Chapter 1
Mom. Today is my birthday
"Kang woojin"?
"Ya, aku Kang woojin, paman"
Bocah kecil yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar itu melesat cepat menuju pintu rumah dan membukakan pintu untuk tamu tersebut.
"Aha! tidak salah lagi kau pasti anak itu"
"Kemarilah, ada sesuatu untukmu"
'BRUK'
"Wow"
Pekikan itu beralasan.
Sekarang terdapat kotak dengan diameter kurang lebih 33 cm sudah diletakan oleh paman yang woojin kecil tebak adalah kurir cake.
Woojin sempat terkagum dengan kotak cake yang ia terima, cukup berat.
Ia pun bisa mengintip ada tulisan huruf dan yakin itu merupakan rangkaian namanya yang terpasang pada permukaan cake itu.
"nikmatilah pesanan ini, selamat siang woojin"
Anak itu sempat-sempatnya terkagum memandangi kotak cake berulang kali hingga mengakibatkan dirinya tidak menyadari sang kurir yang tadinya telah pamit kini, telah bergegas pergi mengendarai sepeda tua selesai mengantarkan kiriman kepadanya.
"Ah..hampir lupa"
"Paman, TERIMA KASIH UNTUK CAKENYA"
"Hati-hati di jalan paman"
Pandangan kedua mata itu lepas begitu saja dari kurir yang begitu cepat meninggalkan pekarangan rumahnya. Kecepatan kurir tak terkendali hingga membuat woojin hampir terkikik melihat sepeda ontel itu dikendarai tak tentu - paman yang ceroboh, pikirnya.
Kini, sepasang mata bocah itu kembali menatap lekat pada kotak cake di hadapannya.
Okelah ..
Saat ini memang kesabaran woojin sedang diuji dengan sekotak cake.
Meskipun kenyataannya, Woojin ingin sekali membuka kotak cake tersebut tapi, ia berpikir ulang, alangkah baiknya apabila menunggu sampai daddy datang dan membuka kotak cake bersama.
Ugh! woojin jadi tidak sabar menunggu sore tiba.
.
TENG
17.00
."Egh...hoam...ini sudah jam berapa?"
"Cake? daddy?"
Woojin tersadar kalo sejak tadi ia tertidur dengan begitu pulasnya dalam kurun waktu beberapa jam.
Dugaan ini berlandaskan dampak membaca buku di dekat yang kondisi saat terlihat begitu berantakan.
Huhhh...ada-ada saja
Woojin menjadi kesal dengan dirinya sendiri.
Kenapa jadi tertidur selama itu sih? pasti ia melewatkan peristiwa penting. LAGI!
'DUG DUG DUG'
Kaki kecil itu langsung terburu-buru berlari menuju ruang kerja sang daddy.
"Huh..huh ..huh.. daddy..? Daddy di mana? Kau sudah tiba kan di rumah?"
"Daddy??? Apa daddy memang belum tiba?"
Yes!
Perasaan woojin menjadi lega.
Untung saja daddy belum tiba, jadi ia bisa menyambut kedatan daddy sepulang nanti.
'SRAK SRAK'
"Woojin"
"apa kah kau bisa membantu daddy, nak?"
Baru saja woojin merasa bahagia karena akan berkesempatan menyambut daddy tapi pada kenyataannya daddy sudah pulang dan kini memanggilnya.
Woojin bukannya tidak bersyukur daddy pulang lebih awal tapi ia kan juga ingin dapat menyambut daddynya pulang.
Sudah lah...
Dia tidak seharusnya memikirkan lama-lama yang penting ia harus memenuhi panggilan daddynya.
"Daddy"
"Argghh!! ikan sialan mengapa repot begini menggorengnya?!
"Dad"
"Daddy... butuh bantuan?
"hm ... apa yang harus lakukan sekarang daddy?aku siap membantu!!"
Rutinitas yang biasa terjadi.
Sang daddy mengomel di tengah acara mempersiapkan makan malam dan seorang anak yang sibuk menyediakan keperluan sesuai perintah.
"Huft...benar-benar membuat cucian bertambah lagi"
"Daddy..."
"Hm?
"Bajumu kotor lagi tuh"
Iya..iya Kang daniel mengangguk dan mengetahui dengan jelas kok! Hal seperti ini kan lumrah terjadi padanya.
Baju dan peralatan masak kotor yang akan jadi tugasnya untuk membersihkan.
Jika diingat kembali, berbeda menjadi sosok daniel yang sekarang dibandingkan yang dulu.
Ibarat 'langit dan bumi' sekarang serba dikerjakan sendiri berbeda saat muda belia semua hal dilakukan 80 persen oleh suruhan sisanya keputusannya sendiri mau dilakukan atau tidak.
Orang kaya memang beda.
Sungguh berbanding terbalik pikirnya. Daniel sekarang memiliki kehidupan sendiri tentunya bersama sang putera satu-satunya, Kang woojin.
Memilih hidup mandiri lepas dari ketergantungan akan harta kedua orang tuanya. Laki-laki itu bisa memusatkan segala usaha dan kemampuannya untuk menghidupi woojin kecil.
Bila Daniel memilih bekerja di perusahaan ternama ayahnya maka, pupuslah kebersamaan dengan anak semata wayangnya dengan segudang kesibukan. Meskipun, harta telah digenggaman, pikirnya.
Menjadi karyawan biasa di perusahaan lain merupakan pilihan tepat yang saat ini ia bisa jalani.
Prioritas penting adalah waktu untuk anak.
"Dad...heii dadd...halooo daddy"
"Dadd... ujin lapar. kapan nih kita bisa makan makanannya ?"
Daniel segera menatap balik tatapan sedih woojin kecil.
Ok!
daniel sudah bersiap mandi dan menyiapkan keperluan makan secepatnya.
"Tada..."
"Huh"
"Daddyy jangan kau makan dulu!!"
Tegur woojin.
Cake cukup besar dengan bentuk beruang sudah terletak di tengah meja makan. Ditambah, Lauk-pauk tadinya berhasil diolah kedua sepasang ayah dan anak itu.
"Kau lupa dad?"
"Hmm ... daddy melewatkan apa ya?"
Woojin mulai menampakan wajah cemberut plus imutnya yang secara alami timbul. Mirip daddynya sekali.
Benarkan?! pasti daddynya lupa.
"Woojin"
"ahh...maafkan daddy sungguh daddy lupa... ini peray..."
Panik. panik sekali daddy tampan satu ini.
"Daddy! ujin sekarang berusia 8 tahun ugh"
Seakan tertampar dengan jawaban sang anak.
Betapa menyesalnya daniel pada dirinya sendiri yang bisa-bisanya melupakan hari penting seperti ini.
Andaikan sebelumnya dia memeriksa dengan cermat tanggal atau note di handphone pasti ia tidak akan membuat anak tercintanya bersedih begini.
"Ah...maafkan daddy... hmm... daddy nyanyi saja untuk mu, hmm mau ya ?"
Seakan tersihir dengan suara bariton sang daddy kini dengan cepat mood woojin sudah kembali baik, bahkan ia mengiringi nyanyian daddynya dengan tepuk tangan yang menghebohkan suasana di rumah.
"Hahahahah. .. suara daddy seperti rapper tua menyanyikan lagu anak-anak...hahah thanku daddynya ujin"
Kang daniel ikut tertawa dengan pujian yang terselip hinaan dari mulut anak manisnya - untung anak sendiri pikirnya.
"Woojin make a wish dulu, daddy"
Daniel mengangguk sambil mengulum senyumannya melihat anaknya memohon dengan mata yang terpejam erat menambah kagum daniel terhadap woojin.
'Tuhan...diulang tahun ini, woojin ingin mama' Amin
"Bolehkah ku potong cakenya dad?"
"Yes!why not?"
.———————————————————————-
Tbc...
-Dedikasi untuk ongniel couple-
No copas!! Capek bor ngetik dan mikirnya
Insiprasi cerita mulai dari drama keluarga Jepang "be with u"
Namun fanfic mulai dikembangkan lagi jadi akan berbeda sekali dengan cerita asli secara kalimat.
-By. Bucin ongniel nomor sekian -
