"KITTEN"
Wu Yi Fan & Huang Zi Tao
This is Yaoi fict!
If you don't like the pairing, just close this page please!
You've been warned baby...
.
.
.
Hanya sebuah hal sederhana. Amat sangat sederhan yang diminta oleh seorang Yifan Wu kala ia merasa hidupnya mulai-cukup-sangat-amat-terlalu- monoton dan berwarna monokrom.
Ia ingin Tuhan memberikan sedikit warna dan penyegar.
Agar ia, dapat lebih bersemangat menjalani hidupnya.
.
.
.
.
KITTEN
.
.
.
Yifan Wu a.k.a Kris Wu a.k.a Jiaheng Li a.k.a Kevin Li. Sebutlah semau kalian. Pria berusia dua puluh enam tahun yang hidup sebatang kara tanpa sanak saudara maupun keluarga.
Miris? Tentu saja tidak!
Terlalu idiot jika kau menganggap CEO Wu Empire dengan harta segudang dan ketenaran bak artis papan atas Hollywood ini sebagai kehidupan yang miris.
Ha! Hanya idiot yang menganggap hal diatas sebagai sebuah kemalangan.
Sayangnya, si idot yang kumaksud adalah sang pangeran Wu itu sendiri. Ya, lelaki yang identik dengan naga dan angry birds ini memang mengatakan bahwa hidupnya amat sangat menyedihkan.
Ironis. Di tengah gemerlapnya kekayaan, ketenaran, dan ribuan manusia yang memujanya, ia bahkan mengeluhkan kata "kesepian", "jenuh", dan "bagai tak berjiwa".
Dan reaksi yang diterimanya adalah:
Jeritan merana para wanita yang menyembah untuk dijadikan satu titik dalam kanvas kehidupannya.
Ya, hanya sebuah titik. Tak masalah jika tak terlihat.
Sayangnya, pangeran Wu terlalu pemilih. Model dunia hanyalah setumpuk rongsokan dan para aktris hanyalah sampah tak berguna.
Yap. Yifan Wu, dua puluh enam tahun, kaya, tampan, terkenal, dan menyedihkan.
.
.
.
Saat itu pukul lima sore. Yifan sudah pulang dari rutinitas sehari-harinya sebagai CEO di perusahaannya.
Seperti biasa, pria ini takkan langsung pulang menuju rumahnya, melainkan mampir ke sebuah taman sepi yang memiliki danau buatan ditengah-tengahnya.
Taman yang selalu menjadi saksi bisu sang pangeran yang selalu meratapi nasibnya.
"Oke.. Entah ini permohonanku yang keberapa.. God, Kau tahu dan selalu tahu apa yang kuinginkan.."
Surai brunette Yifan bergerak pelan terkena hembusan angin. Sejenak pria ini memejamkan kedua matanya. Menikmati sinar matahari yang perlahan tenggelam.
"Apa kau sebegitu merananya hingga selalu datang ke tempat ini dan meminta hal yang sama?"
Pertanyaan itu membuat Yifan mengernyit dalam diamnya. Ini cukup aneh dan mengejutkan. Berbeda dengan rutinitasnya yang biasa -selalu sendiri- dilakukannya.
Hal pertama yang menyapa pengelihatan Yifan adalah rambut abu-abu yang tersanggul rapi. Menyusul wajah dengan senyum ramah dan tubuh berbalut Cheongsam. Seorang nenek tua yang masih tampak segar dan menawan.
"Apa yang nenek lakukan disini?"
Bukannya menjawab, pria ini justru balik bertanya.
"Mencoba meringankan bebanmu.." jawab si nenek tenang -kebiasaan orang tua pada zaman dahulu-. "Kau ingin hidupmu lebih berwarna kan?"
"Ya.. Tentu saja.." jawab Yifan pasti seraya kembali memejamkan kedua auburn gelapnya. Menikmati matahari yang perlahan turun dari singgasananya.
"Kalau begitu.. Cobalah untuk sedikit peka dengan keadaan sekitarmu, maka kau akan menemukan hal yang menakjubkan.."
Dan tepat ketika Yifan Wu membuka kedua matanya, sosok tua itu telah menghilang entah kemana.
Meninggalkan tanda tanya besar di hatinya.
.
.
.
Yifan bukanlah pria yang mengenal arti dari kata "peka" atau "sensitif". Hidupnya sebatang kara sejak ia lahir. Dibesarkan di sebuah panti asuhan yang memiliki didikan ekstra keras menempanya menjadi sosok yang datar, dingin, dan sempurna.
Begitu sempurnanya hingga ia sendiri mulai merasa sejuh dengan hidupnya.
Anehnya, Yifan tak pernah sekalipun tertarik dengan wanita cantik berdada besar dan bertubuh sintal, maupun para pria cantik yang dapat ditiduri kapan saja.
Tidak. Hal itu tak ambil andil dalam apa yang ia sebut dengan "monokrom".
Asal tahu saja, ia sudah mencoba mengangkat seorang bayi sebagai putranya -berharap dengan adanya sosok mungil nan menggemaskan itu dapat sedikit menghibur hatinya- yang sayangnya gagal karena hal utama diatas: ia tidak peka dan sensitif.
Jadi ia memutuskan untuk mencari orang tua asuh bagi bayi itu -Ia tidak mau mengambil resiko membiarkan si bayi kelaparan dan kurang kasih sayang karena ulahnya- dan membiayai kehidupan si kecil hingga kelak jadi orang yang sukses.
Terlalu naif, terlalu baik.
Hingga beberapa hari berlalu sejak insiden tak biasa di taman dan si nenek misterius yang muncul dan hilang dengan tiba-tiba.
"Shit! Ada apa dengan mobil ini?!"
A..a.. Mengumpat sebenarnya bukan style seorang Yifan Wu. Kecuali, sang pangeran kesepian kita mengalami peningkatan emosi dalam dirinya.
Kesal dan marah misalnya.
Ya, bagaimana tidak kesal? Kliennya pagi ini amat sangat cerewet dan sulit untuk ditangani. Pekerjaannya mendadak menumpuk dengan tiba-tiba hingga menyita waktu makan siangnya. Xiaozhi Yun -sekretaris pribadinya- mendadak sakit dan terpaksa diganti oleh wanita penggoda yang tak bisa kerja.
Dan sekarang Audi hitamnya mendadak ngambek kala ia harus menghadiri rapat penting dengan kliennya yang tentu sangat mempengaruhi kredibilitas perusahaannya.
Such a great things huh?
"Taxi!"
Dengan tergesa, Yifan Wu berlari keluar area gedung kantornya. Memasuki sebuah taxi dan berusaha meredam segala emosinya. Berharap bahwa ia bisa cepat sampai dan menyelesaiakan rapatt pentingnya.
Namun sayangnya...
"Kenapa tiba-tiba berhenti paman?" tanyanya kala merasa mobil yang ia tumpangi tak lagi melaju.
"Di depan ada kecelakaan Tuan.. Kita tak bisa maju karena jalannya terblokir.." ujar sang supir pelan.
Kedua banner darkchoco Yifan membola. Rapatnya dimulai lima belas menit lagi dan gedung hotelnya sudah tampak, namun mobil yang ia tumpangi tak dapat bergerak.
Pria ini segera mengeluarkan uang dan memberikannya pada sang supir. Berlalu dari taxi itu tanpa perduli sang supir yang meneriakinya karena uang yang ia berikan terlalu banyak, pria inipun berlari menuju lokasi rapatnya.
Mengabaikan orang-orang yang menatapnya dengan berbagai pandangan. Memuja, aneh, dan terpesona. Tiba-tiba saja...
Zraashhhh!
"Damn it! Motherfucker! Bastard!"
Oke, habis sudah kesabaran pria setampan dewa ini. Tubuhnya basah kuyup diguyur hujan yang amat deras.
Dengan cepat ia meraih ponsel pintarnya. Mendial nomon seseorang dengan tak sabar seraya mengumpat.
"Batalkan meeting hari ini dan atur ulang jadwalnya dengan jamuan mewah untuk mereka! Jangan sampai gagal atau kau kupecat!" titahnya bahaya pada Xiaozhi yang bergumam malas diseberang.
"Hebat! Sungguh hebat! Setelah ini apalagi?! Petir dan badai akan menyambarku?!" murkanya.
Duar!
Yifan terlonjak. Melongo tak percaya atas apa yang terjadi:
Petir benar-benar menyambar. Beruntung yang jadi objeknya adalah pohon di tepi trotoar.
"Aku harus menyelesaikan ini.." gumamnya seraya mulai melangkah.
Tujuan pria ini hanya satu: Taman Yu dan si nenek tua rupawan yang benar-benar penuh misteri.
.
.
.
Yifan sampai dengan selamat di Taman Yu, meskipun seluruh tubuhnya basah kuyub dan sangat kacau. Sepasang netra elangnya menyisir seluruh taman. Cukup gila mengingat langit begitu gelap dan hujan masih setia mengguyur bumi.
Frustasi, pria ini pun memutuskan untuk menyerah. Bersikap acuh atas kesialan yang ia alami hari ini.
Beru saja hendak melangkah namun..
"Miaw~ Miaw~"
Hening. Yifan menghentikan pergerakannya dan menajamkan pendengarannya.
"Miaw~ Miaw~"
Suara itu terdengar begitu menyedihkan. Lirih ditengah derasnya hujan.
'Forget it Wu! Forget it! Kau sudah mengalami banyak kesialan hari ini!' batin Yifan kesal.
"Miaw~ Miaw~"
"Cobalah untuk sedikit peka.."
"Miaw~ Miaw~"
"Kau akan menemukan hal menakjubkan.."
"Argghhh! Okay! Okay! Kau menang makhluk menyebalkan!"
Pria ini menggerutu kesal, namun tak menghentikan langkahnya untuk semakin mendekat pada suara menyedihkan yang semakin melirih itu.
"Ya! Keluarkan lagi suara bodohmu itu! Bagaimana aku bisa menemukanmu kalau kau berhenti merengek! Kau-"
"Miaw!"
"SHIT!"
Dan sekali lagi pangeran Wu ini mengumpat kala kedua netranya menangkap siluet keranjang yang mengambang di tengah kolam buatan yang ada disana. Dan yang lebih mengejutkan adalah sosok kitten menggemaskan yang tampak ketakutan.
"Ooh~ Tenanglah.. Tenanglah.." ujar Yifan seraya mencari benda yang dapat menjangkau keranjang itu.
"Miaw~ Miaw~"
Seperti terbawa naluri, kitten itu mulai menggapai antusias kearah Yifan. Membuat keranjangnya mulai bergoyang dan membahayakan dirinya.
"Ya! Jangan bergerak! Kau bisa jatuh!"
Tak dapat menemukan apapun yang membantu, pria Chinesse-Canadian inipun menyerah. Memasuki area kolam buatan itu dan berjalan menuju keranjang yang hampir mencapai pusat kolam.
"Gotcha!"
Jemari pria ini berhasil menangkap keranjang sang kitten, kemudian menarik dirinya ke tepian kolam. Terengah-engah, ia pun mendudukan tubuhnya dan meraih si kitten dalam pelukannya.
"Kau aman bersamaku kucing nakal.. Kau aman.."
.
.
.
Hari telah gelap dan hujan masih setia mengguyur kota Shanghai. Yifan sudah selesai membersihkan dirinya. Bergegas memakai pakaiannya dan berlari menuju ruang tengah rumahnya.
Sepasang netranya menangkap sosok mungil yang tertidur dalam balutan handuk pada tubuhnya. Mengangkatnya perlahan dan membawanya ke kamar mandi.
Dengan lembut ia membawa sosok mungil itu ke sebuah bathup yang terisi air hangat. Menciduk liquid dengan sedikit aromatherapy itu dan membasuh tubuh si hitam. Membuuat kitten itu tersentak kala merasakan air hangat menerpa tubuhnya, namun tak memberontak dan justru menurut kala Yifan membersihkan tubuhnya.
"Manusia bodoh mana yang tega meninggalkanmu di taman itu hmm?"
"Miaw!"
Yifan tersenyum. Mengusak bulu hitam si kitten gemas.
"Syukurlah kau sudah bisa mengeong dengan baik.. Ingat, kau harus bersikap manis dan baik padaku! Aku itu malaikat penyelamatmu.. Jadi, jangan membuat masalah di rumahku! Mengerti?!"
"Miaw~"
Terkekeh, ia mengusak kitten mungil di gendongannya dengan handuk bersih dan membawanya ke dapur.
Membuka kulkasnya dan mengeluarkan tuna kaleng serta susu dari dalamnya dan menatanya dalam dua mangkuk kecil. Meletakkannya di lantai.
"Nah makanlah yang banyak.. Aku akan berisitirahat sebentar.." ujarnya pelan seraya menurunkan tubuh mungil si kitten.
Sang pangeran Wu pun berjalan menujubkamarnya. Merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Sedikit memijat pelipisnya yang terasa pening kemudian menyelimutkan tubuhnya.
Tak lagi menghiraukan sekitarnya, bahkan kala seekor kitten hitam mungil melompat keatas ranjangnya dan ikut bergelung dalam selimutnya.
Pria ini hanya tak tahu bahwa akan ada keajaiban besar nantinya.
Karena nyatanya, ia telah terlelap. Memasuki alam mimpinya.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
Yee..
Mulai sekarang kitten akan aku post di ffn...
Aku harap kalian yang membaca bisa berlaku sebagai readers yang baik...
Love yaaa!
