DOCTOR (FOR LIFE)
HUNSOO VERSION
.
.
.
Original sroty by CHANSEKYUU
.
.
.
CAST : OH SEHUN
DO KYUNGSOO (GS)
Other cast
.
.
.
GENRE : MEDICAL, ROMANCE, FAMILY, HURT
RATE : M
.
.
.
HAI...HAI... author balik lagi bawa FF baru asli dari pemikiran author sendiri. Kali ini masih dengan pairing HUNSOO, jadi untuk yang tidak suka dengan couple ini di sarankan untuk tidak meninggalkan review yang berbau war dll. Atau kalian bisa melewatinya jika benar-benar tidak suka kekeke. Cerita ini murni dari pemikiran author, tapi ada beberapa plot cerita yang aku ambil dari drama-drama korea untuk kepintingan jalan cerita. So mungkin kalian akan menemukan adegan-adegan yang tidak asing dari drama yang kalian tonton, jangan tampol author ya ^-^
.
.
.
NO PLAGIAT
.
.
.
AWAS TYPO
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.
Musim semi adalah musim yang di nantikan oleh penduduk Korea dan para pelancong yang hanya ingin mengunjungi Korea Selatan untuk menikmati musim tersebut. Suhu yang ringan dan menyegarkan menjadikan musim semi sebagai musim yang ideal untuk menyaksikan bunga Sakura, bunga Forsythia, bunga Azaleas, dan bunga Magnolias serta Lilacs yang bermekaran pada puncak musim semi. Jalan-jalan setapak dan pinggiran jalan akan sangat terlihat indah dengan pohon yang berhiaskam bunga yang sedang bermekaran. Kesan romantis akan tercipta secara alami di tempat-tempat tertentu yang di sekelilingnya di tumbuhi pohan Sakura dan pohon-pohon bunga lainnya. Musim yang paling cocok untuk di habiskan dengan keluarga, kekasih, atau suami mungkin jika kalian sudah memilikinya. Jika kalian sendiri jangan khawatir, menikmati indahnya musim semi tidak harus dengan pasangan karena sendiripun tak masalah masih ada teman ataupun sahabat yang bisa kalian ajak. Tak heran jika pada musim tersebut bandara Incheon akan selalu penuh oleh para turis dari manapun untuk menikmati musim yang terjadi setahun sekali tersebut.
Ditengah padatnya aktifitas di bandara, terlihat seorang gadis ah tidak... tidak... lebih tepatnya wanita muda keluar dari pintu kedatangan. Wanita muda tersebut mendorong troli dengan beberapa koper diatasnya. Langkanya menganyun dengan anggun, sesekali tangannya membenarkan letak kaca bening yang membingkai pas di mata bulatnya. Rambut panjang di urai bebas berkibar-kibar seiring arah angin yang menerpanya. Celana jeans hitam membungkus kaki jenjangnya dengan apik, kemeja longgar putih dengan lengan tergulung tujuh per empat serta sebagian yang bagian depan dimasukkan kedalam celananya dengan rapi. Tak lupa juga dua kancing paling atas dibiarkan terlepas begitu saja hingga menampilkan leher dan sebagian dada bagian atasnya. Hingga membuat kulit putih bersih tanpa cacat terekspos begitu saja. Pergelangan tangan kirinya di lingkari jam tangan merk ternama, oh jangan lupakan high heels lima senti yang menjadi pelengkapnya. Ia benar-benar terlihat begitu sempurna bak seorang model profesional yang tengah berjalan diatas karpet merah.
Wanita muda itu tersenyum cerah saat matanya melihat seseorang melambaikan tangan kearahnya. Dengan segera Ia mendorong troli menuju seseorang yang sangat Ia rindukan tersebut.
"Eomma.." teriaknya lalu menghambur kepelukan wanita paruh baya yang masih terlihat muda di usia yang sudah mau menginjak pada umur limaputuh tahun tersebut.
Wanita itu membalas pelukan sang anak dengan sangat erat sambil mengelus lembut rambut coklatnya. Senyum bahagia juga tak lepas dari bibirnya. " Eomma merindukanmu Kyungsoo" tuturnya menatap wanita muda di depannya dengan mata berbinar. Tangan wanita —yang dipanggil Kyungsoo— melepas kaca matanya dan menaruh di perpotongan kemeja yang Ia pakai. Lalu membalas senyum sang Ibu dengan lebar hingga bibirnya menampilkan bentuk hati yang sangat menawan.
Kyungsoo meninggalkan Seoul, lebih tepatnya Korea Selatan sejak enam tahun yang lalu. Dan selama itu juga Ia tidak pernah pulang ke Korea. Ia lebih memilih tinggal bersama nenek dari pihak Ibunya yang berada di Amerika Serikat dan meneruskan pendidikan kedokterannya disana. Sesekali kakak lelakinya beserta sang istri akan mengujunginya. Sedang ibunya akan mengunjunginya lebih sering dari sang kakak. Kadang sang ibu akan berkunjung sendiri atau jika ayahnya tidak sibuk di rumah sakit, ayahnya tersebut akan ikut berkunjung. Maklum saja Kyungsoo adalah anak bungsu yang amat disayang oleh anggota keluarga jadi mereka semua akan merasa ingin sering-sering melihat keadaan si bungsu secara langsung dari pada via komunikasi lewat telphone ataupun via vicall.
"aku juga sangat merindukanmu Eomma" balas Kyungsoo sambil memberikan satu kecupan pada pipi sang Ibu.
Setelah selesai melepas rindu sesaat, Kyungsoo dan Ibunya memasuki mobil yang dikendarai oleh supir pribadi ibunya. Semua barang-barang sudah tertata rapi di dalam bagasi. Karena sang sopir langsung memasukkannya ke dalam bagasi saat Ibu dan anak itu saling berpelukan dan mengobrol kecil. Dan lama mobil berwarna hitam itu mulai meninggalkan suasana hiruk pikuknya bandara Incheon yang di padati oleh para penumpang, pengunjung, turis, atau mungkin fans salah satu boyband yang sedang menunggu idolanya keluar dari terminal kedatangan. Entahlah, yang jelas mereka terlihat membawa baner, kamera serta properti lain yang menunjukkan icon-icon salah satu boyband terkenal di Seoul. Kyungsoo tidak heran akan hal itu, karena pemandangan itu seperti sebuah kegiatan wajib bagi para fans ataupun wartawan untuk menyambut kepulangan sang idol dari aktifitas di luar negara Korea Selatan.
.
.
.
Kyungsoo melihat kearah luar lewat jendela mobil, banyak yang berubah dari enam tahun yang lalu pikirnya. Banyak gedung-gedung tinggi yang di bangun. Taman yang dulu terlihat biasa kini menjelma sebagai taman besar yang sangat indah. Dengan berbagai macam bunga. Tak lupa jalur untuk berolahraga, bangku-bangku tertata rapi, pohon-pohon rimbun berjajar dengan jarak yang sama. Kolam ikan, serta air mancur yang saling berseberangan di tengah-tengah taman yang dapat dilihat dari jalan besar. Ia juga dapat melihat iklan-iklan berisikan wajah-wajah yang selalu berseliweran di layar TV beberapa tahun ini, yang masih berjaya dengan eksistensinya. Bahkan hampir semua pusat di depan gedung pusat perbelanjaan terdapat wajah-wajah idol boyband, girl band, actor, actris yang menjadi model dalam iklan tersebut.
Karena terlalu lelah dan jet lag setelah penerbangan yang tidak bisa dibilang hanya sebentar, Kyungsoo memilih merebahkan kepalanya pada bahu sang Ibu yang berada di sampingnya dan mulai memejamkan matanya. Rasa nyaman yang selalu Ia rindukan perlahan menjalar dan menghangatkan hatinya. Meski Ibunya sering mengunjunginya, namun Kyungsoo selalu merindukan wanita yang sudah mengandung, melahirkan, serta membesarkannya tersebut. Kedua tangannya secara reflek terulur memeluk pinggang sang Ibu dan semakin melesakkan kepalanya pada ceruk leher Ibunya dengan mata terpejam serta iringan gumamman tidak jelas yang keluar dari bibinya.
Ibunya hanya terkekeh dan membalas pelukan Kyungsoo sambil mengusap punggung Kyungsoo halus, sesekali akan membenarkan rambut yang menutupi wajahnya. Ibunya —Song Hye Kyo— tersenyum lembut saat melihat betapa polosnya saat Kyungsoo tidur. Sangat terlihat seperti gadis kecil yang sedang tertidur sambil mencari kehangatan di pelukan Ibunya. Sangat menggemaskan. Namun siapa yang menyangka jika wanita yang terlihat seperti gadis kecil tersebut adalah seorang wanita yang sudah berumur dua puluh empat tahun. Pipi bulat yang berisi, wajah manis, mata bulat, kulit putih terawat, bibir hati yang menawan ketika tersenyum. Dan jangan lupakan badannya yang mungil bisa menipu siapa saja yang melihatnya. Bahkan tidak jarang orang yang baru pertama kali bertemu langsung berpikir jika Kyungsoo masih anak sekolahan. Jadi jika ada kesempatan bertemu dengan Kyungsoo jangan sampai tertipu, bisa saja dia lebih tua darimu ( okey abaikan yang ini :P).
Mobil yang mereka naiki sudah berhenti di halaman kediaman keluarga DO. Barang-barang Kyungsoopun juga sudah di turunkan dari bagasi oleh supir dan juga maid di rumah tersebut. "Kyungsoo bangun.." Hye Kyo mengguncang lembut bahu Kyungsoo untuk membangunkan tidur pulasnya. Namun wanita muda itu tidak terusik sama sekali malah mengeliat untuk lebih menyamankan posisi tidurnya. Hye Kyo hanya menggeleng melihatnya diiringi dengan senyum simpul.
Ketukan pintu kaca mobil dari arah luar mengalihkan Hye Kyo dari wajah Kyungsoo, dan beralih melihat keluar dengan menurunkan kaca mobil belakang. Didapatinya sang anak lelaki yang masih rapi dengan kemeja dan jasnya yang membalut sempurna tubuh tingginya. Tubuh tinggi yang diwarisi dari sang ayah. Karena anak lelakinya itu cenderung mirip dengan ayahnya. Sedangkan Kyungsoo lebih mirip dengannya. Maka tak heran jika anak lelakinya memiliki tubuh menjulang, sedang anak perempuannya bertubuh mungil seperti dirinya.
"eomma, kenapa tidak turun?" tanya Chanyeol dengan suara bass yang menjadi ciri khasnya.
Hye Kyo memberi jawaban dengan menoleh kearah sampingnya sambil tersenyum penuh arti. Mengerti dengan kode sang ibu, —Chanyeol— anak lelaki Hye Kyo langsung menuju pintu sisi lainnya, membuka pintu dengan pelan, lalu dengan pelan menempatkan tangan kirinya pada bawah lutut Kyungsoo, serta tangan kanan berada di punggungnya. Tanpa terusik Kyungsoo malah semakin menyamankan kepalanya pada dada bidang Chanyeol. Yang henghadirkan decakan dari lelaki jangkung tersebut. Chanyeol membawa Kyungsoo masuk kedalam rumah diekori Ibunya yang ada di belakangnya sambil membawa tas slempang Kyungsoo.
"Kyungsoo.." teriak seorang wanita cantik menggunakan baju santai serta celemek yang masih membalut tubuh mungilnya, bahkan tangan kirinya memegang spatula,
"sstttt..." saut Hye Kyo saat sang menantu —Baekhyun— dengan semangat menyambut kedatangan Kyungsoo.
Baekhyun hanya tersenyum dengan bibir bergerak meminta maaf pada Ibu mertuanya. Hye Kyo, membalasnya dengan senyum lembut memaklumi menantunya yang selalu bersemangat jika berhubungan dengan Kyungsoo —adik iparnya— yang menurut wanita itu sangat kelewat imut.
Chanyeol juga ikut tersenyum dan pamit pada sang istri untuk membawa Kyungsoo kekamarnya. Baekhyunpun mengangguk sambil tersenyum lembut. Sedang Hye Kyo mengusap lengan Baekhyun sebelum menyusul Chanyeol menuju kamar Kyungsoo.
.
.
.
Di ruang operasi di salah satu rumah sakit besar di Seoul terlihat seorang dokter dan para perawat yang sedang serius melakukan operasi pada pasiennya. Sesekali seorang perawat mengelap keringat yang membasahi kening dan pelipis dokter lelaki tersebut. Sedang sang dokter terus terfokus pada alat-alat operasi, yang di minta dari asitennya. Dengan pelan kedua tangannya mengankat gumpalan hitam dari dalam perut pasien dan meletakkannya pada tempat yang telah di sodorkan oleh perawat lain. Lalu sang perawat meletakan tempat tersebut di atas troli yang berada di sampingnya.
"irigation" ucapnya dengan suara berat teredam oleh masker.
Dan dengan cekatan sang perawat memberikan satu benda berbentuk lonjong berwarna putih yang berisi cairan untuk membersihkan darah di di sekitaran organ pasien.
"kasa" tangan kanannya terulur untuk menukar irigation dengan kasa pada perawat yang berdiri disebelahnya. Perawat tersebut langsung mengambil irigation dari tangan sang dokter dan memberikan kasa dengan menggunakan tangan kanannya. Setelah mendapatkan benda berwarna putih tersebut, kedua tangan sang dokter masuk ke dalam perut pasien yang sudah dibedah, mengeringkan sekitaran tempat yang tergenang darah sebelum melakukan penjahitan di bagian luka dalam sang pasien. Dokter lainnya yang berada diseberang meja operasi memegangi penjepit agar tidak terkena oleh tangan sang dokter utama. Setelah semua selesai, dengan terampil dan cepat tangan yang bersarung tangan putih bernoda darah tersebut menjahit luka bekas sayatan dibagian dalam. Semua yang melihatnya selalu terkagum-kagum dengan tehnik menjahit yang selalu di perlihatkan oleh sang dokter. Maka tak heran jika banyak yang ingin masuk ke dalam ruang operasi bersamanya untuk melihat adegan mengagumkan tersebut.
Tidak membutuhakan waktu yang lama untuk menyelesaikan jahitannya. Meski hanya dalam waktu singkat jahitannya terlihat sangat rapi. "Tao lanjutkan" dengan suara yang terdegar sangat datar, dokter lelaki tersebut mengintruksi asitennya yang bernama Tao sambil meletakkan needle holder ketempatnya, tidak lupa melepaskan sarung tangan dan juga jubah operasi sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
"baik Saem.." sahut wanita dari balik maskernya, lalu meraih jarum dan benang untuk menutup luka bagian luar atau lebih tepatnya bekas sayatan pisau bedah seperti yang di perintahkan oleh dokter kepala operasi beberapa detik yang lalu.
Pintu ruang operasi terbuka, seorang lelaki keluar sambil membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya lalu membuangnya ketempat sampah tepat di sebelah ruang operasi tersebut. Ia mulai berjalan kembali sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku seragam berwarna biru, seragam khas untuk masuk ruang operasi.
"Sehun" langkah lelaki itu terhenti saat suara seorang wanita menyapa pendengaranya. Dan dengan pelan Ia berbalik.
Wanita itu berjalan mendekat kearah lelaki yang dipanggilnya dengan nama Sehun, di kedua tanganya membawa kaleng kopi. Senyum merekah terpatri di wajahnya saat Sehun menoleh ke arahnya. Tanganya terulur untuk memberikan kopi kaleng tersebut pada Sehun saat Ia sudah berada di depan lelaki tersebut.
Sehun menerimanya sambil memberikan senyum kecil pada wanita di depannya yang menurutnya selalu terlihat cantik saat mengenakan jas dokternya. Sehun juga tidak lupa menggumamkan kata terimakasih pada wanita cantik itu. Wanita itu bernama Luhan seorang dokter bedah umum. Sama halnya dengan Luhan, Sehun —lelaki berkulit putih— yang selalu di sebut Prince ice oleh semua staff rumah sakit tersebut adalah seorang dokter bedah umum juga. Dokter jenius dengan segala keterampilan tangan untuk mengoperasi semua pasiennya.
Luhan adalah teman dekat Sehun mereka berteman sejak Sehun masuk di bangku kuliah. Teman dekat? Atau bisa di bilang kekasih Sehun? Entahlah, hubungan mereka terlalu rumit untuk dijelaskan. Yang orang lain tahu mereka adalah sepasang dokter yang saling dekat satu sama lain. Bahkan tak jarang orang rumah sakit melihat mereka sedang mengobrol ditaman, makan bersama di kantin rumah sakit, atau bahkan melihat mereka berdua saat pulang dan pergi bersama. Benar-benar seperti sepasang kekasih yang tidak ingin jauh satu sama lain. Orang rumah sakit menyebut mereka dengan sebutan HunHan Couple. Entah siapa yang memberi julukan itu pertama kali, yang jelas julukan itu sudah terseberan dan terkenal di kalangan dokter ataupun semua staff rumah sakit bahkan dikalangan pasien sekalipun. Di sisi lain karena banyak yang beranggapan jika kedua dokter tersebut sedang menjalin kasih atau lebih populer dengan sebutan dating. Banyak rumor yang beredar jika mereka sudah bertunangan, tentu saja itu hanya rumor yang tersebar begitu saja tanpa kejelasan dari pihak yang bersangkutan. Karena baik Luhan maupun Sehun tidak pernah memperjelas status hubungan mereka pada semua orang dan tidak pernah juga menyangkal atau hanya akan memberikan tanggapan dengan senyum kecil saat ada yang menyebut mereka sepasang kekasih.
"kau tidak ada pasien lagi?" tanya Sehun sambil membuka kaleng kopi lalu meneguknya dengan perlahan.
Luhan menggeleng, memasukkan tangan kirinya kedalam kantung jas dokternya. "aku sudah selesai memeriksa semua pasienku. Dan mungkin aku akan pulang cepat." Jawabnya. Berjalan di samping Sehun.
Sehun mengangguk mengerti. " mau ku antar?" tawarnya sambil menoleh sekilas ke arah Luhan.
Luhan tersenyum manis. "tidak usah, sepertinya kau banyak pasien hari ini?" tolak Luhan halus diiringi oleh kekehan kecil.
"benar, bahkan satu jam lagi aku akan masuk keruangan itu lagi." Gerutunya, menghela nafas berat. Benar-benar hari yang melelahkan bagi Sehun, satu hari ini Ia harus masuk kedalam ruang operasi sebanyak tiga kali. Hal jarang sekali dilakukan oleh seorang dokter.
.
.
.
Baekhyun meletakkan secangkir teh bunga krisan diatas nakas samping tempat tidur. Ia langsung menoleh saat mendapati sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengusak rambutnya yang masih sedikit basah. "OH, kau sudah selesai?" tanyanya dengan nada lembut sambil membungkuk menepuk kasur memberi isyarat pada suaminya agar duduk disana. Dengan patuh Chanyeol langsung duduk. Sedangkan Baekhyun langsung merebut handuk yang ada di tangan Chanyeol lalu berdiri tepat di depannya. Tangan lentiknya dengan telaten dan lembut mengusak rambut sang suami menggunakan handuk untuk mengeringkannya.
"aku bisa melakukan sendiri sayang, kau pasti capek?" tutur Chanyeol sambil mendongak sedang kedua tangannya sudah melingkar dengan apik di pinggang ramping sang istri.
Baekhyun menggeleng kecil lalu dengan lembut memberikan satu kecupan pada bibir Chanyeol. " aku senang melakukannya yeobo, dan aku sama sekali tidak capek" jawabnya sambil tersenyum cerah.
"kau cantik.." Chanyeol mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Baekhyun menggunakan ibu jarinya, seketika membuat pipi Baekhyun sedikit merona. Meski mereka sudah menikah, namun bagi Baekhyun semua perlakuan Chanyeol padanya masih tetap membuatnya berdebar, tak jarang juga Ia masih memiliki sikap canggung pada lelaki yang sudah menjadi suaminya tersebut.
Chanyeol terkekeh melihat Baekhyun yang sedikit salah tingkah, dimatanya saat sang istri kikuk seperti itu kadar keimutannya akan bertambah beberapa persen dari biasanya. Makanya tak jarang Ia akan menggoda sang istri untuk melihat hal yang membuatnya semakin cinta pada sang istri.
"apa kau senang Kyungsoo kembali?" tanya Chanyeol sambil menyelipkan sebagian rambut Baekhyun pada telinganya.
Mata Baekhyun terlihat sangat berbinar "tentu saja yeobo aku sangat senang, aku harap Ia tidak pergi lagi'' jawabnya berjalan menjauh dari Chanyeol menuju kamar mandi, meletakkan handuk basah tersebut pada tempatnya. Lalu menghampiri Chanyeol kembali yang kini sudah berdiri didepan cermin untuk merapikan rambutnya menggunakan kedua tangannya.
"dia tidak akan pergi lagi sayang, lagian beberapa hari lagi haelmoni juga akan pulang kesini." Jelas Chanyeol. Baekhyunpun melingkarkan tangannya pada perut Chanyeol dengan erat sambil tersenyum dari balik punggung tegapnya. "syukurlah" ucapnya. Sedang Chanyeol tersenyum simpul sambil mengusap lembut tangan Baekhyun.
Kyungsoo menggeliat di atas tempat tidurnya dan mengigau tidak jelas. Matanya perlahan terbuka dan di sambut oleh cahaya dari lampu kamarnya yang menyala terang, hingga membuat kedua matanya memincing karena terlalu silau. Dengan langkah masih sempoyongan, Kyungsoo berjalan ke arah kamar mandi yang menyatu dengan kamar tidurnya untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah ritualnya selesai Ia membuka koper dan mengambil kaos polos putih, celana pendek diatas lutut lalu memakainya. Tidak lupa rambut panjangnya yang berantakan Ia sisir menggunakan tangan lalu menguncirnya asal-asalan.
Kyungsoo melangkahkan kakinya keluar kamar saat mencium harum bau masakan yang berasal dari dapur lantai bawah. Tangannya secara reflek mengelus perut ratanya yang meronta minta di isi. Saat matanya menagkap jam yang terletak disudut ruangan ternyata memang sudah menunjukkan waktu makan malam. Pantas saja perutnya menggonggong minta di isi, karena Ia baru ingat jika Ia hanya makan pada saat di pesawat tadi dan setelahnya belum makan apapun lagi. Karena merasa tidak tahan dengan suara perut dan juga bau masakan, Kyungsoo langsung bergegas menuruni tangga penghubung lantai atas dan bawah dengan terburu layaknya anak kecil yang sudah sangat kelaparan.
"pelan-pelan Kyungsoo.." teriak Hye Kyo saat melihat anak perempuannya menuruni tangga sambil berlari kecil. Hye Kyo kemudian menggelengkan kepalanya, Ia tidak habis pikir kebiasaan anaknya itu masih saja sama. Karena dulu saat Kyungsoo masih sekolah setiap pagi akan menuruni tangga dengan berlari tergesa dengan alasan ingin cepat-cepat memakan masakan ibunya yang selalu membuatnya ingin berlari dan segera menyantapnya.
Kyungsoo hanya menyengir, lalu menarik kursi di sebelah kiri Ibunya atau lebih tepatnya di depan Baekhyun. Kyungsoo menyapa semua yang ada di meja makan dengan senyum kelewat lebar hingga bibirnya membentuk hati dan matanya menyipit yang membuat bola matanya menghilang. Tak lupa juga menyapa Baekhyun selaku kakak iparnya merangkap juga sebagai sahabat. Sahabat? Ya, Bekhyun dan Kyungsoo adalah sahabat, dimana mereka dari Junior High School sampai Senior High School mereka selalu satu kelas. Bahkan mereka lengket satu sama lain, dimana ada Baekhyun disitu juga ada Kyungsoo. Begitupun sebaliknya. Mereka terlihat tak terpisahkan jika di lingkungan sekolah. Namun hal itu mulai berubah saat Kyungsoo harus pergi ke Amerika sedangkan Baekhyun tetap melanjutkan pendidikannya di Korea. Mereka baru di pertemukan kembali pada saat Chanyeol membawa Baekhyun berbulan madu di Amerika setahun yang lalu setelah keduannya menikah tentunya. Itulah pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah tiga tahun berpisah. Karena pada saat acara resepsi pernikahan merekapun Kyungsoo tidak pulang ke Korea. Dan semenjak itu Baekyun akan meminta ikut dengan Chanyeol ke Amerika jika ada proyek kerja disana dengan alasan Ia sangat ingin bertemu dengan Kyungsoo. Maka tak heran jika kepulangan Kyungsoo ke Korea disambut gembira oleh wanita mungil yang sudah berganti marga menjadi DO tersebut.
"mari makan." Ucap Baekhyun dengan semangat saat melihat semua sudah berkumpul di meja makan, sambil mengambil piring milik Ayah dan Ibu mertuanya untuk di isi dengan nasi, tak lupa juga dengan piring milik sang suami.
"biar aku sendiri eonni " tolak Kyungsoo secara halus saat Baekhyun ingin mengambil piring miliknya. Baekhyunpun mengangguk dan memilih untuk mengisi piringnya sendiri.
"bagaimana perjalananmu Kyungsoo?" tanya sang Ayah.
"sangat melelahkan Appa dan juga membuatku lapar" jawab Kyungsoo sambil mengambil lauk pauk dan menaruhnya di atas piringnya.
Chanyeol berdecak, "pantas saja sampai rumah sudah seperti mayat" ledek Chanyeol dengan nada santai. Namun sedetik kemudian Ia berteriak kesakitan saat tangan lentik sang istri mencubit pingangnya dengan gemas. Chanyeol langsung menatap Baekhyun dengan pandangan bertanya 'kenapa kau menyucubitku? Ini sakit' begitulah kiranya sambil mengelus pinggangnya yang terasa panas. "jangan meledek Kyungsoo Yoeli, kau kadang juga seperti itu." Tanggap Beakhyun membuat semua terkekeh bahkan Kyungsoo dengan seenaknya menjulurkan lidah kearah sang kakak sebagai bentuk balas dendam. Sedangkan Chanyeol hanya mendelik sambil mengerucutkan bibirnya. Baekhyunpun terkekeh lalu menoel bibir suaminya menggunakan jari telunjukknya.
"kalau begitu makanlah yang banyak uri Kyungie." Ucap sang Ayah sambil meletakkan telur gulung diatas nasi Kyungsoo. Kyungsoopun mengangguk semangat.
Merekapun makan dengan berbagai obrolan ringan. Namun lebih banyak membahas tentang Kyungsoo. Kyungsoo meladeni setiap pertanyaan yang keluar baik dari bibir kedua orang tuanya ataupun juga dari Chanyeol dan Baekhyun. Kyungsoo juga mengatakan jika neneknya ingin sekali ikut pulang hari ini namun karena ada hal yang harus di urus maka neneknya tersebut tidak bisa ikut pulang. Mungkin akan menyusul Kyungsoo setelah beberapa hari kedepan jika urusan neneknya itu terselesaikan dengan lancar.
"jadi kapan aku akan diberi keponakan lucu dari oppa dan eonni ?" tanya Kyungsoo saat mereka membahas hal-hal kecil di meja makan.
"benar, eomma juga tidak sabar menggendong cucu yang lucu" sambung Hye Kyo dengan semangat.
Chanyeol membersihkan tenggorokannya, lalu memandang satu per satu orang yang berada di meja makan. Lalu kemudian menatap Baekhyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Baekhyun yang mengerti arti tatapan itu langsung mengangguk diiringi oleh senyum manis di bibir tipisnya.
"sebenarnya dia sudah ada eomma.." buka Chanyeol. Mengundang tatapan tidak mengerti dari adik dan kedua orang tuanya.
"dia siapa?" tanya Joong Ki selaku sang Ayah dengan bingung.
Baekhyun dan Chanyeol saling mengulas senyum. "dia ada disini" tegas Chanyeol tangan kokohnya terulur untuk mengelus perut rata Baekhyun.
"benarkah?" tanya Hye Kyo tidak percaya. "kenapa tidak memberi tahu eomma Baek?" lanjutnya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"kami ingin memberi kejutan untuk haelmoni, harabeoji dan juga Kyungsoo imo." Jawab Baekhyun dengan suara anak kecil lalu terkekeh geli karena tingkah konyolnya. Semua keluarga DO sangat senang mendengarnya, pasti rumah ini akan tambah ramai saat bayi mungil itu hadir ditengah-tengah mereka.
"aku tidak sabar menunggunya lahir" ucap Kyungsoo dengan antusias. "berapa usianya eonni?" lanjutnya dengan ekspresi andalannya yang menyerupai pinguin atau burung hantu karena mata bulatnya yang melebar.
Baekhyun menatap Kyungsoo. "baru tiga minggu Kyung.." jawabnya dengan rasa bahagianya.
"ahh... kalau begitu mulai sekarang kau tidak boleh memasak, atau mengerjakan pekerjaan berat. Okey" titah sang Ibu mertua.
Air muka Baekhyun langsung berubah, oh ayolah dia tipe orang yang tidak bisa dia. "tapi eomma, aku tidak bisa jika hanya berdiam diri." Rengek Baekhyun sambil mempout bibirnya, layaknya anak kecil yang sedang merajuk pada Ibunya.
"benar, mana bisa wanita pecicilan sepertinya di susruh diam eomma." Ledek Kyungsoo. Yang berhasil menghadirkan daedglare dari semua yang ada di sana. Kyungsoo hanya bisa mengangkat kedua tangannya keatas mengaku kalah karena mendapatkan tatapan menghakimi dari empat orang sekaligus.
.
.
.
Seperti yang sudah di bahas tadi malam dengan keluarganya. Disinilah Kyungsoo berada sekarang, berdiri di depan pintu masuk rumah sakit milik Ayahnya. Yang akan menjadi tempat bekerjanya untuk waktu yang tidak ditentukan. Dengan berpakaian rapi, celana jeans hitam, kemeja soft orange, high heels lima senti, dan juga tas selempang berwarna hitam. Kyungsoo mulai memasuki rumah sakit yang terlihat sangat sibuk. Banyak petugas memakai baju navi serta rompi orange yang berlalu lalang dengan mendorong ranjang rumah sakit. Serta di atasnya terdapat pasien bersimbah darah. Tak hanya satu atau dua, jika Kyungsoo tidak salah menghitung ada lima pasien yang terlihat dalam keadaan yang mengenaskan. Kecelakaankah?pikir Kyungsoo. Langkah kakinya terus terayun menyusuri tempat tersebut. Hari ini Ia memang hanya ingin melihat-lihat sebelum besok resmi masuk kerja.
"minggir.." teriak petugas madis, membuat Kyungsoo menyingkir dari jalannya membiarkan petugas melakukan tugasnya. Dapat Kyungsoo lihat ada seorang lelaki paruh baya dengan besi yang menancap di bagian perutnya. Dan dengan bongkahan beton yang masih menempel di ujung bawah besi. Pasien itu masih setengah sadar dengan wajah meringis kesakitan. Kyungsoo yang melihatnyapun menggidik ngeri dan terasa ngilu.
Kyungsoo terus memperhatikan setiap tindakan yang di instruksikan oleh seorang wanita berjas dokter. Ia ingin melihat seperti apakah kerja dan tingkat penanganan para dokter di rumah sakit Ayahnya. Karena itulah Ia memilih untuk menunda berkelilingnya dan tetap di tempatnya berdiri yang tak jauh dari tempat ranjang pasien tersebut.
"tolong infus dia" ucap dokter bername tag Choi Yuna. Seorang perawat wanita langsung menyiapkan semua peralatan infus dan memasangkannya di lengan sebelah kanan pasien. Tidak hanya itu, perawat itu juga langsung menempelkan EKG (elektrokardigram) pada dada pasian yang bajunya sudah dibuka.
"pasang C-line, dan siapkan foley pada dirinya." Ucapnya kembali sambil memeriksa kedua mata sang pasien.
Seorang wanita yang juga mengenakan jas dokter dengan sigap memakai sarung tangannya. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Setelah itu Ia mengambil kapas menggunakan pincet, mencelupkan pada lodin lalu mengoleskan cairan tersebut pada leher pasien di tempat yang ada di lakukan sayatan untuk memasang C-line.
Kyungsoo berniat beranjak dari tempatnya dan melakukan penjelajahan kembali, karena menurutnya disana terasa membosankan, sebelum suara gaduh di ruang UGD menyita atensinya. Ia melihat jika di tempat pasien yang tertancap besi sedang dilanda kepanikan. Karena besi itu terlepas dari perut sang pasien hingga membuat darah muncrat dan keluar deras dari lubang bekas besi tersebut.
"oohh astaga kenapa kau tidak hati-hati.." pekik Yuna pada perawat laki-laki yang membuat besi itu terlepas. Akibat perawat itu berjalan mundur saat membawa monitor dan tidak sengaja menabrak petugas medis yang sedang berjongkok dibawah sambil memegangi bongkahan beton tersebut.
Dokter wanita satunya dengan sigap langsung menutup lubang itu menggunakan kedua telapak tangannya, sedang petugas medis yang masih berjongkok membantunya dengan menutup lubang bagian bawah berusaha menghentikan pendarahan.
" saem.. Bpnya 90/60! Angkanya terus menurun dengan cepat." Pekik perawat yang sedari tadi memantau layar monitor didepannya.
"cepat hubungi dokter Sehun" teriak Yuna dengan perasaan tak kalah panik dengan yang lainnya.
.
.
.
Sedang diruang operasi Sehun dan Luhan sedang melakukan operasi dengan pasien yang terbilang angka kehidupannya hanya bekisaran 30-40%, karena penyakit komplikasinya yang sangat parah. Mereka berdua melakukan operasi tersebut dengan sangat serius, karena tidak ingin melakukan kesalahan sedikitpun hingga membahayakan sang pasien.
"saem.. ada panggilan dari UGD." Ucap salah seorang perawat sambil memegang ponsel ditangannya.
"sambungkan." Jawab Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaanya.
Panggilan sudah tersambung, dan dari seberang panggilan suara seorang wanita dengan panik menjelaskan situasi yang sedang terjadi di ruang UGD saat ini. Sehun menggumamkan kata bodoh saat wanita diseberang sana selesai menjelaskan.
"tetap fokus" teriaknya pada semua orang yang ada di ruang operasi yang sempat terkejut dengan kabar tersebut. " lakukan apapun untuk menghentikan pendarahannya, lima belas menit lagi aku akan kesana. " ucapnya tegas.
Namun sebelum panggilan UGD ditutup, situasi yang tidak di inginkan terjadi diruang operasi. Pasien mengalami pendarahan pada bagian hatinya. Luhan segera meminta kasa sebanyak-banyaknya pada perawat untuk menghilangkan genangan darah didalam perut pasien tersebut. Namun sepertinya pendarahan itu tidak bisa berhenti. Bahkan tekanan darah serta denyut jantung pasien menurun secara drastis.
Lagi-lagi Sehun hanya bisa mengumpat. Karena semua tidak berjalan sesuai dengan rencana. "bilang padanya untuk mencari dokter lain." Perintah Sehun tegas pada perawat pemegang ponsel. Perawat tersebut mengangguk mengerti dan menyampaikan kata-kata Sehun pada bagian UGD.
Suasana UGD masih tetap sama, bahkan mungkin para dokter dan perawat semakin panik. Karena dokter yang beberapa saat yang lalu mereka hubungi, menyuruh mereka untuk mencari dokter lain. Sedangkan mereka tidak tahu harus berbuat apa kerena semua dokter senior sedang melakukan rapat evaluasi dan tidak bisa diganggu. (anggap aja begitu :p )
"saem.. tekanan darahnya menurun kembali." Ucap sang perawat. Yuna semakin panik dan memijat pelipisnya dengan frustasi. "berikan dia transfusi darurat dan pompa lebih banyak RBC padanya" perintah Yuna berusaha mengontrol rasa paniknya. "jangan lupa memberinya oksigen." Lanjutnya yang dijawab anggukan oleh sang perawat. Sedang Yuna sendiri memilih untuk membalut lubang perut itu dengan kain putih untuk meminimalisir kebocoran yang di bantu oleh dokter wanita lainnya bername tag Kim Yewon.
Kyungsoo mulai melepas tasnya dan menaruh di meja resepsionis. "apa dia dokter magang?" tanya Kyungsoo pada suster di depannya sambil menguncir rambutnya dengan asal namun terlihat rapi. Ia berpikir jika waktunya dirinya untuk mengambil tindakan setelah melihat semua penanganan yang dilakukan oleh kedua dokter itu.
"ye..." jawab salah satu suster dengan sedikit terkejut karena pertanyaan Kyungsoo yang secara tiba-tiba.
Kyungsoo berdecak "okey... waktunya beraksi Kyungsoo" gumamnya sambil menuangkan cairan antiseptik yang selalu di sediakan di atas meja resepsionis tersebut. Dengan sedikit angkuh, kaki jenjangnya mengayun menuju ke arah ranjang pasien yang terlihat gaduh dan sedikit dikerubungi pasien lain.
Kyungsoo meniup poninya hingga membuat helaian-helaian rambut halus itu terbang sesaat sebelum jatuh kembali diatas keningnya. "tolong kalian minggir ini bukan tontonan.." teriaknya sedikit lantang hingga membuat para pasien berdecak sebal dan membubarkan diri kembali kerancang mereka masing-masing.
"siapa wanita itu?" tanya seorang suster pada rekan kerjanya yang berdiri di sampingnya. Wanita satunya hanya menjawab jika dirinya juga tidak tahu.
Kyungsoo langsung mengambil jubah berwarna biru yang berada di troli, memasang sarung tangannya dengan santai. Tidak memperdulikan tatapan heran orang-orang di sekitarnya. Dengan santai pula tangannya mengambil gunting dan memotong perban putih yang sudah berubah warna karena terkena darah. Yang beberapa saat lalu dipasang oleh Yuna dan Yewon. Hal itu sontak membuat semua orang yang berada disitu terkejut atas tindakan orang yang menurut mereka adalah orang asing.
"apa yang anda lakukan?" tanya Yewon dengan pekikkan melengking. Namun seperti tidak mendengar, Kyungsoo terus melakukan pekerjaanya, mengabaikan pekikan dokter yang bertanya padanya.
Setelah perban berhasil terlepas, darah kembali keluar dengan deras dari lubang bekas besi. Semua semakin panik dibuatnya. Hingga Yuna dengan cekatan langsung menutup lubang tersebut dengan kedua telapak tangannya. "apa yang anda lakukan, anda tahu jika itu membahayakan pasien?" teriak Yuna terbawa emosi.
Kyungsoo menghela nafas pelan. "tentu saja menyelamatkan pasien" jawabnya enteng. "itu adalah tugas utama dokter, bukankah begitu?" lanjutnya sambil membuang perban bernoda darah tersebut pada tempat sampah dibawah troli.
Kyungsoo berjalan disisi lain mengambil cairan antiseptik. Semua mata mengikuti setiap pergerakan yang dilakukan oleh Kyungsoo. Dan wanita itu tidak memperdulikannya. Ia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya. Mengoleskan cairan antiseptik tersebut dengan menggunkan kapas yang Ia jepit dengan pinset di atas perut pasien.
"anda harus berhenti" ucap Yuna mencoba menghentikan Kyungsoo yang sudah siap untuk mengarahkan pisau bedahnya pada perut pasien yang sudah di tandainya.
Kyungsoo lagi-lagi mendengus kesal. "apa kalian tahu jika pasien saat ini sedang kritis dan membutuhkan penanganan segera?" teriaknya hingga membuat para perawat serta dokter terlonjak kaget, bahkan pasien yang berada di UGD mengalihkan atensinya pada mereka. "apa aku perlu menjelaskan pada kalian jika waktu saat ini sangat berharga bagi keselamatan pasien. Apa kalian tidak pernah tahu jika hal ini terus di undur pasien akan memiliki terlalu banyak pendarahan internal dan dapat mengakibatkan luka pada aorta toraknya?" Kyungsoo melihat satu persatu dari mereka yang menampilkan wajah menunduk. Dada Kyungsoo naik turun tidak teratur, menandakan jika wanita itu saat ini sangat-sangat kesal. "aku sarankan kalian untuk belajar kembali agar tidak terlihat terlalu bodoh" lanjutnya dengan nada dingin.
Suara alarm pada monitor memberi peringatan pada mereka jika pasien dalam keadaan darurat. "saem.. tekanan darahnya 80/50 terus menurun dengan cepat." Pekik suster yang sama, yang sedari tadi mengecek layar monitor.
Karena rasa jengkelnya sudah berada di umbun-umbun dan juga merasa jika semua orang yang disana tidak merespon sama sekali, Kyungsoo memilih untuk melangkahkan kakinya pergi menjauh dari ranjang pasien. Membuat para dokter dan perawat memandangnya bimbang. Sedangkan alarm pada monitor terus berbunyi. Seolah memperingatkan mereka untuk segera membuat keputusan. Sebelum garis lurus mensominasi di layar monitor.
.
.
.
.
T. B. C
NB ~
-C-LINE (central venous line) : alat pengukur tekanan vena sentral pada pasien gawat darurat guna mengetahui kecukupan cairan.
-Vena sentral : pembuluh darah yang dekat dengan jantung sebagai pusat sirkulasi.
-EKG : alat deteksi jantung.
-Lodin : cairan antiseptik yang sering disebut betadin sabagai antiseptik sebelum melakukan pembedahan.
-BP : singkatan untuk tekanan darah bradycardic, melambatnya denyut jantung menjadi kurang dari 50 denyut permenit.
-irigation : alat yang berisikan cairan untuk embersihkan bagian dalam organ pasien untuk membersihkan darah disekitannya.
-Kasa : kain putih yang biasanya di gunakan untuk membalut luka.
-RBC : Jumlah sel darah merah.
-Needle holder : alat untuk menjepit jarum operasi.
Jika ada yang salah dengan nama-nama alat medis atau istilah-istilahnya saya mohon maaf. Karena saya bukan orang yang ahli dalam bidangnya, jadi otaknya cetek dengan hal-hal yang seperti itu kekeke. Nama dan arti yang saya tulis di situ adalah murni dari hasil pencarian yang dibantu oleh eyang google :p. Jadi buat kalian yang baca ini kebetulan kuliah atau ahli dalam bidang ini mohon dimaklumi ya, trus jangan nampol authornya hhhhh.
Jangan lupa juga buat kalian tinggalkan jejak, kritik dan sarannya juga jangan lupa .
See next chapter chu~~~
