UnderWorld

Attack Ride : Slash!

Berkali-kali Dark Decade menebaskan pedangnya ke tubuh robot banteng itu, namun tak satupun yang meninggalkan bekas. Tak ada dampak yang ditimbulkan. Hanya suara dentingan baja yang kian sering terdengar. Robot banteng itu sama sekali tak bergeming. Tebasan pedang Dark Decade seakan tak berarti apa-apa baginya.

Dark Decade mengambil langkah mundur. Nafasnya ngos-ngosan. Sudah hampir 2 jam ia berhadapan dengan banteng baja ini dan sampai saat ini belum ada 1 goresan pun yang mampu Ia torehkan di tubuh monster besi itu. Mirror Monster, Magnugiga.

Normalnya dengan sekali tendangan penghabisan Decade sudah berhasil mengalahkan robot ini. Tapi Kini semuanya berbeda. Mereka tak lagi berada di bumi yang sama. Magnugiga yang dulu dapat dengan mudah dikalahkan, kini menjelma menjadi monster bertubuh baja yang hampir tak mungkin untuk dihancurkan. "Sial…"

"Akan aku coba sekali lagi!" Dark Decade mengambil 2 lembar kartu dari Rider Booker yang kini ia gunakan sebagai pedang. Kemudian ia masukkan kedalam Dark Decadriver miliknya.

Kamen Ride : Kuuga !

Form Ride : Kuuga Titan !

Tubuh Dark Decade bersinar dan seketika berubah. Wujudnya yang dominan hitam dengan hiasan garis kuning kini bertransisi menjadi wujud lain dengan armor - armor dominan putih berseling ungu. Helmnya yang bermotif garis menjelma menjadi menyerupai kumbang dengan mata Ungu besar dan tanduk yang menyerupai tanduk kumbang rusa. Pedang ungu pun muncul ditangan kirinya.

Di sisi lain, saat Dark Decade Tengah bertransisi menjadi sosok Kuuga. Magnugiga mengarahkan meriam besar di tangan kanannya ke arah Decade. Dark Decade/Kuuga yang sadar pun panik, tapi terlambat karena robot besi itu telah terlebih dahulu menembakkan meriamnya. Mengenai Kuuga tepat di dadanya hingga meledak dan terpental beberapa meter ke belakang. Armornya pun langsung rusak dibuatnya.

Kuuga kembali berdir asap putih mengepul dari armornya yang terkena letusan meriam. Secepat yang ia bisa Ia berlari menghadang tubuh baja Magnugiga lalu dihujamkan nya pedang miliknya ke tubuh mecha banteng itu.

Clang!

Pedang berhasil terpancang di tubuh Magnugiga. Namun Kuuga harus rela wajahnya dihantam lengan baja robot itu. Ia pun terguling di tanah. Cepat-cepat ia raih Rider Booker miliknya dan diambil satu kartu lagi dari sana.

Form Ride : Kuuga Ultimate !

Asap hitam mengepul menutupi tubuh Kuuga. Sesaat kemudian tubuh Kuuga berubah menjadi serba hitam. Armor Armor di tubuhnya melebur dan berubah menjadi bagian yang runcing runcing. Kini Kuuga telah ber transformasi menjadi Ultimate Kuuga.

"Langsung saja!" Kuuga melompat tinggi. Kakinya bersinar, kemudian dengan cepat ia melesat ke arah Magnugiga dengan pose menendang. "HORIYAAA!"

DUAR

Ledakan hebat terjadi tepat setelah tendangan Kuuga mengenai tubuh Magnugiga. Ledakan yang sangat dahsyat sampai-sampai menggema di seluruh penjuru neraka. Pilar cahaya tercipta. Gempa hebat seketika mengguncang Neraka. Bahkan sampai sampai kawah besar tercipta di tanah hasil dari ledakan.

Brak!
Kuuga ambruk. Seluruh kekuatannya telah ia pusatkan pada tendangan tadi. Kini ia kembali berubah wujud menjadi Dark Decade dengan armor yang retak retak. Tak ada lagi tenaga tersisa. "Berhasilkah?" batinnya harap-harap cemas.

Asap mulai menipis. dari balik kepulan asap muncul magnugiga. Tak ada kerusakan berarti di tubuhnya hanya sebuah retakan kecil di dada kirinya akibat dari tendangan super tadi. Dark Decade geleng-geleng kepala dibuat olehnya. Bagaimana tidak, sudah dua kali ia lancarkan Serangan yang sama dahsyatnya dan robot itu masih bisa berdiri. Dark Decade drop. Semangatnya seketika pudar. "Sial! kalau saja aku punya Rising Ultimate Kuuga!" umpat nya.

Sementara Dark Decade mengumpat atas kegagalannya, Magnugiga Tengah menyiapkan serangan balasan. Rudal-rudal berukuran super mini yang tersembunyi di dalam tubuhnya ya luncurkan ke arah Decade. Si Dark Riders pun tak dapat mengelak. Puluhan misil lantas menghujaninya tanpa ampun disusul dengan tembakan meriam oleh si robot banteng.

Dark Decade kena telak, lagi. Ia kembali Terhempas dan jatuh mencium tanah. Armor nya rusak makin parah. Bahkan kini armor dada bagian kiri nya sudah remuk. Situasinya benar-benar genting. Kini nyawanya dalam bahaya.

Di tengah keputusasaan nya, tiba-tiba saja Dark Decade tertolong oleh petir dahsyat yang menyambar tubuh Magnugiga. Cukup kuat untuk memukul mundur robot itu dan menciptakan retakan besar di tanah. Tapi sayangnya tak cukup untuk menggores tubuh baja Magnugiga.

"Ohayou! Dark Decade-kun! Kami datang!"

"Hah, siapa?"

Sontak saja Dark Decade menoleh ke sumber suara itu. Didapatinya sesosok gadis manis bersurai hitam dengan gaya rambut Twin Tails tengah melayang-layang di udara mengenakan kostum penyihir cantik. Dibelakangnya gadis itu diikuti oleh sekelompok orang-orang aneh dengan sayap kelelawar di punggung mereka. Jumlah mereka kira-kira puluhan bahkan mungkin ratusan.

"Serafal Sitri?" Tanya Decade.

"Mou~ sudah kubilang panggil aku Levia-tan, Decade-kun!" Balas gadis yang dipanggil Serafal itu dengan nada agak manja.

"Maaf jika kami datang terlambat. Bagaimana kondisinya?" kali ini seorang pria bersurai merah dengan baju kebesaran yang datang menghampiri Dark Decade. Berdiri disampingnya.

"Seperti yang kau lihat Sirzechs, cukup buruk. Mana yang lain?" Dark Decade balik bertanya.

"Michael dan prajurit nya masih dalam perjalanan. Sementara Azazel sepertinya akan kesulitan untuk sampai ke sini. Banyak anak buahnya yang melawan" Terang si iblis berambut merah.

"Begitu ya? Baiklah!" Dark Decade berusaha bangkit dibantu oleh Sirzechs. " Tahan dia selama yang kalian bisa. Aku akan pergi ke bumi untuk mencari bantuan."

"Mencari bantuan? Di Bumi? Tapi dari siapa?"

Dark Decade terkekeh pelan. " Tentu saja, Dark Riders "


.

.

Chapter 1

Barcode, Dragon and The Skull

.

.


BRAAK!

"Tidak! Aku mohon jangan bunuh aku! Apa salahku padamu Ryuga!?" Dengah tubuh penuh luka bermandikan darahnya sendiri, Raynare merangkak menjauh dari pembunuh gila yang kini sedang mengincar nyawanya. Tanpa henti ia terus meratap minta diampuni. "Aku mohon ampuni aku!"

Namun sosok itu tidak mendengarkan. Sosok kelam dengan armor hitam legam itu seakan tak mempedulikan ratap tangis sang buruan. Mata merah menyala yang tersembunyi dibalik visor bergaris itu nampak tak gundah sedikitpun untuk menghabisi nyawa musuhnya. Menatap lekat wanita berambut raven dengan setelan ala masokis itu.

Advent!

Dari tanah tempat Raynare berpijak, keluar seekor naga hitam bertubuh baja yang langsung menerjangnya, menerkam tubuhnya dan menghantamkan nya ke sebuah pohon di dekat sana sebelum kemudian menerjangnya sekali lagi. Malaikat sesat itupun hanya bisa pasrah menerima serangan.

Sword Vent!

Si naga hitam mengaum, ekornya yang berbentuk seperti pedang itu kemudian kita lepas dan melayang ke arah si ksatria dengan cepat. Dengan mantap pedang itu tertancap di tanah.

"Tidak! Jangan! Kumohon ampuni aku!" Raynare bergidik ngeri. Ia seakan tahu dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sekujur tubuhnya gemetaran. Ia Bahkan tak sanggup lagi bergerak menjauh. "Aku mohon jangan bunuh aku Ryuga!"

Iya diam saja. Perlahan dicabutnya pedang yang tertancap di tanah lalu berpaling kearah Raynare. Sambil menenteng pedang di tangannya ia hampiri wanita itu. Setiap langkahnya dipenuhi oleh kebencian. Ia benar-benar murka. " inilah yang akan Kau Dapatkan karena telah berani macam-macam dengan sahabatku!"

Mendengar suara Ryuga yang bagai petir menggelegar, Raynare sontak bangkit dan berlari menjauh. Akan tetapi, belum lagi sejengkal kakinya ia langkahkan Ryuga telah terlebih dahulu menebaskan pedangnya memotong kedua sayap Raynare. Seketika Raynare menjerit sejadi-jadinya. Darah segarnya kembali mengalir dari bagian sayapnya yang terpotong. Ia merintih, meronta-ronta, berguling di tanah menahan rasa sakit yang kembali menderanya.

Ryuga kembali mengangkat pedangnya. Bersiap menghunuskan senjatanya itu ke tubuh Raynare. Namun sesaat sebelum hal itu terjadi kilatan petir menyambar tubuh Ryuga bertubi-tubi. Tak cukup kuat untuk melukai Ryuga. Namun ia sempat dibuat mundur beberapa langkah.

Dari arah datangnya kilatan petir itu, turun sekelompok orang-orang aneh dengan sayap hitam di belakang tubuh mereka. "Malaikat sesat." mereka terdiri dari beberapa orang dengan pakaian serba hitam. Salah satu dari mereka memiliki 5 pasang sayap dan berlagak sebagai pemimpin, sementara sisanya berdiri melindungi Raynare.

"Dark Riders! Kau sudah keterlaluan! Aku perintahkan kau untuk berhenti sekarang juga!" Suruh si 5 pasang sayap dengan nada angkuhnya. Yang tentu saja tak akan dipedulikan oleh si Ksatria kegelapan.

"Kau tak berhak memerintahku. Bajingan itu sudah berani melukai sahabatku. Sekarang dia harus membayarnya!" Balas Ryuga.

"Ku perintahkan kau untuk berhenti Ryuga!"

Ryuga tak peduli dengan ocehan pria itu. perlahan ia tarik selembar kartu dari Advent Deck di sabuknya, lalu ia pampangkan kartu itu ke musuhnya. Secarik kartu bertuliskan 'Final Advent' .

"I-itu!?"

Ryuga memasukkan kartu itu ke dalam Dragvisor miliknya. Saat itu juga suara rekaman digital menggema. Aura hitam mulai muncul membaluti tubuhnya. Naga hitam nya pun kembali muncul mengitari Ryuga. Ia ambil posisi. Bersiap dengan serangan penghabisannya.

"Tuan Kokabiel, lakukan sesuatu!"

"Diamlah! Kau tak perlu memerintahku!"

Di sisi lain si malaikat sesat dengan 3 pasang sayap yang dipanggil Kokabiel pun juga ikut bersiap. Hawa kekuatan yang hebat terpancar dari dirinya.

"Heaa!"

Ryuga mengambil posisi menendang. Dengan dorongan darii naga hitam miliknya, Ryuga melesat ke arah Kokabiel dengan tubuh berselimutkan api hitam. Kokabiel pun siap dengan serangan terkuat nya untuk menghadapi tendangan Ryuga. Akan tetapi…..

Skull

Maximum Drive!

Tiba-tiba saja satu lagi sosok Rider muncul dan menahan balik tendangan Ryuga dengan tendangan super miliknya. Menciptakan ledakan hebat dan menimbulkan gelombang yang dahsyat sampai-sampai seisi kota mengalami gempa kecil dibuatnya. Arus listrik satu kota seketika padam. Retakan besar tercipta di tanah. Ryuga dan si Rider itu sama-sama terpental dibuatnya. Sementara para malaikat sesat berlindung dibalik perisai buatan Kokabiel yang sayangnya tak cukup kuat.

"Gwaah! Skull…apa yang kau lakukan!?" Ryuga berusaha berdiri, armornya retak-retak.

Di sisi lain, sosok yang dipanggil Skull itu juga mulai bangkit. Ia berdiri lalu dengan perlahan dihampirinya Ryuga. " Kau terlalu berlebihan, jika tadi tak kuhentikan bisa saja kalian menghancurkan kota ini." Ucapnya tertatih-tatih.

"...Kau benar aku dibutakan oleh kemarahanku, Kita seharusnya melindungi umat manusia."

Skull menepuk pundak rekannya itu. "Syukurlah kalau kau sadar…"

Kedua satria hitam itu sedikit mengambil nafas sebelum kemudian berbalik ke arah kelompok malaikat sesat tadi. Keadaan Mereka tak lebih parah dari Ryuga dan Skull. Sepertinya tak mungkin lagi bagi kedua pihak untuk melanjutkan pertarungan.

"Sudahlah Matsuda,ayo kita kembali." Ajak Skull.

"Yah, kurasa tak ada lagi yang bisa kulakukan." Ryuga atau yang dipanggil Matsuda itu mengiyakan. "Ayo Hayata-san".

Keduanya hendak berbalik pergi. Setidaknya sebelum Kokabiel menghadang jalan mereka. "JANGAN BERCANDA! Beraninya kalian melakukan semua ini padaku! Akan kubunuh kalian Dark Riders!" jeritnya geram sambil mengumpulkan tenaga di kedua tangannya. Energi berupa partikel partikel cahaya berkumpul di tangannya membentuk bola energi yang bersinar terang. "MATILAH!"

"Berisik!"

Sebelum Kokabiel sempat melancarkan serangannya, terlebih dahulu Ryuga/Matsuda menghantamkan tinjunya ke wajah malaikat sesat itu. Mementalkan Kokabiel jauh ke belakang. Menabrak beberapa pepohonan sampai hancur dibuatnya. Anak buahnya pun langsung panik.

" ini peringatan terakhir dariku untuk kalian. Jauhi manusia atau kalian akan berhadapan dengan kami, sekali lagi!" Ancam Ryuga yang kemudian berbalik pergi dari sana. Diikuti oleh Skull di belakangnya.

.

Malamnya

.

Ryuga/Matsuda dan Skull/Hayata Akhirnya sampai di depan rumah mereka, setelah terlebih dahulu mampir ke supermarket. Mereka berdua tinggal di sebuah rumah mewah pemberian rekan mereka Sakazuki Dan atau yang lebih familiar dipanggil Gamedeus Muteki. Rumah megah yang mereka beri nama Dark Base itu terlihat menawan dengan cat putih yang berlawanan dengan namanya sendiri. Terdiri dari tiga lantai dan 10 kamar tidur. Cukup bagus untuk dijadikan kos-kosan bintang 3. Dark Base juga digunakan sebagai tempat tinggal jika para Dark Rider yang lainnya memutuskan untuk pindah ke bumi.

Di depan pintu masuknya dikejutkan oleh kehadiran seorang pria rambut acak-acakan dengan kamera kecil yang dikalungkan di lehernya. Iaa mengenakan kaos hitam yang ditutupi oleh jaket almamater berwarna serupa, sementara bawahannya berupa celana panjang dan sepatu dengan warna yang senada. Iya berdiri di depan pintu, menunggu kedatangan Matsuda dan Hayata.

"Dark Decade-san ? Ada perlu apa?" tanya si Botak Matsuda penasaran. Tak biasanya ada Dark Rider yang datang berkunjung.

" Sudah kubilang jangan panggil dengan nama rider kalau kau sedang tidak dalam wujud Rider!" Hayata menjitak kepala licin Matsuda. Yang kemudian dibalas lagi oleh Matsuda dan berujung saling balas antar keduanya.

" Hentikan kalian berdua! Ada hal penting yang harus ku beri tahu pada kalian!" Bentak sosok yang dipanggil Dark Decade itu. Matsuda dan Hayata pun lantas berhenti saling jitak.

" Ada apa Takahashi? Apa Ada hal buruk yang terjadi?" giliran Hayata yang bertanya.

Dark Decade/Takahashi mengangguk. "...Magnugiga sudah aktif….."

.

.

.

TBC