Love U at Our First Meet
.
JungHona
VHOPE
(Jung Hoseok & Kim Taehyung)
MinYoon as Mr & Mrs Jung
NamJin as Mr & Mrs Kim
JR & Ren NU'EST inside
T
Chaptered
.
WARNING : Fanfic ini sudah kurombak berkali-kali, jadi jika terdapat typo yang 'keterlaluan' mohon dimaklumi saja ne.. *tutup muka*
.
.
.
"Abojhi, kita akan kemana?"
Malaikat kecil yang mengayun-ngayunkan kaki pendeknya dari atas kursi mobil itu menyerukan ayahnya. Sang ayah pun hanya tersenyum gemas dan sekilas menilik pantulan anaknya dari balik kaca spion depan "Kita akan ke rumah Jung-ahjusi sayang" Ucapnya pelan dan masih fokus pada jalanan tol yang teduh dengan pepohonan di kanan-kirinya.
Si ibu yang sedari tadi sibuk mengatur posisi tidur si kecil dipangkuannya, kini menjulurkan tangan guna mengelus rambut lembut anak sulung kecilnya "Apa kau mengantuk hm? Eomma akan membangunkanmu jika kita sudah sampai." ujar si ibu lembut.
Anak berusia 5 tahun itu menggeleng lalu mengambil tab merah di sampingnya dengan jari-jari mungil itu "Aniyeo.. aku akan main game saja." ujarnya dan mulai menyalakan layar tabnya. Si ayah menilik lagi anaknya yang terlihat sibuk menekan-nekankan jari-jari kecil itu di atas tab kesayangannya "Oh iya, nanti kau akan bertemu anak dari teman abojhi" ucap Tuan Kim menyuara.
Anak kecil itu mendongakkan dengan mata berbinar "Jinja?" tanya bocah itu antusias
"Ahahaha.. geurejhi! Tapi kau harus memanggilnya 'hyung' ne?" jawab si ayah gemas dengan menekankan kata 'Hyung' "Hyung?" senyum kotak anak itu berubah menjadi kerucutan imut "Iya sayang.. nanti kau akan berkenalan dengannya, tapi jaga sikapmu saat di sana ne? Yaksokkae?" ucap sang ibu mengacungkan kelingking di depan bibir bocah itu.
Bocah itu pun kembali menampilkan senyum uniknya dan meraih kelingking sang ibu dengan kelingking kecilnya "Yaksok!" serunya antusias.
.
.
Cahaya matahari pagi yang menyilaukan langsung menerpa gundukan besar di atas kasur anak itu. Sudah jelas masih ada yang tertidur di sana dan karna itulah, suara berisik di kamar bercat soft green itu bermulai "Ppali! Ppali! Ppali! Kajja ppali ireona!. Ini sudah pagi dan jagoan abojhi harus sudah bangun!"
Terlihat sesuatu di balik gundukan itu sudah mulai terusik saat ujung selimut itu semakin di tarik ke atas. Sosok ayah itu pun segera mendudukkan dirinya di kasur putranya yang jelas-jelas masih ingin menikmati hangatnya selimut di pagi hari yang mulai menjelang musim gugur ini "Ppali~" bujuk si ayah yang mulai menepuk-nepuk punggung anaknya "Abojhi.. aku masih mengantuk.."
"Yak ppali ireonawa, neo ara? Hari ini teman eommamu akan berkunjung. Jika kau tidak bersiap dari sekarang, apa kau mau dimarahi oleh eomma nanti?" seketika gundukan selimut itu terlempar jauh bersamaan saat tiba-tiba seorang anak lelaki meloncat dari atas kasur, langsung menyabet handuk yang menggantung di belakang pintu kamarnya "Eomma eodiyeo?" tanya bocah berusia 7 tahun itu pada ayahnya yang mulai mengeluarkan beberapa baju dari lemari untuknya "Eomma ada di dapur, cepatlah mandi."
Setelah itu, bocah itu pun berlari kencang menuju kamar mandi dibarengi dengan tawa gemas si ayah. Tak lama, pintu kamar berhiaskan motif zig-zag itu terbuka sedikit, memperlihatkan sosok lelaki berwajah manis yang memasang mimik penasaran "Dia sudah bangun?" tanya pria berparah manis itu pada si suami.
Yang ditanyai pun langsung mengumbar senyum cerah "Dia bahkan langsung melompat dari kasur saat aku mengatakan jika kau akan mengamuk" setelah itu, hanya kekehan kecil yang terdengar.
.
.
Seoul 1.47 p.m KST
Deru mesin mobil yang sedari tadi terdengar, kini mulai mengendur saat sang pengemudi berhenti pada sebuah rumah bergaya Eropa. Terlihat jika kedua sisi pintu depan mobil terbuka. Terlihat ada seorang pria dengan mantel hitamnya dan di sisi lain juga seorang pria yang sedang sibuk menggendong seorang bayi berusia setahun digendongannya.
"Sayang, biarkan Jungkook aku saja yang menggendong." ucap si pria mantel hitam pada pria yang menggendong anak –istrinya. Si istri pun langsung memindahkan si kecil kedekapan hangat ayahnya, berharap agar si bungsu tak merasakan dingin musim gugur.
Setelah itu, ia berjalan ke pintu tengah mobil dan membuka salah satu sisipintu mobil. Di sambutnya sebuah tangan kecil dan menuntunnya keluar dari mobil "Eomma, kita sudah sampai?" tanya anak itu "Iya sayang, ini rumah ahjusi dan ahjuma Jung." jawab ibunya dan mulai mengikuti langkah sang suami menuju pintu utama kediaman keluarga 'kecil' Jung itu.
.
"Dimana mereka?"
Pria dengan kulit seputih salju itu mulai duduk tak tenang di samping suaminya, dia terus melihat kearah jendela, mengharapkan sesuatu "Sabarlah Yeobu, sebentar lagi mereka pasti datang" ucap si suami mencoba menenangkan istrinya yang sudah kepalang kesal "Daripada kau begini, kenapa tidak siapkan cemilan yang kau buat tadi kesini?" sarannya kemudian.
Dengan begitu, si istri pun hanya mengangguk mengiyakan walaupun masih ada paras kesal menyelimuti wajah manisnya "Hoseokie, pergilah dan bantu eomma ne?" pinta si suami kemudian pada putranya yang beberapa detik lalu sibuk memainkan boneka singa yang berukuran 2 kali besar tubuhnya.
"Ne~" anak penurut itu langsung berlari menuju dapur sesuai perintah ayahnya.
Ding~ Dong~
Pria yang sibuk menonton acara Tv-nya itu tiba-tiba menoleh pada arah pintu utama. Ia berlari kecil menuju pintu utama dan membuka pintu itu kemudian.
"Yo! Jung Jimin! How are you?!" pekik seorang pria bermantel hitam pada si pemilik rumah –Jimin "Eyo Namjoon-hyung! Whats poppin'?!" Jimin sama antusiasnya dengan pria yang dipanggilnya Namjoon barusan "Yak geumanhae! Sudah berapa umur kalian masih ingin bersikap begitu di depan anak-anak?" sentak yang di belakang Namjoon.
Namjoon dan Jimin tertawa renyah sesaat "Mian hyung, sudah lama tidak bertemu sejak meetingku dengan Namjoon-hyung waktu itu." ucap Jimin pada pria anggun itu –Seokjin. Jimin mengalihkan pandangannya pada bayi digendongan Namjoon, beberapa saat kemudian mata sipitnya mulai melengkung "Aigoo~ ini anak kedua kalian? Kiyeowo~" puji Jimin mengusak rambuk Jungkook, sedangkan anak kecil itu makin mendekapkan diri pada ayahnya.
"Jangan panggil dia begitu Jim, dia namja." tegas Namjoon.
Seokjin menolehkan kepalanya ke bawah saat dirasanya tangan kanannya ditarik-tarik. Dan seakan paham tatapan mata sang ibu, anak itu langsung membuka mulut "Eomma, dingin.." ucapnya dengan polos namun cukup membuat Jimin memukul dahinya sendiri "Astaga! A-ayo masuklah! Astaga aku lupa menyuruh kalian masuk."
Jimin pun memiringkan tubuhnya, mempersilahkan tamu-tamunya masuk ke dalam rumah yang lebih hangat "Yeobu! Namjoon-Hyung dan Seokjin-hyung sudah datang!" seru Jimin pada istrinya yang masih di dapur. Dan beberapa detik kemudian, terdengar deru cepat langkah kaki dari arah dapur.
"Yak! Kim Namjoon! Kenapa kalian lama sekali eoh?!" itu istri Jung Jimin dengan sendok yang masih bertengger ditangannya "Wow wow wow.. calm down Yoongi-hyung.. yang penting kami sudah sampai dengan selamat kan?" balas Namjoon dengan jari telunjuk yang sedikit demi sedikit menurunkan acungan sendok dari Yoongi –istri Jung Jimin.
"Yahh.. benar juga. Duduklah, aku akan ambilkan cemilan."
"HWAAHH..!."
Pekikan cempreng barusan membuat 4 pria dewasa itu menoleh pada seorang anak berambut coklat yang dengan cepat menubruk sebuah boneka singa jumbo di sudut sofa "JEOWAYEO..!" pekik anak itu lagi "A-ah.. sayang, jaga sikapmu. ayo kemari" Seokjin yang nampak bersalah mulai memanggil-manggil anaknya dari jauh "Eishh hyung, gwaenchana. Sepertinya anakmu sangat menyukai boneka itu."
"Hoseokie~ ayo keluar dan perkenalkan dirimu!" Jimin menyuara kearah dapur saat menyadari jika putranya tak berada di tengah mereka. Setelah itu, seorang anak dengan kaus bermotif mickey dan short pants jeans keluar dari dapur dan berdiri di sampingnya "Ayo perkenalkan dirimu."
"Anyeong haseo, cheonun Jung Hoseok imnida." ucap anak itu membungkuk hormat. Namjoon yang merasa kagum segera mengusap rambut raven Hoseok dan menurunkan Jungkook dari gendongannya, lalu berjongkok dengan kedua telapak tangan besarnya yang memegang kedua bahu kecil Jungkook "Ini Kim Jungkook, Jungkookie~ ini Hoseok-hyung. Sekarang panggil dia hyung." pinta Namjoon.
Namun bukannya melakukan apa yang ayahnya suruh, Jungkook malah berjalan memutar bersembunyi di balik punggung Namjoon "Aishh.. mian, anak ini memang pemalu." mereka pun tertawa sebentar "Tae~ ayo kemari dan perkenalkan dirimu."
Semua pasang mata mengarah pada bocah lelaki yang masih asyik memeluk boneka singa besar itu, terkecuali Hoseok yang pandangannya terhalang oleh sofa. Cepat-cepat, bocah itu pun berlari kecil mendekati ibunya, dia ingin mengenalkan diri.
Tapi..
"Nah sekarang beri salam pada ahjussi, ahjuma dan Ho-..".
"Jeowa."
Senyum lembut Seokjin berubah kaku, begitu pula Namjoon, Jimin, dan Yoongi. Namun bocah 5 tahun itu terus berjalan kearah Hoseok dan tiba-tiba membungkuk "Anyeong haseo! Cheonun Kim Taehyung imnida!" ucap Taehyung penuh semangat lalu kembali menegakkan badannya dan tersenyum cerah ke Hoseok "Anyeong! Hoseok-hyungie!"
2 pasang orang tua itu sama-sama sedang memutar otak, tak terkecuali Namjoon yang terkanal dengan otak geniusnya, apa Taehyung baru saja sedang mencoba menampilkan kesan 'berbeda' pada Hoseok?
.
.
Jadilah seperti ini, kedua pasang orang tua itu sedang menertawakan suatu hal entah apa, yang pasti anak-anak tak mungkin pahami. Yoongi ataupun Seokjin juga sesekali akan terlihat merengut pada suami mereka masing-masing.
Sedangkan tiga bocah dengan umur berbeda itu sedang asyik memainkan permainan rumah-rumahan. Sebenarnya tidak semua, karna hanya Taehyung yang terlihat asyik sendiri. Jungkook hanya bisa melihat kedua hyungnya dengan pandangan polos. Taehyung yang sibuk berimprovisasi layaknya ibu-ibu yang sibuk dengan masakannya, sedangkan Hoseok? Dia hanya bisa menatapi wajah Taehyung entah heran atau semacamnya.
"Hyung.. Kookie lapal.." Jungkook menarik-narik ujung lengan kaus Taehyung saat perutnya terasa lapar. Taehyung tersenyum manis pada Jungkook lalu mengusap pipi gembil bocah satu tahun itu dan menoleh pada Hoseok "Yeobu, tolong ambilkan susu uri Kookie ne?"
Respon Hoseok hanya bisa terbilang biasa. Panggilan 'Yeobu' sudah familiar ditelinganya, abojhi dan eommanya sudah terlalu sering mengucapkannya. Toh, di umur Hoseok segini, apa yang dia tahu makna dari 'Yeobu'?. Hoseok mengangguk dan berdiri dari sana. Satu hal yang Hoseok pikirkan sekarang adalah berjalan mendatangi Seokjin-ahjuma dan meminta susu Jungkook padanya.
"Ahjuma." Seokjin yang tadinya sedang bergelak tawa beralih pada Hoseok kecil yang berdiri di sampingnya "Ne? Waeyeo?" balas Seokjin "Eo.. Jungkook lapar, dia ingin susu, aku di minta Taehyung memintanya." jawab Hoseok menunjuk kearah Taehyung. Wajah Seokjin berubah kaget, segera dibukanya tas kecilnya dan mengambil sebuah dot susu untuk Jungkook.
Taehyung mengikuti langkah ibunya yang kembali ke tengah ruangan dan berdiri di samping Hoseok. "Apa yang kalian mainkan?" tegur Jimin pada Taehyung, Taehyung dengan cerianya merapat pada Hoseok dengan senyum lebar "Hehe.. kami bermain rumah-rumahan ahjusi! Hoseok-hyungie jadi appa, aku jadi eomma, dan Jungkook jadi uri baby!" jawab Taehyung lalu menunjuk Jungkook yang duduk tenang dipangkuan sang ibu dengan dot ditangan.
"Appa? Eomma? Astaga.. hyung, lihat kelakuan anak-anak kita hahaha.." ucap Jimin dengan senyum cerah kearah Namjoon yang bergelak tawa "Tae.. kau sangat menyukai Hoseok-hyung?" tanya Namjoon pada anak sulungnya itu "Ne! Na jinja jowha!" itulah respon Taehyung dengan senyum kotak khasnya. Namun berbeda dari Hoseok yang mengambil langkah kecil menjauh.
Taehyung melihat itu, dan mata indahnya langsung menyiratkan kekecewaan "Hoseok-hyungie tidak menyukai Taehyung?" simpul Taehyung kecewa dengan bibir mengerucut lucu, Hoseok menarik nafas dalam -anak ini benar-benar imut "Aniyo.. geunyang.. kita masih kecil, jadi kita tidak boleh saling menyukai." itu adalah kalimat polos dari Hoseok, dan gelak tawa dua pasang orang tua itu pun kembali pecah.
Jimin memanggil Hoseok untuk mendekat padanya, lalu menatap semuanya bergantian dan berhenti di Namjoon "Hyung, apa kita jodohkan mereka saja?" saran Jimin asal. Yoongi cepat-cepat mencubit lengan suaminya itu, ditambah lemparan bantal sofa dari Namjoon "Mereka bahkan baru bertemu sekali, dan kau sudah membicarakan perjodohan!" sesal Yoongi.
"Dengarkan aku dulu!" elak Jimin kemudian "Maksudku, ini hanya niat saja. Jika mereka sudah memasuki umur yang sekiranya paham tentang ini baru kita bicarakan lagi. Tentunya dengan mereka juga." jelas Jimin. Namjoon kembali melemparinya bantal sofa "Eishh.. bisa-bisanya kau membicarakan ini di depan anak-anak."
Taehyung kecil pun berlari kepada ayahnya. Ditariknya ujung kaus sang ayah dan mendogakkan kepalanya lucu "Abojhi, perjodohan itu apa?" skak mat! Namjoon mati kutu, bagaimana ia akan menjawab pertanyaan anak sulungnya? "Jung Jimin, kau yang seharusnya menjelaskan ini." titah Namjoon. Sekarang ia hanya bisa berharap jika Jimin tidak akan menjawab hal yang macam-macam pada anaknya yang polos.
"Eo.. Taehyungie.. perjodohan itu.. hm.. seperti kalian.. eo.. ah! Perjodohan itu seperti nanti kalau Taehyungie dan Hoseok-hyungie sudah besar, kalian bisa menjadi appa dan eomma sungguhan." baiklah, sekarang Jimin hanya bisa menjawab seperti ini. "Jinja?! Jadi nanti Taehyung dan Hoseok-hyungie akan menikah? Kalau begitu Taehyung akan pakai gaun panjang?" tatapan polos Taehyung kecil beralih pada ibunya.
"Tidak sayang.. nanti Taehyungie akan memakai jas yang bagus." ucap si ibu mencubit gemas pipi gembil anaknya "Berarti Hoseok-hyungie yang akan memakai gaun!" tunjuk Taehyung langsung pada Hoseok "Mwo?! ah eomma~!" tak terima dikatai akan memakai gaun, Hoseok merengek pada Yoongi dan gelak tawa itu pun kembali terdengar nyaring di ruang keluarga kediaman keluarga Jung itu.
.
.
.
.
11 tahun kemudian.
Come on mommy U know what it is
Come on baby U know what it is
I wanna ah.. Let's go make it clear
And if U want, U cant bring Ur friends
Liukan tubuh dua orang namja itu menambah panas suasana kelas tari kali ini. Seorang pria yang berprofesi sebagai guru tari di depan sana mulai masuk pada hipnotis anak muridnya. Sedangkan murid lain sudah menyoraki keduanya sedari sebelum mereka menyalakan lagu.
Hingga lagu berakhir, tepuk tangan mereka semakin meriah dengan teriakan aneh siswa kelas 3A-1 yang terkenal mayoritas berisi murid-murid tersohor seantero sekolah itu –walaupun baik namja ataupun yeoja di sana adalah berandal 'baik' sekolah. Songsaem mereka memberikan tepuk tangan kagumnya dengan posisi berdiri "Jarae! Wahh.. kalian memang tak ada dua nya!" puji sang guru "Ne, Hoseok-ah, Jonghyun-ah, silahkan kembali ke tempat kalian."
Hoseok dan Jonghyun melakukan Hi-5 mereka kemudian, tepat setelah Yang-saem membubarkan kelasnya. "Yak, siapa anak itu?" tanya Jonghyun saat mereka sedang menuju ruang ganti. Hoseok menatapnya bingung "Nugu?" tanya Hoseok balik "Anak itu.. shh.. Tae.. Taehyung? Kulihat dia sangat dekat denganmu, dia sepupu mu?"
Hoseok menggeleng sekilas "Ani, dia anak dari sahabat eommaku" jawab Hoseok seadanya "Wae?" dengan pertanyaan diujung, Jonghyun mengulas senyum dan menggeleng "Eobseo, hanya saja.. sejak anak itu ada di sekolah ini, kurasa fansmu bertambah satu~" goda Jonghyun. Hoseok mendecih ringan "Tanpa ada dia pun fansku selalu bertambah bukan hanya satu, tapi empat setiap harinya." ucap Hoseok menyombong.
"Eishh.. ne.. ne.. gureujhi! Jung Hoseok-nim!" ejek Jonghyun kemudian "Tapi serius, anak itu terlihat benar-benar menggilaimu, pertama kali melihat kalian bersama kukira dia pacarmu. Tapi saat kau bilang dia orang lain, ternyata dugaanku salah.." sambung Jonghyun lagi.
Hoseok kembali menggeleng "Dia bukan orang lain Hyun-ah.. dia anak sahabat eommaku." elak Hoseok "Yak.. Selama kalian tidak memiliki hubungan lebih dari sesama-anak-dari-sepasang-teman-baik, dia masih orang lain bagimu. Kecuali kau menganggapnya teman atau semacamnya." sahut Jonghyun balik "Aku tidak tahu Hyun-ah.."
.
.
"Hoseok-ah?"
"Seokjin-eomma?!"
Hoseok mendekat pada sosok namja yang masih terlihat menawan dengan wajah cantiknya di usia 40-tahunan itu. Langkah kakinya ia percepat sedikit saat sosok yang ia panggil 'eomma' itu menyunggingkan senyum padanya "Seokjin-eomma, sedang apa eomma di-.. Taehyung!"
Hoseok beralih pandang pada seorang namja mungil di balik badan Seokjin, matanya bukan terfokus pada sosok namja itu, tapi pada tangannya "Ada apa dengan tanganmu eoh?!" ucap Hoseok panik.
"Akh!" Taehyung meringis saat tangan kanannya yang terbungkus oleh perban rapi diangkat oleh Hoseok dengan tiba-tiba "A-ah.. mian. apa ini sakit? apa yang terjadi pada mu?" Seokjin tersenyum manis menatap interaksi anak sulung dan anak dari sahabat suaminya itu "Aku ja-.."
"Taehyung hampir mengalami patah tulang karna dilempar kursi saat jam istirahat Hoseok-ah" Seokjin membuka mulutnya lebih dulu, mencegah Taehyung kembali berbohong jika ia baik-baik saja.
Air muka Hoseok kembali panik, ditatapnya tangan Taehyung, lalu mata sang empu "Jawab aku dengan jujur, kenapa dan siapa yang membuat tanganmu terluka seperti ini." pinta Hoseok tegas "Hyung.." cicit Taehyung gemetar, ia paling takut jika melihat Hoseok panik tentang nya seperti ini, tapi ia juga tak memungkiri jika ia sangat senang saat Hoseok perhatian padanya begini.
"Eo.. a-ku di lempari kursi oleh beberapa siswi di kelasku.."
"..."
Hoseok tak merespon, atau sebenarnya dia masih ingin mendengar kelanjutannya, dan Taehyung tahu itu "Karena mereka tidak suka jika aku dekat denganmu.." cicit Taehyung kemudian. Hoseok melepaskan tangan Taehyung dengan pelan lalu menegakkan badannya "Siapa dan di mana mereka?" ucap Hoseok dingin tanpa intonasi, entah kenapa nafasnya terasa memburu sekarang.
Bersamaan dengan itu, empat orang siswi keluar dari ruangan kepala sekolah dengan wajah menekuk. Namun saat melihat Hoseok yang berdiri di hadapan mereka, ke-empat yeoja itu semakin meenciut takut "Apa masalahnya jika Taehyung dekat denganku?" tanya Hoseok dingin.
Salah satu yeoja pun maju selangkah setelah didorong oleh temannya yang lain "A-ah.. k-ka-kami.. kami.." Hoseok berjalan mendekat, selangkah lebih dekat pada mereka "Asalkan kalian tahu, aku sudah bersama Taehyung sejak kecil. Dan dia bukanlah sekedar sahabat untukku, jadi jika kulihat sekali lagi ada luka sekecil apapun ditubuhnya, kalian atau siapapun itu akan langsung bertemu dengan ku."
Di sisi satunya, Seokjin tersenyum cerah sembari mengusap pucuk kepala anak sulungnya, ia tahu Hoseok masih belum berada pada perasaan sesungguhnya, anak itu masih ragu. Tapi dengan kalimat Hoseok barusan, Seokjin sudah cukup senang walaupun kata-kata itu meluncur untuk anaknya.
"Sayang, Hoseok-ah, eomma akan pergi sekarang ne? eomma harus menjemput Jungkook dari sekolah. Tae.. ayo kita pulang? " ucap Seokjin lembut sembari mengelus surai brown putra sulungnya. Hoseok mengiyakan "Benar, pulanglah dan istirahat agar tanganmu lekas sembuh ne?"
Taehyung mengangguk pelan "Ah geuredu.. aku akan ke kelas mengambil tas" ucapnya kemudian. Namun belum sempat ia berbalik, Hoseok langsung menahan bahunya "Jangan buat Eommamu menunggu, pulanglah.. biar tasmu aku antar nanti sepulang sekolah."
Lagi-lagi Taehyung hanya bisa menuruti Hoseok, ia beralih mendekat pada ibunya dan berjalan menjauh. Hoseok menunduk hormat sekilas pada Seokjin dan melambai pada Taehyung.
Setelah Seokjin dan Taehyung tak terlihat lagi sepandang mata, Hoseok kembali menatap tajam para yeoja itu "Ingat baik-baik ucapanku. Jika perlu, beritahu seisi sekolah.." Titah Hoseok. Telunjuknya mengacung di depan hidung-hidung pada siswi menyebalkan itu.
"Hwahh.. inikah yang kau namakan hanya anak-sahabat-eomma mu?" Jonghyun hanya bisa menggeleng kagum pada sahabatnya yang kini tengah mengancam anak perawan orang.
.
.
140216
Suasana sekolah menjadi agak berbeda sekarang. Banyak murid yang mulai membawa berbagai macam hadiah di dalam tas mereka. Begitu pula Hoseok dengan senyum diwajahnya "Woww~ whats goin' on dude? You look so shining today!" sapa atau lebih tepatnya goda Jonghyun saat Hoseok sudah melepaskan helmnya. Hoseok hanya menoleh dan menggeleng "Nothing." jawab nya singkat.
Jonghyun mendecih dan berjalan ke jok belakang motor Hoseok "Apa.. ada yang akan duduk di sini sepulang sekolah nanti?" goda Jonghyun. Hoseok mendorong jauh pantat Jonghyun dari motornya, dan juga ikut menjauh dari sana "Eishh.. berhentilah bicara!" tegas Hoseok memberi gestur ingin memukul Jonghyun.
Namja dengan nama Kim Jonghyun itu pun langsung merangkul bahu sahabatnya untuk berjalan memasuki koridor sekolah yang terhubung langsung dengan basemant sekolah.
.
Dan.. inilah dia. Deretan loker kelas 3A-1 yang penuh dengan hadiah-hadiah berwarna mayoritas pink dan merah juga corak berbentuk hati dan hal imut lainnya di masing-masing loker . Park Hoseok dan Kim jonghyun sama-sama memaklumi keadaan loker mereka yang termasuk dalam deretan loker itu.
"Sunbae.." cicit seorang yeoja dari arah belakang Hoseok, namun Hoseok mengacuhkannya saat setelah ia berbalik.
"Berikan ini pada Taehyung untuk permintaan maafmu." ucap Hoseok dingin pada yeoja itu. Dia adalah yeoja yang kemarin bersama kawan-kawannya yang telah tega melemparkan kursi dengan bahan besi itu pada Taehyung "Hoseok-sunbae.." cicit yeoja itu lagi saat Hoseok berjalan menjauh darinya dengan acuh dan dingin.
Jonghyun hanya menggeleng dan menepuk pundak yeoja itu pelan "Hari ini mood Hoseok sedang baik, aku tidak tega melihat moodnya memburuk jika kau mengingatkannya tentang kejadian hari itu. Jadi kumohon ikuti saja apa katanya ne?" bujuk Jonghyun dan berjalan pergi menyusul Hoseok.
Hoseok mendelik sekeliling, mencari sosok yang 'masih kukuh dianggapnya' sebagai adik –Kim Taehyung. Namun langkahnya terhenti saat berhadapan dengan loker milik Taehyung. Bukan loker itu yang ia pandangi, tapi rangkaian bunga di depan loker itu. Hoseok mendekatinya, dan dengan sengaja mengambil sebuah valentine card di dalamnya.
Ia tidak terlalu perduli dengan isinya yang hanya menyatakan 'Happy valentine', tapi tentang siapa si pengirim itu –Oh Sehun. Shit! anak itu benar-benar membuat Hoseok naik darah seketika. Belum puaskah anak itu menjadi pengganggu hidup Hoseok di bakatnya dalam dance? kenapa sekarang harus membawa Taehyung juga?
Cepat-cepat Hoseok menarik bucket bunga itu lepas dari loker Taehyung, dan membuang valentine card itu menjauh dari jendela koridor, semoga saja Sehun juga akan terbuang dari hidup nya seperti kertas itu, Jihyun yang melihatnya hanya bisa menahan tawa melinhat kecemburuan 'yang tak disadari' sahabatnya.
"Hyung?" Hoseok berjengit kaget ketika sebuah suara menyapa gendang telinganya, ia berbalik dengan kaku dan tersenyum kaku pula kemudian "Kau sedang apa?"
"Eo? Eo.. tidak sedang apa-apa.." jawabnya mencoba tak terlihat gelagapan "Eo? Bucket bunga?" ujar Taehyung mengalihkan pandangan ke sebuah bucket bunga ditangan kanan Hoseok "Eo? A-ah.. ne. I-ini milik Jonghyun, aku hanya ingin melihat sebentar." balas Hoseok. Taehyung hanya mengangguk polos kemudian "Ah! Hyungie~ ini untuk mu."
Taehyung menyodorkan sebuah kotak berwarna hitam dengan ikatan pita putih di atasnya. Hoseok melemparkan bucket bunga ditangannya sembarang pada Jonghyun, dan menyambut pemberian Taehyung "Ige mwoya?" Taehyung tersenyum dengan senyum kotak khasnya "Buka saja."
Awalnya Hoseok berpikir jika ini mungkin akan mengerikan mengingat anak ini juga memang agak jahil padanya. Tapi sudahlah, mungkin kali ini Taehyung serius. Hoseok membuka kotak itu dengan sedikit was-was, sesekali juga berusaha menutupi arah pandang Jonghyun dari hadiah nya. Namun seketika, sebelah alisnya agak naik ke atas, tanda jika ia sedang tak mengerti akan sesuatu.
Sebuah kalung dengan bandul berbentuk seperti feather yang terbuat dari stainless stell berukuran kecil. Hoseok mendelik pada Taehyung yang masih memberinya senyuman lebar "Tae?" Ucap Hoseok menunggu penjelasan "Na Jeowayeo, setiap aku melihat feather itu.. aku akan teringat hyungie. Karna saat hyungie sedang dance, aku merasa badanmu terlihat seringan bulu burung, seperti sedang menari di udara."
Tanpa sadar Hoseok tersenyum manis dan mengusap sayang surai dark brown Taehyung di tengah koridor yang masih dipenuhi beberapa fans dari Hoseok yang menatap mereka sakit hati. Tapi mereka bisa apa? ancaman Hoseok waktu itu sudah terlanjur menyebar ke seluruh wilayah sekolah mereka.
Dan siapa juga yang berani melawan juara Taewondo nasional tahun lalu itu?
"Padahal aku tidak ada memberimu hadiah apapun.." lirih Hoseok kemudian, Taehyung menggeleng pelan "Aniyeo.. dengan hyungie menerimanya saja, aku sudah sangat senang!" Hoseok kembali tersenyum tapi kini mulai menjauh dari Taehyung "Ah ne, Tae.. tolong beritahu orang tuamu kalau besok abojhiku mengundang kalian ke rumah kami karena ingin membicarakan sesuatu."
Taehyung menautkan alisnya "Membicarakan sesuatu?" Hoseok mengangguk cepat dan menggedikkan bahunya "Na mollaseo.. tapi katakan saja begitu. Kau dan Jungkook boleh ikut jika mau." tawarnya, Taehyung mengangguk "Ne, akan kusampaikan."
.
.
TBC
Dan..
Ini dia fanfic Vhope yang ku ceritakan pada kalian dari wakyu itu. Dan serius ini masih dalam proses chap karena aku.. dengan berat hati terkena virus Writers Block..
Jadi jika suatu saat fanfic ini late update, mohon dimengerti saja.
At last, maaf jika mungkin banyak typo di atas, karena sekali lagi.. semuanya sudah kujelaskan di kolom Warning algaetni? Hahahaa..
Salam!
