Kehidupan dan kematian
Adalah sebuah siklus yang tak dapat dihindari, sebuah garis murni dari tangan Tuhan yang ditorehkan untuk makhluk yang ia ciptakan.
Namun disana, terkadang ada torehan kesedihan atau rasa trauma terhadap seseorang yang sering menemui kematian disekitarnya.
Necrophobia, sebuah nama dari rasa trauma akan kematian orang-orang disekitarnya, penderitanya akan merasakan ketakutan yang teramat sangat saat melihat atau mendengar sesuatu yang berhubungan dengan kematian.
Dan Tantopobhia, ialah kondisi trauma dimana orang tersebut ketakutan akan kehilangan orang yang ia sayangi atau ia cintai.
Begitu pula dengan min Yoongi, seorang novelis muda, telah terjangkit Necrophobia dan Tantopobhia semenjak sepuluh tahun yang lalu. Melalui kematian keluarganya yang beruntun serta ia yang diputuskan kekasihnya secara sepihak, entah apa alasannya ia tak tahu, disaat ia terpuruk, sekarang ia tak mempedulikan hal itu lagi. Ia mencoba menutup diri dari lingkungan sekitar, kepada saudara-saudaranya yang masih hidup bahkan teman-temannya. Mengurung dirinya sendiri di dalam rumah, hingga suatu hari ia yang sedang iseng membuka sebuah website berisi motivasi dari seorang dokter psikolog yang mungkin ia atau banyak readernya mengatakan bahwa sang dokter ini sangat berbeda dari dokter kebanyakan, Yoongi memberanikan diri untuk memulai terapisnya kepada sang dokter maya yang biasa di kenal dengan J-Hope yang diartikan sebagai gunJung Hope atau harapan dari banyak orang. Ia mendapatkan banyak motivasi dan dukungan dari sang dokter dunia maya ini. Dan juga sang dokter juga berjanji padanya akan mengunjunginya suatu hari. Hal itu membuatnya semakin penasaran akan siapa sosok dibalik sang dokter psikolog di dunia maya ini. Bukankah itu menjadi suatu hal yang menarik? Siapa tahu sang dokter ini akan menjadi pelabuhan terakhirnya untuk sembuh dari phobia.
Tittle: Necrophobia (Awake)
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Rate: T
Cast:
J-Hope (Jung Hoseok)
Suga (Min Yoongi)
And the other cast
Pairing: YoonSeok/Sobi HoseokSuga
Disclaimer: Karaketr hanya milik BigHit Ent, dan Starship Ent. saya hanya meminjam nama, NO PLAGIARISM, try to improve is allowed with permission.
Story:
Teme Pedopilism Uchiha
.
.
.
Necrophobia
(Wake Me Up)
.
.
Suga - adalah sebuah penname dari seorang novelis muda berbakat melalui dunia novel dark fantasy miliknya yang terjual laris hingga best seller dan menjadi novel terjemahan untuk negara lain. Ia banyak di elu-elukan sangat jenius dalam membuat untaian kata dan penggambaran yang membuat pembaca seperti masuk kedalam cerita itu sendiri. Hingga beberapa produser berlomba-lomba untuk meng-karyakan novel nya sebagai film atau drama.
'Huuft' pemuda yang memiliki penname suga ini menghela nafas panjang sembari menatap jendela ruang kerjanya yang mengalirkan tetesan air, sepertinya di luar sedang hujan.
Ia kembali menatap layar laptopnya yang berisi untaian kalimat yang baru saja ia ketik disana, menampakkan kesuraman, misteri, dan teka-teki, entah dimana ia mendapatkan gambaran seperti itu. Mulai menggerakkan mouse nya kearah mesin pencarian, membuka laman dimana sang dokter psikolog maya berada, sesaat ia melihat ratusan bahkan puluhan ribu pengunjung menyerbu laman tersebut, dan beruntungnya ia melihat chat yang berada di pojok kanan bawah berwarna hijau yang artinya sang dokter maya itu sedang aktif, sepertinya ia tengah beruntung, sesaat ia melirik kearah jam digital yang menunjukkan waktu pukul empat lewat tiga puluh lima menit.
'Ping!'
'Selamat sore Dok!' Begitulah sapaan yang ia mulai, menggunakan username dengan nama aslinya 'Min Yoongi' saat membuka panel chat pribadi dengan sang dokter, tak menunggu lama ia mendapatkan balasan dari sang dokter.
'Selamat sore dear, apa kabarmu? Lama tak melihat pesan darimu' Yoongi tersenyum kecil melihat balasan dari sang dokter yang terkesan sangat ramah itu, dia tak keberatan dengan sebutan 'dear' yang ditulis sang dokter, ia tak terganggu dengan itu, entahlah, dia sebenarnya tak suka dengan embel-embel itu namun berbeda keadaan jika ia sedang berbincang dengan sang dokter, seperti dia merasa terbiasa, mungkin?.
'Kau merindukanku, Dok?' Iseng Yoongi membalas pesan sang dokter.
'Tentu saja, aku sudah menunggumu hadir disini'
'Oh! Jangan bilang kalau kau jatuh cinta padaku?' Balas Yoongi, tak lupa ia menyertakan emotikon terkejut yang dibalas sang dokter itu dengan banyak emotikon hati berwarna merah.
'Aku selalu jatuh cinta padamu min Yoongi'
Err sejujurnya saat ini wajah min Yoongi sangat merah bak kepiting rebus, sial dia sudah gila sepertinya jika ia membawa perasaan dengan sang dokter yang jelas-jelas ia tahu jenis kelaminnya adalah laki-laki, serta di bagian informasi terdapat foto setengah badan dari sang dokter yang berparas tampan, berkacamata dengan senyuman lebar heart lips nya namun masih terkesan berwibawa, yang Yoongi tau, bahwa sang dokter ini adalah orang yang humoris dan sering membuatnya tersenyum karena kata-katanya yang menenangkan, membuatnya tak segan bercerita hal yang serius masalah kesehatannya hingga yang sepele seperti saat ini, walaupun mereka tak pernah bertemu.
'Ku tunggu pernyataan cintamu di hadapanku, Dok' balas Yoongi, jujur ia tak ada niatan untuk menjahili sang dokter, namun tidak juga, boleh kan ia berharap sedikit agar rasa kesepiannya hilang, namun disaat bersamaan, ingatan rasa ketakutannya akan ditinggalkan orang yang ia sayangi mulai menghantuinya kembali.
'Berikan alamat rumahmu, maka dalam waktu setengah jam aku akan segera datang kesana dan melamarmu' itulah balasan terakhir dari sang dokter sebelum Yoongi meninggalkan chatroom.
Yoongi meremat dadanya dan mencoba menetralkan nafasnya yang terputus-putus. Ia terserang panik lagi hingga sebuah dering handphone menandakan seseorang menghubunginya, Yoongi yang masih sesak nafas dengan pelan mengambil handphone di mejanya dan melihat penelepon dan segera ia angkat karena nama penelepon itu adalah 'Dokter Hobi' dokter maya nya dari laman Dokter J-Hope.
.
Hyperventilation syndrome min Yoongi kambuh. Blood pressure 180/100.
'Bekap mulutmu, mulai lah bernafas dengan hidung dan aku akan membantumu berhitung'
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
"Haah..haah.." hembusan nafas panjang mengurangi penderitaan Yoongi yang terserang panik, membuat pria yang berada di line telepon terkekeh renyah walau sebelumnya sang dokter berbicara sangat lembut saat membimbing Yoongi untuk melewati kepanikannya.
'Apa sudah lebih baik?'
"Ya, walau jantungku rasanya ingin meledak" sahut Yoongi masih meremas dadanya yang terasa sedikit sesak
'Bukankah sebuah kemajuan, aku cukup menghitung hingga delapan dan rasa panikmu sudah mereda, berikan alamat rumahmu dan aku akan datang kesana untuk perawatan intensifmu'
"Tidak akan!" dan kembali terdengar kekehan dari sang dokter, merasa bahwa sikap Yoongi sangat pemalu ini, sang dokter mulai menghibur Yoongi hingga salah satu dari mereka memutus line telepon, ketika Yoongi sudah baik dan serangan paniknya hilang, walau jujur saja ia sangat mengagumi suara sang dokter yang sangat lembut saat berbicara padanya.
Tok
Tok
"Yha! Min Yoongi apa kau ada di dalam?" Teriak seseorang dari luar kamar Yoongi, suara khas yang bisa membangunkannya dari tidur lelapnya, tak lain ialah sepupunya Yoo Kihyun, memang ia akui jika sang sepupu ini memiliki suara yang indah, tapi akan berbeda jika sudah membagunkan orang lain, seperti macan ngamuk -Siren begitulah kata kekasihnya yang seorang pengacara terkenal dengan minim ekspresinya itu.
Dengan ogah-ogahan akhirnya Yoongi membuka pintu kamarnya "Apa?" Tanyanya ketus.
"Aku mendengar orang bicara di kamarmu, apa kau menyembunyikan kekasihmu?!" Seru Kihyun dengan kepalanya menjelajahi seisi ruangan Yoongi yang ternyata kosong dengan jendela yang terbuka membuat semilir angin sejuk di pagi hari memenuhi ruangannya.
"Kau ini bicara nonsense apalagi hah?! Ini masih pagi dan apalagi itu, aku tak kenal apa itu cinta, juga kenapa kau tiba-tiba datang kerumahku, huh?" Yoongi mendorong wajah sang sepupu dengan tangannya agar tak mengeksplor kamarnya lagi.
"Well, aku tahu kau memang sudah tak percaya dengan cinta, tapi setidaknya aku mendengar jelas ada suara orang lain di kamarmu, tadinya aku tak sengaja saat akan membangunkanmu untuk sarapan" jelas Kihyun pemuda bersurai honey brown ini akhirnya membalikkan badan untuk turun dari lantai atas dimana kamar Yoongi berada, namun sebelumnya ia berbalik kearah Yoongi yang masih dengan pemikirannya.
"Aku tak tahu kenapa Shownu hyung membangunkanku di pagi buta dan menyuruhku datang kesini, karena ia bilang padaku kalau perasaannya tak enak mengenai dirimu, dia punya six sense jika kau masih ingat itu" ya Yoongi masih sangat ingat, empat tahun yang lalu saat pertama kali ia bertemu dengan kekasih dan sekarang telah menjadi pasangan hidup dari sang sepupunya ini bisa dikatakan seorang indigo, dan pernah memberitahu bahwa ia telah terikat, tapi entah dengan siapa, sang pengacara sekaligus suami dari sepupunya tak memberitahu hal itu.
"Baiklah, aku akan lebih berhati-hati dan menutup tirai serta jendela kamarku" final Yoongi sebelum ia melihat punggung sang sepupu perlahan menghilang di balik tangga turun.
Sebenarnya ia juga penasaran hingga saat ini ia tak pernah tahu hal itu, namun akhir-akhir ini ia sering memimpikan sang dokter yang menjadi psikiaternya. Padahal mereka tak kenal dekat, tapi entah rasanya mereka seperti terhubung. Ah sudahlah, mungkin hanya perasaannya saja, lagipula ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berhubungan dengan orang lain, cukup sepupu pemilik suara indah itu saja yang sering mengganggu hidupnya namun mendukung apa yang ia lakukan.
Yoongi berjalan menuju wastafel dan segera mencuci wajahanya setelah menyikat gigi, tak lupa juga mengganti pakaiannya. Sebelum turun, ia mengambil smartphone miliknya dan mengecek apakah ada notifikasi, dan yah, memang ada, dari editornya yang memberitahukan tentang janji temu penyerahan naskah mentah kepada sang editor hari ini, juga satu pesan dari sosok yang tadi ia sempat bayangkan. Dokter Hobi. Menyapanya dengan untaian kata 'Selamat pagi, semoga harimu menyenangkan' kurang lebih itulah isi pesan dari sang dokter. Tak sadar membuatnya tersenyum tipis, "Eh?! Berhenti tersenyum Min Yoongi!" Ia segera turun ke ruang makan, tak ingin sepupunya terlalu lama menunggunya. Namun tanpa ada yang menyadari, bahwa ada sepasang mata ruby sedang mengawasi dari balik rimbunnya dedaunan yang tepat berada di luar jendela kamarnya, tak lama seekor burung hantu seputih salju terbang dari semak pohon itu menuju kearah barat.
"Bagaimana keadaanmu, Yoongi-ah? Apa kau baik-baik saja dengan deadlinenya?" Tanya sang editor yang ia kenal bernama Kim Seokjin sedikit khawatir dengan keadaan penulis yang sangat ia hapal sering dilanda panik jika berhubungan dengan lingkungan sekitarnya terutama masalah sosial.
"Hmm.. Baik hanya terserang panik sekali dalam sebulan ini, tapi tak perlu khawatir, aku sudah lebih baik sekarang, dan ini naskah mentah yang sudah kujanjikan pagi tadi" Yoongi menyerahkan map berisi naskah mentah yang ia print tadi pagi setelah sarapan bersama sang sepupu. Ia menjanjikan akan datang dan menemui sang editor di cafe langganan mereka yang tak jauh dari gedung perusahaan penerbitan novelnya untuk memberikan naskah mentah seri novelnya yang terbaru.
"Lagi-lagi kau membuatnya sangat mengesankan, pasti akan jadi rebutan di kalangan produser untuk kembali membuat seri filmnya." Puji Seokjin setelah membaca plot naskah mentah Yoongi. Namun obyek yang Seokjin ajak bicara hanya memandang lurus kearah counter dimana Yoongi yang memiliki ingatan sangat baik mengenali sosok pria dengan kemeja kotak-kotak berwarna hijau tua celana coklat muda, kacamata bulat dan rambut sewarna kayu ebony yang coklat pekat sedang memesan ice coffee dan sepotong beef pie, ia mengenalnya sebagai Dokter Hobi yang selama ini menjadi psikiaternya, dan membuat sang editor- Kim Seokjin menoleh kebelakang dan menemukan sosok sahabatnya yang ternyata adalah psikiater Yoongi, sialnya Yoongi tak ingin terserang panik lagi jika ia secara tak sengaja melihatnya, ia memutuskan untuk menundukkan kepalanya, membuat sang editor mengerti akan perilaku ganjil sang penulis muda ini.
"Wah! Sudah lama tak bertemu denganmu Hobi-e! Kau tak terlihat bertambah tua" Seru Seokjin menyapa sahabatnya yang ternyata berjalan kearahnya ini yang bisa di bilang awet muda, karena saat mereka terakhir bertemu di universitas adalah sekitar sepuluh tahun yang lalu walaupun mereka berbeda jurusan, mereka tetap dekat seperti saat sekolah menengah dulu hingga sekarang walau hanya melalui jalur komunikasi jarak jauh, Karena terakhir yang Seokjin ingat, Hoseok sedang melanjutkan studinya di jerman dan kembali ke negara asalnya sebulan yang lalu.
"Ya, kau tau konsumsi makanan sehat kurasa meregenerasi kulitku dan mencegah penuaan dini, dan well, siapa pemuda cantik ini? Apa kekasih barumu?" Pemuda yang di panggil Hobi ini lantas duduk di sisi Seokjin yang tepat berhadapan dengan Yoongi yang masih menundukkan kepalanya, dan bagaimana sang dokter itu bisa tahu, padahal ia sedang menundukkan wajahnya dan tertutup poninya yang mulai memanjang.
"Oh demi Dewa Neptunus! Sudah kukatakan berapa kali huh? Aku masih senang dengan statusku yang sudah menikah!" Seokjin yang sedikit kesal hanya bisa memutar bola matanya malas, membuat Hoseok yang dikenal sebagai Hobi ini tertawa renyah.
"Segeralah menikah, kau sudah tak muda lagi asal kau ingat" cibir Seokjin, membuat Yoongi yang penasaran mengangkat kepalanya dan membuatnya berhadapan langsung dengan pemuda bersurai ebony yang sedang tersenyum kearahnya.
"Well, kurasa aku sedang melakukan pendekatan dengan seseorang, tapi sayangnya aku selalu di tolak" balasnya tanpa melepas pandangannya dari Yoongi membuat Seokjin memijat pangkal hidungnya dan juga Yoongi yang melebarkan kedua matanya, seolah-olah obyek pembicaraan sang dokter ini adalah dirinya.
"Jadi, Min Yoongi, apa kau baik-baik saja? Kulihat kau tak terserang panik saat melihatku" celetuk Hoseok memajukan badannya untuk melihat Yoongi dari dekat yang memalingkan wajahnya. Membuat Seokjin mengerutkan keningnya.
"Jadi ini pasien online mu yang sering kau ceritakan kalau kau menyukainya itu?" Tanya Seokjin seketika membuat Hoseok tersenyum memperlihatkan heart lipsnya dan mengangguk antusias menjawab pertanyaan Seokjin.
"Ya..ya.. semoga berhasil jika kau tak ingin dicekik oleh fansnya atau di tolak mentah-mentah Yoongi"
"Sejujurnya aku sudah siap dengan hal itu" balas Hoseok yang kemudian berdiri mengambil gelas cup ice coffenya setelah ia meletakkan piring kecil berisi beef pie kearah Yoongi "ini kesukaanmu bukan?" Membuat Yoongi kembali merasa kaget, bagaimana sang dokter ini tahu kesukaannya, padahal ia tak pernah sekalipun mengatakan tentang kue, bahkan makanan kesukaannya.
"Baiklah kurasa aku harus segera pergi, ada pasien yang menungguku di rumah sakit, sampai jumpa" dan seketika sang dokter itu menghilang di balik pintu masuk cafe, membuat mereka berdua terheran-heran dengan kelakuannya, dan tunggu bukankah Yoongi tak pernah menunjukkan wajahnya di media sosial yang ia miliki apalagi sang dokter! Yoongi kembali berpikir keras, apakah selama ini sang dokter menguntitnya? Tapi sepertinya tidak mungkin jika sang dokter itu memiliki banyak pasien dan juga Seokjin hyung mengatakan bahwa sang dokter baru kembali ke Korea sebulan yang lalu, apa orang bayaran? Bisa jadi, Yoongi jadi merinding sendiri.
"Baiklah kembali ke naskahmu min Yoongi, jadi apa kau tetap akan menambah karakter baru?" Interupsi Seokjin sang editor mengenai novel seri baru Yoongi.
"Mungkin..-" jawabnya ragu-ragu
"Kau terlihat tegang Yoongi-ah, apa kau baik-baik saja?" pertanyaan dengan nada khawatir dilontarkan oleh sang editor yang melihat Yoongi berkali-kali menghembuskan nafas.
"Kurasa, aku harus segera pulang untuk melanjutkan naskahnya, dengan tambahan karakter baru, agar kau bisa membacanya dan menyetujuinya akan di pakai atau tidak" jawab Yoongi berdiri dan memasukkan handphonenya kedalam saku celananya dan bersiap mengenakan mantel musim gugurnya.
Jujur saja di dalam kepalanya saat ini hanya terisi oleh wajah sang dokter yang bertemu dengannya hari ini yang ternyata adalah sahabat dari sang editor, dan kemungkinan tempat praktiknya juga tak jauh dari perusahaan penerbitan yang menampung karyanya. Tapi kenapa sang dokter dapat mengenalinya, itulah yang sekarang di pikiran Yoongi, bagaimana sang dokter itu tahu kue kesukaannya, dan sialnya ternyata sang dokter terlihat lebih tampan daripada foto yang di pajang melalui websitenya.
Satu hal yang menjadi ketakutannya saat ini ialah, apakah semua percakapannya dengan sang dokter akan terjadi? Merawatnya secara intensif, dan err melamarnya?, demi kulit kerang ajaib, Yoongi tak akan mau, lebih baik ia memiliki ikatan dengan vampire daripada dengan manusia, Karena ia tak ingin merasakan kematian dari sosok yang ia cintai. Namun sialnya, otak bengalnya kembali berpikiran bahwa vampire tentu saja bisa mati dengan di tusuk dengan pasak atau logam perak, tapi di era saat ini, memangnya ada vampire? Itu hanya karangan Yoongi saja di salah satu dark novelnya, yang mana sang vampire menyamar dan membaur menjadi manusia demi kelangsungan hidup mereka, beradaptasi dengan lingkungan, makanan, bahkan matahari, namun tidak berhenti mengkonsumsi darah, namun dengan batasan.
Dan hingga pukul sebelas malam ia masih terjaga, dengan naskah kosong yang sedari tadi terpampang di layar laptopnya. Melewatkan makan malamnya di pukul delapan.
Ia segera tersadar, melirik kearah dimana jendelanya masih terbuka dengan hembusan angin malam musim gugur dengan beberapa daun maple berjatuhan di lantai kamarnya, Yoongi berdiri dari meja kerjanya, berjalan kearah jendelanya, jemarinya dengan pelan memungut daun maple dan membiarkan angin meniup daun maple di atas tangannya, dan menutup jendela serta tirainya setelah seluruh daun maple terbang dari tangannya.
Namun yang tak disadari oleh Yoongi ialah, ada sosok pria bersuri semerah senja dengan mantel panjang musim gugur sedang berdiri tepat di bawah pohon maple yang berada di halaman rumah tepatnya di bawah kamar Yoongi, tersenyum dengan kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku mantelnya, lalu beranjak dari sana dengan surai senja nya yang berubah menjadi kelam sewarna ebony, berjalan santai keluar dari halaman rumah Yoongi.
.
.
"Jadi, kapan kau akan kembali mengklaimnya sebagai pasangan abadimu, hyung?" tanya sosok pria tinggi bertubuh tegap berisi terlihat seksi dengan balutan setelan jas dengan minim ekspresi yang sedang duduk di sofa berwarna semerah darah di sebuah mansion mewah ber-aksen British berwarna putih gading.
"Well, kenapa kau tak menceritakan bagaimana kelanjutan cerita cintamu hingga di jenjang pernikahanmu dengan Yoo Kihyun saat ini, hm?"
"Sial, lagi-lagi kau membalik pertanyaanku, Hoseok hyung"
"Apa dia tahu mengenai siapa dirimu yang sebenarnya?"
"Ya, aku memberitahu semuanya sebelum kami menikah"
"Reaksinya?" Pemuda bertubuh seksi itu seketika menarik kebawah kerah kemejanya dan menunjukkan leher jenangnya yang terdapat sebuah tato kecil berbentuk kupu-kupu berwarna oranye.
"Baiklah aku sudah mengerti jawabannya" lanjut Hoseok mengibaskan sebelah tangannya agar pemuda di hadapannya menutup tanda di lehernya.
"Segera, atau kau akan kembali kehilangannya hyung" interupsi suara dari sosok pria jangkung bersurai ash blonde yang baru saja turun dari lantai atas membuat kedua pemuda di sana menoleh ke sumber suara.
"Kim Taehyung.."
.
.
.
.
TBC or END?
Akhirnya setelah sekian lama saya terpuruk dalam dunia kesesatan, haha
akhirnya otak saya berjalan kembali untuk membuat fanfiction, tp dengan fandom yg berbeda, enjoy it guys!
see ya!
