Into Your Mind

Story by codenameL

Sehun/Kai, Chanyeol/Kai, Chanyeol & Sehun, EXO cameo | Boys Love/Romance/Sci-Fic/a bit angst? | Part 1 of 2

Summary: Proses Drifting adalah perpaduan pikiran di mana membutuhkan dua pilot untuk berbagi kenangan, naluri dan emosi.

Di mana Sehun dan Chanyeol adalah kakak beradik dan merupakan pilot Jaeger yang sama-sama menyukai Kim Jongin, staff dari divisi lain. Chanyeol sangat menyukai Jongin dan begitu sebaliknya, menurut Sehun. (Pacific Rim!AU)

Happy reading!

.

.

.

Kaiju (怪獣, kaijū,bahasa Jepang) : Hewan buas raksasa

Jaeger ([ˈjɛːɡɐ] yeager, bahasa Jerman) : Pemburu

.

.

.

Tahun 2013.

Serangan pertama Kaiju di San Francicso.

Kaiju, sebutan untuk mahluk asing yang datang melalui gerbang dimensi di antara celah lempeng tektonik di samudra Pasifik. Kaiju berukuran sangat besar, menghancurkan kota-kota dan merenggut banyak korban jiwa. Tank, misil dan jet awalnya mampu melumpuhkan mahluk tersebut, tapi serangan demi serangan kian datang dan dunia mulai berpikir, bahwa ini tidak akan berhenti, ini adalah permulaan.

Sejak saat itu pula masyarakat dunia bahu-membahu membentuk senjata untuk dapat melawan Kaiju. Dibuatlah senjata baru menyerupai robot raksasa yang memiliki tinggi menyerupai Kaiju. Mereka menamainya Jaeger.

Lalu lahirlah program Jaeger.

Program yang menghubungkan otak sang pilot dengan Jaeger, sehingga Jaeger tersebut bisa bergerak sesuai perintah sang pilot. Awalnya memang banyak kekurangan, beban saraf untuk terhubung dengan Jaeger terlalu berat untuk satu pilot. Lalu diterapkanlah sistem dua pilot, yang masing-masing mengambil kendali atas otak kanan dan kiri. Bagus tidaknya Jaeger tergantung dengan pilotnya, seberapa besar ikatan yang terjadi di antara dua pilot tersebut.

Tahun ke-delapan sejak perang melawan Kaiju dan kami masih berjuang untuk mengalahkan mereka.

.

.

.

Shatterdome Seoul, 2021

05.15 AM

"Sebuah Kaiju terlihat, kategori 2, Clawhook. Halcyon Youth mohon segera melapor ke dok 9, level A-12"

Samar-samar Sehun mendengar suara informasi dari speaker yang ada di kamarnya. Matanya masih berat untuk terbuka, dirinya masih ingin tidur di dalam selimut hangatnya. Sayang, hal itu hanya bertahan beberapa saat.

"Sehun-ah, ada Clawhook!" panggil Chanyeol sambil membangunkan adiknya itu dengan semangat. Pemuda jangkung itu akan selalu bersemangat apabila berhadapan dengan Kaiju, berbanding terbalik dengan adiknya, Sehun. Pilot Jaeger satu ini memang terlihat cuek jika dilihat dari ekspresinya, tapi Sehun memiliki semangat yang sama dengan kakaknya.

"Siap untuk masuk ke kepalaku?" tanya Chanyeol sambil terkekeh. Mereka sudah berada di dalam Halcyon Youth dan bersiap-siap untuk melakukan drift. Sehun hanya menyunggingkan senyum sebelum menjawab, "hanya seperti memasuki kamarmu, hyung."

"Halcyon Youth, bersiap-siap untuk melakukan drift dalam waktu 15 detik,"

Suara dari ruang kontrol bergema di dalam Jaeger tersebut. Sehun dan Chanyeol bersiap pada posisi mereka.

"3...2...1...memulai drift."

Drift merupakan teknologi untuk Jaeger. Melalui proses yang disebut jembatan saraf, di mana kedua memori pilot bersatu dalam tubuh mesin raksasa. Semakin dalam ikatan mereka, semakin bagus Jaeger bertarung.

"Kau masih mendekati gadis di bagian K-sains itu?" tanya Chanyeol seusai drift mereka berakhir. Senyuman jahil terpampang di wajahnya. "Shut up," balas Sehun sambil tertawa pelan, "dia bahkan mengetahui Kaiju lebih baik darimu hyung."

Chanyeol seakan kaget mendengar jawaban Sehun dan memasang muka dramatisnya, sementara Sehun memutar bola matanya, sudah biasa dengan pemandangan seperti itu. Terkadang kakaknya itu suka berlebihan.

"Kau akan pergi kencan nanti?"

"Hanya mengajak makan malam,"

"Halcyon Youth bersiap-siap," suara dari ruang kontrol kembali bergema. "Urusan kencan nanti saja kalian bahas, Rangers," lanjut suara dari ruang kontrol tersebut. Mendengar suara yang tidak asing bagi mereka, sontak Chanyeol dan Sehun menoleh ke arah layar panel di hadapan mereka, bisa ditebak itu adalah suara Marshal Kris.

"Halo Marshal!" sapa Chanyeol memberikan cengiran khasnya, walaupun dia tahu tidak akan dilihat oleh Marshal Kris . "Hanya sedang memberikan tips-tips kencan untuk adikku."

Sehun mendengus saat mendengar alasan Chanyeol, karena sebenarnya dia yang lebih berpengalaman dalam kencan dibandingkan Chanyeol. Dia juga yakin kalau Marshal Kris tidak gampang percaya dengan alasan yang keluar dari mulut Chanyeol, bisa dilhat bahwa tidak ada jawaban lagi yang terlontar dari Marshal Kris. Mungkin menurutnya keselamatan umat manusia lebih penting dibandingkan tips kencan.

Perlahan pintu baja di hadapan Halcyon Youth terbuka, disambut dengan cuara cerah dan pemandangan lautan biru di pagi hari.

"Aku bahkan tidak ingat pernah bangun sepagi ini," komentar Sehun saat melihat pemandangan di depannya.

"Tugas kalian untuk mempertahankan jarak aman agar Kaiju tersebut tidak memasuki wilayah pantai," ucap Marshal Kris.

"Yes, sir!" jawab Chanyeol dan Sehun bersamaan sebelum Halcyon Youth melangkah maju, menembus lautan di pagi itu, menuju titik di mana Kaiju terlihat.

Walaupun Sehun jarang menunjukannya, menjadi pilot Jaeger merupakan sebuah kebanggaan untuknya. Bukan karena kau bisa menjadi artis dadakan–Sehun sebenarnya cukup menyukai saat dirinya dan Chanyeol diundang ke beberapa acara talk show, berhubung hanya mereka satu-satunya pilot Jaeger dari Korea–tapi lebih dari itu, dia dapat menyalurkan hobinya dan melindungi orang-orang yang penting untuknya.

Dirinya memang tidak sepatriotik Chanyeol yang segera mendaftar untuk program Jaeger beberapa tahun lalu, butuh waktu setahun untuk Sehun bergabung dalam program ini. Pertama karena ajakan Chanyeol, kedua karena tawaran Marshal Kris yang mengatakan Sehun adalah partner yang tepat untuk Chanyeol.

"Kau ingat Yamarashi?" tanya Chanyeol di tengah perjalanan mereka. Sehun menatap malas ke arah Chanyeol sementara pria berambut merah itu memandang heran ke arah adiknya. "Hyung, kau berada di dalam kepalaku, pasti sudah tahu jawabannya,"

Sehun menghela nafasnya saat Chanyeol memandangnya dengan jurus puppy eyes andalan Chanyeol. "Yamarashi, kategori III dan menurut Jongdae itu merupakan Kaiju terbesar sejauh ini, juga- " ucapan Sehun terpotong oleh suara Marshal yang berasal dari layar panel mereka.

"Halcyon Youth apa kalian melihat pergerakan Clawhook?"

Mata Sehun dan Chanyeol segera siaga saat mendengar pertanyaan tersebut. Cuaca di pagi ini tidak secerah yang Sehun pikir tadi, kabut tebal menghalangi mereka.

"Negatif, sir," jawab Chanyeol.

"Apa kami sudah mendekati titik munculnya Clawhook?" tanya Sehun.

"Menurut radar, dia sudah berada di dekat kalian," jawab Kris yang selanjutnya tidak mendapat tanggapan dari Sehun dan Chanyeol karena kedua pemuda tersebut masih mengawasi lautan di sekitar mereka, bersiap-siap apabila Kaiju itu menyerang dari balik kabut.

'Apa ini lebih besar dari Yamarashi?'

'Kurasa tidak hyung, mereka bilang ini kategori dua'

'Atau mungkin dia lebih lihai dalam menyerang'

'Bisa jadi'

Jika dalam situasi seperti ini Sehun dan Chanyeol jarang mengeluarkan suara langsung, mereka berkomunikasi melalui pikiran. Entah ini diketahui pilot Jaeger lain atau tidak, tapi Chanyeol lah yang pertama kalian memulai 'pembicaraan di dalam kepala' ini.

Sebuah raungan tidak jauh terdengar dari Halcyon Youth, Jaeger tersebut sudah bersiap pada posisinya, mengira serangan akan datang dari depan mereka, namun sayang tebakan mereka meleset. Clawhook menyerang dari arah belakang, membuat Jaeger tersebut tersungkur.

"Sial!" teriak Chanyeol tanpa sadar.

"I didn't see that coming," geram Sehun.

Mereka segera menggerakan Jaeger tersebut dalam satu sinkronisasi, membangunkan raksasa besar itu dan memberikan pukulan balasan pada Clawhook. Kaiju tersebut meraung, memberikan pukulan lagi untuk Halcyon Youth.

"Sehun, analisa!" perintah Chanyeol saat menggerakan tangan kanan Halcyon Youth untuk memiting leher Clawhook. Dengan cepat mata Sehun menganalisa Kaiju tersebut dan memberikan data baru yang dibutuhkan untuk markas pusat.

"Seperti kata mereka, racunnya memang tidak terlalu berbahaya hyung tapi kau harus berhati-hati pada dua tanduknya itu," ucap Sehun segera menekan tombol pada layar yang ada di dalam Halcyon Youth. "Halcyon Youth pada pusat, apa kalian sudah menerima dataku?"

"Kami menerimanya Sehun," terdengar suara yang sangat Sehun kenal.

'Jongin?' Namun dia tidak menyuarakannya, hanya Chanyeol yang mendengar.

"Sepertinya Kaiju ini berkembang, aku tidak ingat tanduknya sebesar ini," komentar Jongin saat membaca data yang dikirim Sehun.

"Jongin-ah? Kau kah itu?" tanya Chanyeol sementara tangan kiri Halcyon Youth yang dikendalikan Sehun sedang memukul Kaiju itu beberapa kali. "Lama aku tidak melihatmu~" ucap Chanyeol dengan nada riang. "Kau bisa melihatku lagi nanti hyung, kembali lah bekerja," jawab Jongin terdengar tegas di telinga Chanyeol dan Sehun, namun Sehun dapat menebak ada senyuman dalam suara itu.

Clawhook memberikan serangan balik, dengan tanduknya dia mendorong badan Halcyon Youth untuk menjauh. Jaeger tersebut hanya mundur beberapa langkah. Pertarungan sengit terjadi di antara keduanya, Halcyon Youth menaikan kedua tangannya, memberikan pukulan keras di kepala Kaiju tersebut.

"Dinginkan tanduknya!" teriak Chanyeol dan Sehun segera menekan beberapa tombol di panel. Asap CO2 keluar dari kedua lengan Halcyon Youth mengarah pada kepala Clawhook. Dengan cepat Halcyon Youth mematahkan tanduk Clawhook yang beku. Kaiju tersebut tidak mau kalah, dengan kepalanya dia memukul mundur Halycon Youth. Kaiju itu mendesak Halcyon Youth untuk ke arah pantai. Dari jauh, ekor mata Sehun dapat menangkap titik kecil yang berlarian, bisa dia tebak adalah manusia.

'Bersiap untuk serangan balik, Sehun'

'Siap hyung'

Kedua raksasa tersebut saling menubrukan badan mereka, Halcyon Youth memegangi badan Clawhook yang mendorongnya perlahan. Asap CO2 kembali dikeluarkan dan kali ini sasarannya adalah leher Clawhook. Jaeger tersebut memberi pukulan pendek pada perut Clawhook lalu memukul keras ke arah lehernya yang sudah membeku. Alhasil, kepala Kaiju itu terbelah dari tubuhnya. Raungan keras terdengar sebelum Clawhook terlepas dari genggaman Halcyon Youth, tenggelam ke dalam lautan.

"Periksa keadaannya?" tanya Chanyeol dengan nafas yang tersengal. Kekhawatiran masih berada di benak Sehun dan Chanyeol, sampai suara Kris kembali menggema di dalam Jaeger tersebut. "Clawhook sudah dikalahkan, Halcyon Youth kalian bisa kembali ke markas,"

"Siap, sir," jawab mereka sambil menghembuskan nafas lega.

"Untunglah kita tidak menggunakan meriam plasma," celetuk Chanyeol.

"Benda itu butuh waktu lama untuk diisi ulang, hyung," Sehun hanya menggeleng, kembali mensikronisasikan kakinya dengan Chanyeol.

"Ingatkan aku untuk menyarankan agar benda itu diupgrade," balas Chanyeol. Halcyon Youth kembali berjalan menerobos lautan di pagi itu. "Di saat seperti ini ingin sekali langsung kembali pulang tanpa harus jalan kaki."

Sehun tertawa mendengar itu.

.

.

.

"Jadi Clawhook ini lebih berkembang dari sebelumnya?" tanya Sehun sambil meletakan segelas cappuccino di meja Wendy. "Ya, kau lihat tanduknya," jawab Wendy sambil menunjuk ke arah layar. Benda hologram tersebut menunjukan foto perbedaan Clawhook di tahun 2019 dan di tahun sekarang, 2021.

"Sama seperti yang dibilang Jongin," gumam Sehun sambil memperhatikan layar tersebut. Wendy hanya memutar bola matanya. "May I remind you, kalau pacarmu itu juga satu divisi denganku. Tentu saja dia tahu."

"Dia bukan pacarku," sanggah Sehun cepat, memberikan sentilan pelan di kening Wendy. "Yah, appo aho!" ringis Wendy memandang garang ke arah pemuda 23 tahun itu, sementara Sehun memandang heran ke arahnya. "Kau ini sebenarnya Canada-Korea atau Korea-Jepang?"

"Sepertinya otakmu yang perlu diupgrade dibandingkan meriam plasma itu. Kau lupa aku pernah bekerja di Shatterdome Jepang?"

Sehun diam sebentar memandang Wendy lalu menggedikan bahunya. "Oh iya, aku lupa," jawabnya enteng lalu meminum cappuccino miliknya. "Lalu apa lagi yang pacarmu bilang?" tanya Wendy yang mendapat tatapan tajam dari Sehun. "Hanya itu saja dan sudah kubilang dia bukan pacarku, malah banyak yang mengira kalau kau yang pacarku,"

Wendy mendongakan kepalanya untuk memandang Sehun sejenak lalu menepuk bahu pemuda itu. "We're not dan kau tahu itu,"

Sehun mengangguk lalu menghela nafasnya dan menarik kursi untuk duduk di dekat Wendy. "Lalu kenapa kau bilang kalau...yah...itu..." semburat merah muncul di wajah Sehun sekilas saat membayangkan Jongin menjadi pacarnya. Membayangkannya saja sudah membuat jantung Sehun berdetak cepat.

"Semua juga tahu," jawab Wendy yang masih sibuk menatap layar. "Semua tahu?!" reflek Sehun memutar badannya ke arah Wendy dengan suara yang sedikit tinggi. Beruntung hanya Jongdae yang berada di sana, bahkan pria tersebut tidak menaruh perhatian pada Sehun dan Wendy karena telinganya sedang disumpal earphone. Wendy menahan tawanya untuk beberapa saat hingga akhirnya dia memilih untuk melepaskannya.

"Kau bercanda kan?"

"Setengahnya. Maksudku memang tidak semuanya tahu, tapi siapapun yang melihatmu pasti bisa menebak kalau kau menaruh hati pada Jongin,"

Sehun menatap datar ke arah Wendy. "Ini serius, mungkin cuma kalian yang tidak menyadarinya," jawab Wendy sambil menaikan bahunya. "Kakakmu pasti tahu juga kan?"

Sehun menghela nafasnya lalu mengedarkan pandangannya ke arah jendela besar di ruangan itu. Tidak jauh dari sana dia melihat Chanyeol dan Jongin sedang mengobrol. Hanya senyuman di wajah Jongin saja sudah bisa membuat pemuda itu tersenyum, sayang bukan ditujukan padanya.

"Kalau dia tidak perlu ditanya,"

Wendy mengikuti arah pandang Sehun lalu menggelengkan kepalanya. "Kalian kakak beradik memang sama saja."

.

.

"Kencanmu berhasil?" tanya Chanyeol malam itu sebelum mereka tidur.

"Makan malam maksudmu hyung? Makanan di kantin enak, tentu," jawab Sehun sambil menatap langit-langit. "Kalian hanya makan?" tanya Chanyeol lagi seakan tidak percaya dengan pendengarannya. "Dan mengamati laporan Kaiju hari ini,"

"Kelihatannya tidak seru,"

Chanyeol mengubah posisi tidurnya, menghadap ke arah langit-langit tempat tidurnya, di mana Sehun tidur di kasur bagian atas. Melihat pergerakan di atasnya, Chanyeol dapat tebak kalau adiknya itu sedang tertawa.

"Kapan aku bilang kencan hyung. Lalu, kau sendiri bagaimana? Apa soremu menyenangkan?"

Jawaban selanjutnya dapat Sehun tebak, Chanyeol akan menceritakan bagaimana menyenangkan sore yang dilaluinya bersama Jongin. Kakaknya itu pasti sedang memasang wajah bodohnya sekarang.

Walaupun tidak pernah membahas secara langsung, mereka tahu kalau mereka menyukai orang yang sama, Jongin. Ini salah satu efek drift, saat melakukan jembatan syaraf semua memori akan terhubung satu sama lain, memori sejak kecil hingga memori sekarang. Sehun mengetahui isi kepala Chanyeol begitu sebaliknya.

Intinya tidak ada rahasia di antara Sehun dan Chanyeol. Tanpa Sehun perlu cerita, Chanyeol tahu seberapa besar adiknya itu menyayanginya.

Sebaliknya, mereka juga mengetahui seberapa besar mereka menyukai Jongin.

Sungguh sebuah dilema.

.

.

.

"Sehun?"

Kala itu Sehun sedang berada di gym markas, tempat di mana para pilot Jaeger menghabiskan waktu apabila tidak dalam tugas. Cukup kaget mendapati Jongin berada di tempat ini, Sehun jarang melihat pemuda tersebut berada di gym. "Sedang senggang?" tanya Sehun seraya menatap ke arah pemuda itu dan langsung mendapat anggukan.

"Bisa dibilang begitu, berhubung jam kerjaku belum mulai. Kau sendiri?"

"Libur...kurasa?" Sehun melayangkan pukulan pendek ke arah samsak di hadapannya.

"Atau menunggu ada Kaiju yang muncul?"

Sehun hanya tersenyum mendengar ucapan Jongin, melihat ke arah pemuda itu sekilas lalu kembali sibuk dengan samsaknya.

"Hei, Sehun," panggil Jongin lagi dan kali ini Sehun mengalihkan perhatiannya ke arah Jongin yang ntah sejak kapan berada di dekat samsaknya. "Ayo, sparring denganku."

Mata Sehun berkedip beberapa kali, menatap heran ke arah Jongin. Dia tidak tahu sejauh mana kemampuan bertarung Jongin. Jujur, dia lebih sering memperhatikan pemuda itu berada di balik meja kerja dibandingkan di lapangan.

"Kau yakin?" kata itu yang akhirnya keluar dari mulut Sehun. "Maksudku, aku jarang melihatmu..."

Jongin tertawa pelan sambil mengibaskan tangannya di depan Sehun. "Tidak, tidak apa. Aku tahu kenapa kau berpikir begitu," Sehun hanya memberikan cengiran polos tidak bersalahnya pada Jongin. "Sekali saja, hitung-hitung pemanasan."

Pemuda rambut hitam itu menyetujui permintaan Jongin. Mereka pun berjalan ke bagian tengah gym, di mana sudah terdapat matras untuk berlatih. "Hand to hand atau dengan senjata?" tanya Sehun. "Bagaimana kalau keduanya?"

Sehun menaikan alis saat mendengar itu.

"Senjata di ronde pertama dan hand to hand di ronde kedua, bagaimana?"

"Jadi definisi sekali menurut Jongin adalah dua ronde. Oke, harus kucatat itu," angguk Sehun seakan itu adalah hal baru bagi peradaban manusia. Jongin memutar bola matanya, tawa pelan tidak kunjung pergi dari bibir pemuda itu. Pemandangan yang indah bagi Sehun.

"Siap?" tanya Sehun seraya melemparkan tongkat ke arah Jongin yang dengan sigap ditangkap oleh pemuda itu. Jongin mengangguk dan menyiapkan kuda-kudanya. Mereka saling memandang satu sama lain, hal yang belum pernah Sehun lakukan seumur hidupnya. Tanpa aba-aba dari siapapun mereka saling melancarkan serangan. Tidak banyak perbincangan yang terjadi hanya terdengar bunyi tongkat kayu yang beradu.

"Satu kosong," gumam Sehun saat mengarahkan ujung tongkat itu ke dekat leher Jongin. Seringaian tipis muncul di wajah pemuda albino itu. Jongin juga tidak mau ketinggalan, dia segera melancarkan serangan lain ke arah Sehun. "Satu sama," balas Jongin sambil mengarahkan tongkatnya ke leher Sehun dan mendapatkan balasan senyuman dari Sehun.

Latihan itu tetap berlanjut hingga Sehun mencapai poin keempat dan dia sangat menikmati latihan ini. Dia memang jarang melakukan sparring dengan orang lain selain Chanyeol, bertarung bukan dengan partner pilotmu hanya akan terasa aneh. Sejak memulai proses drift dengan Chanyeol pertama kali dan berlatih dengan kakaknya itu, Sehun mengira tidak akan menemukan partner lain. Namun dengan Jongin semuanya terasa baru dan bahkan cocok seakan mereka berada di dalam aliran yang sama, mungkin ini hanya perasaan Sehun seorang. Dia tidak tahu apakah mereka akan berhasil jika melakukan drift. Ah, tapi-

"Empat tiga, kau melamun," ucapan Jongin menyadarkan Sehun dari rentetan pikirannya. "Kau boleh juga," balas Sehun sambil mengangguk dan meletakan tongkatnya tidak jauh dari situ. Jongin memandang sejenak ke arah Sehun lalu tersenyum. "Dasar kailan kakak adik," gelengnya.

"Eh?"

"Chanyeol juga mengatakan hal yang sama saat melawanku pertama kali,"

Ada batu besar yang menimpa Sehun rasanya.

"Kau sering sparring dengan Chanyeol?" tanya Sehun datar berusaha agar tidak terlihat penasaran. "Hanya dua atau tiga kali seingatku," jawab Jongin ikut meletakan tongkat itu di sebelah tongkat Sehun. "Sebelum dipindahtugaskan sementara di Hongkong."

"Dan setelah setahun akhirnya kembali lagi ke sini," ucap Sehun sambil memberikan sebotol air kepada Jongin. "Dan kudengar kau sedang mendekati Wendy dari divisi K,"

Sehun hampir menyemburkan air minumnya ke muka Jongin, jika saja dia tidak ingat kalau yang berada di hadapannya sekarang adalah orang yang disukainya.

"Kau dengar dari siapa?"

"Banyak yang mengatakannya," balas Jongin sambil menaikan bahunya dan hanya disusul suara 'oh' panjang dari Sehun. Hening selama beberapa saat, tidak ada orang di gym selain mereka saat ini. "Ronde kedua?" tanya Sehun bersiap-siap untuk berdiri.

Kemampuan bertarung Jongin tanpa senjata bahkan lebih baik, menurut Sehun. Ada beberapa serangannya yang tidak terduga oleh Sehun. Walaupun dirinya cukup bangga dengan kemampuan analisanya yang cepat, namun kali ini pikirannya seakan teralihkan. Matanya seakan salah fokus. Bukan memperhatikan gerakan tangan atau kaki Jongin, malah berakhir di bibir pemuda itu. Bibir merah dan tebal, seakan meminta seseorang untuk mengklaimnya.

Ah, hentikan pikiranmu itu Sehun. Kembali fokus!

"Ne, Sehun," panggil Jongin kembali menyadarkan Sehun dari lamunannya. "Di saat tidak bertugas seperti ini apa yang terlintas dipikiranmu?"

"Hm...kapan waktunya makan," jawab Sehun sambil melancarkan serangan. Jongin tertawa mendengar itu sambil memberikan pukulan telak yang terakhir untuk Sehun. "Kau benar-benar ingin memukulku atau bagaimana?" tanya Sehun sambil memegangi dagunya yang terkena serangan. Agak sakit, tapi tidak parah.

"Aku bertanya serius," jawab Jongin sambil duduk, nafasnya masih terengah akibat sparring yang mereka lakukan tadi. "Itu jawaban serius, terkadang aku juga memikirkan apakah menu hari ini akan sama dengan kemarin. Terkadang aku rindu makanan yang dijual di jalanan,"

"Umurmu berapa memangnya?"

"23 tahun, hei- jangan jadikan patokan umurku sebagai penilaian atas jawabanku tadi. Kau tahu, kita menghabiskan sisa remaja sebagai tentara,"

Jongin hanya mengangguk, dia masih ingat saat PBB mengumumkan bahwa perang dengan Kaiju telah dimulai. Itu masa terburuk baginya. "Aku tahu, bahkan di saat anak lain sibuk dengan pacar atau kegiatan mereka, aku menghabiskan waktu untuk mencari tahu tentang Kaiju,"

"Tapi kau menyukainya?" tanya Sehun sambil menoleh ke arah Jongin.

"Ya," angguk Jongin.

"Aku juga," Menyukaimu.

Jongin menghela nafasnya, kembali meminum air yang tersisa di botol. "Karena itu terkadang aku berpikir apa yang ada dipikiran kalian, para Rangers. Apa kalian senang saat Kaiju muncul atau tidak muncul sama sekali?"

"Aku lebih senang saat Kaiju muncul,"

Kali ini Jongin yang memandang ke arah Sehun. "Karena kita tidak tahu sampai kapan akan merasa aman, perang ini belum berakhir sampai titik tempat para Kaiju muncul itu dilenyapkan,"

"Mereka sedang mencari cara untuk memecahkan teka-teki itu,"

"Ya, percobaan dengan menjatuhkan bom waktu itu tidak berhasil dan ngomong-ngomong mereka perlu memperbaharui waktu isi ulang meriam plasma," gerutu Sehun. "Butuh waktu dua menit untuk melakukannya dan bagiku itu sudah cukup lama."

"Akan kusampaikan nanti pada divisi Jaeger," balas Jongin ikut tertawa.

Percakapan itu berlangsung cukup lama bahkan obrolan tentang Chanyeol secara tidak sengaja muncul dalam topik mereka. "Dia kalah sparring melawanmu? Kakakku?" Tawa Sehun cukup menggelegar di ruangan itu, ada bahan baru untuk mengolok Chanyeol.

"Dia lebih ceroboh dibandingkan dirimu, kurasa. Pikirannya tidak terlalu fokus. Padahal kudengar kalian pilot terbaik dari Korea,"

Sehun memasang ekspresi pura-pura tersinggung. "Hei- tentu saja, sudah diakui oleh...Marshal yang kutemui,"

Latihan hari itu berakhir dengan Jongin menjabat tangan Sehun. "Terima kasih sudah mau berlatih denganku, seperti dugaanku kau memang Ranger hebat,"

Sehun hanya tersenyum tipis. "Tidak sehebat kakakku."

Di hari berikutnya, Sehun mengajak Chanyeol untuk berlatih. Awalnya agak sulit karena Chanyeol sedikit mengantuk dan dia lebih menunggu waktu sarapan dibandingkan untuk latihan.

"Oh, ayolah hyung kau tidak ingin dikalahkan lagi oleh adikmu ini kan?"

"Satu kali saja ya? Karena aku ada janji sarapan bersama Jongin,"

"Oke,"

Sehun dan Chanyeol mulai menyiapkan kuda-kudanya. Chanyeol yang memulai serangan awal. Berlatih bersama Chanyeol membuat Sehun hafal dengan beberapa gerakan dan taktik yang akan dilakukan kakaknya itu, namun Chanyeol selalu memiliki kejutan yang membuat Sehun semakin bersemangat untuk berlatih dengannya dan di saat Sehun lengah, Chanyeol akan melancarkan serangan baru.

"Satu kosong dan kita selesai," ucap Chanyeol sambil menghentikan tinjunya tepat di depan muka Sehun.

"Tidak mau mencoba dengan tongkat?" tanya Sehun seraya memberikan botol minum ke arah Chanyeol. "Kau tahu kelebihanmu di mana Sehun-ah," geleng Chanyeol.

"Tapi aku tidak sehebatmu jika dengan tangan kosong,"

Chanyeol menatap ke arah Sehun lalu menepuk kepala adiknya. "Kau hebat, hanya saja terlalu terpaku dengan buku paket,"

Sehun mengerutkan dahinya. "Aku tidak punya buku paket," ucapan itu mendapat hadiah jitakan pelan dari Chanyeol sebelum pria itu berlalu pergi meninggalkan gym. "Hyung!"

"Out of the box, Sehun!"

.

.

02.00 AM

"Sebuah Kaiju terlihat, kategori 3, Knifehead. Halcyon Youth mohon segera melapor ke dok 9, level A-12"

"Hyung, matikan alarmnya," gerutu Sehun saat mendengar suara keras dari speaker di kamarnya Sehun menarik selimutnya lagi, udara malam itu lebih dingin dari biasanya.

"Ada Knifehead, Hun. Bangun!" sahut Chanyeol sambil menepuk-nepuk pipi Sehun untuk membangunkannya. "Kategori berapa?" tanya Sehun dengan suara paraunya. "Tiga," jawab Chanyeol sambil berjalan ke arah kamar mandi. Otak Sehun segera siaga mendengar jawaban Chanyeol. Dia pun segera bangun dan bersiap.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 2!" teriak Chanyeol dari kamar mandi. Sehun hanya menghela nafasnya, bahkan ini lebih pagi dari yang sebelumnya.

.

.

"Morning boys!" sapa Baekhyun ketika melihat Sehun dan Chanyeol sudah siap dengan pakaian pilot mereka, bersiap-siap untuk memasuki kepala Halcyon Youth. "Sehun-ah kau yakin sudah mencuci mukamu? Kenapa kusut begitu?"

Sehun menatap datar ke arah Baekhyun sekilas lalu berjalan memasuki Halcyon Youth.

"Abaikan dia, nyawanya belum terkumpul jam segini," susul Chanyeol di belakang. "Bisa kutebak," angguk Baekhyun. "Shift malam Baek?" tanya Chanyeol sambil menekan tombol panel di dalam Halcyon Youth. "Tidak~ aku selalu ada setiap kalian ingin berperang,"

"Kecuali hari di mana Jongin menggantikan," celetuk Sehun dari dalam Halcyon Youth. Sehun hanya mendengar suara tawa Baekhyun dari ruang kontrol. "Aku dapat ijin libur," jawab Baekhyun akhirnya. "Sudah kutebak," balas Sehun sambil tersenyum. "Hei, apa ada sesuatu yang kulewatkan?" tanya Chanyeol yang kebingungan.

"Tidak hyung, hanya Baekhyun mendapatkan ijin untuk menemui pacarnya,"

"Hei!" protes Baekhyun dari ruang kontrol.

Suara deheman dari belakang Baekhyun menghentikan aktivitas tiga orang tersebut. "Aku tidak menyangka obrolan kalian hanya seputar pacar dan kencan," ujar Marshal Kris. "Siap melakukan penerjunan, tuan Byun?"

"Y-yes, sir. Siap melakukan penerjunan," ucap Baekhyun seraya menekan beberapa tombol kontrol. Tidak lama kemudian kepala Halcyon Youth tempat di mana Sehun dan Chanyeol berada, meluncur menuju badan raksasa tersebut.

"Penurunan berhasil, sir," lapor Baekhyun.

"Memulai proses protokol pilot," perintah Marshal Kris dan Baekhyun kembali berkutat dengan tombol-tombol kontrol tersebut.

"Halcyon Youth bersiap-siap untuk proses drift dalam 15 detik,"

Selagi mendengar hitungan mundur dari suara A.I dalam Halcyon Youth, Chanyeol menoleh ke arah Sehun, menanyakan hal yang sama setiap kalinya. "Siap memasuki kepalaku?"

Sehun hanya tertawa pelan.

"2...1.. memulai drift."

Terakhir kali Sehun melakukan drift dengan Chanyeol adalah enam bulan lalu, entah memori apa lagi yang ia lihat sekarang. Mungkin akan banyak tentang Jongin dan dia harus siap soal itu.

"Kakakku orang yang hebat?" tanya Chanyeol seusai proses drift mereka berhasil. Sehun hanya memutar bola matanya. "Aku jarang mendengar itu langsung darimu," lanjutnya sambil tertawa pelan. "Berbanggalah," jawab Sehun sambil menaikan bahunya.

Pintu baja itu kembali terbuka. Pemandangan berbeda Sehun temukan, bukan lautan malam yang tenang melainkan hujan badai dengan ombak yang bergejolak.

"Halcyon Youth, tugas kalian adalah mempertahankan jarak aman dari pelabuhan, bisa dimengerti?" perintah Kris dengan nada tegas dan penuh kewibawaan.

"Dimengerti, sir," angguk Sehun.

Agak lama Chanyeol menjawab, karena pemuda berambut merah itu sedang melihat layar hologram di hadapan mereka. "Tapi sir, ada kapal sipil di dekat situ," ucap Chanyeol.

"Kalian sedang melindungi nyawa sepuluh juta penduduk. Jangan bahayakan nyawa sepuluh juta penduduk hanya demi nyawa sepuluh orang, sudah jelas?"

Sehun dan Chanyeol saling berpandangan. Terkadang mereka tidak suka keadaan seperti ini.

"Jelas, sir," ucap Chanyeol mengakhiri pembicaraan, kembali memandang ke arah Sehun. "Kau tahu apa yang kupikirkan, hyung," jawab Sehun dan Chanyeol akhirnya mengangguk. Halcyon Youth pun berjalan menembus badai di pagi itu.

Knifehead, Kaiju kategori III. Seingat Sehun dari apa yang dia dengar dari Wendy belakangan ini, mungkin Kaiju ini lebih besar dari yang pernah mereka temui.

"Lebih besar dari Yamarashi," gumam Sehun tanpa sadar.

"We can do it, lil bro," ucap Chanyeol menenangkan, membuat Sehun menatap cukup takjub ke arahnya. "Lil bro? Mendengarmu berbahasa Inggris cukup aneh di telingaku, hyung," guraunya.

"Brat," balas Chanyeol sambil tertawa.

Tidak lama kemudian mereka menemukan kapal nelayan yang tengah terjebak badai dengan Knifehead yang siap menerkam mereka. Jika mereka datang lebih lama, mungkin saja kapal itu menjadi santapan nikmat Knifehead.

Tangan kanan Halcyon Youth mengambil kapal tersebut dan berhasil menghindar sebelum Knifehead menyerang, lalu meletakannya agak jauh dari jangkauan Knifehead. Kaiju itu bersiap untuk menyerang lagi, namun tinju Halcyon Youth lebih cepat. Pukulan kanan dan kiri secara bergantian diterima oleh Knifehead, Halcyon Youth kembali mengangkat tangannya memukul keras ke arah kepala Kaiju yang berbentuk seperti pisau itu.

Knifehead kembali menyerang, Halycon Youth menahan dengan tangan kiri yang tergigit oleh Knifehead. Jaeger itu berusaha melepaskan diri dari gigitan Knifehead, sementara tangan kanannya bersiap dengan meriam plasma. Saat tangan kirinya terlepas dari gigitan, pukulan dilayangkan beberapa kali ke arah Knifehead sebelum menembakan meriam plasma ke arah badannya.

Knifehead jatuh ke dalam laut.

"Yes!" teriak Sehun dan Chanyeol bersamaan.

"Laporan data, sir," ucap Baekhyun sambil melihat ke arah layar hologram. "Meriam plasma di dasar laut dangkal 11 km dari garis pantai,"

"Halcyon Youth apa yang terjadi?" tanya Kris sedikit gusar.

"Semua beres sir, kami menembak Kaiju itu dua kali," jawab Sehun dengan senyuman di wajahnya. "Dan kami berhasil menyelamatkan kapal sipil," lanjut Chanyeol.

Meriam plasma memang senjata ampuh milik Halcyon Youth untuk membunuh Kaiju, walaupun efeknya sudah diminimalisir agar tidak banyak darah Kaiju yang nantinya keluar dan mencemarkan laut hingga pantai, namun kekhawatiran itu masih ada. Apalagi jika tempat di mana Kaiju itu terbunuh tidak jauh dari tempat tinggal penduduk.

Kris menghela nafasnya kasar, bukan baru kali ini Halcyon Youth tidak mendengarkan perintahnya. "Kembali ke pos kalian sekarang juga!"

"Penanda masih mendeteksi Kaiju, sir," lapor Baekhyun yang mengalihkan perhatian Kris dari mikrofon. "Periksa sensor," perintah Kris cepat. Pemuda rambut coklat itu menggeser kursinya untuk melihat sensor Kaiju di layar lain. "Kaiju itu masih hidup, sir..."

"Halcyon, penandanya masih terlihat!"

Sehun dan Chanyeol kembali bersiaga, memandang ke arah lautan yang masih bergejolak. Suara Kris kembali menggema. "Halcyon, bawa kapal itu dan pergi dari sana, kalian mendengarku?"

Dibantu dengan penerangan yang berada di bagian kepala Halcyon Youth dan pundaknya, Jaeger tersebut masih mencari keberadaan Knifehead dan kembali Kris mengulangi perintahnya. "Bawa kapal itu dan pergi dari sana, sekarang!"

Namun belum sempat Halcyon Youth bergerak untuk menyelamatkan kapal tersebut, Knifehead spontan muncul di hadapan mereka, memukul kepala Halcyon Youth. Guncangan hebat dirasakan Sehun dan Chanyeol.

"Tahan dia Sehun!"

"Serahkan padaku hyung!"

Sehun mengayunkan tangannya untuk mengaktifkan meriam plasma. "Meriam Plasma diaktifkan," suara robotik dari A.I milik Halcyon Youth bergema di dalam ruangan itu. Belum sempat meriam itu terisi penuh, Knifehead menyerang tangan kiri Halcyon dengan kepalanya yang tajam. Reflek Sehun berteriak cukup kencang memegangi lengan kirinya.

"Halcyon Youth pada pusat, kami diserang!"

Baekhyun memeriksa tanda-tanda vital Jaeger tersebut di layar. "Tangan kiri tidak berfungsi, sir," lapor Baekhyun segera pada Kris.

Tangan kiri Halcyon Youth terlepas ke lautan. Knifehead kembali memberi serangan, menyerang bagian kepala Halcyon dengan tangannya yang cukup tajam hingga menembus tempat Sehun dan Chanyeol.

"J-jaeger ditembus!" teriak Sehun saat melihat tangan Knifehead yang seakan merobek benda baja itu seperti kertas. Ketakutan muncul di wajah pemuda 23 tahun itu. Chanyeol segera menoleh ke arah Sehun. "Dengar Sehun, kau harus-"

Chanyeol tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, karena Knifehead menarik badan Chanyeol dari tempat kendali, melemparnya ke arah lautan. Bola mata Sehun membulat lebar, tidak percaya akan apa yang dilihatnya sekarang.

"Tidak, tidak, tidak. Hyung!"

Alarm berbunyi cukup kencang, menandakan bagian otak kanan yang tidak berfungsi. Sehun segera memindahkan kontrol di tangan kirinya ke tangan kanan dengan susah payah. Knifehead kembali menyerang, dengan kepalanya yang tajam Kaiju itu menusuk bagian dada Halcyon.

Guncangan hebat kembali dialami Sehun. Tangan kanannya diayunkan untuk mengaktifkan meriam plasma. Knifehead masih menyerang, kali ini dengan giginya berusaha merobek bagian tubuh raksasa baja tersebut.

Sehun berteriak sekuat tenaganya berharap tembakan kali ini dapat mematikan Kaiju tersebut dalam sekali serangan. Beraninya mahluk ini merenggut nyawa kakaknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki di dunia.

"Mati kau!"

Ledakan cukup besar terjadi di pagi itu, bahkan di saat matahari belum menampakan wujudnya dan hujan masih setia menemani.

Baekhyun memantau keadaan Jaeger dengan cemas. "Komunikasi mati, sir. Tidak dapat melacak sinyal Jaeger, tidak ada penanda yang muncul," Baekhyun menoleh perlahan ke arah Kris. Wajah pemimpinnya itu sekarang tampak dingin dan keras.

"Sekarang bagaimana, sir?" tanya Baekhyun takut-takut.

.

.

.

To Be Continued


A/N: Gemes ya lihat tbc

Hola readers! Draft lamaaaa (lagi) yang lanjut ditulis (akhirnya), inspirasi awalnya dari lagu Avicii - Hey Brother dan kebetulan waktu itu baru nonton film Pacific Rim dan jadi lah ini. Kind of remake the movie dengan beberapa bagian yang ditambah.

Terima kasih sudah membaca fic ini *throws sarang*