All characters belong to Masashi Kishimoto
Segenggam Rindu
bananaprincess
Berdiri di buritan kapal ini.
Senja sudah habis masa putarnya, cuma tersisa guratan warna jingga di batas cakrawala. Di atas kepala, bulan separuh sudah hadir. Absensi malam.
Perlahan kapal ini bergerak, diawali dengan dengungan serupa auman beruang. Ujungnya memecah ombak yang bermetamorfosa menjadi buih di sekeliling tubuh kapal ini. Berkerumun seolah buih itu yang mengantarkan kapal ini menyeberangi lautan kelam malam ini.
Kutatap ujung dermaga. Kilauan sinar lampu memupuskan gelap. Bahkan lebih gemerlap dibandingkan siang hari yang kelabu. Titik-titik cahaya dari mesin pabrik, penuh warna, menyaingi bintang yang mestinya menemani rembulan.
Masih bisa kulihat sosokmu di sana. Berdiri dengan tenang, kuduga jika matamu menatap ke arah kapal ini. Semoga pandangan kita bisa bertemu di tengah bau asin samudera.
Kuangkat tanganku, kulambaikan padamu. Masihkah kau melihatnya? Gerakan tanganku. Ucapan selamat tinggal yang tak bisa terkatakan lewat lisan. Satu-satunya gestur ketidakrelaan diriku atas perpisahan kita. Ini, perasaanku yang menggerakkannya. Kian lama, makin perlahan. Lalu benar-benar berhenti saat kuyakin kau tak bisa lagi melihatnya.
Digantikan butir-butir bening yang melesak dari mataku. Mengarus di pipiku, tanpa aku bisa mencegahnya. Setidaknya kau tak harus melihatnya.
Kapal ini akan membawaku menjauh, menyampaikanku pada tanah yang berbeda denganmu. Samudera akan ada di antara kita. Teringat diriku akan apa yang kau bilang, "Tidak. Samudera ini tidak memisahkan kita. Justru dia menjembatani kita, Sakura."
-000-
Seperti siang tadi, saat kendaraan kita meluncur di atas jalan bebas hambatan. Dalam galau dan gelisah aku duduk di sampingmu. Kuremas-remas tanganku sendiri hingga kebas.
Aku tak mau berpisah.
Kupandangi langit yang sudah digelanyuti mendung. Hatiku terus memohon agar hujan turun. Menunggu rinai air merintik. Kuingin hujan menghanyutkan gulana ini. Biar hujan menghapus lukaku.
Kamu tahu betapa gundah diriku. Namun tawamu selalu berderai, ucapan-ucapan menenangkan darimu tak pernah surut. Kamu menghiburku meskipun aku tahu kamu sama pedihnya dengan diriku.
Tak ingin berpisah.
Ketika hujan benar-benar turun. Hujan menebarkan abu-abu, lalu dingin dan kelu. Kamu meraih tanganku. Digenggaman tanganmu, hatiku terus berdetak, tak peduli ngilu, karena rindu.
Belum berpisah pun, rindu sudah membuncahi benakku, Sasuke.
FIN
Buat teman-teman FFN yang suka karya saya, bisa menikmatinya di novel pertama saya yang berjudul Mendamba diterbitkan oleh GagasMedia. Sekarang sudah beredar di toko buku di hampir seluruh wilayah Indonesia... Jangan lupa baca fict2 saya yang lain, siapa tahu terhibur. Love you all :)
