A-Z Project
.
.
Written by @kimionjung
.
.
Cast: Park Jihoon x Bae Jinyoung. And other member of WANNA-ONE
.
Disclaimer: all the characters is belongs to God, their parents and themselves. But the story is mine
.
.
[PROLOG]
Apa kau pernah berpikir, bagaimana berjalannya suatu hubungan antara King and Queen-nya pasangan siswa di sekolahmu? Tak banyak yang berpikir bahwa itu adalah pasangan yang sangat sempurna. Tapi berbeda ceritanya jika yang menjalani adalah sang pangeran tampan yang seperti keluar dari buku dongeng dan memiliki banyak kejutan, Bae Jinyoung. Dengan pasangannya yaitu Park Jihoon, si manis yang punya banyak bakat tapi ternyata agak galak.
Mereka bertemu di pekan olimpiade yang diselenggarakan Taeguk SHS, sekolah kesayangan mereka berada. Waktu itu, Jihoon mewakili sekolahnya di team fisika. Sedangkan Jinyoung, dia adik kelas satu tingkat di bawahnya yang berada di team matematika. Mereka bertemu secara tak sengaja dan dalam situasi dan kondisi yang kurang baik sepertinya.
Waktu itu team fisika dan team matematika bentrok jam belajar. Masing-masing team keukeuh ingin menguasai perpustakaan yang sengaja dikosongkan dari jam biasa. Majulah Park Jihoon, siap berdebat mewakili team-nya. Dan di sisi lain, Hwang Minhyun dengan kalemnya maju menerima ajakan debat dari Jihoon.
Dan entah mungkin namanya juga cinta, bagaimana cara dan detailnya, Jinyoung malah suka dengan cara debat kakak kelasnya yang manis itu. Jatuh akan pesona orang yang sedang marah-marah... wait what? Diam-diam ia memperhatikan kakak kelasnya itu. Menatap mata bulatnya yang berapi-api, pipi tembamnya yang memerah karena marah, bibir penuhnya yang bergerak cepat karena mengomel, juga gerak tangan putihnya yang ikut mengekspresikan kekesalannya. Berbanding dengan Hwang Minhyun, kakak kelas tingkat akhir yang membalas debat Jihoon dengan dinginnya. Melipat lengannya dan berbicara lambat dengan suara yang rendah.
Yeah...
Katakanlah team matematika akan kalah, karena yang memimpin debatnya sekalem dan seringan itu. Bagaimana mereka bisa menang dan mengusir team fisika yang keukeuh ingin belajar disini. Merepotkan.
Tak dikira suasana malah makin memanas. Kang Daniel, sang ketua team fisika maju dan membela Jihoon. Makin memojokkan Minhyun yang masih mempertahankan kekalemannya.
"Gawat, bagaimana ini hyung?" ujar Lee Daehwi, teman se-team juga seangkatannya, kini beringsut mendekatinya. Daehwi sepertinya ketakutan akan suasana yang makin rumit. Tapi Jinyoung tidak memikirkan itu sama sekali. Karena perhatiannya dari tadi hanya tertuju pada kakak kelas manis yang sekarang masih mengomel. Bibirnya ia kulum perlahan, Jinyoung malah gemas sendiri rasanya. Siapa sih kakak kelas itu?
Tanpa ia sadari, Jinyoung maju perlahan. Meninggalkan Daehwi dan sisa teamnya -Yoon Jisung dan Kim Jaehwan- di belakang kemudian berdiri di dekat Hwang Minhyun.
Minhyun kaget. "Jinyoung mundur, ini bisa ku selesaikan." Jinyoung yang diajak berbicara tidak menengok sama sekali. Matanya masih menatap Park Jihoon yang kini berbalik menatapnya tajam.
"Tidak. Aku maju bukan untuk membantumu, hyung." Bisik Jinyoung pelan. Ia mengalihkan matanya dan melirik name-tag lelaki manis di depannya. Park Jihoon yang ditatap pun malah melotot tajam.
"Apa? Lihat apa?" Jinyoung tersenyum sinis.
"Park... Jihoon?" Jihoon agak gugup ketika namanya disebut. Suara lelaki di depannya begitu rendah dan... mencekam. Bagai namanya sedang dieja oleh sang malaikat kematian. Jujur, nyalinya agak menciut. Jauh berbeda dengan dia beberapa detik yang lalu, yang galak dan garang.
"N-ne?"
"Mau jadi pacarku?"
DOENG.
"M-mwoya?" Bukan Jihoon yang bersuara. Tapi Minhyun. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran adik kelas tampannya ini. Ia pasti salah dengar. Atau tidak, Jinyoung otaknya sudah geser karena kemarin lelah mengerjakan soal matematika yang sangat susah.
"Kau tak tuli kan? Mau jadi pacarku, tidak?" Ulang Jinyoung tegas. Park Jihoon hanya bisa menganga lebar dengan matanya yang melotot keluar.
"Jika kau mau, team fisika akan keluar dari perpustakaan. Jika kau tak mau, team-mu saja yang keluar."
GLEK.
Jihoon beralih menatap Daniel. Mereka saling tukar pandang. Seperti berdiskusi lewat telepati.
"A-apa maksudmu? Tolong jangan memperkeruh suasana." Daniel bersuara.
"Aku tidak berbicara padamu." Desis Jinyoung tajam. Daniel dibuat kaget olehnya. Heol, bisa-bisanya dia!
"Aku berbicara padamu, Jihoonie." Orang yang disebut hanya bisa menatap tajam lelaki jangkung di depannya. Apa maksudnya. Kenapa tiba-tiba? Dan panggilan macam apa itu?
"Berhenti berbicara omong-kosong, bocah. Kita sedang memperebutkan ruangan. Jangan alihkan pembicaraan." Jihoon yang sedari tadi diam kini angkat bicara.
"Aku tidak mengalihkan, hanya ingin membuat kesepakatan. Dan jangan sebut aku bocah." Balas Jinyoung. Jihoon menyipitkan matanya tak suka.
"Tipikal anak kurang ajar. Kenapa kau bisa masuk team matematika, huh?"
"Ck. Jawab saja pertanyaanku." Jinyoung mulai tak sabaran. Jihoon menelan ludah dibuatnya. Otaknya berpikir cepat. Ia harus apa sekarang.
Perlahan ia menengok ke belakang. Team kesayangannya. Team fisika. Ada Kang Daniel sebagai leader, Ong Seongwoo, Ha Sungwoo dan Park Woojin. Wajah mereka sangat kentara akan rasa lelah juga kebingungan. Mereka cukup lelah belajar. Mereka tak ingin dibuat lebih lelah untuk berdebat atau mencari ruangan lain yang belum tentu kosong. Kemudian ia menatap Kang leader yang sama lelahnya. Wajah kusam, rambut lepek dan kantung mata yang tebal menjelaskan seluruh keadaan mereka. Maka dengan sekali tarikan nafas, Jihoon membuat keputusan. Ia berbalik menghadap adik kelas songongnya.
"Jika bercanda, lupakan."
"Aku tak bercanda."
"Kita tak saling kenal."
"Kita bisa mulai mengenal."
"Apa keuntungan aku menjadi pacarmu?"
"Kau akan menyelamatkan team-mu."
"Hanya itu?"
"Kau ingin lebih? Aku bisa beri."
"Aku akan gila jika jadi pacarmu."
"Aku justru lebih gila."
"Ya ya ya, terserah."
"Oke, apa itu persetujuan?" GILA! Jihoon ingin memaki orang ini sekarang juga. Ia sudah tak kuat!
"Ya! Aku mau jadi pacarmu. Jadi sekarang tolong bawa team-mu keluar. Biarkan kami belajar dengan tenang!" Jihoon akhirnya meledak. Ia tanpa berpikir panjang langsung menjawabnya begitu saja. Di sisi lain Bae Jinyoung tersenyum lebar kemudian berdehem sekilas. Gawat! Ia baru saja membuat kesalahan!
"Ekhem. Oke kalau begitu. Jadi sekarang kita sudah resmi." Jinyoung melempar senyum penuh kemenangan. Ingatkan Jihoon untuk menampar dirinya setelah ini. Ia harap ini hanya sebuah mimpi.
"Namaku, Bae Jinyoung." Jihoon menyipitkan matanya.
"Aku tak peduli."
"Kau butuh tahu nama pacarmu, bodoh." Jinyoung menjawab sengit. Ini sepertinya akan menarik. Wajah kesal Jihoon benar-benar menggemaskan. Ia tak janji bisa menahan diri jika terus berhadapan dengan makhluk manis ini. Kemudian ia menatap Minhyun lalu menunjuk pintu dengan dagunya.
"Ayo hyung, kita pergi dari sini. Kesepakatan sudah diputuskan." Jinyoung bersuara. Minhyun yang masih dalam mode shook kini beralih menatap adik kelas gilanya itu.
"T-tapi kita akan belajar dimana?" Jinyoung terlihat berpikir sebentar.
"Mau di rumahku? Ku pikir kamarku cukup luas untuk kita bermain golf. Jadi ayo kita pergi dari sini."
DOENG.
Ya, semua orang yang ada di perpustakaan menganga. Tak terkecuali Jihoon juga, orang yang baru saja menjadi pacarnya. Apa... apa maksudnya barusan.
"Byebye, sweetie." Jinyoung memajukan kepalanya dan mengecup pipi Jihoon sekilas. Wajah kagetnya jauh lebih menggemaskan. Jinyoung tak tahan untuk terus menggodanya. Tapi ia harus menahan diri, ini baru beberapa menit mereka jadian kan.
Setelah adegan mencium pipinya itu, team matematika benar-benar meninggalkan perpustakaan. Meninggalkan Jihoon dan team fisikanya di perpustakaan. Kang Daniel mencoba meraih bahu Jihoon, tapi tak sempat karena tubuh Jihoon langsung merosot jatuh ke lantai.
"Jihoonie!!" Ong Seongwoo maju dan meraih lengan Jihoon. Terlihat wajahnya pucat dan tatapannya kosong.
"H-hyung.. apa yang baru saja ku lakukan?"
.
.
.
Oke fix. Ini first try aku untuk bikin serial chapter. Konsepnya, ini adalah cerita oneshot tapi saling berkaitan, berjudul A sampai Z yang dilakukan oleh WinkDeep. Kemungkinan bakalan ada 26 chapter atau lebih. Karena abjad internasional kan ada 26 ya haha..
Chapternya kebanyakan? Tak apa. Aku hanya ingin menuangkan perasaan aku karena sekarang Winkdeep seret banget huhu. Pengobat hati, sebenernya hehe. Ini baru prolog, belum keitung ya, peace.
Jadi, apa pendapat kalian? Manhi manhi saranghaejuseyo~
