Jinyoung - Daehwi drabble

A Silent Plea, Stay

(*)

Diammu menjelaskannya. Senyum usangmu yang dipaksakan itu, dan matamu yang tak lagi berbinar kala bersitatap denganku ... ah.

Aku mengerti.

"Jinyoung ah, Hyung," panggilku.

Seketika wajahmu lesu. Dan kau menunduk, membuang mukamu.

Aku tersenyum. Kurasa ujung bibirku berkedut.

Hatiku berdenyut.

"Mari kita batalkan janji itu."

"Daehwi ya," gumammu seraya menegakkan muka. Pupilmu sedikit membola.

Ah, bisakah aku senyum lebih lebar lagi? Menutup mata, menghindari gurat wajahmu, rasa bersalahmu.

"It's okay," ucapku.

Tidak, aku tak berani membuka mata.

Oke aku bilang?

Pembohong.

"Aku-"

"Pergilah, Hyung."

Jangan, kumohon.

Kumohon.

.

.

"Oke," ujarmu menebas harapanku.

Lalu kudapati senyum bahagiamu seperti waktu-waktu lalu, semasa masih menaruh rasa padaku.

Sesak.

Rasanya pelupukku hangat.

Kukira aku takkan pernah mengalaminya. Selama kau bersamaku, selama kau di sisiku. Tapi di sinilah aku, tertegun pada terima kasih bisumu dan gembiramu yang bukan lagi untukku.

Heh?

Berhentilah merasa sakit wahai dadaku.

Berhenti, tolong.

Berhenti.

.

.

.

Sejenak kemudian kuputuskan membalas senyummu. Senyum yang aku sendiri tahu, bahwa itu tak sampai ke sudut lancip mataku.