Title: Superman Can't Fly
Pairing: Donghae/Hyukjae
Warning: BoyxBoy love, bahas isu sensitive
.
.
Saat itu dia berumur 15 tahun ketika dia menyadari ada yang hal yang membuatnya berbeda dengan teman-teman bermainnya. Secara fisik tak ada yang berbeda pada dirinya, dia juga bergaul dengan siapapun. Dia melewati masa remajanya seperti kebanyakan remaja lainnya. Mengerjakan pekerjaan rumah di detik-detik terakhir sebelum bel pelajaran berbunyi, bolos sekolah ketika mata pelajaran yang tak dia sukai, berdiri di tengah lapang karena tertangkap tangan oleh guru, skorsing karena berkelahi dan ayahnya mengurungnya di rumah sampai masa skrosing berakhir. Artinya tak ada hang out bersama teman-temannya, cukup membuatnya menambah satu alasan tak menyukai ayahnya.
Ayahnya selalu mendidiknya dengan keras, saat ayahnya kecewa padanya dia selalu mendapat satu pecutan di badannya. Tak ada bangun siang, tidur larut malam, tak ada berita jelek dari mulut gurunya, adalah hal yang harus ayahnya dapatkan tentang dirinya. Hyukjae tak menyukai ayahnya karena ayahnya selalu memukulinya. Walau secara finansial, hyukjae selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, sebatas itu masuk ke logika ayahnya.
Ibunya sangat menyayanginya. Ibunya yang selalu mengompres pipinya ketika dia mendapatkan tamparan dari ayahnya, ibunya yang selalu membujuk ayahnya untuk mengembalikan handphonenya. Ibunya selalu mengerti tentang dirinya, termasuk ketika Ibunya tahu jika dia berbeda.
Hyukjae tak pernah merasa dirinya tertarik dengan lawan jenisnya. Tak seperti teman-temannya yang lain yang selalu membicarakan tentang crush mereka ketika jam makan siang, atau ketika teman-temannya bersiul menggoda setiap wanita yang lewat di hadapan mereka, hyukjae tak menemukan alasan mengapa hal itu disebut menyenangkan. Hyukjae menciptakan berbagai kemungkinan di otaknya, mungkin masa puberitas dia datang terlambat, mungkin dia belum menemukan kriteria yang menarik dari seorang wanita, mungkin dia gay?
Kemungkinan terakhir yang dia sebutkan, atau lebih tepatnya dia selalu tanyakan kepada dirinya, dia selalu menyanggahnya. Tak mungkin dia seorang gay. Dia tak merasa jika dia tertarik dengan teman-temannya yang mempunyai alat kelamin yang dengannya.
Hyukjae memutuskan untuk tak terlalu memikirkannya, hidupnya masih terlalu muda untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Dia menikmati masa mudanya sampai seorang temannya yang cukup perhatian padanya bilang jika dia harus memikirkan jika dia gay karena dia belum pernah tertarik pada seorang wanita. Dengan bakat dance yang dia miliki, banyak wanita yang selalu mendekatinya tapi tak ada satu pun yang dia terima. Dia tahu temannya hanya bercanda saat mengucapkannya, temannya tertawa setelah mengucapkan kalimatnya, tapi hyukjae terlanjur memasukkannya ke dalam hatinya. Ucapan temannya membuat pikiran-pikiran yang dulu dia pernah simpan kini melayang-layang lagi dipikirannya.
Dia mengetikkan all about being gay pada search box. Dia mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan gay. Hyukjae tak mempercayai semua artikel itu karena dia tak menginginkan menjadi gay. Dia ingin normal. Dia membayangkan bagaimana jika dia seorang gay dan pendangan teman-temannya kepada dirinya ketika mereka tahu jika orientasi sex dia berbeda dengan mereka. Gay adalah topik yang tabu di negaranya. Dan bagaimana tanggapan orang tuanya terhadapnya nanti, bagaimana pikiran-pikiran orang terhadap orang tuanya karena memiliki seorang anak yang gay.
Skenario terburuk sudah dia pikirkan. Keputusannya, apapun yang terjadi dia bukan seorang gay. Sebagai bentuk penolakannya, dia menerima ajakan seorang teman wanitanya untuk kencan. 3 bulan dia mengencani sooyeong, dan selama 3 bulan juga dia merasa batinnya tersiksa. Sooyeong adalah wanita yang baik, dia tak ingin mengecewakannya, sebelum perasaannya jatuh terlalu dalam hyukjae memutuskan hubungan padanya, berjanji pada sooyeong jika dia akan menjadi sahabatnya.
Pada akhirnya hyukjae pasrah, dia mengakuinya, dia gay dan berbeda dari orang lain. Walau hati kecilnya, dia masih menolaknya dan berharap dia normal.
Pada umur 17 tahun, dia merasakan yang namanya jatuh cinta. Namanya shim changmin. Tinggi, tampan dan pintar. Tiga kriteria yang selalu membuat dia tertarik terhadap seorang pria. Cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Changmin tak seperti dirinya, dia memacari sooyeong, mantannya. Teman-temannya berpikir jika dia masih mencintai sooyeong dan cemburu padanya. Oh, andai mereka tahu apa yang sebenernya terjadi.
Masa kuliah, merupakan titik awal dia mulai menerima dengan keadaan dirinya. Dia bertemu dengan ryeowook. Awal bertemu hyukjae berpikir jika ryeowook bisa membaca pikirannya, tapi rupanya ryeowook hanya tahu tentang dirinya. Ryeowook berbeda dengan dirinya, dia mengakui jika dirinya menyukai pria. "Aku tak merasa berbeda dengan orang lain, aku menganggap diriku normal. Mengapa mereka menganggap aku berbeda, karena aku tak masuk ke dalam kamus mereka. Mereka yang menganggapku berbeda"
Ucapan ryeowook serasa menyentilnya. Mungkin dia sudah berpikir berlebihan. Dia mulai terbuka kepada orang lain jika ada yang mempertanyakan tentang ketertarikannya kepada pria. Dia mulai melihat reaksi-reaksi yang berbeda. Tak sedikit yang menjauhinya, walau perlahan, dia tahu jika teman-temannya tak ingin keluar jalan lagi dengannya. Dia di coret dan dikeluarkan secara halus dari ganknya.
Hidup itu indah jika kamu memikirkan hal-hal yang indang tentangnya.
Orang tuanya mengetahuinya. Ibunya yang pertama mengetahuinya. Hyukjae tak mengerti mengapa ibunya meminta maaf padanya. Hyukjae menangis karenanya, itu bukan salah ibunya. Apa ibunya berpikir jika dia sudah salah mendidiknya?
Ayahnya menamparnya. Tiga kali. Pertama ketika dia bilang dia gay, kedua kali saat hyukjae berbalik berteriak pada ayahnya ketiga kalinya ketika dia ingin keluar dari rumah.
Hyukjae jatuh tersungkur, menangis sejadinya ketika ayahnya bilang "kamu masih anakku". Dinginnya musim dingin tak dia rasakan ketika ayahnya memeluknya.
..
Hyukjae merasa hidupnya tak pernah mudah untuknya. Dia kesulitan saat mencari pekerjaan yang bisa menerima tentang keadaannya. Dia diterima dan dipecat ketika mereka tahu tentang orientasi seksualnya. Dia mulai terbiasa dengan diskriminasi yang selalu dia terima, hidup memang tak pernah adil, dia pun malas untuk menuntut karena dia tak tahu harus berteriak kepada siapa. Menjadi gay bukan pilihan hidupnya. Dia terlahir dengan keadaan seperti itu.
Perlu waktu dua tahun untuk hyukjae mendapatkan atasan yang bisa menerimanya dan mengerti tentangnya. Pekerjaan dengan gaji yang memuaskan, teman satu pekerjaan yang santai dengannya dan tak menganggapnya berbeda, tak ada lagi yang harus dia cari. Hyukjae merasa betah dengan pekerjaan dan hidupnya yang sekarang.
Dan disinilah dia pertama kali mengenalnya, pendamping hidupnya. Dia mengenalnya saat dia sedang menghadiri acara makan bulanan yang selalu dilakukan oleh departemennya. Sudah menjadi rutinitas semenjak Choi Siwon menjadi manager depertemen marketing, dia selalu mengajak bawahannya untuk makan malam di awal bulan untuk meningkatkan kerja sama mereka. Kadang menjadi ajang curhat, menceritakan tentang bagaimana si A suka melemparkan pekerjaan di last minute waktu pulang, bagaimana si B selalu datang terlambat, atau bagaimana si C menatap si D. Kenapa acara makan malam ini selalu dinanti, selain makan malam gratis, nuansa gila yang selalu hadir membuat stress bekerja mereka hilang dan alasan yang paling ditunggu oleh mereka yang masih single adalah sesi matchmaker.
"Hyukjae hyung, aku punya kenalan, dia tampan dan tinggi, itu kriteria mu kan?" leejoon yang pertama membuka, meleparkan calon pertama untuk hyukjae. "Dia lulusan seoul university, walau dia tiga tahun lebih muda darimu, tapi sepertinya dia satu visi denganmu hyung, dia amat sangat hemat, kalian pasti cepat kaya"
Semua orang tertawa. Oh, inikah giliran dia untuk jadi bahan lelucon. Hyukjae menolak dengan halus tawaran leejoon. Daun muda bukan makanannya.
"kalau begitu bagaimana denganku, aku satu tahun lebih tua denganmu" Chansung yang duduk di sampingnya merangkul pundaknya. Satu-satunya teman gay yang satu kantor dengannya. Chansung tak pernah berhenti menggodanya ketika mereka berada di kantor. Hyukjae tak perna menganggapnya serius karena chansung sudah memiliki tunangan dengan seorang wanita yang di jodohkan oleh orang tuanya. Berbeda dengan orang tuanya, orang tua chansung tak mengakui keadannya.
"kamu terlalu tua untukku" hyukjae melepaskan pelukan chansung dan memukul kepalanya, tapi chansung masih saja berusaha untuk memeluknya lagi. Hyukjae mendengar suara kamera, dia tak kaget lagi ketika dia tahu seoljin sedang mengambil photo dia dengan chansung. Chanhyuk couple, seoljin menyebut dia dan chansung, Chanhyuk moment ketika dia melihat chansung mencuru-curi kesempatan untuk skinship dengannya.
"bagaiamana dengan adikku saja?" suasana menjadi sepi. Hyukjae langsung menatap managernya itu, tak peduli lagi dengan pelukan chansung, seoljin langsung berhenti mengabadikan chanhyuk moment, Sungmin yang dari tadi sibuk menggoda pegawai baru pun langsung melihat ke arah sang manager. Hampir semua mata tertuju pada manager mereka. Ini cukup membuat syok. Keluarga siwon dikenal cukup religius, siwon sendiri orangnya cukup toleran dengan gay issue, tapi tetap saja ada yang mengganjal dan aneh.
"Namanya lee Donghae, dia adik kelasku ketika kami kuliah di luar, tapi sudah ku anggap adikku sendiri, nanti ku berikan nomormu padanya" Suasana mendadak kaku. Tak ada yang berani bilang, hyukjae pun hanya menganggukkan kepalanya.
...
bersambung
