Tokoh milik Suzanne Collins, Mockingjay. Inspirasi lagu Taylor Swift, Safe and Sound. Annie x Finnick. Some pieces of their lifes...
Chapter 1 - Leaving You
Distrik 4, Setelah Pemungutan, Hunger Games #75
"Aku akan kembali, kau tahu kan?"
Finnick menatap mata kekasihnya dalam-dalam, mencoba meyakinkan pujaan hatinya sekali lagi. Annie Cresta hanya mengangguk seraya berbisik, "Hati-hati."
Pria mana yang tidak teriris hatinya mendengar ucapan lirih kekasih hati bercampur dengan air mata yang menuruni pipi pucatnya, menetes di telapak tangannya yang menggenggam erat tanganmu seakan-akan itu kesempatan terakhir? Finnick Odair mengerjap-ngerjapkan matanya yang berkaca-kaca. Ia tidak pernah menangis, bahkan saat menatap langsung pada kematian berdarah, mutilasi keji yang ia lakukan demi menyelamatkan diri sendiri. Bahkan dia merasa pernah menikmatinya. Itu bukan salahnya, dia dari Distrik Karir. Tapi ini Annie Cresta, belahan jiwanya, tempatnya mengemis cinta… bahkan satu luka gores saja yang didapat gadis itu bisa membuatnya gila.
Sekarang ia harus pergi lagi ke Capitol. Bukan sebagai menjadi mentor—atau 'pacar' wanita-wanita kaya di ibukota Panem tersebut—melainkan peserta.
"Hei, aku adalah Pemenang bahkan ketika masih 14 tahun. Hunger Games kali ini akan selesai dalam beberapa hari, lalu aku akan kembali padamu."
Masalahnya, Finnick sebenarnya tidak mau pergi. Tidak kalau itu berarti memadamkan binar mata Annie yang sudah redup selama lima tahun ini. Pria itu sudah terlalu sering meninggalkannya—itu tidak baik bagi mereka. Setiap perpisahan merupakan penderitaan yang menyayat hati keduanya, setiap pelukan dan ciuman malah akan menyebarkan derita ke sekujur tubuh mereka seperti sengatan Tawon Penjejak. Apalagi kali ini ia tidak bisa memastikan akan kembali.
Bisa dibilang bukan Annie yang ia coba yakinkan, tapi dirinya sendiri.
Finnick menggigit bibir, mendongakkan wajahnya menatap langit-langit rumah Annie—rumah yang juga ditempatinya setiap ia berada di Distrik 4— mati-matian menahan air mata. Yang penting kau akan baik-baik saja, aman dan terlindungi. Tak ada alasan bagi siapapun untuk menyakitimu. Finnick tahu itu dan perlahan-lahan kembali menguasai dirinya. Ia menunduk, mencari mata hijau yang selalu mengingatkannya pada laut—pada rumahnya. Gadisnya tengah menutup mata, tetes-tetes air masih tersisa di bulu matanya. Pria itu menyandarkan dahinya pada dahi kekasihnya,
"Janji kau akan kembali?"
Pria itu terdiam. Selama ini Annie tidak pernah memintanya berjanji, gadis itu tak pernah menuntut apapun darinya. Kenapa sekarang…? Kenapa ia harus meminta sesuatu yang mereka tahu kecil kemungkinan akan bisa ditepati?
"Tunggu aku di pantai, kalau begitu." Ia mengecup puncak kepala Annie, menghirup aroma khas rambut gadis itu untuk disimpan dalam hatinya, kemudian mengecup dahi Annie, lama. Kau akan baik-baik saja.
