Meet..

Main Cast: Kim Minseok, Lu Han, Other

Genre: School Life, Drama

Cerita asli milik saya, Cuma pinjem nama untuk cast aja

Warning! Genderswitch^^

"Kalian bisa langsung melihat nama kalian di dinding kelas" hari ini memulai tahun ajaran baru. Aku Kim Minseok, siswi XOXO High School kelas 3. Aku memulai mencari kelas baru ku. Kesal juga saat tau kelas kami harus diacak lagi setelah 2 tahun.

Di kelas 3-a, tidak ada namaku. Hufft, padahal sebagian besar temanku berada di sana. Kelas 3-b dan 3-c juga tidak ada. Aku beralih ke kelas 3-d 'Kim Minseok' namaku disana. Tidak terlalu mengecewakan.

Kulihat daftar nama murid yang akan jadi teman sekelasku. 'Lu Han' woahh ku pikir dia masuk kelas 3-a. Luhan itu idola sekolah, ngomong ngomong. Aku berjalan masuk keruang kelas baruku.

"Minseok-ah.."

"hei, Kyungsoo-ya. Kamu di kelas ini juga?" dia berjalan masuk sambil memegang tas nya

"iya nih.. duduk bersama ya" aku tersenyum sambil mengangguk

Tak kusangka jika yang duduk di belakangku dan kyungsoo adalah lu han, entah kenapa aku jadi gugup.

"seokiee, lu han duduk di belakang mu lho. Mau tukaran tempat duduk?" aku mendelik sebal

"duduk saja di tempatmu" kurasa sekarang dia sebal karena mem-pout kan bibirnya

"kalian ini sudah kelas 3, jadi kurangi waktu bermain kalian dan perbanyak belajar" ini Guru Cho. Guru matematika sekaligus wali kelas kami.

"sebagai pemanasan otak dari libur panjang kalian kemarin, ada 2 soal di papan tulis siapa yang bisa silahkan maju" kami sekelas mendesah kesal, huh baru juga masuk sudah di kasih soal. Matematika lagi. Ya walaupun sambil menggerutu tapi tetap di kerjakan

"saya Pak"

"iya Lu Han-sshi silahkan maju" woooaa, seluruh siswa dikelas bersorak. Sebenarnya tidak terlalu heran. Lu han memang unggul dibanyak bidang –semua orang tau. Tetapi tetap saja penggemarnya –khususnya di kelas merasa takjub. Ku akui aku juga cukup salut dengan lu han.

Dia menyelesaikan soalnya dengan begitu cepat. Semua orang bertepuk tangan.

"kalian semua jangan hanya bertepuk tangan. Mengerjakan saja tidak bisa" ujar pak cho sambil menghapus soal dan kembali menulis soal baru.

"untuk soal selanjutnya yang mengerjakan..." aku gugup, takutnya aku.. "kim minseok" dipanggil.

"semangat minseokie" ujar kyungsoo, aku memegang kapur tulis dengan erat, huh tanganku basah. Kupikir aku akan lama berdiri di depan kelas. Ku tulis lagi soal tersebut

"bisa, kim miseok" ucap pak Cho seperti menusuk,eh. "ah.. belum pak" pasti semua orang di kelas sedang menatapku, entah kasihan atau prihatin. "silahkan duduk" ku letakkan spidol dan berjalan menunduk. Benar benar memalukan.

Kemarin Itu baru hari pertama di kelas, hari ini kelas olah raga. Aku sungguh benci berkeringat. Untung saja Guru Yoon sedang absen, setidaknya untuk hari ini lewat. Siswa perempuan sedang menoton di pinggir lapangan sambil membicarakan si kapten sepak bola. Siapa lagi kalau bukan Lu Han. Aku hanya mendengarkan dan sesekali bergumam 'em' atau 'ohh'.

"Lu Han itu ya, sudah pintar, jago olah raga, bisa musik juga. Aku mau deh jadi kekasihnya" ujar Krystal sambil memainkan kukunya

"huu.. dalam mimpi mu saja" ujar Irene

Aku kembali dari kantin sambil memegang minumanku. Ku lihat di tempat duduk ku sedang berkumpun para penggemar Lu Han. Jadi aku harus duduk di kursi siswa lain.

"heii.. Guru datang. Minggir minggir.." ujar ku. Akhirnya guru Lee datang dan menyelamatkan tempat duduk ku.

Aku dan Lu Han hanya teman sekelas yang kebetulan tempat duduk nya di belakang ku. Kami tak penah saling menyapa, ataupun meminjam barang seperti teman lainnya. Peralatan ku lengkap. Punya Lu Han juga kurasa lengkap itu mengapa kami tidak pernah saling pinjam barang. Kalaupun aku ingin bertanya pelajaran pasti ke kyungsoo. Aku sukar bersosialisasi. Itu mengapa aku tak mudah dekat dengan orang lain, khususnya laki-laki.

berminggu minggu berlalu. Aku sudah dapat bersosialisasi dengan hampir semua orang di kelas, kecuali Lu Han. Walaupun kami sudah pernah berbicara kecil sebelumnya, tapi kami tetap tidak akrab. Aku bisa akrab dengan semua orang di kelas –dengan laki laki juga, tapi dengannya belum. Dia juga begitu. Tapi ku harap percakapan kecil kami bisa membuat kami menjadi akrab.

Hari ini kami ada tugas membuat dan membaca puisi. Aku penasaran apakah Lu Han juga pandai di bidang sastra.

"ah pak saya kurang pandai membaca puisi. Jadi maaf kalau jelek" ujar Lu Han, ahh Tuhan Itu memang adil. Tapi aku juga tak pandai baca puisi, hemmm.

Dia menyelesaikan puisinya dengan –biasa. Sebenarnya aku juga malu mengatakannya karena aku juga biasa, lalu apa yang luar biasa dariku?

"jadi siapa yang ingin tampil selanjutnya?" ujar Guru Choi dengan senyum mautnya, ahh kalau dia masih tampan walaupun sudah menginjak umur kepala empat.

"minseok-ah.. maju, ayo minseok.." euh.. aku tak percaya luhan memberiku semangat

"Yang lain dulu saja" ujarku panik. Tidak. aku tidak semangat saat Lu Han memberiku semangat, aku malah cemas. Sungguh aku paling tidak bisa berdiri di depan kelas dengan percaya diri. Seperti semua orang menatapku dengan tajam.

"ya Kim Minseok, silahkan maju" ujar Guru Choi. Ya mau tidak mau aku maju, kalau tidak nilaiku akan kosong.

Setelah menampilkan puisiku, aku merasa menyesal sudah maju, tapi setidaknya aku ada nilai walaupun standar. Puisiku sangan jelekk.

"Puisi mu bagus, minseok" ujar luhan

"terima kasih lu" ujarku tersenyum. Dia pasti berpikir 'minseok sama jeleknya dengan ku' ya setidaknya dia punya poin minus nya, dan aku punya banyak poin minus. Tak masalah.

Hari ini lagi lagi aku gugup,pelajaran seni akan praktik menyanyi. Aku tidak meragukan suaraku, ya setidaknya ini poin plus ku.

"lu kau nyanyi apa?" kupikir kami sekarang sudah cukup dekat untuk berbicara tentang hal yang lebih dari sekedar 'pinjam pensil mu' atau 'lihat catatanmu'.

"aku nyanyi lagu dari negara asalku Tian Mi Mi. Tapi hari ini tenggorokanku sedang bermasalah. Jadi aku pasrah saja jika nilaiku standar." Aku tersenyum, setidaknya aku bisa unggul dari lu han hari ini

"iya, semangat ya.."

Praktik berjalan lancar, seperti yang kuduga. Tapi aku merasa jahat pada lu han.

"selamat ya, min. Penampilanmu sangat bagus" ujar lu han

"kalau kau sedang fit, penampilanmu juga pasti bagus" kataku sambil tersenyum

"ah begitu ya" ujar lu han sambil menggaruk tengkuknya

Setelah belajar cukup lama, kupikir aku sangat menyukai kelas baruku. Teman teman juga sangat baik dan kompak. Tidak ada yang mau menang sendiri –kecuali dalam hal mendekati luhan,untuk perempuan. Aku tetap sama, mencoba lebih banyak belajar dan belajar karena sebentar lagi akan diadakan ujian di semester ini.

Hari ini XOXO High School tidak melakukan kegiatan belajar seperti biasanya, karena para guru sedang rapat, untuk ujian mungkin. Jam kosong ini dimanfaatkan oleh siswa siswi khususnya kelas 3 untuk bermain. Dan saat ini di lapangan futsal semua siswa menaruh atensinya di sana, karena sedang diadakan pertandingan antar kelas. Yang bermain saat ini adalah kelasku dan mantan kelasku 3-a.

Tentu saja aku mendukung kelasku, walaupun aku juga pernah di sana. Lu han belum memasuki lapangan tetapi skor telah menunjukkan kelasku lebih unggul dua angka dari kelas 3-a. Aku duduk di antara teman kelasku yang bersorak riuh jika tim dari kelasku memasukkan bola ke gawang lawan. Aku hanya tersenyum walaupun dalam hatiku aku sangat bangga dengan kelasku.

Pada menit berikutnya gawang kelas ku ke-bobolan dari tim kelas 3-a. Aahh sayang sekali. Pendukung kelasku mendesah kecewa, lalu berteriak "lu han.. lu han" saat itu juga luhan masuk kelapangan menggantikan kim jongin.

Dia tersenyum kearah kami. Aku tersenyum sambil bergumam "Fighting" dengan mengepalkan tangan. Setelah itu lu han menambah poin di papan skor tim 3-d. Kami bersorak, tanpa sadar aku juga ikut bersorak.

Pertandingan selesai dengan kelas 3-d yang memenangkan pertandingan. Kami memasuki kelas dengan sorak kemenangan.

"tenang tenang. Jadi karena kita telah memenangkan pertandingan ini, walaupun hanya pertandingan persahabatan tapi aku akan mentraktik kalian semua. Ayo kekantin" ujar kim joonmyeon ketua kelas kami, anak konglomerat korea selatan.

"ahh.. thankseu joonmyeoniee" ujar krystal sambil menggoda, dasar krystal..

Aku mengambil handphone ku dahulu baru kekantin, saat sadar kelas telah sepi. Kalau gratisan memang enak sih.

"minseokiee.."

"eoh lu han, belum keluar. Ku kira tinggal aku sendiri" ujar ku sambil menghampirinya di pintu kelas

"aku menunggumu" aku terkejut

"ada apa?" tanyaku

"aku.. hanya ingin bilang terima kasih" ujarnya tersenyum

"untuk apa?"

"telah memberiku semangat tadi" kulihat wajahnya sedikit merona

"ah iya.. teman kelas yang lain juga memberi semangat lho"

"iya ya? Tapi aku hanya melihatmu.. ah yasudah kita susul yang lain yuk" ujarnya salah tingkah sambil berjalan duluan

Apa aku salah dengar? Kenapa aku senang ya?

"minseokie, ayo" ujarnya lagi

"ah iya lu" ku rasa aku menyukai lu han.

Pasti pipiku memerah.

End.