"Gimana kalo kita pacaran,kak?"
Niat Stefani sih,ngembaliin bola basket yang mental ke arahnya,eh dia malah dapet sesuatu yang tidak terduga.
Ingin rasanya Stefani menggali sebuah lubang,dan mengubur dirinya sendiri. ingin rasannya ia mengurung dirinya karena malu.
Ini baru pertama kalinya ia ditembak cowok!dan terlebih lagi,ia ditembak oleh Robin,adek kelas anggota tim basket. bisa bayanginkan isinya anak-ana tim basket kek apa?
"Kak Stef,don't you hear me?i just propose you as mine. would you?"
Oh my god,Stefani makin panik saat adek kelas itu mendekatinya,dengan peluh membasahi seragam basketnya. okay,Stef just died. pls send a bucket of flower to her.
"M-Maksudnya apaan dek?"
Adek kelas itu merebut bola basket dari tangan Stefani,melemparnya ke sembarang arah,lalu meraih tangan Stefani diiringi dengan senyumannya,sambil memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuatnya terkesan manis.
"Kak,gw tau kakak itu pinter!
pasti kakak tau omongan gw,pastinya."
Stefani menelan ludahnya ketika melihat senyuman Robin. tapi,dia juga merasakan hawa dingin yang siap menerkamnya dari sisi kanan-kiri,dan belakangnya. sial,ia sekarang dikepung oleh tatapan tajam para fans klub bola basket.
"Hmmm...kalo gitu,disingkat aja yah,biar gampang"
Stefani berdoa,agar tuhan memberikannya kekuatan berteleportasi seperti dinovel atau fiksi selama 3 menit saja.
"Kak,Stefani...mau gak jadi pacarnya Robin?"
Jeritan terdengar disekeliling Stefani,dan ia merasa arwahnya terbang dari tubuhnya saat ini.
