku masih hiudp dulu, jika iya pasti aku sudah lama bunuh diri karena sebuah teror dari api yang bisa bicara.

"Tidak usah basa-basi lagi. Langsung ke intinya saja ya?" Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas api berwarna jingga itu.

"Pertama, perkenalkan aku Sora perwujudan dari Elemen 'Sky' dan yang di sampingku ini adalah Kaze-chan perwujudan dari Elemen 'Wind', maksud dari kami yang menarikmu dari duniamu adalah untuk meminta bantuan dan menunjukkanmu betapa berharganya hidup itu." Tawar dan pintanya kepadaku, mungkinkah ini adalah sebuah kesempatan dari tuhan untukku? Untuk merasakan hangatnya keluarga?

"Hmm, Hajimemashite, watashi wa Kuzami Yukio yoroshiku."

"Ini kesempatanmu, apakah kau akan menerimanya, ne~ Chibiko?" Tanya 'Kaze-chan' yang baranya sudah normal.

"Hai, aku ingin merasakannya. Hangatnya keluarga. Yang sepertinya tidak akan aku rasakan lagi." Kataku dengan nada yang sedih. Hidup sebatang kara, bukan untuk di banggakan ya kan?

"Baiklah, Kazumi Yukio. Tugasmu hanya memandu 'The Little Sky' untuk menjadi seperti 'The Great Sky'. Kalau kau kesulitan.." Jawab Sora, baranya sedikit lebih besar, lalu bara itu mengeluarkan sejumlah kartu berwarna hitam. Kartu itu melayang ke arahku dan aku mengambilnya.

"Gunakan itu untuk meminta bantuan. Nah, sudah jelaskan? Siap untuk pergi?" Sambung Kaze. Aku mengangguk dan tiba-tiba sekujur tubuhku bersinar perlahan-lahan menghilang.

"Arigatou,Kaze dan Sora.." Kataku sebelum kegelapan menyapaku.

-KHR: 11 Tahun kemudian-

-Mortal Realm: Namimori; Perumahan Sawada - Pagi Hari-

-Tsuna POV-

"Tsu-kun, bagun. Kamu bisa terlambat lagi~~" Sepertinya suara Kaa-san

"5 menit lagi Kaa-san" Jawabku, lalu berusaha kembali ke La La Land. Setelah beberapa detik,

"Sawada Tsunayoshi-kun yang mendapat nilai 15 saat test matematika." Hiee!

"Hai! Eh? Darimana bisa dapat?" Aku mencoba merebut kertas ujian test itu.

DUAGH!

"Ittai~~"

"Daijobu ka?" Kata Kaa-san. Lalu, ia menunjukkan sebuah kertas.

"Testnya! Nani kore?" Aku melihat itu bukan kertas testku, melainkan kertas brosur.

"Mulai hari ini, kau akan mendapatkan guru pembimbing, Sepertinya menarik untuk di coba, lalu segera kuhubungi mereka dan mengatakan setuju. Ne~~" Katanya dengan seulas senyum di bibirnya.

"Aku tidak membutuhkan guru pembimbing, Kaa-san." Jawabku dengan cemberut.

"Tidak kau membutuhkannya Tsuna-nii.." 'Jangan ikut-ikutan Kaze-chan!'

Lalu Kaa-san membaca kembali apa yang di katakan di brosur itu.

"Jika memberinya makanan dan tempat tinggal, mereka akan mengajar secara gratis." Katanya yang masih mempertahankan senyumannya.

"Kelihatannya seperti sebuah penipuan." Kataku lalu melihat jam.

"Whaa! Aku akan terlambat." Berlari menuju pintu keluar, tapi aku berbalik dan ingin mengatakan sesuatu. Namun, Kaze-chan menghentikanku.

"Kau butuh seorang tutor untuk menaikkan nilaimu." 'Kau kan bisa membantuku saat ujian Kaze-chan.' "Tidak, itu namanya curang Tsuna-nii dan kita sudah setuju kalau aku membantumu hanya saat ada kelas P.E."

-KHR Time Skip -

-Mortal Realm: Namimori – Pagi hari-

-Normal POV-

"Kawaii~~" Kata Kyoko yang barusan datang.

"Ciaoss"

"Ohayou~~" Jawab Kyoko pada Reborn. Lalu, ada seorang gadis lagi yang menghampiri Tsuna dengan napas yang terengah-engah, "Apa dia adikmu?" katanya.

"Iie, Sigau yo" Jawab Tsuna.

"Dik, kenapa pakai baju seperti itu?" Tanya Kyoko kepada Reborn dan dijawab, "Karena aku mafia." dengan simple

"Wah! Kakkoi~~" Katanya dengan menepuk kedua tangannya. "Baiklah, aku berangkat ke sekolah dulu, Matta ne" "Aku juga akan terlambat, Good Luck!" Lalu, kedua gadis itu pergi.

"Tsuna, gadis tadi itu yang kau suka?" Tanya Reborn sambil menoleh ke arah Tsuna. "Yap, benar sekali. Reborn-kun~~~".

"Kyoko-chan itu adalah seorang Idol, ia tidak akan pernah memperhatikanku!" Jawab Tsuna.

"Yah, sekarang saatnya untuk melakukannya.." "Hah?"

"Kau akan mengetahuinya saat kau sudah mati.." Reborn telah siap menembakkan peluru dari Leon-pistolnya.

"Hiee! Apa lagi?" Sing! Lalu peluru itu meluncur ke dahi Tsuna, Ia ingin mengelak tapi.

"Jangan di hindari, terima saja Tsuna-nii." Kata Kaze-chan otomatis menghentikan gerakan Tsuna, dan isi peluru itu keluar dari peluru itu dan mengenai dahi Tsuna.

"Dying Will Bullets, akhirnya aku bisa melihatnya secara langsung."

'Entah mengapa, aku merasa menyesal. Jika aku meninggalkan dunia ini'

'Aku akan menyatakannya pada Kyoko-chan..'

"Gomenne, Tsuna-nii. Tapi, aku tidak akan melawatkan episode ini, hihihihi~~"

"Waktunya untuk terlahir kembali." Kata Reborn yang masih memegang Leon-pistolnya. Lalu, sebuah api berwarna jingga muncul di dahi Tsuna yang memasang wajah yang semangat? Lalu seragam yang ia pakai hancur.

"Re-born! Aku akan menyatakannya pada Kyoko-chan! Sasagawa Kyoko dimana kau!? WAH!" Lalu Tsuna berlari seperti orang gila, dengan teriakkan yang sungguh di luar nalar, meninggalkan Reborn dibelakang bersama Leon yang sudah berubah dari mode pistolnya menjadi kadal kembali. Ia melewati orang-orang, juag melewati Kyoko-chan, menuju jalan buntuk dan bertabrakkan dengan sebuah Truk. Di alam bawah sadar pikiran Tsuna, Kuzami yang sedang tertawa melihat dari pandangan Tsuna.

"Saat inilah bagian yang kusuka di Episode 1~~" Kata Kazumi dengan senyuman kecil. Saat ini Tsuna sedang terpental karena menabrak truk dari samping, dan mendarat tepat di depan Kyoko dan 'menyenggol' Mochida sampai ia terpental lalu di tangkap oleh Takeshi.

"Nice Catch" "Seperti di klub Baseball" "Yamamoto-kun" "Takeshi" Itu adalah berbagai pujian untuknya, tapi ia tidak merespon dan lebih memfokuskan pandangannya ke arah Kyoko dan Tsuna.

"Mereka adalah teman sekelasku." Gumamnya.

Beralih ke Tsuna dan Kyoko, Ryohei tiba dan melihat Tsuna lalu bergumam di dalam hati, "Dia yang tadi lari didepanku.".

"Sasagawa Kyoko."Ucap Tsuna sambil menunjuk Kyoko.

"Hari ini, maukah berjalan bersamaku!?" Sambungnya, lalu Kyoko melihat ke arah *Ehem*Boxernya*Ehem*.

"Kya!" Kyoko berlari masuk ke dalam sekolah meninggalkan Tsuna yang masih dalam keadaan DWM. Lalu, Tsuna terkena pukulan dari Mochida yang mengatai Tsuna 'Hentai'. "Dia tidak bercermin ya?" Kata Kazumi yang melihat Mochida pergi dari penglihatan Tsuna. Lalu, turunlah Reborn dengan parasut-Leonnya., dan menjelaskan semuanya.

"Intinya, kalimat "Aku akan lakukan.." menjadi "Akan ku lakukan!"."

"Efek "Dying Will" Hanya lima menit setelah itu kau akan menjadi normal." Sambung penjelasan Reborn.

"Hah.." Tsuna menghela nafas. "Tsuna-nii, cepat masuk. Aku merasakan ada aura Ketua komite disiplin itu." Yah, berlarilah ia dan mengambil seragam yang dibawa Reborn untuknya.

-KHR Time Skip-

-Mortal Realm: SMP Namimori; Kelas 1-A – Pagi hari-

-Tsuna POV-

Aku tidak menduga ini! Aku akan mengalami nasib seperti ini! Kenapa Kami-sama begitu membenciku? Apa yang telah kulakukan Kami-sama.

"Biarkan mereka Tsuna-nii, mereka tidak bisa melihat subah permata yang tertutupi oleh tanah liat." 'Kalau tertutupi, memang tidak bisa di lihat Kaze-chan dan.. Etto apa yang kau maksud?'

"Dame-Tsuna, Mochida-senpai menantangmu setelah seselai sekolah di gedung olah raga." Eh?

"Hiie!" Lalu kulihat Kyoko yang sedang mengobrol dengan Hana.

"Mochida-senpai bilang mau membalas dendam karena membuatmu malu." Kata Hana, yang di balas dengan "Eh?" Oleh Kyoko.

"Dia juga bilang tidak akan memaafkan siapapun yang membuat Kyoko menangis, Kyu Kyu~~" "Beruntung sekali kau, Kyoko!" Sambung salah satu temannya.

"Bukan begitu, kami hanya dalam komite yang sama.." Balas Kyoko denganraut wajah ragu.

"Terserah padamu lah! Pastu ada yang menyenangkan nanti~~" Hiie! 'Aku akan kabur! Aku akan kabur nanti!' Batinku tidak tenang.

"Tidak! Kau tidak boleh kabur!" ''Demo!..' "Kalau kau ingin, akan kubantu kau nanti.." 'Hah! Hounto ni? Yokatta~~' "Tapi, saat akan ada sesuatu yang menarik aku akan mengembalikannya padamu Tsuna-nii hehehe~~" 'Apa maksudmu? Dan berhentilah tertawa seperti itu! Kowaii yo!'.

Setelah itu aku harus, menjalani sekolah seperti biasa.

-KHR Time Skip-

-Mortal Realm: SMP Namimori; Gedung Olahraga – Siang hari-

-Kaze(Kazumi) POV-

'Aku tidak percaya ini, padahal aku tidak bisa Kendo, di indonesia tidak ada namanya Kendo! Apa yang telah ku katakan tadi!' Yah sekarang aku memegang kendali atas tubuhnya Tsuna-nii, sedang berjalan menuju gedung olah raga. Yah, terlanjur dah~~. Eh logat indonesiaku terbawah hehehe.

'Daijobu ka? Kaze-chan?' 'Daijobu desu yo, hanya saja sepertinya aku tidak bisa Kendo.. hehehe' 'Hieee! Nani! Lalu bagaimana ini~~' 'Daijobu akan ku pakai kepalaku nanti Tsuna-nii'

"Semoga baik-baik saja, Kami-sama,Tuhan tolong hambamu ini. Amin." Gumamku dengan bagian yang terakhir dengan bahasa negaraku. 'Nande,Kaze-chan? Kenapa kau menggunakan bahasamu itu?' Aku menghiraukanya dan sadar kalau sudah di depan gedung olah raga. Aku berhenti sebentar dan berpikir sesuatu. Hehehe punya ide~~

"Hehehe~~~" Tawaku sebelum memasuki gedung olahraga, aku juga dapat mendengar Tsuna-nii berakata, 'Hiiee! Kowaii yo!' membuatku kembal tertawa.

Saat aku masuk ke gedung itu, aku mendengar sebuah tawa, yah seperti di Anime itu Mochida Kensuke karakter yang pernah kubenci nomor 5.

"Hah? Jadi ini yang namanya Senpai memalukan sekali. Kupikir semua Senpai di sini adalah anak yang pintar." Kataku yang mengandung ejekkan, ia mengalihkan pandangannya ke arahku.

"APA KATAMU!?"

"Bisa kita langsung saja?" Kataku dengan nada bosan.

"Baiklah, karena kau seorang pemula dalam Kendo. Jikau bisa memperoleh Ippon (1 poin) dariku, maka kau menang, jika tidak bisa aku yang menang." Aku hanya terus menatapnya dengan bosan, walaupun memang aku seorang pemula, peraturan pertama saat berada di medan pertempuran adalah jangan meremehkan musuhmu.

"Dan hadiahnya.. Tentu saja Sasagawa Kyoko!" Pernyataannya sambil menujuk Kyoko dengan Shinai-nya, yang dijawab oleh Kyoko, "Ha-hadiah!?" dan juga Hana, "Apa-apaan itu?"

"Lalu, tidak ada aturan lain?" Tanyaku sambil menahan seringai-ku yang hampir lepas. Wasit menggelengkan kepalanya berarti tidak.

"Wakatta, bisa kita mulai?" Tanyaku. "Tsuna!" Akupun tidak perlu menoleh untuk melihat Takeshi, aku juga menangkap Shinai yang ia lempar tanpa kesusahan. Lalu, Mochida menerjang ke arahku dengan teriakkan, "Hyaa!". Aku hanya menghindar dengan memutar badan Tsuna-nii ke arah kiri dan menjegal kakinya dengan Shinai-ku yang membuatnya jatuh. Semula, semuanya terdiam lalu seseorang tertawa dan di ikuti oleh yang lainnya.

"Kau terlalu meremehkan seseorang." Lalu, 'Tsuna-nii, hanya sampai di sini aku membantumu' Kataku dalam hati yang hanya bisa terdengar olehnya. 'Ha-hah!? Nande!?' lalu bertukar posisi dengannya. Dan aku sudah berada di alam bawah sadar Tsuna-nii dan melihat ke arah leherku Dotku bercahaya.

"Hiiee!" Tsuna-nii berteriak dan menjatuhkan Shinai-nya, 'bodoh'..*Sweatdrop*

"HA! Kau menantangku!" Mochida sudah bangkit dan memukul Tsuna-nii, dan berlari menjauhi Mochida, yah di belakangnya Mochida yang masih mengamuk karena sudah ku permalukan mengejarnya. Dan bodohnya lagi Tsuna-nii jatuh.. Tanpa sebab.. *Sweatdrop again*

"Berdoalah.." Mochida mengangkat Shinai-nya dan bersiap menghantamkannya ke arah kami (Atau Tsuna-nii).

"Jangan khawatir Tsuna-nii, sebentar lagi.." dan Dor! Peluru itu mengenai Tsuna.

"Re-born! Aku akan mendapatkan Ippon, Apapun yang terjadi!"

"Sawada-kun, Ganbatte!" Yah, Kyoko. Mungkin Timeline di anime ini sedikit berubah ya?

"Raaawrr!" Dan ia menerjang Mochida seperti orang gila, membuat Mochida terjatuh dan menduduknya, lalu mengangkat tangannya dan menarik paksa rambut Mochida.

"Kau pikir cuma satu poin? Ini 100 POINT!?" Ia lalu menatap sang wasit yang masih belum mengangkat bendera merahnya. "Ini belum cukup?" Lalu, ia kembali menarik dan menarik rambut Mochida, membuat sang wasit melihatnya ketakutan, "Ippon! Sisi merah menang!" Lalu semua tertawa, "Good Job! Tsuna-nii! Baiklah, aku keluar dulu.." Lalu, di dalam alam bawah sadar Tsuna-nii, aku mengeluarkan kartu;

[The Exit]

[*]

[Deskripsi: Hanya untuk keluar dari daerah yang kita berada.]

"Use: To Namimori-Chuugaku" Lalu, semuanya menjadi putih.

-TBC-

Next: Sang Angin dan Sang Hujan.