Annyeong...
Ini FF OS pertama saya
Awalnya castnya chanbaek tapi saya ganti jadi kaihun jadi maaf bila banyak typo yang merajalela hihihi
Happy reading all~
.
.
.
.
Kill Me, Heal Me (Kaihun version)
.
.
.
.
Mungkin melarikan diri bukan pilihan yang terbaik, setidaknya untuk saat ini...
.
.
.
"Akhirnya aku bisa istirahat. Well, apartemen ini tidak buruk, setidaknya penghuni apartemen ini terlalu sibuk dengan kerjaannya dan tidak mungkin bercengkrama dengan tetangga. Ahh nyamannya"
Namanya Jongin. Kim jongin. Seorang bussinessman yang memiliki situs online yang cukup besar menjual berbagai perabotan rumah. Jongin tidak memiliki teman ataupun orang yang dekat dengannya. Mungkin satu-satunya orang yang masih berinteraksi dengannya hanyalah sepupunya yang sedang berada di Gang won-do Yanggu. Ada alasan tertentu kenapa dia tidak menyukai berinteraksi dengan orang lain, karena orang disekelilingnya akan menjauhi dan menyebut dia orang aneh-mungkin gila- lalu mengucilkannya dan dia terpaksa pindah rumah lagi seperti sekarang.
"Ah perutku lapar, pantas saja aku belum makan dari tadi pagi. Mungkin 1 porsi jajangmyeon dan 1 porsi teokbokki bisa mengganjal perutku". Jongin mengganti baju santai dan bergegas pergi ke toko makanan terdekat dari apartemennya.
Jongin memencet tombol lift dan menunggu dengan sabar hingga lift terbuka
Ting tong
Jongin masuk ke dalam lift namun terhalang karena dua pria di depannya."Ups sorry, silahkan keluar"ucapnya tanpa melihat wajah pria tinggi di depannya.
"Ah ne.. Gomawo"pria tinggi tersebut dan temannya yang ternyata lebih tinggi keluar dari lift. Setelah dua pria tersebut keluar kemudian Jongin langsung menutup pintu lift. "Kenapa dengan laki-laki itu, sombong sekali"ucap pria berkulit albino.
"Molla..Mungkin dia penghuni baru apartemen di sebelahku. Akhirnya ada yang menghuni apartemen itu, aku takut apartemen sebelah jadi sarang hantu haha"ujar Chanyeol datar
"Ya! Hyung! Kau tau sendiri kan kalo aku sangat takut dengan hantu, shit!"murka Sehun kemudian menggelayut ke tangan Chanyeol. "Ya! Kalo kau penakut seperti ini bagaimana kau bisa mendapatkan pacar? Jomblo saja seumur hidupmu"ejek Chanyeol kepada Sehun, padahal Chanyeol sendiri juga takut hantu namun dia berpura-pura bersikap datar di depan Sehun. Chanyeol memencet sandi kemudian membuka pintu apartemennya.
"Namja chingu? Hyung lupa kalo ini aku ini sangat tampan yang bisa membuat laki-laki maupun wanita bertekuk lutut hanya dengan satu kibasan rambut?"ucap Sehun mengeluarkan smirk andalannya. Chanyeol memutar bola matanya malas"Terserah deh kau mau berbicra seperti apa prince SM university. Yaudah deh.. Eh ngomong-ngomong kau sungguh ingin bermalam di apartemenku? Ada apa di rumahmu?"Chanyeol menatap Sehun bingung.
"Biasa hyung. Aku malas melihat wajah ibu tiriku. Sebenarnya dia baik tapi aku kecewa dengan Appa telah mencari pengganti Eomma. Apa tidak ada cinta diantara mereka ya? Tapi entahlah, aku juga tidak mengerti arti dari cint"Sehun menangkup wajahnya kemudian terduduk di sofa. Sehun memang tidak mengerti apa-apa tentang cinta. Sehun belum pernah berhubungan serius dengan pasangannya. Sehun hanya meladeni orang yang menyukainya hanya untuk mengisi waktu luangnya saja.
"Baiklah.. kau jangan pusing, lebih baik kita main games. Hyung juga bosan nih"ucap Chanyeol mencoba menghibur sahabat karibnya ini. "Ayo, siapa yang kalah besok harus traktir makan hahaha"Chanyeol tertawa lebar menunjukkan gigi putihnya yang besar dan rapi. "Dasar.. iya tapi negaranya aku yang milih ya?"tawar Sehun kemudian mereka asyik bermain game FIFA hingga larut malam
.
.
.
SM university
"Omooo... malasnya aku kuliah. Tapi apa yang harus aku lakukan lagi? semua demi youngmin. Setidaknya dia tidak akan bisa memilih jurusan yang akan membuat kepalaku pusing. Lebih baik memilih jurusan farmasi daripada kedokteran, right"
"Annyeonghaseyo, saya mau mendaftar sebagai mahasiswa pindahan namun saya juga ingin pindah dari jurusan kedokteran menjadi jurusan farmasi. Apakah bisa?"tanya Jongin agak pesimis. "Bisa, anda tinggal mengikuti ujian perpindahan jurusan. Apabila nilai anda mencukupi maka anda bisa langsung kuliah di jurusan yang anda pilih. Anda beruntung karena besok merupakan jadwal ujiannya"jawab petugas administrasi.
"Jinjja? Gomawoyo"
"Baiklah, Nama anda adalah Im youngmin, mahasiswa jurusan kedokteran"
"Iya, benar sekali"
"Baiklah, besok datang jam 8 dan semoga berhasil"
"Gomawo, jeongmal gomawoyo"
.
.
.
.
"Ngantuknya.. kapan semua ini berhenti? Aku benar-benar lelah"
30 menit kemudian Jongin tertidur pulas
.
.
.
.
"Kau yang bernama Oh Sehun?"hardik pria berjaket kulit hitam
"Iya benar, ada apa?"tanya Sehun
"Jadi kau orang yang telah menggoda pacarku?"
"Pacarmu? Maaf aku bukan pria penggoda"
"Kau mengenal Dasom kan?"
"Ah Dasom nuna, aku mengenalnya. Dia selalu mengikutiku dan mengirimiku pesan-pesan penuh cinta. Aku sampai kewalahan menanganinya" Bagaimana aku tidak kewalahan, dia sangat menggangguku padahal aku sama sekali tidak tertarik kepadanya. Hey bitch, I'm Gay.
"Sialan bocah brengsek, aku akan menghabisi wajah angkuhmu itu"pria tersebut beserta kawanannya mulai menghajar Sehun. Mulai dari menendangnya hingga memukul wajahnya. Sehun yang memang tidak pernah belajar bela diri apapun tidak bisa melawan lima pria yang sedang memukulinya.
"Ya! Apa yang kalian lakukan? Dasar pengecut, beraninya main keroyokan. Sini kalau berani hajar aku"ucap laki-laki berkulit tan dengan tatapan garang. "Ya! Dasar laki-laki kerdil. Kami tidak akan memukuli pria manis sepertimu. Enyahlah kau dari sini"teriak pria berkumis. "Berani-beraninya kalian berucap seperti itu, kalian akan menyesalinya"smirk terpampang diwajah laki-laki tersebut kemudian mengambil kuda-kuda dan mulai berkelahi dengan lima pria tersebut.
"Ah appo"Sehun meringis memegang sudut bibirnya yang berdarah "Mwoya ige? Kenapa laki-laki itu sangat jago berkelahi?"Sehun terus menatap pria manis berkulit tan tersebut. Walaupun pria itu sangat manis tapi dia seperti memiliki tenaga seorang pria yang besar. Perkelahian itu tetap berlangsung hingga lima pria tersebut tersungkur sambil memegang perutnya masing-masing. "Pergi sekarang juga atau aku pecahkan kepala kalian!"bentak pria berkulit tan sambil memegang pipa besi ditangan kanannya. "Cih sial, awas kau Oh Sehun. Lain kali aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi". Lima pria tersebut lari sebelum pria mungil menghabisi mereka, mereka benar-benar menyesal telah berurusan dengan laki-laki kecil tersebut
"Gwenchanayo? Kau bisa berdiri tidak?"Pria berkulit tan mengulurkan tangannya kepada Sehun.
"Bisa tapi tanganku terkilir. Terima kasih telah membantuku"Sehun menggenggam tangan pria berkulit tan tersebut kemudian berusaha bangkit. "No problem, aku paling tidak suka kalo ada keroyokan seperti ini. Tidak gentleman dan sangat pengecut"Pria berkulit tan mengerutkan keningnya sambil menggelengkan kepalanya. "Tapi kau laki-laki yang sangat manis. Bagaimana kau bisa melawan laki-laki dengan badan besar seperti itu?. Kau sangat hebat. Siapa namamu?"tanya Sehun penasaran.
"Jaehyun. Yoo Jaehyun. Aku juga tidak berharap punya wajah seperti ini. Kau bisa pulang sendiri kan? Akan aku carikan taxi"Jaehyun berjalan mendahului Sehun. "Aku tidak bisa, aku membawa mobil sendiri. Setelah ini kau mau kemana?"tanya Sehun. "Aku? Tidak tahu. Aku hanya berjalan-jalan saja"Jaehyun mengedikkan bahunya.
"Bisakah kau menyetirkan mobilku hingga ke apartemenku. Kalau kau mau, kau bisa bermalam disana. Walaupun kau kuat tapi ini benar-benar sudah tengah malam, aku tidak bisa membiarkan pria manis sepertimu berada di luar". Sehun tidak mengerti, hatinya tidak ingin pria manis tersebut berada di luar sendirian.
"Aku laki-laki, aku berani diluar tengah malam"Jaehyun melirik Sehun sekilas. Sebenarnya Jaehyun tidak rela menghabiskan waktu berharganya seperti ini tapi dia tidak tega meninggalkan pria itu kesusahan. "Baiklah, sini kunci mobilmu"
.
.
.
"Silahkan masuk, tidak usah sungkan. Anggap saja rumah sendiri". Sehun membuka pintu apartementnya, kemudian menarik tangan Jaehyun. Jaehyun mengedarkan pandangan disekitar ruang tamu. "Apartementmu cukup bagus dan rapi tapi sepertinya barang-barangnya masih sedikit"ucap Jaehyun sambil memegang foto anak kecil yang memiliki wajah datar.
"Iya, aku baru pindah kesini minggu lalu. Aku belum memiliki waktu untuk membeli perabotan"ujar Sehun menduduki dirinya di sofa.
"Ooh..." balas Jaehyun kemudian berkeliling melihat-lihat isi ruangan. "Jaehyun-ah, kemarilah, aku ingin mengobati lukamu". Sehun membuka kotak P3K yang berisi obat luka, kapas, kassa, plester dan obat-obat lainnya.
"Ahh ini.. Gwenchanayo. Mungkin besok sudah membaik, ini sama sekali tidak sakit"
"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Bagaimana kalau itu berbekas? Nanti tidak ada wanita satupun yang menyukaimu karena kau memiliki bekas luka"
Jaehyun memutar bola matanya malas. "Hahaha.. Asal kau tahu saja, aku tidak berminat dengan wanita manapun"
"Wae? Kau pernah disakiti wanita? Atau karena kau ternyata kau lebih manis dari wanita tersebut"tanya Sehun penasaran
"Aniyo.. Hanya saja aku belum bertemu dengan orang yang tepat"Jaehyun tersenyum membuat lengkungan bulan sabit dimatanya.
"Oohh.. ternyata seperti itu"jawab Sehun, sediit terpana dengan senyum Jaehyun. "Sudah bersihkan saja lukamu. Tidak usah perdulikan aku. Lihatlah, aku baik-baik saja"Jaehyun mendudukkan dirinya di sofa. "Tidak bisa. Kau terluka karena aku. Kau harus diobati". Sehun berlutut di depan Jaehyun kemudian mengambil rivanol untuk membersihkan luka Jaehyun. "Tangan sudah terkilir begitu bisa-bisanya masih memikirkan orang lain"ucap Jaehyun sebal. Chanyeol terdiam untuk beberapa saat. "Tidak apa-apa, karena kau penyelamatku"Chanyeol tersenyum agak kikuk. "Ini sudah kau mau membersihkan dirimu? Pakaianmu penuh bekas darah. Kau bisa menggunakan bajuku jika kau mau". Sehun membersihkan perlatan P3K kemudian beranjak menuju kamarnya. "Baiklah, aku juga tidak mau menodai apartementmu dengan darah. Berikan aku baju tidurmu". Jaehyun mengikuti Sehun menuju kamar. Kamar sehun sangat rapi dan minimalis. "Baiklah. Kau tidur di tempat tidurku saja. Aku akan tidur di sofa". Sehun memberikan piyama kepada Jaehyun.
Sehun mandi di kamar mandi yag terletak di luar kamar. Setelah mandi dan mengganti pakaian. Sehun pergi ke kamar memeriksa keadaan Jaehyun. "Kira-kira Jaehyun sudah tidur belum ya? Kenapa suara dikamar sepi sekali"Sehun membuka pintu kamarnya dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara yang keras kemudian menuju tempat tidur. Ternyata Jaehyun sudah terlelap dalam mimpinya. "Kenapa badannya begitu berisi? Seperti perempuan saja"Sehun meneguk ludahnya kasar. Mata Sehun turun ke bahu mulus Jaehyun. Warna kulit tannya menambah kesan sexy pada tubuhnya. "Ya! Mwoya ige? Sejak kapan jantungku berdebar seperti ini? Sadarkan dirimu Oh Sehun". Sehun buru-buru keluar kamar sebelum pikiran aneh mengalihkan tubuhnya.
.
.
.
Sinar matahari yang berkilau masuk melalui sela-sela jendela dan mengganggu pria yang tertidur pulas. "Ahh badanku sakit sekali. Apa yang sudah aku lakukan? Aku tidak ingat apapun. Hmm sejak kapan kamarku berubah bentuk seperti ini"
1 detik
2 menit
10 menit
"AHHHHHHHHHHHH! Aku ada dimana?"teriak Jongin histeris
"Morning.. Kenapa kau sudah teriak pagi-pagi sekali". Sehun membawa cokelat panas untuk Jaehyun kemudian duduk disamping ranjang.
"Siapa kau? Kenapa aku bisa ada disini?"tanya Jongin.
"Maksudmu?"Chanyeol bingung dengan pertanyaan Jaehyun.
Setelah beberapa lama akhirnya Jongin sadar akan tindakannya. "Kemaren aku melakukan apa ya? Aku benar-benar lupa"Jongin tersenyum paksa. "Kau berkelahi dengan lima pria karena menolongku dan karena aku tidak bisa menyetir jadi kau yang membawa mobilku. Apakah kemaren kepalamu dipukul oleh pria itu? Apa sebaiknya kita pergi ke RS? Aku takut sesuatu terjadi kepadamu". Chanyeol khawatir dengan Jaehyun yang tiba-tiba seperti lupa ingatan. "Ani.. tidak perlu. Aku belum sadar sepenuhnya jadinya lupa. Mianhe hehe"Jongin nyengir. "Ternyata tadi malam Jaehyun muncul, pantas saja badanku pegal-pegal seperti ini. Dasar pria kasar, tidak bisa hidup tanpa berkelahi"Jongin mempoutkan bibirnya yang tebal dan penuh.
"Ahh appo.."Jongin meringis memegang lengannya yang terluka. "Sakitkah? Tapi sepertiya tadi malam kau baik-baik saja. Ini coklat panas untukmu Jaehyun-ah". Sehun menyerahkan coklat panasnya kepada Jaehyun. "Gomawo.. Tapi sebaiknya aku pergi sekarang. Hmm sjam berapa sekarang ya?"
"Jam 7. Wae? Kau mau pergi kemana? Apa perlu aku antar". Entah kenapa Sehun merasa ini terlalu cepat untuk mereka berpisah. Sehun masih ingin melihat wajah manis pria di depannya ini.
"Apaaaa? Jam 7? Omoo.. Aku bisa telat"teriak Jongin kemudian berlari pergi ke luar dari apartemen dengan tergesa-gesa meninggalkan Sehun yang kebingungan melihatnya.
"Mwoya? Sepertinya aku pernah melihat dia sebelumnya, tapi dimana ya? Hmmm semoga aku bisa bertemu dengan dia lagi, pria yang menarik"Sehun mengeluarkan smirk andalannya.
.
.
.
"Hyung, kau pulang malam ini tidak? Aku bosan menunggumu"Sehun menghembuskan napasnya berat.
"Mian.. Hyung masih di Busan. Besok Hyung ke apartemenmu. Kau boleh pulang atau menginap di apartemenku saja. Okay"
"Iya, aku bermalam di apartemenmu saja. Baiklah, aku mau beli makan dahulu, Hyung hati-hati disana"
"Ne, apa kau mau oleh-oleh?"bujuk Chanyeol
"Tidak usah Hyung. Aku tutup teleponnya"Sehun memegang perutnya yang sudah berbunyi dari tadi. "Aku sangat lapar, sebaiknya aku pergi keluar mencari makanan"Sehun bergegas keluar dari apartemen. Namun di depan pintunya terdapat pria yang sedang menundukkan kepalanya. Pria tersebut menangis senggugukan. "Oppa.. aku sangat lapar dan kedinginan. Aku tidak tahu alamat rumahku. Oppa tolong aku"bujuk pria tersebut.
"Op op pa? Jaehyun, Kenapa kau ada disini?"Sehun menarik tubuh pria tersebut.
"Jaehyun itu siapa Oppa? Baby tidak kenal Jaehyun. Oppa aku sangat lapar. Bisakah kau membelikanku makanan?"
"Baby? Kenapa Jaehyun bertingkah seperti anak kecil begini?"Sehun menatap bingung Jaehyun yang tiba-tiba berubah seperti ini.
"Oppa kenapa bengong? Oppa bisa tidak memberiku makanan. Aku sangat lapar"Baby mengerjap-ngerjap imut matanya
"Boleh, tapi Oppa boleh bertanya sesuatu? Apa Baby pernah bertemu sebelumnya dengan Oppa?"
"Belum pernah Oppa. Baby baru liat ada Oppa yang sangat tampan seperti Oppa"
"Mwoya? Kenapa dia tidak mengenaliku?"Sehun berpikir dalam. Akhirnya Sehun memutuskan untuk bertanya lagi kepada pria di depannya. "Berapa umur Baby sekarang?"
"Umur Baby 7 tahun Oppa. Wae Oppa?"jawab Baby dengan mata berbinar
"7 tahun? Bagaimana bisa pria manis ini berumur 7 tahun? Ahh aku bisa gila"Sehun menatap lekat sepasang mata dihadapannya namun Sehun tidak menemukan adanya secercah kebohongan. Mungkin Sehun bisa mendapatkan jawabannya nanti. "Tidak apa-apa. Ayo masuk ke dalam"Sehun mengajak Baby ke dalam apartemen Chanyeol.
"Gendong juseyo~. Baby tidak kuat berjalan lagi Oppa. Baby sangat lemas"pinta Baby. Baby mempoutkan bibirnya lucu.
"Mwo? Gendong? Ah iya. Baiklah, Baby naik ke punggung Oppa ya"Sehun menggendong Baby lalu meletakkan Baby diatas sofa.
"Gamsahamnida. Oppa sungguh baik hati"Baby tersenyum sangatmanis
"Baby mau makan apa? Biar Oppa belikan?"Sehun mengelus lembut pipi Baby. Mata Baby tiba-tiba berbinar "Baby mau makan pizza Oppa sama susu stlobeli"
"Pizza? Baiklah, Oppa pesan pizza dulu ya Baby"Sehun mengeluarkan handphonenya dari saku kemudian mendial toko pizza langganannya. "Ne Oppa"sahut Baby dengan duduk manis di sofa
.
.
.
"Kenapa Baby makannya berantakan seperti ini?"Sehun mengelap sudut bibir Baby yang terkena saus tomat. "Kenapa imut sekali?"Sehun merasakan debaran-debaran aneh di jantungnya. "Mianhee Oppa, hihihihi"Baby tersenyum lebar. "Kiyeowo.."Chanyeol mencubit pipi lembut Baby.
"Ahh Baby kenyang sekali Oppa Baby jadi mengantuk. Baby mau tidur Oppa"Baby berulang kali memejamkan matanya seperti unta. "Tidur? Hmmm baiklah, Baby bisa tidur di kamar itu. Nanti Oppa tidur di ruang tamu"Sehun menunjuk kamar Chanyeol. "Oppa, sebenarnya Baby sering dipeluk Eomma ketika tidur. Oppa bisa peluk Baby hingga Baby tertidur? Baby takut tidur sendirian Oppa"Baby menarik ujung baju Sehun. "Hah? Peluk? Baby mau dipeluk Oppa? Tapi Baby kan laki-laki. Oppa belum pernah memeluk pria diatas ranjang hehehe"Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Wae? Seingat Baby, Appa dulu juga sering memeluk Baby sampai Baby tidur. Berarti itu tidak boleh? Kenapa Oppa? Baby tidak mengerti"Baby mengerucutkan bibirnya. Sehun bingung menjelaskankannya kepada Baby. Akhirnya Sehun menyerah akan permintaan Baby. Menurut Sehun itu tidak akan menjadi masalah karena Baby sendirilah yang memintanya. "Hmm kalau itu boleh. Ah Oppa jadi bingung. Baiklah, Oppa peluk tapi Baby cepat tidurnya ya". Akhirnya Sehun memilih untuk memeluk Baby. Sehun tidak bisa menolak permintaan pria manis ini.
"Iya Oppa, asik aku ditemenin Oppa. Oppa tampan sekali seperti pangeran di film barbie kesukaan Baby. Baby ingin sekali punya rambut panjang seperti princess elsa"Baby memain-mainkan rambut pendeknya. "Rambut panjang? Baby pasti sangat cantik bila rambutnya panjang"Sehun tidak berbohong sama sekali. "Bagaimana mungkin Baby akan terlihat jelek? Wajahnya saja mengalahkan kecantikan wanita asli dan baby juga sangat berisi dan sexy"
"Baiklah Baby, sini biar Oppa selimutin". Baby beranjak ke tempat tidur kemudian Sehun menarik selimut hingga ke leher Baby lalu memeluknya. Ada perasaan hangat mengalir di hati Sehun. Mungkin karena malaikat manis dan imut di depannya ini. Sehun mengelus-elus surai rambut Baby hingga tidak berapa lama Sehun terlelap ke dalam mimpi mengikuti Baby.
.
.
.
"Hmmm..Kenapa aku seperti dipeluk orang lain ya? Aku tahu kalau umurku sudah lebih 20 tahun tapi aku tidak menyangka akan bermimpi seerotis ini" perlahan Jongin membuka matanya kemudian menatap lekat pria yang ada didepannya. "Tampan.. eh tunggu dulu.. Bukannya dia pria yang bertemusaat aku menjadi Jaehyun? Kenapa aku memimpikan dia? Aku tidak tahu kalau mimpi bisa senyata ini. Sepertinya badannya juga bagus, apa dia memiliki dada yang bidang?" Jongin meletakkan tangannya diatas dada. Wow bahkan dadanya sangat berbeda denganku. Dadanya kokoh tidak seperti dadaku yang berlemak"Jongin menghembuskan napasnya lemah.
"Euuungggh.." Terdengar suara lenguhan dari pria disampingnya
"Bahkan suaranya terdengar jelas, ini benar-benar mimpi kan?" Jongin menatap lekat Sehun lalu menampar pipinya untuk memastikan dia masih ada di dalam dunia mimpi. "Ah appo, sakit sekali. Kenapa dalam mimpi bisa terasa sakit?"Jongin merenung memikirkan kenapa dia bisa merasakan tamparannya kemudian dia akhirnya sadar bahwa di dunia mimpi tidak mungkin ada rasa sakit seperti tamparan.
"AAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!"Jongin berteriak keras hingga membangunkan pria disampingnya.
"Ngghh Baby.. Baby kenapa? Baby sudah bangun"Sehun mengusap-usap matanya berusaha sadar dari alam mimpinya. "Baby? Eng Baby? Tunggu, jadi semalam aku jadi Baby? Ahh andweeeee!"Jongin menatap horor pria disampingnya. "Kenapa wajah Baby seperti itu? Baby mau minum susu strawberry? Biar Oppa siapkan"Sehun berusaha bangkit dari ranjang. "Tidak usah, sebaiknya saya keluar hehe"Jongin berkeringat dingin mencoba menetralkan degub jantungnya. "Heh? Kenapa kau tidak bersikap seperti anak-anak lagi? Dulu kau seperti preman, kemarin seperti bayi dan sekarang beda lagi? Aku jadi bingung"Sehun menatap Jongin bingung.
"Ahh.. semalam itu aku lagi akting jadi anak kecil. Aku lagi berusaha masuk dalam dunia akting tetapi kata guruku kalau aktingku terlalu jelek jadi aku harus akting yang sungguh-sungguh hingga karakter yang aku bawa bisa terbawa dengan orang disekitarku"ucap Jongin beralasan. "Ooh begitu, jadi yang kemaren itu juga akting? Wah aku benar-benar tertipu dengan aktingmu"jawab Sehun kikuk sambil mengusap-ngusap tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Bagaimana Chanyeol tidak panik? Dia sudah memeluk pria mungil ini semalaman.
"Iya seperti itu. Maaf sudah mengganggu. Sebaiknya aku pergi dulu. Masih ada kegiatan yang harus aku lakukan hehehe"Jongin bangkit dari ranjang kemudian berjalan terburu-buru keluar dari apartemen tersebut. "Baiklah, hati-hati Baby, eh maksudku Jaehyun. Eh siapa namamu?"Sehun berteriak.
"Namaku Kim jongin, kau bisa memanggilku Jongin"
"Ohh.. aku akan memanggilmu jonginnie, hati-hati dijalan nee"Sehun melambaikan tangannya.
"Jongiiiin bukan jonginnie"Balas Jongin kemudian membanting pintu apartemennya. "Apa-apaan sih dia, seenaknya saja ganti namaku. Mana ada pria bernama jonginnie, plis aku ini pria manly"Jongin menggembungkan pipinya geram. "Eungg... aku kok merasa familiar dengan koridor ini?"Jongin menolehkan wajahnya ke kanan kemudian membaca tulisan "502". Jongin memukul-mukul kepalanya "Ah pabo! Bagaimana bisa aku berubah di depan tetanggaku?"Bagaimana kalau dia mengetahui rahasiaku?"Jongin masuk ke dalam apartement lemas lalu tersadar kalau dia harus buru-buru ke kampus. Dia mengambil handuk kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Jongin mengguyur seluruh tubuhnya dengan pasrah.
.
.
.
Apartement 501
"Ahh sakit.."Jaehyun mengedarkan pandangannya namun dia tidak tau dia berada dimana sekarang.
"Kau sudah bangun?"Pria tinggi berteliga seperti yoda membawa handuk dan air lalu duduk di samping ranjang.
"Kau siapa? Aku dimana? Kenapa aku ada disini?"tanya Jaehyun.
"Kau ada di apartemenku. Namaku Park Chanyeol, kau bisa memanggilku Chanyeol"
.
Flashback on
Cheondamdong terkenal dengan toko-toko fashion yang menjual baju-baju, sepatu-sepatu, aksesoris maupun kosmetik bermerk. Dari pagi hingga malam, jalan ini selalu dikerumuni oleh pengunjung. Pengunjung dapat berasal dari luar maupun dalam. Jaehyun berjalan sendirian sambil menghirup udara yang mulai mendingin. Jaehyun merasa dibuntuti oleh seseorang namun dia tidak mau ambil pusing. Jaehyun merapatkan jaketnya kemudian berjalan menuju toko kosmetik.
Greeeepp.
"Mwoya ige? Yaa! Kurang ajar kalian!"Jaehyun meronta-ronta namun entah kenapa tenaganya seperti hilang. Pria bertubuh besar membekap mulut dan hidung Jaehyun dengan sapu tangan yang telah ditetesi obat untuk menurunkan kesadaran Jaehyun. "Cepat bawa dia ke dalam mobil"teriak pria bertubuh besar. Jaehyun diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil. Mobil tersebut kemudian berjalan ke daerah yang lebih sepi. "Mau kita apa kan pria ini?"tanya pria berkaus hitam. "Kita akan menghabisi dia di dekat markas kita. Salah dia sendiri telah menghancurkan harga diriku"jawab pria bertubuh besar.
.
Sesampainya di sebuah gang
"Yaaa! Bangun! Bukannya kau suka berkelahi? Ayo lawan aku!"Pria bertubuh besar menampar-nampar wajah Jaehyun. Jaehyun berusaha membuka matanya kemudian menatap pria-pria di depannya. "Kalian? Mau apa kalian sekarang"Jaehyun memegang kepalanya yang pusing berat. "Kami mau balas dendam atas perbuatanmu, kau telah membuat tanganku di gips dan sekarang kami akan mematahkan tulang-tulangmu. Ayo hajar dia"perintah pria bertubuh besar. Jaehyun mulai dihajar oleh segerombolan pria-pria tersebut. Jaehyun ingin melawan namun dia tidak memiliki tenaga sama sekali. Mereka mulai menendang perut, kaku, dan tangan Jaehyun."AHH sialan!"Darah segar mengalir dari sudut bibir Jaehyun. Bila hal ini dilakukan dalam 10 menit, mungkin dia tidak bernyawa lagi. Jaehyun hanya bisa menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Dia sudah pasrah dengan apa yang terjadi namun disisi lain dia ingin minta maaf kepada seseorang karena telah membuat dirinya menjadi seperti ini.
Nguiiing...Nguiiing... Nguiiiiiing (Bunyi sirine polisi)
"Oh shit! Sudah biarkan dia sendiri disini. Ayo kita pergi dari sini"Gerombolan pria tersebut berlari menuju mobil lalu melarikan diri. Seorang pria berlari menuju Jaehyun. "Heiii, bangun! Kau bisa mendengarkan aku?"Chanyeol mengangkat tubuh Jaehyun ke pangkuannya. "Kenapa dia malah pingsan?"Chanyeol membawa Jaehyun ke mobilnya lalu dia melaju menuju rumahnya.
Flashback off
.
"Kau dikeroyok oleh preman, lukamu sangat parah makanya aku membawamu ke apartemenku. Aku ingin membawamu ke RS, namun aku tidak tahu siapa namamu. Apa sebaiknya kita ke RS sekarang? Aku akan mengantarkanmu"ucap Chanyeol melanjutkan membersihkan wajah Jaehyun.
"Auuu sakit. Tidak perlu ke RS. Ini Cuma luka ringan"ucap Jaehyun meringis. "Oh maaf aku tidak sengaja. Kamu yakin tidak ingin ke RS"Chanyeol menghembus-hembuskan udara ke sudut bibir Jaehyun berharap bisa mengurangi rasa perihnya. "Ahh tidak apa-apa. Aku tidak perlu ke RS. Maaf tapi aku bisa melakukannya sendiri"Jaehyun menahan tangan Chanyeol.
"Tunggu dulu. Kenapa aku berpakaian seperti ini? Jangan-jangan.."Jaehyun memicingkan matanya kepada Chanyeol. "Yaa! Kenapa aku pakai piyama seperti ini? Kau yang mengganti pakaianku ya?"
"Iya, bajumu kotor karena darah jadi aku menggantinya. Aku ingin memandikanmu tapi aku takut lukamu bertambah perih makanya aku memakai handuk ini"Chanyeol mengusap-ngusap tengkuknya.
"Yaa dasar pervert! Apa saja yang telah kau lihat?"teriak Jaehyun merah padam. "Aku hanya melihat tubuh mulusmu. Hanya itu saja kok, aku tidak melihat yang lain"Chanyeol mencoba meyakinkan pria manis di depannya. "Dasar kurang ajar! Sudahlah, aku mau pulang"Jaehyun berusaha bangkit dari ranjang. "Hei jangan bergerak dulu. Kau perlu istirahat. Lagian kita kan sesama pria, kenapa kau malu denganku"Chanyeol bertanya menyelidik.
"Aku tidak malu kok, hanya... hanya..."
Praaaaaaangggg
"Apa itu?"Chanyeol melonjak kaget, duduk diranjang disamping Jaehyun.
"Piring jatuh, mungkin karena kucing"
"Aku tidak punya kucing"
"Mungkin karena tikus"
"Rumahku bersih"
"Berarti itu karena hantu"
"Eommaaaaaa.. "Chanyeol bergelayut ke tangan Jaehyun.
"Ya! Kau takut hantu? Hahaha. Kiyeowo"Jaehyun tersenyum menatap pria disampingnya.
"Kau tidak takut hantu?"
"Bahkan aku tidak percaya sama sekali terhadap hantu"
"Wow.. Daebak. Baru pertama kali aku bertemu dengan pria keren sepertimu, namamu siapa?"tanya Chanyeol tanpa melepas genggamannya dari tangan Jaehyun.
"Namaku Jaehyun. Yoo Jaehyun."
"Nama yang bagus seperti orangnya"Chanyeol tersenyum tampan
"Apa maksudmu?" Warna pink kemerahan keluar dari pipi Jaehyun. Detak jantung tidak beraturan mulai dirasakan Jaehyun. Jaehyun mencoba melepaskan genggaman tangan Chanyeol untuk menetralkan detak jantungnya.
"Jangan lepaskan tanganku, aku sangat takut"
"Tapi aku harus pulang"
"Tolong temenin aku malam ini"
"Tapi besok mungkin kau tidak melihatku lagi"Jaehyun tidak bisa menolak tatapan menyedihkan dari Chanyeol. "Baiklah, aku akan tidur disini"Jaehyun menyerah.
"Boleh aku tidur disini, aku hanya akan menggenggam tanganmu"
"Kau bener-benar takut kan? Bukan mencari kesempatan"Jaehyun mencari celah kebohongan dari wajah Chanyeol.
"Tidak, aku benar-benar takut. Aku berjanji tidak melakukan apapun. Baiklah, kau tidur sekarang ya"Chanyeol tersenyum lalu menyelimuti Jaehyun hingga di pundaknya. "Aku hanya menggenggammu seperti ini, jadi tidurlah-dan mimpikan aku"ucap Chanyeol. Jaehyun membalas dengan anggukan. Tak berapa lama, Jaehyun pun jatuh tertidur. Chanyeol menatap lekat wajah Jaehyun"Bagaimana seorang laki-laki bisa semanis dan seimut ini. Bahkan luka diwajahnya tidak menutupi wajah manisnya"Chanyeol terpukau dengan wajah laki-laki didepannya tanpa sadar dia mengelus tangan Jaehyun yag ada di genggamannya."Cepat sembuh, aku akan membawa pergi piknik atau ke tempat lainnya. Pasti seru."Chanyeol tersenyum hangat lalu memejamkan matanya menyusul Jaehyun ke dalam mimpi.
.
.
.
Sinar matahari yang masuk ke dalam jendela memaksa Chanyeol untuk membuka matanya. Chanyeol mencari tangan yang dia genggam semalam. Setelah menyadari Chanyeol tidak bisa menggapai tangan tersebut. Chanyeol mencoba membuka matanya penuh. "Mana Jaehyun?"Chanyeol beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. "Hyun-ah, kau dimana?"Chanyeol keluar ke kamar mandi menuju ke tempat lain yang memungkinkan adanya Jaehyun. Namun hasilnya adalah nihil. Dapur, ruang tengah, beranda dan dimanapun tidak ada Jaehyun. Chanyeol terduduk di sofa, dia menyesal tidak bangun lebih awal.
.
.
.
Apartement 502
Pria bertubuh mungil mengguyur tubuhnya pelan-pelan, mencegah rasa perih yang semakin sakit.
Flashback on
Apartement 501
Pria berparas manis perlahan membuka matanya. Matanya mengedar pandangan mencari sesuatu. "Selalu seperti ini. Hmmm sudah jam 7, sebaiknya aku siap-siap kuliah"pria manis tersebut melepaskan genggeman dari pria disampingnya lalu beranjak keluar apartemen.
Flashback off
"Bagaimana aku bisa bangun dengan tangan yang di genggam pria? Aku merasa terhina hiksss"Youngmin melanjutkan mandinya lalu bersiap-siap pergi ke kampus.
.
.
.
Library of SM University
"Dosen itu sangat menyebalkan. Kenapa memberi tugas mendadak seperti ini?"Sehun mendecih sebal sambil memilih buku yang akan menjadi referensi untuk tugasnya. "Ah appo.. "ucap laki-laki disebelahnya sambil mengusap-usap kepalanya yang baru saja tertimpuk buku tebal. "Gwenchana? Ini bukunya"ucap Sehun kemudian memberikan buku yang terjatuh ke lantai. "Ahh gomawoyo, maaf sudah merepotkan"balas pria berkacamata tebal
"Jongin? Kau Jongin kan? Kau kuliah disini?tanya Sehun. Sehun tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya bertemu dengan Jongin. Sudah 1 minggu sejak Sehun bertemu denngan Baby, dia tidak pernah bertemu dengan Jongin lagi. Sehun sudah mencari di cafe-cafe terkenal di Seoul namun Jongin tidak ada disana.
"Jongin? Maaf saya bukan Jongin, mungkin anda salah melihat orang. Kalau begitu permisi saya mau lewat"
"Tunggu.."Sehun menahan tangan laki-laki tersebut. Sehun bingung melihat Jongin memakai kacamata tebal di hidung peseknya dan baju yang kebesaran. "Benarkah kau bukan Jongin? Apa ini akting lagi?"tanya Sehun bingung.
"Akting? Apa maksud anda? Aku tidak berakting"
"Apa kau punya saudara kembar?"Sehun bingung dengan keadaan sekarang ini.
"Aniyo, saya tidak memiliki saudara kembar. Saya mahasiswa pindahan dan baru saja seminggu kuliah disini. Dan apabila tidak mengganggu, bisakah anda melepaskan tangan saya? Saya ada kelas 10 menit lagi"
"Ohh.. oh maaf"Sehun melepaskan pegangannya
"Gomawo.."laki-laki tersebut beranjak meninggalkan Sehun
"Hei.. siapa namamu?"teriak Sehun
Laki-laki tersebut membalikkan badannya kemudian berucap"Nama saya Youngmin, Im youngmin"lalu berbalik meninggalkan Sehun.
"Im youngmin? Marga Jongin adalah Kim, jadi tidak mungkin mereka benar-benar saudara kembar. Arrrgghh kenapa harus seperti ini?"Sehun frustasi melihat Jongin dihadapannya namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sehun tidak tahu kapan lagi akan bertemu dengan Jongin. Padahal dia mulai tertarik dengan pria tersebut.
.
.
.
Tduu.. tduu.. tduu (nada dering hp Chanyeol- exo thunder)
"Yoboseyo?"jawab Chanyeol
"Hyung, ayo kita ke club"ajak Sehun
"Mwo? Club? Tumben sekali kau mengajak Hyung kesana. Apa ada masalah?"tanya Chanyeol bingung
"Aniyo, kepalaku sangat pusing, aku ingin meredakannya dengan dentuman musik yang keras"jelas Sehun
"Hahaha.. Kau ini seperti orang yang lagi patah hati saja"balas Chanyeol nyengir
"Siall.. kenapa tebakan dia tepat sekali"batin Sehun
"Aniyo.. Baiklah,1 jam lagi kita ketemu di exodus club, aku juga akan mengajak Lay hyung"
"Ok.. see you later"balas Chanyeol kemudian menutup teleponnya
.
.
.
Exodus club termasuk tempat clubing yang mewah di daerah apgujeong seoul. Tempatnya yang artistik dan dentuman musik dari dj yang handal memabukkan para pengunjung yang ingin melepaskan penatnya.
"Tumben sekali kau mengajak Hyung kesini. Ada apa denganmu?"tanya Lay selidik. "Tidak apa-apa, hanya bosen di apartemen saja Hyung"jawab Sehun kemudian meneguk vodkanya. "Okay, I trust you. Karena kita sudah disini, mari kita ngedance"Lay menarik tangan Sehun.
"Hyung duluan saja, aku masih menunggu Chanyeol hyung"
"Baiklah, turunlah bila Chanyeol sudah datang"
"Okay.."jawab Sehun kemudian menegak kembali minumannya
Lay turun ke lantai dansa. Lay menari dengan gerakan bebas namun sangat memikat. Badannya yang lentur mampu meliuk-liukkan tubuhnya sesuai dengan irama sang Dj. Disebelahnya ada pria yang menari dengan gilanya. Jongin tertarik untuk menari bersama pria tersebut, kemudian dia menghampirinya.
"Hai.. Kau sendirian?"tanya Lay
"Iya, kenapa?"jawab laki-laki tersebut sekenanya
"Boleh aku menari bersamamu"tawar Lay
"Boleh asal kau memang pandai menari"jawabnya santai
Mereka menari dengan gilanya sehingga menjadi pusat perhatian di lantai dansa. Mereka tidak peduli dengan tatapan orang lain, yang mereka inginkan hanyalah menari hingga tidak bisa bergerak lagi.
.
"Whatsup dude, maaf aku telat"
"Tidak apa-apa hyung, aku juga baru sampai kok"
"Mana Lay?"tanya Chanyeol
"Dia sedang menari. Hyung tau sendiri Lay hyung gila menari"ucap Sehun terkekeh
"Iya, dia sangat pandai menari. Kau juga pandai menari, tidak seperti hyung"
"Yaaa! Hyung nih! Mungkin sebentar lagi aku akan menyusul Lay hyung. Hyung mau menari?"
"Boleh, tapi Lay ada disebelah mana"tanya Chanyeol kemudian mengedarkan pandangannnya mencari sosok Lay. "Hmm itu dia, tapi Lay hyung sedang menari dengan siapa?"Sehun mempertajam penglihatannya melihat laki-laki yang sedang menari di depan jongin. Sehun membulatkan matanya melihat sosok yang dikenalinya. Sehun buru-buru menghampiri mereka diikutin Chanyeol di belakangnya
"Jongin"ucap Sehun menahan tangan laki-laki tersebut
"Jaehyun?"ujar Chanyeol diikuti tatapan bingung dari Sehun dan Lay
"Kalian mengenal laki-laki ini?"tanya jongin
"Ya.."jawab Sehun dan Chanyeol serempak
"Kalian kenapa serempak gitu?"ujar Lay bingung
"Nanti aku jelaskan, aku ingin bicara dengannya"Sehun menarik tangan laki-laki itu keluar dari club. Chanyeol dan Lay mengikuti dari belakang. Chanyeol yang juga ingin berbicara dengan laki-laki tersebut dan Lay yang penasaran dengan hubungan mereka bertiga.
"Lepaskan, sakit tahu! Kau siapa sih? Nyeret orang seenak-enaknya"ujar laki-laki tersebut sebal. "Aku Sehun, kau tidak mengenalku?"tanya Sehun semakin bingung. "Tidak, dan sepertinya kita tidak pernah bertemu sebelumnya"jawabnya santai. "Sehun, kenapa Jaehyun kau panggil dengan nama Jongin?"Chanyeol menatap heran. "Jaehyun? Kau mengenalnya Hyung?"
"Tunggu, setelah dipikir-pikir lagi sepertinya aku pernah bertemu denganmu sebelumnya. Apakah kau tinggal di apatement 502?"tanya Chanyeol
"Apartement 502? Iya aku tinggal disana. Kenapa kau bisa tau?"
"Ternyata kau tetanggaku, pantas saja kau pergi begitu saja dari apartementku. Aku kira kau menghilang"Chanyeol tersenyum lega. "Sehun, pria ini namanya Jaehyun, dia tetanggaku. Laki-laki yang kau sebut sombong ketika di lift itu?
"Dia tetanggamu?"tanya Sehun kaget. Betapa bodohnya Sehun saat ini. Kenapa dia tidak bisa mengingat Jongin. Mungkin karena saat itu Jongin menggunakan tudung jaket yang menutupi sebagian wajahnya. Pria manis tersebut menghembus napasnya kasar "Permisi tuan-tuan, saya bukan Jaehyun maupun Jongin. Karena saya tidak ada urusan lagi dengan kalian, sebaiknya saya pergi dulu"ujarnya hendak meninggalkan Sehun namun Sehun menahan dan menyudutkannya ke dinding.
"Jangan bercanda, sebegitu tidak pentingkah pertemuan kita? Sehingga di perpustakaan maupun di club ini kau berpura-pura tidak mengenalku"ucap Sehun dengan nada serius
"Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak mengenalmu. Jangan membuatku kesal, kau tidak tau betapa berharganya waktuku sekarang"bentak laki-laki tersebut
"Jangan membuatnya takut, lepaskan tanganmu Oh Sehun"ujar Chanyeol menarik tangan Sehun.
"Kalau begitu siapa namamu?"tanya Sehun
"Namaku Lee sohyun, biasa dipanggil Cherry. Wae?"jawab Cherry
"Benar kau bukan Jongin?"tanya Sehun selidik
"Sekali lagi aku bukan Jongin. Sudahlah, aku malas berurusan dengan kalian. Aku mau masuk ke dalam lagi"ujar Cherry pergi kemudian menarik tangan Lay yang sedang menonton perdebatan mereka
"Jangan seperti, kau sungguh membuatku frustasi"ujar Sehun geram. Sehun menarik tangan Cherry sehingga terlepas dari tangan jongin. Sehun mencium Cherry, ciuman itu tertahan hingga Cherry rubuh ke lantai.
"Jaehyun-ah, Wae gurae? Gwenchana? Kenapa kau pingsan?"ujar Chanyeol panik menahan badan Cherry
"Ya! Oh Sehun! Kenapa kau menciumnya-didepanku?"bentak Chanyeol
"Kenapa tidak boleh? Aku menyukainya, mungkin selama ini aku menyangkal tapi aku tidak bisa berbohong lagi. Aku menyukai laki-laki ini. Kenapa Hyung marah? Apa Hyung juga menyukainya?"
"Hah? Aku...menyukainya"Chanyeol menatap pria di depannya
"Ish sudahlah kalian ini. Lebih baik kita bawa laki-laki ini ke apartemen atau RS. Dia bisa kedinginan jika terus berada di luar ini"ujar jongin kesal melihat tingkah mereka berdua
"Baiklah, aku akan membawanya ke apartemenku"usul Sehun
"Ke apartemenku saja, dia kan tetanggaku"cegah Chanyeol
"Tapi kan apartemenku lebih dekat dari sini"Sehun tidak mau kalah
"Kalau dia sudah sadar kan dia bisa langsung balik istirahat ke apartemennya"balas Chanyeol
"Oh my god, bisa tidak kalian tidak ribut seperti ini. Biarlah laki-laki ini ditempatkan di apartemen Chanyeol. Kalau kau khawatir, kau bisa menginap di apartemen Chanyeol. Masalah selesai"ujar Lay frustasi
"Baiklah, aku akan menginap di apartemenmu Hyung"Sehun mengalah kemudian menggotong Cherry masuk ke dalam mobilnya.
.
.
.
"Jongin aku baringkan di kamar tamu saja ya"ujar Sehun
"Jangan, di kamarku saja"
"Kenapa harus dikamarmu Hyung, di kamar tamu kan juga ada ranjang"
"Tempat tidur di kamarku lebih empuk dan selimutnya lebih tebal. Dan berhentilah memanggil namanya dengan nama Jongin. Dia itu Jaehyun"ucap Chanyeol kesal.
"Dia Jongin. Jongin sudah menjelaskan alasan ketika dia menjadi Jaehyun. Itu hanya akting"jelas Sehun
"Akting? Dia bahkan dipukulin segerombolan preman. Untung saja saat itu aku membawa mainan sirine polisi. Jaehyun jadi selamat dari preman itu"
"Dipukulin?"Sehun kaget. "Jangan-jangan pacarnya dasom yang memukuliku dulu. Sialan!"
"Bahkan luka disudut bibirnya belum benar-benar sembuh dan kau malah menciumnya"Chanyeol geram.
"Maaf.. "Sehun merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan. Sehun keluar dari kamar kemudian mengambil soda di kulkas, berharap bisa melepaskan penat yang dia rasakan. Entahlah sejak kapan kepalanya pusing.
Chanyeol meletakkan selimut hingga bahu Cherry kemudian meletakkan telunjuknya di hidung Cherry, memastikan bahwa Cherry bernapas dengan teratur.
"Dia ini pingsan atau tertidur? Kenapa irama napasnya seperti orang tertidur? Jaehyun-ah, cepatlah bangun. Aku ingin melihatmu, jangan membuatku sedih seperti ini lagi, Ne?"Chanyeol membelai rambut pria mungil itu lembut lalu beranjak meninggalkannya.
.
.
.
Kenapa dengan badanku ini? Kenapa sakit semua? laki-laki itu bangun kemudian duduk termenung di pinggir tempat tidur.
Kau sudah bangun? Sudah baikan?"Sehun senyum melihat laki-laki tersebut
"Kau siapa?" tanya laki-laki sambil mengerutkan dahinya.
"Aku? Ahh Aku Sehun. Bangapta chingu-ya"jawab Sehun nyengir berpura-pura lupa kejadian semalam.
"Mungkin dia akting lagi atau apapun itu"batin Sehun
"Ohh Sehun.. Oppa, hari apa sekarang dan jam berapa?"
"Hari ini? Hmm hari ini hari minggu, ini sudah jam 11. Kenapa Jongin?"tanya Sehun
"Jongin? Aku bukan Jongin Oppa. Aku Jihyun, Song Jihyun"jawab laki-laki tersebut dengan riang
"Jihyun?"tanya Sehun semakin bingung. Apalagi sekarang? Kenapa aku tidak bisa bertemu dengan Jongin saja?"
"Tunggu Oppa.. Tadi Oppa bilang ini hari minggu dan sudah jam 11 ya?"
"Iya, kenapa?"
"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH hari ini EXO comeback di SBS inkigayo. Aku harus pergi sekarang tapi aku belum mandi. Aduh gimana ini? AHHHHHHHH"Jihyun panik kemudian lompat-lompat di kamar
Chanyeol mendengar teriakan dari wanita yang ada di dalam kamar kemudian pergi menuju kamar tersebut
"Wae gurae Jaehyun-ssi? Kenapa panik seperti itu"tanya Chanyeol bingung
"OMG.. aku kan tadi sudah bilang. Namaku Jihyun, jangan panggil aku Jongin, Jaehyun atau apalah itu"ujar Jihyun geram
"Okay.. sekarang aku sudah tidak peduli namamu siapa. Kau kenapa panik seperti itu hmm?"kata Sehun menenangkan Jihyun
"Aku mau ke SBS inkigayo nonton EXO comeback stage Oppa. Aku sudah lama menunggu hari ini, eottokeh? Aku bisa gila kalau tidak kesana tapi siapa yang mau antar aku kesana"ucap Jihyun terisak
"Aku yang antar"jawab Sehun dan Chanyeol serentak
"Kalian mau antar aku? Tapi aku butuh 1 orang saja"
"Sama aku saja"ajak Sehun menggenggam tangan Jihyun
"Sama aku saja, aku akan menunggumu sampai acaranya selesai"ujar Chanyeol kemudian memaksa tangan Sehun untuk melepaskan genggamannya dari tangan Jihyun dan mendapatkan tatapan membunuh dari Sehun.
"Kalian ini kenapa sih? Buang-buang waktu saja, nanti aku telat. Begini saja, kalian suit, yang kalah antar aku ke SBS"
"Kenapa yang kalah? Yang menang dong"sergah Sehun
"Suka-suka aku dong, kalau tidak mau yasudah aku pergi dengan Chanyeol Oppa. Iya kan Oppa?"
"Iya, Jihyun-ah. Pergi sama Oppa saja"jawab Chanyeol tersenyum
"Andwee. Lebih baik kita main gunting batu kertas. Ok"Sehun terpaksa setuju.
"Ok, kalian harus menutup mata kalian. Aku mulai ya, Batu gunting kertas!"
"Siapa yang kalah"tanya Chanyeol
"Yang kalah adalah ... Sehun"
"Yessss..."teriak Sehun
Untuk pertama kalinya Chanyeol menyesal menang main batu gunting kertas.
.
.
.
"Mungkin sebentar lagi Exo tampil, siapa yang paling kau suka di exo?"tanya Chanyeol penasaran. "Yang Jihyun suka? Hmm Jihyun sangat menyukai chen Oppa"ucap Jihyun tersenyum memamerkan mata bulan sabitnya "Oppa? Kenapa dia sering sekali menjadi perempuan, bikin gemas saja"Sehun tersenyum melihat Jihyun yang sekarang ada didekatnya. "Kenapa kau menyukai chen? Bahkan wajahnya sering dibilang kotak kardus"ujarnya menutupi rasa cemburunya melihat pria yang disukainya mengidolakan pria lain. "Apa? Kotak kardus? Kau mau mati hah? Kau bahkan tidak lebih baik dari chen Oppa? Kau hanya menang tinggi dan putih, kau sama sekali bukan tipeku"Jihyun melipat tangannya kesal. Pengakuan Jihyun menyakitkan hati Sehun namun Sehun tidak bisa berbuat apapun. Setidaknya dia sekarang masih diperbolehkan duduk disampingnya.
"Ahh itu chen Oppa! Oppaaaaa saranghaeeeeee"teriak Jihyun sambil membuat sign heart dengan tangannya. Sehun yang mendengar Jihyun meneriakkan nama pria lain hanya bisa menutup telinganya. "Sabarlah, penderitaanku sebentar lagi akan berakhir".
.
.
.
"Kau berteriak begitu kerasnya, kau tidak capek?"tanya Sehun melihat Jihyun yang terus menguap. "Aku sangat lelah. Kenapa aku merasa ngantuk sekali? Aku tidak mau tidur. Aku tidak mau"ucap Jihyun menahan matanya yang ingin menutup. Sehun bingung dengan ucapan Jihyun. "Apa salahnya jika dia tidur, aku kan bisa mengantarnya pulang ke apartement"
Sehun memerhatikan Jihyun namun wajah tenang yang didapatnya. Jihyun sudah jatuh tertidur ke dalam mimpi dan Sehun sedikit berharap Jihyun bisa memimpikannya.
.
.
.
"Jihyun-ah bangun, kita sudah sampai"Sehun mengusap-usap pipi lembut. Pria tersebut menggeliat membalas perlakuan Sehun kemudian membuka perlahan-lahan matanya.
"Hmmm.. Sehun? Kenapa aku ada di mobil?"tanya Jongin lemas
"Jongin? Benar ini Jongin? Akhirnya"Sehun tanpa sadar memeluk Jongin erat
"Kau kenapa? Heii lepasin, dadaku sesak"ujar Jongin, takut semburat merah muncul kembali di pipinya.
Chanyeol melepaskan pelukannya lalu mengacak rambut Jongin kasar "Aku merindukanmu"ucapnya tanpa melepas tatapan dari mata Jongin.
Blussshh..
Ada getaran halus masuk ke dalam hati Jongin. Jongin mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menetralkan jantungnya yang seperti ingin meledak. "Hmm.. aku masuk dulu ya, aku sangat ngantuk sekali"Jongin beralasan.
"Baiklah.."Sehun keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil Jongin. Jongin keluar dengan kikuk lalu mereka berjalan beriringan menuju pintu lift.
Sesampainya di depan pintu apartement Jongin
"Terima kasih telah mengantarku. Hati-hati di jalan"ucap Jongin kemudian menekan kata sandinya.
"Tunggu jongin-ah, hmm boleh aku mengajakmu keluar? Sudah lama aku tidak pergi ke pantai dan aku sangat ingin pergi bersamamu"Sehun memohon.
"Pantai? Kenapa Sehun mengajak aku kesana? Aku harus menjawab apa? Aku tidak pernah ke pantai dengan siapapun"Jongin menimbang-nimbang ajakan Sehun, bukan karena dia tidak suka pergi dengan Sehun tapi ini hal yang baru bagi Jongin.
"Baiklah, akhir pekan jemput aku jam 10. Yasudah aku masuk dulu ya"jawab Jongin disambut wajah gembira dari Sehun.
"Besok tanggal berapa ya? Ahh 10 mei, so 10 mei menjadi hari dimana aku kencan untuk pertama kalinya. Dan aku pergi dengan Sehun. Senangnya"Jongin tidak bisa menahan semburat yang muncul kembali dipipinya.
.
.
.
Dimana aku? Kenapa tempatnya sunyi sekali? Ahh ini perpustakaan. Aigoo lihatlah baju ini, sangat tidak fashionable, dasar si kutu buku itu"dumel Jaehyun dalam hati.
Laki-laki tersebut keluar dari perpustakaan meninggalkan buku-buku tebalnya. Dia berniat pergi ke butik, mengganti pakaian yang menurutnya sangat menyakitkan matanya. Dan di tengah koridor..
"Chanyeol? Kenapa kau disini?"tanyanya
"Oh ini yang telah diceritakan Sehun. Jaehyun yang menjadi kutu buku yang bernama Youngmin. Tumben sekali Youngmin menyapaku. Bukannya Sehun dicuekin oleh Youngmin?". "Ahh aku tadi masuk kuliah sore. Youngmin, kau sudah mau pulang?"balas Chanyeol
"Youngmin? Hahaha.. Aku Jaehyun, ahh benar-benar ini baju.
"Mwo? Jaehyun? Benarkah"Chanyeol menatap lekat pria didepannya.
Greeeeepp
"Ya! Park Chanyeol! Kau mencekikku"Jaehyun mencoba melepaskan tubuhnya dari dekapan Chanyeol. "Tunggulah sebentar lagi, aku sangat merindukanmu"Chanyeol menutup matanya, mencoba menghirup wangi tubuh Jaehyun. "Tapi ini di kampus, nanti kalau ada yang liat bagaimana?"ujarnya namun tidak lagi berusaha melepaskan pelukan tersebut. "Biar saja, biar mereka tidak mengejar-ngejarku lagi"Chanyeol mulai membuka matanya.
Jaehyun tersenyum "Aku haus Chanyeol-ah"
"Kau haus? Mau minum jus pisang. Aku sangat suka jus pisang"ajak Chanyeol lalu melepaskan pelukan posesifnya. "Jus pisang? Seharusnya pria minum kopi atau bir. Kenapa minum jus pisang?"tanya Jaehyun tidak habis pikir pria tinggi di depannya doyan minuman seperti itu.
"Ayolah, jus pisang itu enak, kau orang pertama yang aku ajak kesana"Chanyeol menarik Jaehyun.
"Tapi aku berpakaian seperti ini"
Chanyeol menatap tubuh Jaehyun dari atas sampai ke bawah. Ini benar-benar bukan stylenya Jaehyun.
"Baiklah, bagaimana kalau kita ke butik terlebih dahulu. Call?"
"Call.."teriak Jaehyun semangat
.
.
.
Cafe Bubblesmith
"Aku tidak tahu jus pisang bisa seenak ini. Aku kira minumannya sangat manis"ucap Jaehyun kemudian menyeruput kembali jus pisangnya.
"Tuh kan, percaya saja padaku. Aku tidak akan melalukan sesuatu yang tidak kau sukai"balas Chanyeol tersenyum. Chanyeol tidak bisa menahan rasa senangnya bisa pergi ke cafe favoritnya dengan Jaehyun. Chanyeol juga ingin membawa Jaehyun ke tempat yang dia sukai dan berbagi memori manis disana.
"Aku boleh bertanya sesuatu?"
"Boleh, tanya saja. Tapi aku tidak punya hal yang spesial untuk kau tanyakan"
"Kenapa tadi kau bergaya seperti youngmin. Sehun juga memberitahuku kalau youngmin bilang bahwa dia tidak punya saudara kembar. Pria bernama Cherry yang memiliki wajah sama sepertimu juga tidak mengenalku. Apakah kau mengenal mereka? Aku benar-benar penasaran"tanya Chanyeol berharap mendapat jawaban dari kebingungannya.
"Ahh itu.. Bisa tidak kau menanyakan hal yang lain? Aku belum bisa menjawab pertanyaan itu"jawab Jaehyun. Jaehyun memalingkan wajahnya, tidak bisa menatap bola mata pria didepannya.
"Wae? Jujur saja, ini membuatku frustasi. Tolong jawab aku Jaehyun-ah. Jebaalll"
"Mian.. Hmm kalau tidak ada pertanyaan lain, aku mau pergi ke suatu tempat"
"Jangan pergi.. Pertanyaan? Tunggu, aku ingin menanyakan sutau hal padamu. Apakah aku bisa mendapatkan nomor hpmu? Hmm maksudku, aku ingin bertemu denganmu lagi tapi aku tak bisa menghubungimu dan aku tidak tahu mencarimu kemana. Kali ini, jangan menolak permintaanku?
"Aku tidak bisa memberimu nomor hpku tapi aku tau kau akan berada dimana. Aku tahu tempat tinggalmu. Aku akan mendatangimu jadi kau tidak perlu khawatir. Araseo?"ucap Jaehyun. Jaehyun memcium sekilas pipi Chanyeol kemudian berlari ke pintu keluar. Ciuman kilat tersebut membuat seseorang membeku di tempat.
"Mwo? Jaehyun menciumku? Seharusnya aku yang menciumnya"Chanyeol berlari keluar cafe, berharap dia Jaehyun belum pergi terlalu jauh. Chanyeol melihat ke kanan dan kiri namun dia tidak melihat adanya keberadaan Jaehyun. "Ahh cepet sekali Jaehyun larinya"Chanyeol menarik napasnya panjang kemudian duduk dibangku terdekat. "Walau kau tau alamatku, aku harus menunggu berapa lama hingga bertemu denganmu lagi"Chanyeol mengusap wajahnya kasar.
Di seberang jalan
"Maafkan aku Chanyeol, aku juga tidak mau seperti ini tapi aku punya pilihan lain. Maafkan aku"
.
.
.
"Yoboseyo.."ucap Sehun mengangkat telepon dengan nomor yang tidak dikenal
"Hi dude, what's up man. Sekarang aku lagi di korea. Kau dimana?"ujar pria disebrang telepon
"Wait, ini siapa? Jangan-jangan Kris hyung?"
"Yes, sialan. Bisa-bisanya kau melupakanku. Apa yang sedang kau lakukan? Temani aku ke suatu tempat yuk. Mana Chanyeol?"tanya Kris
"Chanyeol hyung mungkin ada di apartemennya, kita mau kemana?"
"Percaya saja denganku, kau pasti suka. Smsin alamatmu, aku akan menjemput"tutup Kris dengan smirk terpampang di wajah tampannya.
"Dasar tiang listrik, selalu melakukan sesuka hatinya. Sebaiknya aku telepon Chanyeol hyung"Sehun mendial nomor Chanyeol.
"Yoboseyo. Ada apa?"tanya Chanyeol
"Kris hyung datang. Dia minta kita temenin ke suatu tempat. Aku sendiri tidak tahu jadi kau siap-siap saja. Kami akan menjemputmu hyung. Araseo?"ucap Sehun panjang lebar
"Araseo.."tutup Chanyeol dengan lemas. Sebenarnya Chanyeol lagi malas bertemu dengan Sehun karena masalah Jaehyun. Sehun telah menjelaskan bahwa dia menyukai Jongin. Chanyeol sendiri belum pernah bertemu dengan Jongin sehingga dia tidak bisa percaya penuh kepada Chanyeol. Jaehyun juga enggan menjelaskan antara hubungan dia dengan Jongin. Walaupun seperti itu, Chanyeol tidak bisa menolak Sehun. Chanyeol telah mengenal Sehun semenjak SMP. Mereka berdua terlibat perkelahian karena Chanyeol yang tidak suka melihat anak baru nakal seperti Sehun. Namun beberapa waktu kemudian mereka berteman dan pertemanan itu terjalin hingga sekarang. Dia sangat menyukai dan menyayangi Sehun. Chanyeol sudah menganggap Sehun sebagai dongsaeng kandungnya sendiri, namun dia tidak bisa memungkiri bahwa dia mempunyai perasaan lebih ke Jaehyun. Perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
.
.
.
"Hyung, ini tempat apa?"Sehun dan Chanyeol terlihat takut. Di depan mereka ada makanan-makanan enak dan minuman-minuman keras mulai dari bir hingga vodka. Namun bukan itu yang membuat mereka ketakutan. Di depan terdapat layar yang besar dilengkapi dengan set karaoke. Sehun dan Chanyeol memang nakal tapi mereka tidak pernah ke tempat seperti ini sebelumnya.
"Sudahlah, temani aku disini malam ini saja. Aku ingin menghilangkan penat"
"Penat? Tapi kenapa hyung tiba-tiba ke Korea? Hyung meninggalkan tao pacar hyung di Kanada?"Sehun takjub dengan Kris yang berada di korea. Sepengetahuan Sehun, Kris hyung sangat memanjakan tao. Kris hyung pun tidak pernah meninggalkan tao untuk sehari pun. Kris hyung selalu membawa tao apabila Kris harus pergi ke luar kota karena urusan pekerjaannya.
"Tao pergi ke LA, aku bertengkar dengannya. Sudahlah jangan dibahas lagi"Kris mengurut keningnya.
Tiba-tiba pintu terbuka
"Selamat malam tuan Kris, saya membawa pria pesanan anda. Ada pria baru sesuai dengan kriteria yang anda inginkan"Kris mengangguk-angguk dibalas dengan tatapan horor Sehun dan Chanyeol.
"Baiklah silahkan masuk anak-anak"Tiga pria memasuki ke dalam ruangan. Seorang pria menarik perhatian dari 3 pria di dalam. Pria tersebut bertubuh berisi dan berparas sangat manis. Sehun dan Chanyeol saling berpandangan seperti mengirim sinyal-sinyal diantara mata mereka.
Pria manis tersebut duduk di samping Kris karena dia telah di booking semalaman oleh Kris. Pria tersebut menggelayut manja di tubuh Kris kemudian menuangkan vodka dan diberikan kepada Kris. Tindakan pria tersebut menyulut amarah Sehun dan Chanyeol.
"Jongin hentikan! Aku tidak bisa melihatmu seperti ini."Sehun berdiri kemudian menarik tangan Jongin.
"Yaa! Hentikan! Jangan berbuat kasar dengan pria manis ini"Kris menahan tangan Sehun.
"Kalian berdua pergilah, kau duduk disini"Chanyeol mengusir dua pria panggilan kemudian menyuruh Jaehyun-menurut Chanyeol duduk.
"Sebenarnya mau kalian apa? Kalian ingin aku menservice kalian bertiga seorang diri? Heiii, kalian harus bayar dengan tarif yang mahal bila ingin seperti itu"pria manis itu mengerlingkan matanya nakal.
Sehun meneguk air liurnya kasar. Baru pertama kalinya dia melihat Jongin sangat menggoda seperti ini. Namun hal ini bukanlah yang Sehun mau. Sehun hanya mau Jongin menggoda dia tanpa ada orang lain. Disisi lain, Chanyeol tak jauh berbeda dengan Sehun. Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya, takut ada sesuatu bangkit di balik celananya.
"Ini tidak benar, aku harus membawamu ke kamar"Sehun menarik tangan Jongin keluar ruangan.
"Yaaaa! Apa yang mau kau lakukan?! Lepaskan Jaehyun"teriak Chanyeol
Pria manis tersebut pusing melihat pria di depannya ini bertengkar. "Kau kenapa sayang? Kenapa ingin buru-buru ke kamar? Tapi maaf. Saya tidak bisa menservice anda di dalam kamar". Ucapan pria manis tersebut membuat tiga pria tinggi di depannya melongo
"Aku akan membayarmu mahal, pokoknya sekarang kau harus ke kamar"ucap Sehun tegas. Sehun yang melihat wajah tidak senang dari Chanyeol, kemudian membisikkan sesuatu kepada Chanyeol. "Aku tidak akan melakukan apapun kepadanya, aku hanya akan menguncinya. Aku takut dia akan di booking orang lain atau dilahap oleh Kris hyung, jadi aku hanya mengamankannya. Hyung mengerti maksudku kan?".Chanyeol menatap takjub pria di depannya, dia tidak tahu bahwa Sehun kadang-kadang bisa sepintar itu. "Kau benar. Ayo kita bawa dia"Chanyeol membantu Sehun membawa pria manis itu ke dalam kamar. Kris yang ditinggal sendirian hanya bisa menghela napasnya kasar, Kris merasa dia melakukan kesalahan. Rencananya bersenang-senang dengan pria lain malah gagal. Mungkin ini takdir agar Kris tidak melampiaskan amarahnya kepada pria lain. Tiba-tiba Kris merindukan Baby tao. Kris terlalu biasa mengurus semua keperluan tao. Jauh dari tao sama saja dengan dia tidak bisa melakukan apapun. Terkadang cinta memang sesakit ini.
.
.
.
"Kami sudah membookingmu sampai besok pagi jadi kau harus tinggal disini. Oh iya, Siapa namamu?"Sehun berharap pria tersebut bukan Jongin.
"Namaku Cha Hyunwoo, biasa dipanggil Hani. Aku tidak mau tinggal di kamar hotel ini, masih banyak pelanggan yang menunggu. Apa kalian tahu?"Hani menatap tajam Sehun dan Chanyeol.
"Bos mu sudah mengijinkan kami membawa ke kamar hotel, jadi kau jangan bertindak macam-macam. Arasseo?"Sehun memperingatkan Hani. "Dasar pria-pria menyebalkan, aku sama sekali tidak mau melayani kalian. Bawa teman pria kalian yang kesini, aku mau tinggal di kamar hotel ini asal di temani dia. Jeballl~"Hani merengek, dia tidak boleh melepaskan kesempatan ini. "Tidak boleh! Sangat tidak boleh. Ayo hyung kita keluar"Sehun dan Chanyeol keluar dari kamar kemudian mereka mendengar umpatan-umpatan yang keluar dari suara dalam kamar.
"Ya! Dasar pria sialan! Kenapa kalian mengurungku disini? Kalian tahu ini waktu berharga untukku. Aku tidak bisa menggoda pria setiap hari, jadi buka pinta ini! Jebaaalll!"Hani menggedo-gedor pintu berharap pintu tersebut terbuka. "Diamlah, dan beristirahatlah di dalam. Kami akan pergi"teriak Chanyeol. Sehun dan Chanyeol beranjak keluar dari tempat mengerikan-menurut mereka.
"Hyung, ayo kita minum bir dan makan ayam goreng di tempat sebelah. Kepalaku rasanya mau meledak"
"Baiklah, aku juga merasa panas"Chanyeol mengibas-ngibas kaosnya berpura-pura kepanasan, menutupi panas dihatinya.
.
.
.
"Jangan banyak minum bir hyung, kita masih harus mengecek Hani"ucap Sehun melihat keadaan Chanyeol yang berantakan.
"Hun.. aku tidak tau kenapa Hani sangat mirip dengan Jaehyun dan youngmin"balas Chanyeol kemudian meneguk sisa bir. Aku berusaha bertemu dengan Jaehyun, tapi dia tidak ada di apatemennya. Aku tidak tau mencari Jaehyun kemana. Kenapa dia berbuat seperti ini kepadaku?"ujar Chanyeol frustasi.
"Hei, pria sejati tidak menangis. Hapus air matamu Hyung"Sehun memberikan tissue kepada Chanyeol. "Bukan hanya kau yang frustasi, aku pun juga. Aku juga tidak bisa sering bertemu dengan Jongin. Aku hanya berharap janji pergi ke pantai itu tidak hanya sebuah khayalanku. Aku berharap Jongin benar-benar ada". "Hyung, aku akan mengecek Hani, kau disini saja ya? Awuhh kau sangat mabuk Hyung"Sehun beranjak pergi ke kamar hotel, takut bila Hani kabur dan menghilang.
.
.
.
"Hikss.. Eommaaaa.. Hikssss"
"Mwo? Apakah Hani menangis?"Sehun masuk ke dalam kamar dan mencari asal suara. "Hani-ssi, kenapa menangis? Kau marah sama kami? Mianhe"Sehun mendekati Hani dan mengusap-ngusap punggungnya.
"Sehun Oppa? Baby takut"isak Baby
"Baby? Kenapa Baby ada disini? Jelas-jelas dia Hani"Sehun merasa semakin pusing.
"Baby, kenapa Baby menangis? Tenang ya, ada Sehun Oppa disini"Chanyeol memeluk Baby.
"Iya Oppa, Baby sangat takut karena Baby sendirian di kamar ini. Oppa, Baby tidak mau disini"bujuk Baby dengan muka malaikat
"Baiklah mari kita pulang ke rumah, tapi Baby jangan menangis lagi ya"
"Araseo.. Oppa gendong, ne?"ucap Baby mengerjap-ngerjapkan matanya imut
"Gendong? Lagi? Baiklah, Baby naik ke punggung Oppa ya"Sehun menggendong Baby sambil tersenyum. "Sebenarnya aku ingin menggendong Jongin, tapi Baby juga tidak apa-apa"
.
.
.
"Baby, bangunlah. Kita sudah sampai"Sehun mengelus lembut pipi Baby. "Pipinya lembut seperti pipi Jongin". Chanyeol berusaha membangunkan Baby namun tidak ada tanggapan darinya, kemudian Chanyeol mengangkat Baby dan memutuskan untuk menggendong hingga ke dalam apartementnya. "Untung saja aku melihat Jongin memencet sandi rumahnya. 1234. Dia ceroboh sekali. Kenapa memasang sandi semudah itu"Sehun meletakkan Baby di tempat tidur utama, lalu melepaskan sepatu Baby. Sehun menarik selimut hingga bahu Baby kemudian mengecup singkat pipi Baby. "Mian.. kau terlalu imut".Sehun meninggalkan Baby kemudian pergi menjemput Chanyeol.
.
.
.
"Hmmm ngantuknya, jam berapa ini? Nngghh masih jam 7, hari ini ada jadwal apa ya?"Jongin mengecek jadwal di hpnya. Jongin selalu menandai hal-hal penting di hpnya. Jongin sudah melakukan itu selama bertahun-tahun, semenjak kehidupannya berantakan. "Jam 9, Youngmin ujian farmakoterapi kardiovaskular. Oh ternyata hanya ujian" Jongin melanjutkan tidur indahnya. "Sebentar? Ujian? Ujiaaaaaaaaaaan? Gimana ini? Kenapa disaat seperti ini Youngmin tidak muncul? Aku bahkan hanya masuk dua kali. Ujian apa tadi? Kardiovaskular? Jantung? Ahhh eotokeeeeeeh?"Jongin berlari-lari tidak jelas di tempat tidurnya. "Heuung.. Matilah aku"
.
.
.
"Baiklah.. Silahkan duduk di tempat masing-masing, saya akan membagikan soal dan lembar jawaban. Kalian kerjakan dengan hikmat dan jangan membuat keributan"ucap dosen Lee tegas.
Jongin yang pada dasarnya tidak terlalu pintar terlihat gugup melihat soal-soal di depannya. Jongin bersyukur ketika ujian akhir SMA youngmin menggantikannya, Jongin juga bingung kenapa yougmin begitu pintar padahal dia tidak banyak punya waktu untuk belajar. "Hmmm aku harus mencobanya. Youngmin bisa marah besar kalau nilainya tidak bagus. Untung saja soalnya pilihan ganda, setidaknya tidak ada jawaban yang kosong hihi. Baiklah mari kita mulai dengan soal yang pertama"Jongin berusaha konsentrasi. "Obat antihipertensi yang digunakan untuk hipertensi preeklamsia pada ibu hamil adalah a. Captopril b. Valsartan c. Metildopa d. Propnolol e. Hidralazin. Mwoya ige? Aku baru pertama kali mendengar nama-nama obat ini? Preeklamsia? Ibu hamil? Aku bahkan tidak bisa hamil, mana aku tahu"Jongin menyerah dari soal pertama dan melanjutkan ke soal berikutnya.
Jongin membaca setiap pertanyaan dengan teliti hingga ke pertanyaan akhir. "Matilah aku.. Tidak ada satu pun soal yang bisa aku jawab. Ahh Youngmin pasti langsung depresi bila nilainya hancur karena aku. Eottokeeeeh"Jongin menghembuskan napasnya kasar kemudian lanjut berusaha menatap soal kembali. "Bodoh sekali aku hari ini, bahkan aku tidak memakai kemeja. Setidaknya aku bisa menjawabnya dengan menghitung kancing, apa yang harus aku lakukan Sehun-ah"Jongin menutup matanya. "Ehh, kenapa aku menyebut Sehun? Ah mungkin karena besok aku akan pergi ke pantai dengan dia"Jongin tersenyum tidak jelas dan dibalas dengan tatapan tajam dari dosennya. "Kenapa aku tidak menjawab A saja semuanya. Pasti ada soal yang benar. Sepertinya itu lebih mudah. Aduh aku tidak tahu kalau aku bisa sepintar ini"Jongin mulai menyilang lembar jawabannya yang kosong.
.
.
.
"Wah indahnya.. Terima kasih Sehun-ah"ucap Jongin berbinar
"Apapun untukmu princesss"jawab Sehun tersenyum
"Yaa! Berhenti memanggilku princess, aku laki-laki"ujar Jongin cemberut
"Heii jangan mengerucutkan bibir seperti itu. Bibirmu sangat sexy. Lebih sexy dari Miranda Kerr"Sehun mencubit bibir manyun Jongin kemudian dibalas pukulan dari Jongin.
"Wah.. sepertinya aku sedang pergi dengan seorang playboy. Ucapanmu sungguh mematikan"
"Playboy? Bahkan aku belum pernah pacaran"jawab Chanyeol santai
"Kau belum pernah punya cinta pertama? Aku tidak percaya, maksudku bagaimana pria setampanmu tidak punya pacar? Aku yakin banyak wanita yang menyukaimu"
"Jadi menurutmu aku tampan, terima kasih"
"Ya! Maksudku.. dasar! Kau menyebalkan"Jongin memukul Sehun kembali
"Hei hentikan memukuliku, itu tidak sakit sama sekali. Aku hanya merasa geli"
"Ya! Kau jahat sekali"Jongin memalingkan wajahnya ke arah lain
"Aigoo imutnya, bagaimana aku tidak jatuh cinta kepadamu"Sehun mengangkat tangannya kemudian mengambil helaian rambut Jongin yang berterbangan diterpa angin dan mengalungkannya di telinga Jongin.
"Sehun-ah..."ujar Jongin.
"Rambutmu berterbangan menutupi wajah manismu, aku jadi susah melihatnya"Sehun menatap lekat mata Jongin.
Jongin kaget dengan apa yang dilakukan Sehun. Menurut Jongin, hal tersebut terlalu manis."Apa Sehun menyukaiku? Tidak mungkin, dia tidak terlihat seperti gay"Jongin menatap Sehun dari atas hingga ke bawah.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa aku terlalu tampan?"Sehun tersenyum lebar
"Dasar narsis. Rasakan ini!"Jongin menyiprakan air ke wajah Sehun kemudian berlari sebelum Sehun membalasnya.
"Ya! Berhenti disitu! Berhenti atau aku akan menangkapmu dan tidak memberimu ampun. Ya! Jonginnieeee! Berhenti!"Sehun berlari sekuat tenaga mengerjar Jongin. Sehun tidak tahu Jongin selincah itu, untung saja dia memiliki kaki yang panjang.
"Ya! Albino! Tangkap aku kalau bisa hahaha"
Siang hari itu mereka habiskan dengan saling menyipratkan air.
.
.
.
"Jongin, apa kau masih kedinginan?"tanya Sehun kemudian memberi selimut kepada Jongin.
"Wah.. Kenapa di mobilmu ada selimut? Masih agak dingin sih, tapi aku bisa menahannya"
"Maafkan aku jongin. Aku membuat pakaianmu basah"Sehun merasa bersalah karena terlalu bersemangat menyipratkan air kepada Jongin.
"Wae gurae? Aku baik-baik saja dan aku tidak akan sakit. Jangan berwajah seperti itu lagi"ucap Jongin tersenyum manis.
Greeepp
"Mwoya? Sehun memelukku? Detak jantung apa ini? Kenapa debarannya seperti ini?"Jongin terdiam, tidak tahu harus menanggapi pelukan Sehun dengan tindakan apa. Sehun memeluk Jongin dari belakang, membiarkan Jongin dalam kukungannya. Sehun ingin berbagi kehangatan kepada Jongin. Sehun tidak ingin Jongin sakit karenanya. Sehun tidak mau orang yang dicintainya menderita karenanya.
Sehun menarik napasnya panjang. "Jongin-ah, Sebenarnya aku menyukaimu.. Ani, aku mencintaimu. Maukah kau menjadi pacarku? Mungkin ini terlalu cepat tapi aku benar-benar mencintaimu"
"Pacar? Sehun mencintaiku? Ini bukan mimpi kan? Kalau ini mimpi. Aku mohon jangan bangunkan aku. Aku tidak bisa berbohong kalau aku tidak tertarik kepadanya. Namun aku tidak bisa menerima perasaannya. Aku tidak pantas untuk dicintai Sehun. Aku tidak pantas untuk dicintai siapapun"Jongin menutup matanya, menahan rasa sakit di ulu hatinya. "Maaf Sehun-ah, aku tidak bisa"ucap Jongin tertahan.
"Wae? Apa aku telah melakukan sesuatu yang tidak kau suka? Apa kau menyukai perempuan? Apa kau tidak suka pria sepertiku? Atau kau menyukai orang lain?"Sehun tidak bisa menerima tolakan Jongin.
"Bukan.. Maksudku, siapapun akan bahagia menjadi pacarmu. Kau sangat baik dan perhatian. Wajahmu tampan dan kau juga tinggi. Tidak ada yang salah denganmu. Justru aku yang salah. Aku terlalu banyak kekurangan untuk jadi pacarmu, aku tidak pantas untuk kau cintai. Aku harap kau mengerti"ucap Jongin mencoba memberi penjelasan.
"Bagian mana yang tidak pantas? Kau periang dan sangat manis, semua orang pasti menyukaimu"Sehun tidak mengerti alasan Jongin.
"Tidak ada yang menyukaiku, aku lebih sering dibilang aneh daripada dipuji seperti itu"balas Jongin
"Aneh. Apa karena kau berubah menjadi Jaehyun, Cherry, Baby, Jihyun, Youngmin dan Hani?"tanya Sehun
"Kau sudah melihat mereka? Semuanya? Bagaimana bisa?"Jongin tidak tahu Sehun telah melihat kepribadiannya yang lain karena mereka tidak saling berbagi memori.
"Aku sudah melihat semuanya dan aku tidak peduli. Kalau kau menolakku karena alasan ini, aku tidak bisa terima. Aku hanya terima kau menolakku karena kau tidak menyukaiku. Hanya itu"ucap Sehun tegas.
"Kenapa kau tidak menganggapku aneh?"tanya Jongin. Jongin dengan tindakan Sehun. Kenapa Sehun tidak menjauhinya? Seperti yang dilakukan semua orang terhadapnya.
"Kenapa aku harus mengganggapmu seperti itu? Aku justru ingin melindungimu, berbagi rasa sakitmu"Sehun menggenggam tangan Jongin.
"Sehun-ah..."
"Dengarkan aku jongin. Kau bisa menceritakan seluruh kehidupanmu kepadaku. Aku tidak akan menjauhi maupun meninggalkanmu. Aku akan selalu disampingmu dan menjagamu. Aku berjanji kepadamu, kau percaya padaku kan?"Sehun memeluk Jongin. Tidak ada tanggapan dari Jongin sehingga membuat Sehun mengeratkan pelukannya. Sebuah anggukan terasa di dada Sehun. Sehun mencium pucuk kepala pria imut didepannya. "Gomawo jonginniee. Aku akan selalu menepati janjiku"Sehun belum pernah merasa sesenang ini sebelumnya. Mereka terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Merenung momen-momen indah yang baru saja terjadi. Sehun yang sejak SMA mengetahui bahwa dia tidak tertarik dengan perempuan, namun dia tidak juga menemukan pria yang bisa dia cintai. Jongin yang datang tiba-tiba dalam kehidupannya, mampu mewarnai hidup Sehun yang datar. Sehun tidak tahu kenapa dia menyukai Jongin. Mungkin karena Jongin yang periang, imut dan ada rahasia dalam hidupnya tapi Sehun tidak peduli. Menurutnya Jongin adalah Jongin. Dia tidak akan merasakan debaran itu jika itu bukan Jongin. Itu bukan kagum, karena debaran seperti itu tidak akan terjadi bila kau mengagumi seseorang. Itu juga bukan rasa penasaran, karena jika kau hanya penasaran maka kau tidak akan memiliki keinginan untuk menjaganya. Jadi Sehun berkesimpulan bahwa dia jatuh cinta, karena disetiap detiknya hanya Jongin yang ada diingatannya.
Sehun melihat bahu Jongin terguncang. "Jongin, kau menangis? Kenapa? Apa ada ucapanku yang menyakiti hatimu?"Sehun berpindah duduk disamping Jongin kemudian menghapus airmata di pipi Jongin.
"Ani Sehun-ah.. hikss.. Aku bahagia. A..a..aku tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Hikss.. Bahkan mungkin keluargaku tidak mencintaiku.. hikss"Jongin menahan airmata namun airmatanya tidak kunjung berhenti.
"Heii kau tidak boleh ngomong seperti itu. Keluargamu pasti mencintaimu. Kau pantas dicintai, jadi jangan merendahkan diri lagi. Aku tidak suka kau berpikiran seperti itu. Araseo?!"
"Nee.. Gomawo Sehun-ah. Aku tidak perlu pindah lagi karena kau"
"Pindah? Kenapa?"
"Karena aku tidak normal"
"Jongin, karena aku sudah menjadi pacarmu. Kau bisa menjelaskan hal ini kepadaku. Jangan pernah memendam luka sendirian lagi. Ok?!"ucap Sehun dibalas dengan anggukan dari Jongin.
"Hmm jadi semenjak kapan kau berubah dan kenapa bisa berubah seperti itu?"tanya Sehun kemudian menggenggam erat tangan pria disampingnya.
"Aku seperi ini mulai SMP. Kata Eomma aku mengalami kecelakan saat pulang sekolah. Aku ditabrak sebuah mobil saat menyebrang jalan. Aku koma akibat kecelakaan itu dan aku bangun 149 hari kemudian. Aku mulai berubah aneh setelah beberapa hari aku bangun dari koma. Aku telah berobat ke dokter. Dokter mendiagnosa aku mengidap DID. DID adalah Dissociative Identity Disorder, atau kau biasa mendengarnya penyakit berkepribadian ganda. Jaehyun adalah karakter yang pertama muncul dalam diriku. Kemudian muncul Baby, Youngmin, Cherry, Jihyun, dan Hani. Biasanya mereka muncul saat aku tertidur karena kelelahan atau karena stress. Karena tidak ingin mereka muncul, aku pernah tidak tidur berhari-hari. Keluargaku yang mengetahui keadaanku tidak pernah memperkenalkanku sebagai anak kepada mitra kerja perusahaan keluarga. Mungkin mereka takut saham mereka akan anjlok karena memiliki anak seperti aku. Aku tidak pernah dekat dengan siapapun. Kau adalah satu-satunya orang yang dekat denganku. Maaf sebelumnya telah membohongimu, aku tidak bermaksud seperti itu"Jongin menyandarkan kepalanya ke bahu bidang Sehun.
"Gwaenchana, jangan merasa bersalah apapun. Jadi setiap kau bangun tidur, karakter-karakter itu muncul?"
"Ani, itu semua tergantung keadaan dan emosiku. Jaehyun akan muncul bila aku merasa terpuruk atau tertekan. Baby muncul saat aku merindukan keluargaku. Cherry biasanya muncul apabila aku depresi ringan. Kalau Jihyun, aku tidak tahu sebabnya dan Hani apabila aku merasa sendirian. Menurut pengamatanku seperti itu. Walaupun dalam ragaku terdapat beberapa jiwa namun kami tidak berbagi memori. Makanya saat aku terbangun di kamarmu aku tidak tahu siapa yang muncul. Mianhe.. selama ini sudah membuatmu bingung"ucap Jongin kikuk.
"Benarkah? Sepertinya aku harus benar-benar menjagamu. Karena aku telah berjanji kepadamu, sepertinya aku harus pindah ke apartemenmu?"Senyum Sehun berubah menjadi smirk.
"Wae? Aku tidak pernah tinggal berdua dengan orang lain"protes Jongin.
"Heii aku ini pacarmu.. Setidaknya aku akan memastikan karakter yang muncul tidak akan membuatmu susah ataupun malu. Otte?"bujuk Sehun.
"Hmm bagaimana ya? Yasudah kalau kau memaksa"
"Hahaha dasar. Bilang saja kau mau"
"Ani! Dasar pervert! Ya! Kenapa waktu itu kau memelukku? Asal kau tau, aku sangat kaget"Pipi Jongin mulai memerah kembali.
"Peluk? Ahh yang itu. Baby memintaku memeluknya dan aku tidak bisa menolak permintaanya. Setidaknya aku sekarang adalah pacarmu, jadi kau tidak akan merasa rugi hahaha"
"Dasar! Sepertinya kau harus periksa ke dokter spesialis kejiwaan. Mungkin ada bagian dari kepalamu yang salah. Kau sangat narsis dan terkadang terlihat konyol"
"Auuu ucapanmu sangat menyakitkan sayang, tapi aku akan menerimanya sebagai pujian"
"Hahaha dasar! Aku tidak bisa berbicara apapun lagi"
"Tertawalah seperti itu, kau semakin manis bila kau tersenyum dan tertawa. Sangat imut. Menggemaskan"Sehun mencubit lembut pipi Jongin. Sehun merasa beruntung karena dia telah mendapatkan Jongin, pria yang dicintainya. Tidak ada lagi yang lebih bahagia daripada saat kau mengetahui orang yang kau cintai membalas perasaanmu. Namun, masih ada kekhawatiran dalam diri Sehun. Sehun tahu kalau Chanyeol hyung menyukai Jaehyun. Sedangkan Jongin sekarang adalah pacarnya. Sehun tidak suka Jongin dekat dengan pria lain. Sehun baru menyadari bahwa dia bisa cemburu seperti ini.
"Hmm jongin, apa kau tahu kalau Chanyeol hyung menyukai Jaehyun? Dan sepertinya Jaehyun juga merasakan hal yang sama"ujar Sehun.
"Benarkah? Kau tau dari mana hun-ah? Jaehyun tidak pernah melakukan hal seperti sebelumnya. Mungkin Jaehyun benar-benar menyukai Chanyeol. Jaehyun tidak mungkin mencoba mengambil ragaku demi Chanyeol kan". Jongin berharap itu hanya pikiran buruknya saja.
"Apa maksudmu? Jaehyun mengambil alih tubuhmu dan kau menghilang? Seperti itu? Ini tidak boleh terjadi, aku akan berbicara dengan Chanyeol hyung"ucap Sehun menahan amarah.
"Jangan Sehun-ah, biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka. Aku yakin Jaehyun tidak sejahat itu, walaupun dia hobi berkelahi. Tapi dia yang paling perduli padaku"sergah Jongin.
"Tapi aku tidak bisa membiarkan tubuhmu berdekatan dengan pria lain termasuk Chanyeol hyung. Jongin, Apa kau bisa meminta Jaehyun untuk keluar dari tubuhmu? Apa itu mungkin?"pinta Sehun.
"Mungkin.. Bila Jaehyun telah melakukan semua keinginannya, mungkin saja disudah puas hidup dalam tubuhku. Aku akan mencoba memberi pengertian kepadanya"
"Benarkah bisa? Aku percaya padamu"Sehun mengusap surai lembut Jongin.
"Aku senang kau percaya padaku hun-ah"ucap Jongin imut seperti puppy.
"Jongin, apa kau tidak kedinginan? Apa sebaiknya kita pulang? Ini sudah larut malam"usul Sehun.
"Baiklah kita pulang saja, tapi ada satu syarat?
"Syarat? Apa itu?"tanya Sehun penasaran.
"Hun-ah harus menggendongku, eotte?"
"Ya! Berhenti berpura-pura menjadi Baby"
"Kau tidak mau, huh pacar yang jahat"Jongin melipat tangannya, sebal karena Sehun tidak mau menggendongnya.
"Kenapa aku dibilang jahat? Aku tidak pernah bilang aku tidak mau. Sekarang naiklah ke punggungku atau kau mau aku gendong ala bridal style, eotte?"
"Ya! Sehun-ah! Berhenti berpikiran pervert, aku jalan kaki saja"Jongin pergi meninggalkan Sehun
"Ya! Princess! Tunggu aku cantik. Kenapa mudah sekali marah? Lagi PMS ya? Hahaha"
.
.
.
Sehun bangun lebih dahulu. Dia berjalan ke arah dapur mencari minuman untuk melegakan tenggorokannya yang kering. "Sepertinya Jongin sangat kelelahan. Sebaiknya aku memasak apa ya?". Sehun mencari lap, namun matanya tertuju kepada pria manisnya yang sudah berpakaian rapi. "Jongin, kau mau kemana? Apa kau mau belanja ke supermarket? Kita pergi bersama saja"Sehun berjalan menuju pria manis kesayangannya.
"Sehun-ssi? Kenapa kau ada di apartemen ini?"
"Maksudnya? Kau? Jaehyun-ssi?"
"Iya benar. Aku Jaehyun. Kenapa kau ada disini?"tanya Jaehyun bingung.
"Sebenarnya aku telah berpacaran dengan Jongin. Hmm Jaehyun-ssi, aku perlu berbicara denganmu. Bagaimana kalau kita duduk terlebih dahulu?"
"Baiklah.."Jaehyun duduk tepat di depan Sehun. Keheningan terjadi diantara mereka. "Hmm.. jadi sekarang kalian tinggal bersama? Sudah berapa lama?"
"Sudah seminggu. Aku yang meminta Jongin untuk tinggal disini?"jelas Sehun.
"Ohh.. Ternyata begitu"Jaehyun menundukkan kepalanya. "Tidak ada lagi harapan buatku"
"Jaehyun-ah, boleh aku bertanya satu hal padamu? Aku harap kau dapat menjawabnya dengan jujur"
"Tanya apa? Akan aku usahakan?
"Apa kau benar-benar menyukai Chanyeol hyung?"
Deg
"Kenapa Sehun tiba-tiba bertanya seperti itu? Mungkin ini saatnya aku jujur". Wajah Jaehyun berubah serius. Aku? Iya benar. Aku menyukai Chanyeol, tapi kau tak perlu khawatir. Chanyeol tidak tahu aku menyukainya"
"Kau tahu kalau Chanyeol hyung menyukaimu? Dia sangat menyukaimu"ujar Sehun
"Aku tahu, dia sangat baik padaku". Jaehyun sangat ingat saat Sehun menolongnya dari preman, membersihkan wajahnya, menggenggam tangannya saat dia tidur dan saat dia dengan tidak sadar mencium pipi Chanyeol. Jaehyun sangat ingat dengan kenangan manis tersebut.
"Apa kau berniat memiliki Chanyeol? Maksudku, kau hidup dengan tubuh Jongin. Bukankah sangat sulit bagi Jongin bila kau menyukai Chanyeol. Kau tidak ingin mengambil alih tubuh Jongin kan? Dia tidak pernah melakukan kesalahan terhadapmu. Dia sudah meminjamkan sebagian hidupnya untuk kalian. Bukankah ini saatnya Jongin untuk bahagia? Dia tidak salah apa-apa"Sehun mencoba memberi Jaehyun pengertian.
"Kau benar. Sepertinya kau orang pertama yang dekat dengan Jongin. Mungkin Jongin juga sangat mencintaimu. Aku iri"balas Jaehyun.
"Mian.. Aku tidak bermaksud melukai hatimu". Sehun merasa tidak enak dengan situasi ini. Mereka juga tidak salah karena saling jatuh cinta.
"Gwaenchana.. Aku tidak akan membuat Jongin kesusahan lagi. Tapi aku memiliki satu syarat. Kalau kalian bisa melakukannya, aku akan pergi"
"Kau akan pergi? Apa syaratnya?"
"Berikan ini kepada Jongin. Berikan aku sedikit waktu untuk bersama Chanyeol. Aku tidak akan melakukan apapun yang akan merugikan tubuh Jongin"Jaehyun memberikan sepucuk surat kepada Sehun.
"Baiklah, terima kasih karena telah mengerti dengan keadaan Jongin"
"Tidak apa-apa, baiklah saya keluar dahulu. Selamat tinggal Sehun-ssi"Jaehyun berdiri dari sofa kemudian pergi keluar dari apartement.
.
.
.
Ting tong
"Iya sebentar. Kenapa Sehun datang pagi-pagi begini? Bukannya dia sibuk dengan Jongin. Menyebalkan sekali bila mengingatnya"Chanyeol membuka pintunya
"Hai Chanyeol-ah. Aku menepati janjiku kan?"ucap Jaehyun tersenyum manis.
"Jaehyun? Benar ini Jaehyun? Aku kira kau tidak akan mucul lagi"Chanyeol memeluk Jaehyun erat.
"Hei apa yang kau lakukan di depan pintu seperti ini? Kau tidak mengijinkanku masuk?"
"Ah mian. Aku sangat merindukanmu"Chanyeol menarik Jaehyun masuk ke dalam rumahnya.
"Chanyeol-ah. Kau demam? Tubuhmu panas"Jaehyun memeriksa dahi Chanyeol yang terasa panas.
"Aku? Aku tidak demam, aku hanya sedikit kelelahan. Kita mau pergi kemana, ayo kita pergi seharian"ujar Chanyeol. Chanyeol tidak mau waktu berharga seperti ini dia habiskan di rumah.
"Kita tidak akan pergi kemana-mana. Kau harus minum obat dan istirahat"Jaehyun khawatir dengan keadaan Chanyeol.
"Aku tidak mau, kita harus memanfaatkan waktu sebaiknya. Sehun dan Jongin sudah menjelaskan semuanya. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku kacau". Chanyeol ingin menangis tapi dia tidak ingin pria manis di depannya melihat dia menangis seperti anak kecil.
"Kenapa kau seperti itu? Aku masih ada disini. Baiklah, kau ingin kita kemana? Biar aku yang menyetir"kata Jaehyun tidak bisa menolak permintaan Chanyeol.
"Aku ingin ke namsan tower. Bolehkah?"pinta Chanyeol.
"Baiklah. Sekarang kau siap-siap. Aku akan menunggu disini"
"Okay.. Jaehyun-ah, janji jangan kemana-mana. Aku akan siap dengan cepat. Jangan tinggalkan aku, arachi?"Chanyeol menatap Jaehyun dan dibalas anggukan oleh Jaehyun.
.
.
.
"Wahh.. Aku tidak tahu kalau pemandangan dari namsan tower akan seindah ini. Aku pikir hanya akan indah pada malam hari"ucap Jaehyun dengan mata berbinar seperti anak kecil.
"Pemandangannya memang indah, tapi kau lebih indah"puji Chanyeol tulus.
"Ya! Chanyeol-ah! Kau membuatku malu. Dasar."Jaehyun merasa pipinya mulai memanas. Jaehyun menyukai apapun yang diucapkan dan dilakukan oleh Chanyeol, karena Jaehyun juga menyadari dia tidak akan mengalami hal ini lagi. "Chanyeol-ah? Kau sedang apa"tanya Jaehyun penasaran.
"Aku? Aku menulis nama kita di gembok ini. Aku harap kita bisa bersama selamanya. Eotte Jaehyun-ah? Yeppeoji?"Chanyeol menunjukkan tulisan di gembok cinta mereka. Tulisan digembok itu berisi "Chanyeol dan Jaehyun akan saling mencintai selamanya"
Jaehyun menatap lekat gembok di depannya. "Mencintai selamanya? Aku harap kau dapat melupakanku secepatnya". Jaehyun tersenyum manis lalu memberika gemboknya kepada Chanyeol. "Iya.. Yeoppo. Kau mau menggantungnya dimana?"
"Aku mau menggantungnya di tempat yang paling atas"Chanyeol menggantung gembok mereka kemudian melempar jauh kunci gemboknya.
"Ya! Kenapa kau buang seperti itu? Bagaimana kalau kena kepala orang yang ada dibawah? Dasar pabo"
"Tapi kau menyukai pria pabo ini kan"Chanyeol tersenyum penuh makna.
"Suka? Apa aku pernah bilang aku menyukaimu? Kau sangat percaya diri sekali". Jaehyun menoleh ke arah lain, takut Chanyeol melihat pipinya yang sudah mulai memerah.
Chanyeol menggenggam tangan Jaehyun dan menatapnya serius. "Dengarkan aku baik-baik Jaehyun-ah. Aku benar-benar menyukaimu dari pertama kita bertemu. Aku tidak peduli walau kau kepribadian yang ada di dalam tubuh Jongin. Aku akan menunggumu hingga kau menjadi milikku seutuhnya. Jongin memang tidak salah tapi kau juga tidak salah Jaehyun-ah. Tuhan memberimu kesempatan untuk hidup kembali dan kau bisa hidup menggunakan tubuh Jongin. Kau mengerti maksudku kan? Aku tidak takut dengan Sehun. Aku lebih takut bila kehilanganmu"Chanyeol mengucapkan seluruh kata yang telah lama dia pendam.
"Chanyeol-ah.."
"Jadi ku mohon, jangan tinggalkan aku"Chanyeol menahan tubuh Jaehyun dengan kedua tangannya. Bibir Chanyeol bersentuhan dengan bibir Jaehyun. Lumatan kecil namun lembut menghanyutkan pikiran masing-masing. Chanyeol berharap waktu bisa berhenti saat ini juga. Saat dia bersama dengan Jaehyun. Jaehyun miliknya.
"Gomawo Chanyeol-ah.. aku sangat bahagia karenamu. Maafkan aku karena tidak memenuhi permintaanmu. Dan yang harus kau tahu. Aku juga sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu"Airmata Jaehyun jatuh di kedua pipinya.
Chanyeol menghentikan ciumannya karena tubuh Jaehyun yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. "Jaehyun-ah, wae gurae? Kenapa kau tiba-tiba begini? Kau berjanji tidak akan meninggalkanku kan? Kau hanya kelelahan kan? Jangan pergi kumohon. Jangan pergi"
.
.
.
"Jongin? Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja?"tanya Sehun panik.
"Aku baik-baik saja. Hun-ah, aku ada dimana?"Jongin memegang kepalanya sedikit pusing.
"Di apartement Chanyeol hyung. Tadi kau pingsan. Kenapa kau bisa pingsan lagi?"Sehun mengelus pipi Jongin.
"Siapa yang muncul tadi pagi?"
"Jaehyun muncul. Jadi kenapa kau bisa pingsan? Kau membuatku khawatir"
Jongin melirik Chanyeol yang bersandar di pintu kamar. "Chanyeol-ah, apa kau mencium Jaehyun?"
"Aku? Iya aku menciumnya. Memang kenapa? Aku tidak melakukan hal yang salah"
"Seharusnya kau tidak menciumnya. Tubuhku akan pingsan apabila ada seseorang yang menciumku"
"Mwo? Tapi Jongin, Jaehyun akan kembali kan? Aku hanya perlu menunggu dia muncul kembali kan?"Chanyeol mengguncang-guncang tubuh Jongin.
"Ya! Hyung! Hentikan! Jangan bertindak kasar kepada Jongin"
"Maafkan aku Chanyeol-ah. Jaehyun memberitahuku bahwa dia tidak akan muncul kembali. Aku benar-benar minta maaf"
"Mwo? Apa yang kau bilang? Kenapa kau tidak menghalanginya? Pasti kau yang meminta menghilang? Kau sangat kejam Jongin. Aku membencimu"bentak Chanyeol.
"Maafkan aku Chanyeol. Aku tidak bermaksud bertindak seperti ini"ucap Jongin menahan tangis.
"Kalian berdua keluar dari apartementku sekarang juga! Keluar kalian!"teriak Chanyeol. Sehun memapah tubuh Jongin kemudian beranjak keluar dari kamar. Sehun melihat sekilas ke arah Chanyeol. Sehun tahu Chanyeol sangat terluka saat ini. Sehun berharap pertemanan dia dengan Chanyeol tidak berakhir karena hal ini.
.
.
.
.
"Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa baunya enak sekali?"Sehun memeluk perut Jongin dari belakang.
"Aku masak nasi goreng. Heii.. Kau harus berangkat kuliah. Kau sudah semester akhir. Kau tidak boleh bolos lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau mengerti hun-ah?"ucap Jongin memberi pengertian.
"Iya princess sayang. Sebenarnya aku ingin mendapatkan morning kissku. Tapi aku tidak bisa menciummu"Sehun mempoutkan bibirnya pura-pura ngambek.
"Mianhee., Kau kan bisa menciumku di pipi"jawab Jongin
"Benarkah?"ujar Sehun girang kemudian mengecup pipi gembul Jongin.
"Ya! Apa yang kalian lakukan?!"teriak seseorang yang masuk ke dalam apartement Jongin.
"Eo..Eomma? Kenapa Eomma bisa masuk ke dalam sini?"Jongin kaget dengan kedatangan Eommanya. Jongin tidak tahu Eommanya bisa menemukan alamatnya secepat ini.
"Kau kira Eomma tidak mengerti pikiran polosmu. Sandimu sangat sederhana Jongin. Bagaimana bisa kau tidak pernah merubah kata sandi sedangkan kau sudah sering pindah apartement"
"Itu karena aku sering lupa Eomma hehe"
"Apa kalian akan terus berpelukan seperti itu? Kau kesini Jongin. Dan kau pria albino duduk di sofa ini"Sehun dan Jongin menuruti perintah dari Eomma Jongin. Jongin sangat takut dengan kedatangan Eommanya. Eommanya tidak tahu kalau Jongin telah menjadi kekasih Sehun.
"Kalian berdua ini masih waras atau tidak? Kalian ini sesama pria. Kenapa kalian melakukan hal intim seperi itu?"
"Eomma.. Pria ini bernama Sehun. Dia adalah pacarku. Aku mohon Eomma bisa mengerti"pinta Jongin
"Pacar? Ya! Kim jongin. Eomma tidak pernah mengajarkanmu untuk menyukai sesama jenis. Apa kau sudah gila?"Dirinya kecewa dengan sikap Jongin.
"Eomonim. Jongin tidak salah. Aku mohon jangan meneriakinya seperti itu"ujar Sehun mencoba memberi pengertian.
"Eomonim? Kau pikir aku merestui hubungan kalian? Kau diam saja disitu. Jongin, kau harus ikut Eomma sekarang. Kita akan pulang ke rumah"Eomma Jongin menarik tangan Jongin.
"Eomma. Hentikan. Sejak kapan aku punya rumah? Ini adalah rumahku"Jongin melepaskan tangannya.
"Jongin hentikan! Kau mau melawan Eomma hah?!"
"Aku mencintai dia Eomma. Eomma lebih mengetahui keadaanku dari siapapun. Dia orang pertama yang aku cintai. Aku jatuh cinta kepadanya dan kebetulan saja dia pria. Apa aku salah? Selama ini aku selalu dijauhi dan ditelantarkan. Tidak bolehkah aku bahagia Eomma? Untuk pertama kalinya aku memohon kepadamu. Tidak bolehkah aku bahagia dengannya?"Jongin tidak bisa lagi menahan air matanya.
Eomma Jongin mengerti seluruh keadaan Jongin. Bagaimana dia diusir dari rumah oleh Appanya. Bagaimana dia dikucilkan. Bagaimana dia menjalankan hidupnya yang menderita. Eomma Jongin benar-benar mengetahuinya.
"Eomma, aku berjanji aku tidak akan pindah lagi dan aku akan menjadi anak yang selalu menuruti keinginan Eomma. Aku mohon jangan bawa aku kembali ke rumah"pinta Jongin pasrah.
"Kenapa kau tidak ingin kembali ke rumah nak? Tidakkah kau merindukan Eomma? Eomma sangat merindukanmu. Maaf Eomma telah berteriak kepadamu"Eomma memeleuk Jongin kemudian mengusap-usap surai rambut Jongin.
"Maafkan aku Eomma. Aku sudah nyaman disini. Aku juga tidak ingin merusak perusahaan Appa. Aku baik-baik saja disini Eomma. Sehun menjagaku dengan baik. Sehun telah mengetahui semuanya dan dia tidak pernah meninggalkan aku Eomma. Dia pria yang sangat baik. Aku mohon Eomma bisa mengerti"
"Benarkah kau akan selalu menjaga anakku? Bisakah janjimu aku pegang"tanyanya kepada Sehun
"Aku akan selalu menjaganya. Aku janji. Aku tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi"jawab Sehun tegas.
"Baiklah. Aku percayakan anakku kepadamu. Aku harap kau tidak merusak kepercayaanku dan menyakiti Jongin"Eomma Jongin mengalah demi kebahagiaan anak bungsunya.
"Aku tidak akan mengecewakanmu eommonim. Terima kasih"ucap Sehun hormat.
"Baiklah.. Jongin sayang, Eomma pamit dulu ya? Eomma haus menemani Appa bertemu dengan kliennya. Anak Eomma jangan telat makan ya"Eomma Jongin melepaskan pelukannya.
"Iya Eomma. Eomma selalu jaga kesehatan ya. Appa juga"
"Iya jongin sayang, Eomma akan datang lagi"
"Baik Eomma, hati-hati di jalan"
"Hati-hati di jalan eommonim"Sehun dan Jongin mengantarkan Eomma Jongin hingga ke parkiran. Mobil Eomma Jongin beranjak meninggalkan apartement.
"Jantungku seperti mau meledak. Seperti inikah bila bertemu dengan mertua? Eommamu sangat baik sayang, aku bersyukur akan hal itu"Sehun memegang dadanya.
"Eomma memang baik. Oh iya, Kau harus cepat-cepat sarapan. Kau bisa terlambat"
"Yes captain"ucap Sehun
"Hahaha, dasar!"Jongin memukul lembut Sehun.
.
.
.
.
"Hun-ah, Kenapa kau membawaku ke pantai ini lagi? Kau sangat menyukai pantai ini ya?"Jongin menghirup udara pantai yang segar.
"Iya, karena aku mengungkapkan perasaanku disini. Ini tempat paling bersejarah kita sayang"Sehun menggenggam tangan Jongin.
"Iya, kau benar. Ini tempat bersejarah"Jongin tersenyum sangat manis.
"Sayang, ada hal yang harus kuucapkan sekarang, kau harus mendengarkan aku baik-baik"
"Apa itu?"
Sehun menarik napas panjang. Sehun menatap lekat bola mata Jongin. "Princess, maukah kau bertunangan denganku. Aku ingin memiliki ikatan denganmu"
"Tunangan? Kau kan belum lulus hun-ah. Apa bisa?"Jongin heran kenapa Sehun tiba-tiba memintanya bertunangan.
"Bisa. Kita hanya tunangan. Nanti setelah lulus dan aku bekerja di perusahaan Appa. Aku akan menikah denganmu. Eotte? Kau maukan sayang?"
"Apa Appamu telah menyetujui hal ini? Kita tidak mungkin tunangan tanpa ijinnya? Kenapa kau ingin bertunangan denganku. Kau sudah menjagaku dengan baik hun-ah"
"Appa sudah merestui kita. Aku ingin bertunangan karena..."
Flashback on
"Appa, apa yang sedang kau lakukan? Kau sedang membaca apa? Kenapa wajah sedih seperti itu? Tidak biasanya kau bersedih"ucap Sehun sinis
"Ini surat terakhir ibumu untuk Appa"
"Surat? Kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya. Apa isi suratnya"Sehun merebut kertas dari tangan Appanya. Sehun mulai membaca surat terakhir ibunya.
"Saat Eommamu di RS. Dia meminta Appa untuk mengecek anak yang dia tabrak. Dia meminta Appa untuk memberitahukan keadaan anak tersebut. Anak itu seumuran denganmu. Saat ibumu meninggal, diucapan terakhirnya dia ingin kau berteman dan menjaga anak tersebut. Appa selalu memantau keadaan anak tersebut tapi anak itu tidak bangun-bangun dari komanya sehingga Appa hanya sesekali pergi ke RS karena kesibukan kantor. Lima bulan setelah kejadian tersebut, Appa ke rumah sakit untuk menjenguk anak tersebut namun dia sudah tidak ada. Anak tersebut sudah bangun dan dibawa oleh keluarganya. Appa sudah mencoba untuk mencari namun tidak berhasil. Semingu lalu anak buah Appa memberi kabar bahwa dia sudah menemukan anak yang dia cari. Appa harap kau bisa berteman dan menjaganya. Ani, kau harus menikah dengannya"
"Menikah? Tapi aku sudah memiliki kekasih Appa"Sehun tidak bisa menerima permintaan Appanya.
"Ini wasiat Eommamu nak, kau tidak mungkin tidak mengabulkannya. Eommamu akan sedih. Appa mohon mengertilah"ujarnya sedih melihat kenyataan yang harus dihadapi anak semata wayangnya.
"Tapi Appa, aku sangat mencintai kekasihku"
"Sudahlah, Appa sudah mengetahui bahwa kau seorang gay. Anak itu juga lelaki. Kau pasti bisa belajar mencintainya. Lakukan itu demi Eommamu nak. Ini permintaan terakhir Appa"
"Aku tidak tahu Appa, aku benar-benar bingung". Sehun bingung harus bersikap seperti apa. Sehun sangat mencintai Jongin namun Sehun tidak mau membuat Eomma yang dicintainya sedih. Sehun tidak mengerti kenapa Sehun harus menerima karma seperti ini. Sehun tidak bisa meninggalkan Jongin. Jongin sangat membutuhkannya dan begitupula dengannya.
"Appa, mungkin aku harus bertemu dulu dengan anak tersebut. Siapa namanya Appa?"
"Nama anak itu adalah... Jongin. Kim jongin. Appa akan membuat jadwal pertemuanmu dengannya"
"Mwo? Siapa Appa? Kim jongin? Aku tidak salah dengar kan? Appa tidak bercanda kan? Appa ini sungguhan kan? Aku akan menikah dengannya secepatnya"ujar Sehun tegas disambut dengan tatapan aneh dari Appanya. Sehun tidak menyangka bahwa anak tersebut adalah kekasihnya. Sehun begitu gembira karena dia telah ditakdirkan untuk selalu menjaga Jongin. Namun disisi lain dia merasa bersalah karena Eommanya telah menyebabkan Jongin mengalami hidup yang sangat menderita.
Flashback off
.
"Appa sudah merestui kita. Aku ingin bertunangan karena aku sudah berjanji kepadamu dan Eomma untuk selalu menjagamu. Ini salah satu caraku mewujudkan janji itu. Jadi maukah kau menjadi tunanganku?"
"Bagaimana ya? Hmmm... Tentu saja aku mau, kau tidak perlu menanyakan hal itu"jawab Jongin tersenyum bahagia.
"Terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu"Sehun memeluk tubuh Jongin erat seperti takut pria manisnya menghilang
"Nado saranghae.."Jongin membalas pelukan Sehun.
'Mian.. Kau pasti mengkhawatirkan banyak hal daripada orang lain. Itu pasti sangat melelahkan. Maaf karena aku bukan pacar yang normal"Jongin berusaha menahan air matanya.
"Heii.. jangan mengucap kata-kata seperti itu lagi. Ini keinginanku sendiri. Dan aku juga tidak merasa lelah. Aku hanya membacakan dongeng kepada Baby. Menemani Jihyun nonton konser Exo. Membantu youngmin membawa buku-buku pelajaran. Mengawasi Cherry menari di lantai dansa. Itu tidak melelahkan kok, setidaknya aku selalu bersamamu. Itu sudah cukup membuatku senang Jongin"jelas Sehun.
"Benarkah?"
"Satu-satunya yang membuatku marah adalah Hani. Dia benar-benar menyebalkan, sebaiknya kita menyusun rencana untuk membuatnya menghilang dari tubuhmu. Aku benar-benar membencinya merayu pria-pria dengan tubuhmu. Tubuhmu sangat sexy, banyak pria yang menginginkan tubuhmu sayang. Auhh membuatku panas saja"Sehun melepaskan pelukannya dan mengibas-ngibas kausnya kasar.
"Hahaha sabar-sabar sayang. Dia memang seperti itu. Hahaha"
"Kenapa kau senang sekali?"Sehun menghembuskan napasnya kasar. "Jongin, sepupumu sudah tiba di Seoul? Menurutmu rencana ini akan berhasil?". Jongin dan Sehun menyusun rencana untuk memperkenalkan Chanyeol dengan pria lain. Pria tersebut adalah sepupu Jongin yang tinggal di Gang won-do Yanggu. Semua rencana ini adalah usul dari Jaehyun.
"Molla, kita berdoa saja semoga berhasil. Ini permintaan terakhir Jaehyun. Aku merasa kalau Jaehyun sangat mencintai Chanyeol. Jaehyun merelakan orang yang dicintainya untuk melupakannya dan berharap dia menemukan cinta yang lain. Aku tidak menyangka Jaehyun akan melakukan hal tersebut"Jongin merasa sedih. Walaupun mereka tidak berbagi memori tapi Jongin bisa merasakan kesedihan didalam hati Jaehyun.
"Sudahlah, jangan bersedih seperti itu lagi. Kita berdoa saja semoga rencana ini berhasil"Sehun mengusap-usap punggung Jongin.
"Kau benar hun-ah, semoga ini berhasil"Jongin mentap lurus ke arah pantai. "Terima kasih Jaehyun-ah, karena telah memberikanku kesempatan untuk merasakan bahagia". Jongin merasa Jaehyun telah menjadi temannya. Walau dia tidak pernah bertatapan langsung tapi Jaehyun satu-satunya kepribadian yang paling peduli dengan Jongin. Lamunan Jongin terhenti karena suara pria di sampingnya.
"Sayang, menurutku bukankah progres kita sangat lambat? Maksudku kita sudah sebulan lebih berpacaran tapi tidak melakukan apapun. Bukannya aku berpikiran mesum. Tapi menurutku kita sangat-sangat lambat. Aku hanya tidak boleh mencium bibirmu kan? Bukan berarti aku tidak boleh melakukan hal yang lainnya kan?"tanya Sehun penasaran kemudian mulai mengelitiki tubuh Jongin.
"Apa maksudmu hun-ah? Ya! Hentikan! Itu sangat geli. Berhenti mengelitiki perutku. Hahahaha"
"Tidak akan berhenti sayang hahaha"Sehun terus menggelitiki perut Jongin. Tidak peduli bahwa tubuh mereka sudah kotor karena pasir pantai. Sehun berharap Jongin bisa tertawa seperti ini selamanya. Sehun berjanji akan menjaga Jongin dan mengabulkan permintaan terakhir Eommanya. Sehun bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan Jongin masuk dalam kehidupannya. Sekarang Sehun sangat bahagia dan dia berharap akan selalu bahagia dengan pria manisnya
-END-
.
.
.
Angin malam berhembus sedikit kencang, namun hal tersebut tidak membuat pria tinggi bertelinga yoda beranjak dari kursinya. Pemandangan dari namsan tower pada malam hari menghipnotis beberapa pengunjung. Lampu-lampu yang bertebaran seperti bintang-bintang yang berkilap. Tidak ada satupun yang bisa menolak dari keindahan salah satu ikon kota Seoul tersebut."
Seharusnya aku memperlihatkan pemandangan ini kepadanya"Pria tersebut menautkan jari-jarinya. Tidak dipungkiri bahwa dia sedang kedinginan. Namun jauh di lubuk hatinya, lebih terasa sakit daripada mati beku karena kedinginan.
"Hai.. Udara dingin seperti ini kenapa kau menggunakan baju yang tipis? Ini aku pinjamkan syal"Pria cantik tersebut melilitkan syal di leher pria tinggi tersebut berharap dapat memberi sedikit kehangatan.
"Mwoya? Apa yang dia lakukan"Pria tinggi menatap tajam pria cantik di depannya.
"Siapa namamu? Apa kau sendirian disini?"tanya pria cantik tersebut.
"Aku? Namaku Chanyeol. Iya. Aku sendirian"jawab Chanyeol
"Ohh namamu Chanyeol. Nama yang bagus. Perkenalkan namaku Byun Baekhyun. Kau bisa memanggilku baekhyun. Mari berteman, chingu"ucap baekhyun dengan senyum manisnya.
"Baekhyun? Nama yang aneh"
