Unforgotten

.

.

.

.

Summary :

"ah.. rupanya kau ketakutan.." ujarnya berpura – pura tak tahu apa – apa, namun seringaian di wajahnya semakin ia kembangkan. "what a view" / "Akhh!" / "h..hyung.." / "Dasar bodoh. Apa mau mu sebenarnya? Hidupmu ini bahkan tak lagi berguna kau. hanyalah. sampah. masyarakat. yang harus di musnahkan"

.

.

.

.

DLDR! ^^ Rating M untuk kata kata kasar saja, etc~

.

.

.

.

Happy reading~!

.

.

.

Seoul, Abandoned Building, Midnight.

28 January 2016

Seorang namja bertubuh tinggi nan tegap yang terbalut kaus putih polos dan jaket berwarna hitam terlihat baru saja turun dari sebuah mobil sport berwarna hitam yang terparkir rapi di samping gedung tua yang terbengkalai. Kaki jenjangnya ia langkahkan ke bagasi mobil untuk mengambil sebuah tas. Dijinjinglah tas tersebut ke Lantai tiga, tempat seseorang itu berada.

Seseorang yang telah membuat hidupnya hancur, berantakan. Dan orang itulah penyebab semua ini terjadi. Semua kejadian yang ia alami, termasuk kematian orangtua nya yang baru saja tiba di Korea, Seoul dari perjalanan bisnis mereka di Jepang. Semua karena orang itu.

Namja tinggi itu mengembangkan senyumannya, senyuman yang terkesan begitu dingin dan menyeramkan. Sangat menakutkan jika orang lain yang merasakannya mungkin bulu kuduk mereka akan terasa meremang. Tatapannya sangatlah tenang, tapi didalam manik hitam legamnya tersirat akan kekelaman dan letupan amarah yang mendalam. Ia tak akan pernah melupakan peristiwa yang menimpa kedua orangtuanya, semenjak peristiwa yang merenggut nyawa kedua orangtuanya ia berusaha mencari pelaku dibalik peristiwa tersebut. Yang nyatanya adalah adik tiri nya lah yang melakukan itu semua, dalang dibalik kematian kedua orangtuanya, dan semua kekacuan yang ada dalam hidup namja jangkung ini.

Itu semua bermula dengan dilatar belakangi oleh hasrat butanya untuk menguasai seluruh kekayaan yang di miliki keluarganya, keluarga besar KIM. Tas yang tengah ia jinjing sekiranya dapat diketahui orang lain kecuali adiknya, karena tas tersebut berisi begitu banyak benda tajam juga senjata api yang banyak, dan dapat membunuh orang itu dengan perlahan dan penuh akan siksaan. Ia akan menyiksa namja kecil menjijikan yang tak tau diri, yang dulu ia anggap adik.

Nama namja kecil brengsek itu bernama, Jeon Jungkook, adik tiri kecilnra yang dulu sangatlah ia sayangi, selalu ia lindungi yang nyatanya telah bermain kotor dibelakangnya. Bukan hanya menyingkirkan kedua orang tuanya. Bahkan ia mencoba menyingkirkan kedudukannya sebagai penerus ayahnya. Menjadi direktur KIM Corp.

Tak lama kemudian ia pun tiba di depan pintu yang ada di lantai 3 gedung tak ter-urus itu. Lalu membukanya, memperlihatkan namja kecil berengsek itu. Jungkook-nya, yang dulu begitu manis dan sangat baik. Kini hanya terlihat bagaikan tumpukan dari sampah masyarakat yang ada.

Namja kecil itu nampak ketakutan, nampak jelas dari air mukanya yang begitu panik dan mulai berubah menjadi berona pucat pasih. Namun, namja didepannya tersebut hanya mengukir seringaiannya yang begitu menakutkan diwajah tampannya. Jungkook hanya dapat bergetar ketakutan dengan posisi seluruh tubuh yang terikat di kursi juga mulutnya yang terbungkam dengan lakban berwarna hitam.

"ah.. rupanya kau ketakutan.." ujarnya berpura – pura tak tahu apa – apa, namun seringaian di wajahnya semakin ia kembangkan. "what a view.." gumamnya senang melihat Jungkook yang begitu ketakutan, karena baginya ketakutan atau rasa tersiksa Jungkook merupakan hiburan kecil baginya. Bagi namja bermarga Kim ini. Lalu, ia menarik paksa lakban yang terekat di bibir mungil Jungkook yang berada dihadapannya hingga meninggalkan ruam ruam kemerahan yang sangat kentara di kulit seputih susu adiknya. "Akhh!" sebuah jeritan keluar menyusul tarikan lakban yang begitu kasar dari mulut Jungkook.

"H... Hyung.." panggil jungkook begitu lirih dan bisa terdengar suara bergetar ketakutan. Namja tinggi tersebut sempat menundukkan kepalanya ketika Jungkook memanggil nya 'Hyung'. Namun, ia kembali mengangkat kepalanya menunjukkan ekspresi datarnya yang tak dapat di tebak atau di baca oleh siapapun.

"Tch! Brengsek, masih berani kau memanggilku hyung!?" bentak namja tinggi itu kepada Jungkook yang ada dihadapannya, lalu ia pun meludahi wajah Jungkook dan menatapnya jijik. Tangannya ia ulurkan untuk mencengkeram rahang Jungkook dengan kasar dan menariknya mendekati wajahnya.

Jungkook hanya terdiam dan memejamkan matanya saat di perlakukan seperti itu oleh hyungnya. Ya, hyung nya yang dulu sangatlah baik dan begitu menyayanginya. Kini semuanya telah berubah, hyungnya yang dulu tergantikan menjadi seseorang yang berhati dingin dengan aura membunuh layak nya monster yang begitu ganas.


-Flashback on-

15 July 2005

Jungkook mendongakan kepalanya untuk melihat hyungnya yang lebih tinggi darinya. "Hyung, akan kah kau selalu menyayangiku?" tanya Jungkook yang berusia 8 tahun itu. Dengan es krim di tangan kanannya dan tangan kirinya yang di gandeng oleh namja tinggi yang baru saja akan memasuki usia 10 tahun nya.

"selalu.. hyung akan selalu menyayangimu kookie. Hyung kan sudah berjanji dengan eomma dan appa! Hyung sangat sangat! Menyayangimu kookie!" serunya riang, lalu menunjukkan cengiran kecilnya. 'selalu.. bahkan aku mencintaimu kook.' Lanjutnya dalam pikiran namja tinggi itu.

-Flashback off-


"...j-jebal hyung, mianhae.. aku.. aku janji akan mengembalikan semua nya seperti semula, d-dan a-aku benar benar tidak bermaksud melakukan itu semua bahkan p..pada appa dan eomma" cicit Jungkook yang memberanikan dirinya untuk berbicara pada hyungnya.

"PERSETAN DENGAN SEMUA KATA MAAFMU!" Jerit namja tinggi tersebut yang kemudian mengeluarkan pisau lipat dari balik lengan jaket hitamnya, dan mata pisaunya yang tajam ia tempelkan tepat di leher Jungkook, membuahkan goresan tipis yang kemudian mengeluarkan cairan kental berwarna merah dengan perlahan, akibat pisau yang semakin ia tekan membuat luka yang lebih dalam di leher Jungkook yang sebelumnya berwarna putih susu menjadi berwarna merah darah yang kental. "aakk.." erang Jungkook kesakitan membuat namja di hadapannya semakin menekannya. Namja tersebut menempelkan keningnya pada kening Jungkook, menatap dalam kedua mata Jungkook yang tersirat akan ketakutan juga kesedihan dan rasa bersalah yang sangat mendalam.

"Kau pikir dengan kata maaf saja cukup? Apa dengan maaf dari bajingan yang sudah membunuh orang tuaku dapat menghidupkan kembali orangtua ku lagi? Hm?" ucapnya tepat di telinga kiri Jungkook, dengan tenang namun terdengar begitu banyak penekanan pada setiap katanya dan tersirat akan kesedihan, amarah, juga kebencian. Tangan kirinya ia ulurkan ke pipi kanan Jungkook, mengusapnya begitu lembut. "Dasar bodoh. Apa mau mu sebenarnya? Hidup mu ini bahkan tak lagi berguna, kau. Hanyalah. Sampah. Masyarakat. Yang harus di musnahkan"

TBC?

RnR ^^)/