Tittle: Beast In Love
Author: Chunhong07
Maincast: Jung Daehyun & Choi Junhong of B.A.P
Warning: It' Genderswitch!, not EYD, alur gak jelas, typo(s) etc.
Disclaim: This story is MINE! Inspirate based on manga with same tittle by KAYORU. DO NOT PLAGIARIZE OR REPOST W/O MY PERMISSION!
Summary: Junhong yang menyukai Himchan, ketua OSIS di sekolahnya, mencoba untuk menyatakan perasaanya. Sialnya, saat ia menyatakan perasaanya, justru Daehyunlah yang berada di depannya. Daehyun berandal sekolahnya. Dia salah menembak orang! Bagaimana kelanjutan nasib Junhong?
Happy reading!
"Praktik PKK-nya menyenangkan sekali ya?", ucap gadis bermata bulat, Kyungsoo, salah seorang teman Junhong.
"Bagaimana rasa cookies kita ya?", ucap Kyung, temannya yang lain.
"Aku…", ujar seorang siswi. Namanya Junhong. Sang wakil ketua OSIS. Rambutnya yang berwarna biru kelam diikat dua, matanya yang berwarna coklat bening sangat memikat, kutilnya yang seputih salju benar-benar mempesona. Sayang, pribadinya yang pemalu membuat ia tak terlalu banyak mengenal orang. "Aku akan berikan cookies ini dan menembak ketua OSIS!"
Kelas mereka baru saja menyelesaikan praktik memasak. Hari ini mereka memasak cookies. Junhong gadis pemalu yang memendam perasaan pada Himchan, ketua OSIS di sekolahnya memantapkan hati unntuk memberikan cookiesnya dan menyatakan perasaannya.
"Junhong!", ucap Kyung. "Akhirnya nekat juga!"
"Ketua OSIS pasti juga menyukai Junhong.", ucap Kyungsoo menyemangati.
"Selamat berjuang, wakil ketua OSIS!", seru mereka bersamaan.
"Jangan bicara begitu, dong!" Junhong merona. "Aku sedih kalau ditolak."
Junhong pun berlalu. Hendak mencari Himchan. Ia melangkahkan kakinya dengan senang. Duh, tapi, Junhong juga merasa gugup. Semoga pertanda baik!
"Dia pintar, tapi kikuk.", bisik Kyung pada Kyungsoo.
"Iya. Aku jadi penasaran kelanjutannya. Kita ikuti dia yuk?"
###
"Ah! Lebih baik jangan ke sana!", ucap seorang siswa memperingati. "Jung Daehyun dan geng-nya sedang mengamuk di koridor!"
PRANGG
Suara kaca pecah terkena lemparan bola baseball yang dipukul oleh si berandal sekolah.
"Wahh! Pecah.", ucap Yongguk, anggota berandal sekolah. "Daehyun terlalu kuat sih!"
Hahahaaa! Tawa berandalan itu menggelegar dan menggema di sepanjang koridor.
Jung Daehyun, berandalan SMA Dragon sedang mengamuk. Matanya yang coklat, memandang tajam ke segala arah, surai karamelnya bergaya acak-acakan, kulit tan dengan badan tegap itu memegang tongkat baseball di tangan kanannya. Bibirnya menyunggingkan smirk sinis.
"Jung Daehyun! Lagi-lagi kau!", ucap seorang siswa. Kulitnya putih, rambutnya hitam kelam, perawakannya tegap, pakaiannya rapi dilengkapi kacamata membingkai wajah tampannya.
"Wah! Ketua OSIS datang.", ucap Daehyun santai. Dia sudah biasa membuat ulah.
"Ikut aku ke ruang guru!", ucap sang ketua OSIS, Himchan.
"Hah?" Daehyun berseru meremehkan. "Kau saja yang gantika aku.", ucapnya pada Jongup, salah seorang teman berandalnya.
"Yakk! Kenapa harus aku?", Jongup berseru tak terima.
"Ayolah. Demi murid yang tampan ini.", ujar Daehyun percaya diri.
"Sudah hentikan! Cepat ikut aku, Jung Daehyun!", seru Himchan final.
"Yaya… Baiklah."
###
'Ada apa ribut-ribut?' Junhong bergumam dalam hati.
Dia sedang berjalan menyusuri koridor mencari Himchan dan dari tempatnya sekarang dia sayup-sayup mendengar suara keributan. Tapi, tiba-tiba ia melihat Himchan, ketua OSIS incarannya sedang berjalan mendekat.
"Jadianlah denganku. Terimalah cookies ini. Terimalah cookies, aku…", gumam Junhong pada dirinya sendiri. Berlatih mungkin? Astaga! Dia sangat gugup sekarang. Setelah menata hatinya yang berdegup tak beraturan…
"Maaf. Kumohon, terimalah aku.", ucap Juhong sambil menundukkan kepalanya dan mengulurkan cookiesnya. Saat Junhong mengangkat kepalanya betapa kagetnya dia!
Yang ada dihadapannya bukan Himchan sang ketua OSIS! Melainkan sosok berkulit tan, berambut karamel dan berwajah seram itu. Si berandal sekolah! Jung Daehyun!
Astaga! Junhong salah menembak orang!
"Jun… Junhong.", ucap Himchan tidak percaya. Junhong sosok yang manis, pintar dan pemalu ini menyukai Daehyun di berandal sekolah? Sulit dipercaya!
Junhong yang menyadari kesalahannya, beranjak pergi. "Maaf, aku permisi.", ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan berlalu.
Sialnya, si Daehyun itu menahan tangannya lalu merengkuhnya dari belakang. Melingkarkan tangannya pada pinggang dan leher jenjang Junhong.
"Kau ini lucu ya?", ucap Daehyun rendah di telinganya. "Baiklah, aku terima kau sampai aku bosan. Kita rukun-rukun ya, Wakil ketua OSIS."
Aduhh! Dan begitulah ceritanya. Aku, Choi Junhong menjadi pacar Jung Daehyun.
###
Siang itu saat istirahat pertama, Junhong dan Daehyun sedang berada di kantin untuk makan siang.
"Hei, Junhong. Kau membawa bekal makanan ya?", tanya Daehyun.
Sebenarnya sih tidak menyeramkan, hanya saja tatapan mata Daehyun seakan menguliti Junhong hidup-hidup. 'Berlebihan sekali.' batin Junhong.
"I… Iya.", jawabnya gugup. "Silakan makan." Junhong memberikan bekal makanannya pada Daehyun.
Choi Junhong yang akhirnya menjadi pacar Jung Daehyun. Bukannya senang dia malah ingin cepat-cepat putus dari berandal sekolah ini. Maka dari itu, dia menyelidiki apa saja yang tidak disukai Daehyun. Jadilah, ia membuatkan bekal berisi sayuran yang sama sekali tidak disukai Daehyun.
Melihat mimik Daehyun yang terkejut, Junhong yakin Daehyun akan membencinya setelah ini. 'Ayo, bencilah aku! Benci aku karena bekal ini!' batin Junhong.
Tetapi, respon Jung Daehyun sungguh di luar dugaan.
"Kau sendiri, mana bekalmu?", ucap Daehyun yang membuat Junhong kalap sendiri. Ia bingung harus menjawab apa!
"E… Eh?! A… Aku…", ucap Junhong gemetar.
KRUYUKKK
Itu bukan suara perut Daehyun yang kelaparan. Sialnya, itu malah menjadi suara perut Junhong. Betapa malunya dia.
Daehyun menatapnya tajam. Sangat mengintimidasi. Menunggu jawaban yang cukup memuaskan dari Junhong.
"Aku lupa. Karena terlalu senang membuat bekal untuk Daehyun, aku lupa membuat bekan untukku sendiri.", ucap Junhong asal.
"Hm." Daehyun tersenyum. "Kamu ini benar-benar menyukai aku ya?", ucapnya santai.
"Bukan itu maksudku!" Junhong panik.
"Yasudah. Apa boleh buat.", ucap Daehyun sambl mengambil beberapa potong sayuran dari bekal Junhong menggunakan sumpit. "Nih. Ayo makan." Meraih bahu Junhong mendekat lalu menyodokan sayuran tadi.
"Tidak usah!", tolak Junhong.
"Harusnya kamu bersyukur aku mau membagi bekalku denganmu."
'Kau hanya tak ingin makan bekal ini, kan?' harusnya Junhong mengucapkan hal itu.
"Ayo, buka saja mulutmu." Daehyun menyuapi Junhong bekal makanannya.
Ukhh!
"Enak tidak?"
"I… Iya."
Junhong merasa malu, tapi dia tidak berani melawan Daehyun.
"Kamu ini lucu sekali! Tidak membuat aku bosan! Hahahaaa.", seru Daehyun lalu tertawa seram.
'Dia sadis!' pikir Junhong.
"Lihat, ketua! Jung Daehyun pacaran.", ucap seorang siswa.
"Aku tidak menyangka wakil ketua OSIS jadian dengannya.", ucap siswa lain.
DEG
Junhong sadar. Ketua OSIS?
Kim Himchan melihatnya! Demi Tuhan, ketua OSIS yang sukai Junhong melihatnya bersama si Daehyun yang menyeramkan ini!
"Bukan…" junhong hendak menyangkal. Tapi apa yang dikatakan Himchan benar-benar menyakiti hatinya.
"Iya, ya.", ucapnya dingin. "Kukira dia lebih pintar menilai orang. Sayang sekali."
Junhong sungguhan tertohok atas kata-kata Himchan.
Daehyun baru saja hendak bangkit dari duduknya, saat Junhong berbalik dan menatapnya heran.
"Apa?", tanyanya pada Junhong. "Aku tidak suka gayanya. Biar aku tonjok dia satu kali."
"Jangan!" Junhong berteriak.
"Huh? Memangnya kenapa?", tanya Daehyun curiga. 'Gawat!'
"Ah! Eum… Itu…", gagap Junhong. Jika Daehyun tahu Junhong menyukai ketua OSIS bisa menjadi malapetaka. Biarlah. Sekali saja. "To… Tolong jangan pergi."
"Ya ampun." Daehyun melunak. "Kamu benar-benar menempel denganku ya?"
Astaga, Choi Junhong! Apa yang baru saja kau lakukan?
###
Kali ini, Junhong sedang berada di ruang kelasnya. Sedang menghadap jendela sambil memegang selembar foto. Fotonya bersama Himchan, sang ketua OSIS. Foto itu diambil saat awal mereka menjabat sebagai mengurus OSIS. Junhong yang sedari awal mengagumi Himchan, saat melihat foto itu dari laptop milik Minhyuk, anggota OSIS bagian dokumentasi, langsung meminta filenya dan mencetaknya. Kenangan tersendiri untuk Junhong.
Dan saat ini, dia sedang memandangi foto itu dengan tatapan sedih. Apa Himchan membencinya? Himchan benci Junhong hanya gara-gara dia berpacaran dengan Daehyun, si berandal sekolah?
'Kau salah, ketua. Yang aku sukai adalah kau.' batin Junhong sambil menitikkan air matanya.
GREKK
"Hei, Junhong. Kau di sini ya.", ucap Daehyun memasuki kelas Junhong. Dan betapa terkejutnya dia melihat Junhong menangis sambil menatapi selembar foto.
"Hei.", sapa Daehyun. Junhong tersadar dari lamunannya dan segera menghapus air matanya. "Kau lihat apa sih? Sampai menangis begitu? Sini, pinjam."
Daehyun? Kalau dia sampai lihat foto itu, dia pasti tahu kalau Junhong menyukai Himchan.
"Ti… Tidak apa-apa kok.", sangkal Junhong
Dan sayangnya, angin yang berhenbus terkalu kencang menbuat pegangan Junhong pada foto itu terlepas dan foto itu terbawa angin.
"Ah!" Junhong berusaha meraih kembali foto tersebut.
"Bahaya tahu!", teriak Daehyun memperingati.
Daehyun menggantikan Junhong. Berusaha menggapai foto itu. Sialnya, pegangannya terlepas dan dia pun terjatuh.
BYURRR
Sungguh sebuah keberuntungan karena Daehyun terjatuh di kolam yang sejajar dengan jendela tempat Junhong berdiri.
Daehyun jadi basah kuyup. 'Aduh… Bagaimana ini?' Junhong gelisah tentu saja. Daehyun basah karena Junhong.
Junhong berlari menuruni tangga, menuju lokernya lalu mengambil handuk biru muda yang biasa dipakainya jika ada kegiatan renang. Berlari menuju tempat Daehyun.
Dan astaga! Junhong merona melihat tubuh half naked milik Daehyun. Kulitnya yang tan, punggungnya yang tegap, apalagi erutnya yang sixpack itu benar-benar membuat Junhong malu.
"Ma… Maafkan aku." Junhong berucap gugup.
"Jangan ke sini. Kembalilah ke kelas duluan."
Daehyun marah. Junhong takut.
"Tapi… Aku punya handuk."
"Bawel!", ucap Daehyun kesal. "Aku tidak mau kamu melihat rambutku begini."
'Huh? Rambut?' Junhong terkejut.
"Demi kamu, setiap pagi aku menata rambut selama 30 menit."
A… Apa?
"Kamu tidak marah ya?", ucap Junhong polos.
"Hah? Marah?" Giliran Daehyun yang terkejut. "Aku basah seperti ini gara-gara kamu menangis sendirian."
Eh? Jangan-jangan Daehyun cemas karena Junhong menangis.
"Ah.", ucap Junhong lirih. "Rambutmu tidak aneh, kok. Aku… Aku suka."
"Hah?" Daehyun tertegun. "Kamu ini suka apapun juga dari aku."
"Ah. Bu.. bukan." Junhong terkisap. "Kalau tidak suka dilihat, aku balik badan saja.", ucapnya.
"Tunggu.", ujar Daehyun. "Aku basah gara-gara kamu. Keringakan aku."
"Ah… Iya."
Mengapa Junhong merasa aneh? Daehyun tetap memerintah seperti biasanya. Tapi, Junhong tidak takut.
DEG DEG DEG
Apa karena…
Junhong menghentikan gerakannya mengeringkan rambut Daehyun. Dia terkisap. Menutupi mulutnya sendiri saat menyadari sesuatu. Melihat wajah tenang Daehyun yang memerah membuat Junhong salah tingkah.
"Aku… Aku kembali ke kelas dahulu.", ucap Junhong, lalu pergi meninggalkan Daehyun.
Berlari sekencang mungkin lalu menutup pintu kelasnya kasar. Beruntung tidak ada siapa-siapa. Jika ada teman-temannya, malu sekali dia.
'Apa… Perasaan apa ini?' Junhong termenung di balik pintu. Junhong merasakan bahwa dirinya ingin selalu menyentuh Daehyun. Aneh. Yang Junhong sukai kan Himchan.
###
Di kolam renang tadi, Daehyun yang ditinggalkan Junhong bangkit dari duduknya.
"Cih." Daehyun berucap lirih. "Kalau ada dia aku jadi kacau."
Lalu, tidak sengaja pandangan Daehyun jatuh pada sebuah objek. Lembaran yang tadi dilihat Junhong sambil menangis.
"Jatuh di sini, ya.", gumam Daehyun. "Foto yang dia lihat tadi…"
Daehyun terkejut. Meremas foto tersebut. Ia akhirnya menyadar kesalahpahaman yang terjadi di sini.
###
TENG TENG TENG
Bel sekolah usai berbunyi. Semua siswa bergegas pulang.
"Bye, Junhong.", ucap Kyung. "Cepat pulang ya? Hampir hujan."
"Iya.", ucap Junhong.
Hari ini dia tidak bisa pulang cepat karena ada rapat OSIS. Sulit rasanya memandang Himchan dalam situasi seperti ini.
"Junhong." Seseorang memanggilnya.
DEG
Daehyun!
Mengapa Junhong merasakan hal ini? Jantungnya berdebar saat menatap Daehyun.
"Daehyun, mengapa rambutmu basah lagi? Kan tadi sudah aku keringkan." Junhong menyadari ada yang janggal di sini. Perasaanya saja atau memang wajah Daehyun berwarna merah? "Jangan-jangan kamu flu."
Junhong baru saja akan memeriksa keadaan Daehyun saat suara Himchan menginterupsi.
"Junhong?", ucap Himchan. "Sedang apa? Cepat ke ruang OSIS."
"I… Iya. Aku pergi sekarang.", jawab Junhong gugup.
SRET
Daehyun menahan lengannya.
"Ketua OSIS.", ucapnya rendah. "Dia suka padamu."
Eh?! Junhong terkejut. Bagaimana Daehyun bisa tahu?
"Apa katamu?", ucap Himchan bingung. "Dia menyatakan perasaan padamu, kan?"
"Dia hanya salah tembak saja. Iya kan, Junhong?", ucap Daehyun.
'Bagaimana ini? Daehyun pasti sangat marah.' batin Junhong.
"I… Iya.", ucap Junhong lirih. "Maafkan aku."
"Kali ini jangan salah lagi. Dasar culun.", ucap Daehyun sambil menepuk kepalanya. "Sudah jelas ya? Jaga dia baik-baik, ketua." Dan Daehyun pun berlalu meninggalkan Junhong yang terdiam membisu.
"Junhong. Apa benar ucapannya tadi?", tanya Himchan. "Kamu terpaksa jadian dengan berandalan seperti dia. Benar-benar sial."
Junhong masih terdiam. Mengapa dia bodoh sekali?
"Tidak, kok.", sangkal Junhong sambil tersenyum. "Meski preman, banyak kebaikan dalam diri Daehyun. Justru dia yang sial jadian denganku."
Junhong menangis. Mengapa perasaannya begini? Mengapa menghadapi kenyataan bahwa Daehyun yang menbencinya hatinya sesakit ini? Astaga!
"Ketua, maaf.", ucap Junhong.
'Jung Daehyun! Jangan pergi! Aku menyukaimu.'
###
JRESSSS
Junhong berlari menembus air hujan dengan membawa payung.
"Daehyun! Kamu di mana?", teriak Junhong dalam derasnya air hujan.
Dia terus mencari Daehyun. Sampai akhirnya, Junhong menemukan Daehyun di kebun belakang sekolah.
"Daehyun!", panggilnya.
"Apa!", jawab Daehyun kasar. "Kenapa kamu mengikuti aku? Kembali sana!"
Junhong menahan lengannya. "Berteduhlah di bawah paying ini. Nanti kamu basah kuyup."
"Biarkan aku! Aku mau mendinginkan badanku yang panas."
"Tuh, kan. Kamu demam. Terkena flu."
"Ini bukan karena flu.", ucap Daehyun rendah. "Tiap kali aku memikirkanmu, dadaku menjadi panas dan aneh begini!" Daehyun berjongkok di tanah.
Junhong terkejut. Mengeratkan pegangannya pada gagang paying. Jung Daehyun. Dia. Dia sedang menyatakan perasaannya?
"Daehyun.", ucap Junhong lirih. "Apa itu pernyataan cintamu?"
"Hah?!" Daehyun terkejut. " Kamu sendiri sudah menyatakan cinta belum?!"
Junhong melepaskan pegangan payungnya. Memeluk Daehyun dari belakang. Membalikkan wajah Daehyun lalu menempelkan bibirnya yang dingin pada bibir Daehyun yang membiru. Mengecupnya dalam.
"Jun… Junhong…" Daehyun kehilangan kata-katanya.
"Aku…" Junhong menggantungkan kalimatnya. "Menyukai Daehyun."
"Kamu keras dan kasar. Masih agak menakutkan. Tapi, aku tetap ingin bersama Daehyun."
"Kalau begitu, ulangi lagi ucapan pertamamu."
"Tolong. Terimalah aku."
"Ya sudah."
Dan kedua belah bibir itu pun kembali menyatu dalam derasnya air hujan.
Mulai hari itu, kau yang seram bagaikan singa, dan manis bagaikan kucing, menjadi kekasihku
-THE END-
Selesai juga DaeLo yang lain…
Fyuhhh…
Gimme Ur Review, pleaseee…
See ya at the next story…
Luvvv
