A CHALLENGE

DISCLAIMER : Masashi Kishimoto

PAIRING : Garaa x Naruto

RATING : M

GENRE : Romance

WARNING : YAOI, LEMON, OOC, TYPO(S)

DON'T LIKE DON'T READ

"Tantangan?" tanya Naruto sambil menautkan kedua alisnya pertanda dia tidak mengerti kemana arah pembicaraan kekasihnya itu. "Ya, aku menantangmu. Jika kau ingin kita melakukan hubungan, kau lah yang harus memulainya duluan."

HAPPY READING MINNA~ =D

"talk"

'mind'

Naruto = 16 tahun
Gaara = 17 tahun


...

"Enngghhh...emmhhh...ennhhnn...," suara desahan yang tertahan terdengar dari bibir mulus Namikaze muda yang kini tengah berciuman panas dengan kekasih hatinya, Sabaku no Gaara, di sebuah kamar mewah atau lebih tepatnya di atas sebuah tempat tidur king sized dengan 4 buah tiang panyangga. Naruto tampak begitu menikmati ciuman dari kekasihnya itu, terbukti dengan erangan dan desahan yang terus meluncur dari bibirnya dan juga tangannya yang kini ikut aktif meremas kecil rambut Gaara.

FLASHBACK ON

"Gaara.. Kita pergi kencan yuk~," kata Naruto yang kini tengah menelepon kekasihnya untuk mengajaknya pergi sekedar untuk membunuh waktu yang terasa begitu membosankan. "Hn? Kencan?" balas Gaara yang sedang berbaring di tempat tidur king sized miliknya. "Iyaa~ aku bosaann~ dan lagi kita kan sudah lama tidak kencan. Ya Gaara~," sambung Naruto lagi. "Hn, baiklah. Tunggu aku di rumahmu 15 menit lagi. Aku bersiap-siap dulu," lanjut Gaara lagi yang merasa bahwa ucapan Naruto tadi ada benarnya. "Yaayy, okee. Aku juga bersiap-siap duluu..," sambung Naruto dengan nada senang karena Gaara menyetujui ajakannya. Naruto pun bangkit dari tempat tidur king sized-nya dan segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Perlu diingatkan bahwa Namikaze Naruto adalah putra tunggal dari Namikaze Minato dan Namikaze Kushina, pasangan suami-istri pengusaha Namikaze Coorporation yang mempunyai cabang perusahaan di 22 negara besar. Dia juga merupakan siswa kelas 1 SMA di Konohagakure Senior High School International Programme. Selain berasal dari keluarga yang sangat terpandang, dia juga mempunyai paras yang bisa dibilang 'cantik' untuk ukuran seorang laki-laki. Wanita dan pria mana yang sanggup menolak pesona sang Namikaze muda ini, tentu saja tidak ada. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa dia sudah memiliki someone special yang sudah mengisi hatinya lima bulan belakangan ini. Pria beruntung itu adalah Sabaku no Gaara, ya PRIA. Gaara adalah salah satu pewaris dari Sabaku Incoorporation yang juga mempunyai cabang perusahaan di berbagai negara besar, yang juga merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan Namikaze Coorporation. Jadi, bisa dibilang, Gaara merupakan pasangan yang sangat tepat bagi Naruto, selain parasnya yang tampan dan sifat coolnya, dia juga berasal dari keluarga yang sama terpandangnya dengan Naruto. Dia juga merupakan senior Naruto di sekolah yang sama. Tidak ada satu orang pun yang bisa menyangkal keserasian mereka.

Setelah beberapa saat, Naruto keluar dari kamar mandinya dan mulai mengeringkan tubuhnya. Dia pun memilih sebuah kemeja putih bergaris orange muda ditambah dengan sebuah cardigan berwarna abu-abu tua dipadukan juga dengan celana jeans berwarna gelap dan diakhiri dengan sebuah sneaker berwarna putih. Dia tampak begitu sempurna dalam balutan pakaiannya, tampak santai tetapi juga berkelas. Tak lupa dia memakai sebuah jam tangan putih dengan deretan angka berwarna orange muda, hadiah dari sang kekasih pada saat ulang tahunnya. Bisa dilihat dari mereknya bahwa jam itu pasti sangat mahal, namun apalah artinya harga mahal jika itu untuk pujaan hatimu.

"Hem, oke. Sempurna," kata Naruto ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Dia pun melihat jamnya, "Hem, seharusnya sudah waktunya, kenapa dia belum sampai? Haahh...," lanjut Naruto lagi menyadari bahwa Gaara belum juga sampai. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu kamar Naruto. "Masuk," balas Naruto singkat. "Tuan muda," hormat seorang gadis berambut merah, yang diketahui bernama Karin, "Tuan Gaara sudah sampai. Dia menunggu di ruang tamu," tambahnya. "Hn, baiklah. Aku akan segera kesana. Terima kasih, Karin," lanjut Naruto dengan senyum khasnya.

Maka dia pun berjalan keluar dari kamarnya tidak lupa membawa handphone orange miliknya dan mengantonginya di saku kanannya. Dia pun menuruni tangga yang menghubungkannya ke ruang tamu. Di salah satu sofa cream yang terpajang di ruang tamu, tampaklah Gaara dalam balutan kemeja merah yang senada dengan rambutnya di tambah cardigan hitam dan celana jeans hitam plus sneaker merah yang selaras dengan bajunya dan sebuah jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya. "Haahh,, kau lama Gaara," sahut Naruto pura-pura kecewa ketika dia sudah berdiri di depan Gaara. "Aku hanya telat beberapa menit saja, Naru," balas Gaara lembut. "Hem~ yasudah, ayo kita pergi," tambah Naruto lagi sambil menggandeng tangan Gaara keluar menuju ke mobil Marcedes merah milik Gaara yang sudah terparkir di depan rumahnya. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan langsung melesat pergi.

"Kita mau kemana?" tanya Gaara membuka percakapan di antara mereka. "Aku mau menonton film, pergi ke taman ria dan terakhir makan malam bersama," jawab Naruto dengan cengiran rubahnya. "Hn, banyak sekali maumu, Naru," tambah Gaara yang heran dengan permintaan kekasihnya itu. "Huuh~ habisnya aku kan ingin menghabiskan waktu bersamamu. Memangnya tidak boleh?" tambah Naruto sambil menggembungkan pipinya dan mulai melipat tangannya di dada. "Hn, tentu saja boleh. Tapi kau harus ingat, kau yang mengatakan ingin 'menghabiskan' waktu bersamaku, jangan menyesal," lanjut Gaara lagi dengan sebuah seringai yang bertengger di sudut bibirnya ketika mendengar perkataan polos kekasihnya.

Setelah perjalanan sekitar 25 menit, mereka pun tiba di sebuah bioskop yang ada di tengah kota. Setelah memesan dua tiket, membeli dua popcorn dan soft drink, mereka pun masuk. "Hn, sudah jam 4.30 sore, Naru. Kau masih ingin ke taman ria?" tanya Gaara sesaat setelah mereka selesai menonton. "Aahh.. sudah terlalu sore. Mana asyik ke taman ria jam segini. Kita makan saja ya, Gaara. Aku lapar..," balas Naruto sambil menggandeng tangan Gaara lagi, tanpa memperdulikan tatapan dari orang-orang yang berseliweran di sekitar mereka. Mereka pun segera menuju ke tempat parkir dan segera melesat ke salah satu cafe favorit mereka.

FLASHBACK OFF

Dan sekarang setelah selesai menikmati makan malam mereka, Gaara pun mengajak Naruto untuk menginap di rumahnya, berhubung di luar sudah gelap. Naruto pun menyanggupinya karena dia memang sudah sering menginap di tempat Gaara ketika weekend.

Dan sekarang disinilah mereka sedang berpagutan dengan penuh nafsu. Gaara pun tampak sangat menikmati bibir kekasihnya itu, tangannya kini tampak menyelusup ke dalam kemeja orange muda yang tengah dipakai oleh Naruto. Dia mulai memilin tonjolan di dada Naruto secara bergantian. Lidahnya pun mulai melesat masuk ke dalam mulut Naruto dan memulai pergulatan mereka di dalam sana. Naruto yang mulai kewalahan menghadapi lidah liar dan tangan nakal Gaara hanya bisa menekan kepala Gaara agar memberinya ciuman yang lebih dalam. "Emmhh..ennhh..ennhh...," erang Naruto yang tampak mulai kehabisan pasokan oksigen. Dia pun mendorong halus tubuh Gaara agar memberinya kesempatan untuk mengisi ulang pasokan oksigennya, "Ennhh...Ga-Gaarahh...cu-cukuphh...ahhnn...," erang Naruto, yang tak juga diberi kesempatan oleh Gaara, di sela ciuman panasnya. Gaara yang akhinya mengerti pun segera menghentikan ciumannya dan segera berpindah ke perpotongan bahu Naruto, "Emmhh... kau..sangathh..maniss..Naruu...," bisik Gaara yang kini tengah sibuk menggigit leher Naruto dan kemudian menjilatnya lagi agar menimbulkan tanda merah yang akan memberikan bukti pada orang lain bahwa Namikaze Naruto adalah miliknya seorang. "Ennhh...engghhh...Gah..raahhh...," desah Naruto terus di telinga Gaara ketika dirasakannya tangan Gaara yang sedari tadi bermain di kedua tonjolannya kini sedang memilin dan mencubit kecil kedua tonjolannya secara bergantian dan tangannya yang satu lagi mulai meremas kejantanan Naruto yang sudah menegang di balik celana jeansnya. "Kau..nnhh..tidak..sabar..sekali...Naruu..," desah Gaara di sela jilatannya pada leher Naruto.

Gaara yang sudah kehabisan kesabarannya segera melucuti kemeja yang dipakai Naruto, begitu juga dengan celana jeansnya yang dianggap mengganggu kegiatan Gaara di bawah sana. Dia pun melemparkannya secara sembarang. Kini ter-ekspos-lah tubuh mulus Naruto yang tidak ditutupi selembar benang pun. Naruto yang mengetahui bahwa Gaara tengah menatap seluruh tubuhnya tanpa mau melewatkan seinchi pun segera menutupi kemaluannya, "Ja-jangan..menatapku seperti itu Gaara, a-aku maluu...," sambung Naruto. "Gaara yang mendengar penuturan Naruto hanya bisa tersenyum sambil mengelus pipi Naruto yang sudah menyamai warna rambutnya, "Hn, kenapa kau malu? Ini bukan yang pertama kalinya aku melihat tubuh polosmu kan?" balas Gaara sambil membuka kancing kemeja dan juga celana jeansnya. Dia pun mengenyahkan seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan mencampakkannya, menyusul pakaian Naruto yang sudah tergolek tak berdaya di lantai. Naruto yang melihat tubuh polos Gaara di atasnya hanya bisa terdiam dan rona di wajahnya pun semakin bertambah, 'Waahh...,' batin Naruto. Menyadari tatapan Naruto pada tubuhnya, Gaara pun segera mengusap perlahan tubuh polos Naruto. "Ennhhh...," desah Naruto perlahan. Gaara pun mulai meraup tonjolan di dada Naruto, menjilatnya dan mengulumnya bergantian sambil menciptakan beberapa tanda merah lagi. Tangan kanannya pun tidak tinggal diam, tangannya menggapai kejantanan Naruto yang sudah menegang sempurna dan mulai mengocoknya perlahan. "Ennhh...emmhh..aahhnnnhh...," erang Naruto merasakan kenikmatan yang diberikan Gaara. Mendengar desahan Naruto yang menikmati perlakuannya, Gaara pun segera menambah kecepatan tangannya memompa milik Naruto sambil mulutnya terus melakukan pekerjaan yang sama. "Ehnnnh...aahhhnnn...ahnnnn...," erang Naruto yang merasa semakin nikmat. "Ennhh...terus..ke-luarkann..desahanmu, Naruu..hh..," balas Gaara masih tetap memompa kejantanan Naruto semakin cepat dan terus mengulum tonjolannya. "Engghhh...ennhh...a-akuuhh...hampirrhh...," erang Naruto menjadi ketika merasakan hasratnya akan keluar. Gaara pun segera mempercepat gerakan tangannya. "Aakkhh...akhh..Ga-raahh..hh...," jerit Naruto tertahan ketika merasakan hasratnya keluar dan kenikmatan semakin menjalari dirinya. "Haahh...hahh...," erang Naruto yang masih terengah pasca klimaksnya barusan.

"Sekarang saatnya, Naru," kata Gaara yang mulai melebarkan kaki Naruto. Dia pun sedikit merendahkan badannya dan mulai melumat bibir Naruto. "Ennhh...ennhhh...," desah Naruto tertahan menikmati setiap gerakan lidah Gaara dalam mulutnya. Perlahan, Gaara pun memasukkan satu jarinya ke lubang Naruto. "Enngghhh...," desah Naruto yang mulai merasa tak nyaman dengan benda asing yang menerobos tubuh bawahnya. Gaara pun menambahkan jari keduanya dan langsung mempercepat gerakan tangannya pada lubang Naruto. "Engghhnn...eengghh...," erang Naruto sedikit meringis merasakan benda asing yang bertambah di dalam dirinya. Dia hanya bisa memeluk leher Gaara erat. Gaara pun semakin melumat bibir Naruto untuk mengurangi rasa sakitnya pada bawah tubuhnya. Terakhir, Gaara menambahkan jari ketiganya dan Naruto pun langsung melepas ciuman mereka, "Akhh...akhh..i-ittaiii..Gaa-raahh..," tanpa terasa setitik air mata mengalir di wajah tan nya. Gaara pun segera mempercepat gerakan in out nya dan mulai memompa milik Naruto dengan cepat serta menjilat air mata yang mengalir di wajah indah kekasihnya, "Sshh...Naruu..tenang saja. Serahkan padaku," balas Gaara sambil terus memompa milik Gaara. "Enngghh..ituuhh...ahhnnhh..," erang Naruto ketika merasakan bahwa Gaara telah menemukan titik prostatnya. "Heemm...," senyum pun terukir di bibir Gaara ketika mengetahui bahwa dia telah berhasil menemukan titik nikmat Naruto. Berkali-kali dihujamnya ketiga jarinya ke prostat Naruto. "Ennhhh...aahnnnhh...haahhh...," erang Naruto yang merasa kenikmatan.

Gaara pun segera mengeluarkan ketiga jarinya dan menghentikan gerakan tangannya. "Ahhnn...Aaahhh...," erang Naruto kecewa karena dia belum mencapai puncaknya. "Sabar, Naru. Sekarang saatnya kau memanjakan milikku," bisik Gaara di telinga Naruto. Naruto yang mengetahui keinginan kekasihnya itu pun segera melebarkan kedua kakinya. Gaara pun segera mengangkat kaki kiri Naruto dan menopangkannya ke bahu kanannya. "Sshh...rileks Naru..," bisik Gaara di telinga Naruto dan kemudian dia pun melumat bibir Naruto lagi. Perlahan dia pun memajukan pinggangnya sehingga miliknya masuk menyeruak ke dalam lubang Naruto. "Engghh..engghh..emmhh...," erang Naruto tertahan ketika dirasakannya milik Gaara yang lebih besar dari ketiga jari tadi mulai menerobos lubangnya. Gaara pun semakin melesakkan lidahnya ke mulut Naruto dan mulai mengulum lidah Naruto sambil perlahan mendorong miliknya lagi, karena belum separuh dari miliknya menembus lubang Naruto. "Engghh...akkhh...akkhh...," erang Naruto sambil melepaskan bibirnya dari bibir Gaara dan mulai memeluk leher Gaara lebih erat ketika dirasakannya milik Gaara sudah tertanam sepenuhnya ke dalam dirinya. "Engghh..ennhhh..," desah Gaara perlahan ketika merasakan miliknya dicengkram oleh rektum Naruto yang berdenyut-denyut. Dia pun mendiamkan dirinya sebentar menunggu hingga Naruto terbiasa dengan miliknya. "Enngghh...berhh..bergeraklahh...ahhnn..Gaa-raa..hh..," bisik Naruto di telinga Gaara ketika merasakan bahwa tubuhnya sudah tidak merasa kesakitan lagi. Gaara pun menuruti permintaan Naruto dan mulai menggerakkan tubuhnya perlahan. "Ehhnnn...aahhh..aahhh..hahh..," desah Naruto semakin kuat ketika merasakan milik Gaara mulai bergerak dalam dirinya. "Ennhh..Naruu..," desah Gaara yang merasakan kenikmatan pada miliknya. Tak lama kemudian Gaara pun menambah intensitas in out nya pada lubang Naruto, dia mulai menghujam prostat Naruto berkali-kali dengan tidak pelan. "Engghhnn..hhnn...haahh...aahh...Gaa-raahh..hh, mo-moree...hh..," erang Naruto yang kini sudah dilanda kenikmatan. "Of course honey," balas Gaara. Maka Gaara pun mempercepat gerakan in out nya dan mulai memompa milik Naruto yang sudah menegang dengan cepat. "Akkhh...akkhh...haah..aahh...," erang Naruto semakin keras. Dia pun mulai mengeratkan pelukannya dan mulai melumat bibir Gaara lagi karena tubuhnya kini benar-benar sudah dikuasai nafsu. Gaara pun membalas lumatan Naruto dan melesakkan lidahnya ke mulut Naruto sambil terus mempercepat gerakan in out dan pompaan tangannya pada milik Naruto. "Ennhh..emmhh..," desah mereka bergantian merasakan kenikmatan yang tiada tara kini tengah melanda tubuh mereka berdua. "Ahhnnhh..a-aku..ha-hampiir..sampai..ahhnn..,"erang Naruto ketika merasakan hasratnya akan meledak. "Ah-ku juga..haahh..," balas Gaara sambil terus mempercepat intensitas pekerjaannya. "Akhh..Garaaa..." "Na-Naruu...", erang mereka bersamaan ketika hasrat mereka keluar tanpa terkendali. Gaara mengeluarkan hasratnya jauh di dalam Naruto, sementara Naruto mengeluarkan hasratnya di tangan serta perut Gaara.

"Enngghh...ennhhh..," erang Naruto ketika merasakan lubangnya penuh akan sari Gaara, sementara Gaara masih bergerak perlahan dalam tubuhnya untuk mengeluarkan semua hasratnya tanpa tersisa. "Ahhnn..aahh...," desah mereka bersamaan ketika Gaara mulai memisahkan diri mereka. Gaara pun berbaring di sebelah Naruto, sementara Naruto mulai menyamankan dirinya dalam dekapan Gaara. "Thanks Naru..," bisik Gaara sambil mencium puncak kepala Naruto dengan penuh kasih. Naruto hanya mengangguk saja mendengar perkataan Gaara. "Emm, Naru," lanjut Gaara lagi. Naruto yang mendengar Gaara memanggilnya pun mendongakkan kepalanya dan menatap emerald milik Gaara, "Ada apa, Gaara?" tanyanya penasaran. "Selama ini..," Gaara menggantung kalimatnya, namun ketika dilihatnya mata Naruto memancarkan rasa penasaran yang dalam, dia pun melanjutkannya, "setiap kita berhubungan pasti selalu aku yang memulai. Aku tidak tahu apa kau mau melakukannya jika aku tidak meminta. Terkadang aku bingung, Naru. Oleh sebab itu,,, aku ingin memberimu sebuah tantangan." "Tantangan?" tanya Naruto sambil menautkan kedua alisnya pertanda dia tidak mengerti kemana arah pembicaraan kekasihnya itu. "Ya, aku ingin menantangmu. Jika kau ingin kita melakukan hubungan, kau lah yang harus memulainya duluan. Jika tidak, aku berjanji tidak akan menyentuhmu duluan," lanjut Gaara mantap. "Haa?" refleks Naruto langsung terduduk dan tanpa sadar dia mengangakkan mulutnya dengan mata yang membulat sempurna, "Apa kau bilang? A-aku yang me-memulainya duluan? A-aku..aku...," lanjut Naruto sambil menunjuk dirinya sendiri. "Ya. Kau sanggup kan?" balas Gaara dengan sebuah seringaian di sudut bibirnya tanpa disadari Naruto yang masih shock dengan tantangan kekasihnya. "Ta-tapi Gaara~" bujuk Naruto yang sangat sangat tidak sanggup untuk memenuhi tantangan tersebut. "Pokoknya kau harus memulainya duluan. Aku tidak perduli kau mau atau tidak. Kalau kau tidak mau, takkan ada lagi kata 'berhubungan'," sambung Gaara mantap. Naruto hanya bisa terdiam memikirkan perkataan Gaara barusan, 'Tidak berhubungan? Apa dia gila! Aku mana sanggup tidak berhubungan lama-lama. Dia kan tahu sendiri nafsuku yang 'agak' susah dikendalikan. Apa dia ingin mempermainkanku? Huh~' Naruto hanya bisa menggembungkan pipinya sambil melipat kedua tangannya di dada, "Huh, lihat saja siapa yang tidak tahan duluan," sambungnya sambil melirik sebal ke arah Gaara yang tampak tenang-tenang saja. "Hn, kita lihat saja," balasnya, "Sudah, sini tidur. Sudah malam. Kau pasti lelah," sambungnya sambil menarik Naruto kembali ke dekapannya dan mulai mencium puncak kepala Naruto sambil mengelus punggung Naruto. "Oyasumi Naru, tidurlah. Tantangannya berlaku mulai besok." "Haahh... Baiklah," gumam Naruto dan dia pun mulai memeluk tubuh Gaara dan tak lama kemudian dia sudah terbawa ke alam mimpinya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Hoammm...," Naruto pun terbangun dari mimpi indahnya dan duduk sambil sesekali mengucek-ngucek matanya. "Ohayou, Naru. Kau sudah bangun rupanya," sapa Gaara yang kini tengah membawakan dua cangkir teh hangat. Naruto hanya mengangguk dan dia pun menerima cangkir teh yang disuguhkan Gaara padanya. "Hn, cepat habiskan dan pergi mandi. Air hangatnya sudah disiapkan," lanjutnya sambil mengecup pipi kiri Naruto lembut. Naruto hanya bisa tersenyum dengan rona merah menghiasi pipinya. Setelah menghabiskan tehnya, Naruto pun segera bangkit dari tempat tidur dan mulai membalut dirinya dengan selimut Gaara. "Akhh..," erangnya ketika dia mencoba untuk berjalan karena merasakan perih di tubuh bagian bawahnya. Gaara yang melihatnya pun segera mengangkat Naruto dengan bridal style. "Ap-apa yang kau lakukan?" tanya Naruto gugup berusaha menghilangkan rona merah yang semakin menjalari wajahnya. "Hn, hanya membantumu. Tidak boleh?" tanya Gaara. Naruto hanya mengangguk dan mulai melingkarkan tangannya ke leher Gaara.

Sesampainya di kamar mandi, Gaara segera menurunkan Naruto ke dalam bath tub, tanpa memperdulikan selimut yang dikenakan Naruto menjadi basah seluruhnya. "Ennhh..," desah Naruto ketika dirinya terduduk di dalam bath tub berisi air hangat itu. "Hn, sebaiknya kau cepat membersihkan dirimu. Atau...kau mau aku memandikanmu?" tanya Gaara dengan seringaiannya. "Ah..ti-tidak. Sudah, kau keluar dulu sana~," balas Naruto sambil mendorong tubuh Gaara yang tengah berjongkok di sebelah bath tub nya. Gaara pun tersenyum lembut dan keluar dari kamar mandi, membiarkan Naruto membersihkan dirinya dari sisa-sisa kegiatan mereka tadi malam. Sementara Naruto membersihkan diri, Gaara mengganti sprei yang sudah bernoda dimana-mana itu dengan sprei baru yang bersih. Kemudian di pun memanggil pelayan dan menyuruhnya untuk membawakan sarapan mereka berdua ke kamar karena Gaara tahu bahwa Naruto akan kesulitan jika harus menuruni tangga untuk sampai ke dapur keluarga Sabaku tersebut.

Cklek..

Gaara pun menoleh ke arah pintu kamar mandi yang sudah terbuka dan menampakkan sosok Naruto yang tengah berjalan perlahan dengan hanya mengenakan sebuah handuk di pinggangnya dan membiarkan rambut pirangnya tergerai basah. "Cepat sekali kau siap," kata Gaara sambil kemudian menyiapkan baju yang sudah dibawa Naruto kemarin dan dia pun membantu Naruto berjalan. "Apa masih sakit?" tanyanya cemas karena tidak biasanya Naruto kesakitan sampai selama ini. "Enghh,, sedikit," balas Naruto. Gaara pun kemudian mendudukkan Naruto di pinggir ranjangnya, "Maaf, mungkin aku kelewatan semalam," bisik Gaara lirih sambil mengusap pipi kiri Naruto. Naruto pun menggeleng sebagai jawabannya, "Tidak, ini bukan salahmu. Hah.. paling sebentar lagi juga hilang sakitnya," lanjut Naruto dengan cengiran khasnya. Gaara pun hanya tersenyum dan kemudian dia mulai mengeliminasi jarak di antara mereka dan mengecup bibir Naruto perlahan, ya perlahan sampai akhirnya dia mulai menjilati bibir bawah Naruto sebagai pertanda bahwa dia ingin menjelajahi isi mulut Naruto. Naruto pun dengan senang hati mempersilahkan Gaara untuk bereksplorasi. "Ennhh..emmhh..," desah Naruto yang kini sedang berpagutan dengan lidah Gaara untuk menentukan siapakah pemenang dari pergulatan mereka ini, yah walaupun pada akhirnya tetap saja Gaara yang berhasil mendominasi permainan mereka. Gaara pun semakin menekan kepala Naruto untuk akses yang lebih maksimal. Tetapi sangat disayangkan, permainan mereka harus terhenti dikarenakan suara ketukan dari luar pintu kamar Gaara.

"Permisi, Tuan Muda," ucap sang pelayan yang mengira bahwa tuan mudanya tidak mendengar ketukannya, "Saya ingin mengantarkan sarapan untuk Tuan Muda." "Hn, tunggu sebentar," sahut Gaara yang kini memandang sebal ke arah pintu yang mengharuskannya menghentikan 'acara'nya tadi. Naruto yang mendengar suara pelayan Gaara buru-buru memakai pakaiannya agar tidak menimbulkan kecurigaan pada sang pelayan, walaupun wajahnya masih menyisakan rona merah akibat kegiatan mereka tadi. Gaara pun membukakan pintu dengan malas dan kemudian mengambil alih troli yang sedang dipegang oleh pelayannya dan mendorongnya masuk. "Hn, kau boleh pergi," ucapnya. "Baik, Tuan. Saya permisi dulu." Gaara pun segera menutup pintu kamarnya dan mulai mendorong troli berisi sarapan mereka ke arah Naruto yang sedang duduk di pinggir ranjang. Mereka pun kemudian menikmati sarapan mereka. "Nanti sore aku akan mengantarmu pulang," ucap Gaara membuka pembicaraan diantara mereka. "Hem, baiklah. Lagian aku masih ada PR untuk besok. Hah~ Kakashi-sensei suka sekali memberikan PR yang tidak tanggung-tanggung. Malaas~," balasnya. "Hn..," balas Gaara.

Tak terasa, hari sudah sore dan sesuai janjinya, Gaara pun mengantar Naruto pulang. "Okee.. Jaa Gaara~," ucap Naruto setibanya di rumah. "Hn. Jangan lupa tantanganmu," balas Gaara sambil menyeringai, yang sukses membuat wajah Naruto dijalari rona merah. "Huh, awas kau yaa," balas Naruto yang kemudian dibalas Gaara dengan seringaiannya. Tak lama Gaara pun melesat pergi meninggalkan Naruto.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sudah lewat lima hari sejak Gaara memberikan tantangannya pada Naruto, dan benar saja, Gaara tak pernah sekalipun mengajaknya untuk 'berhubungan'. Ya walaupun nafsu Naruto bisa dikatakan 'agak' besar, tapi di masih sanggup menahannya. Lagian, mau ditaruh dimana mukanya bila dia harus menggoda kekasihnya itu duluan jika dia ingin melakukannya. Hah, dia tak pernah habis pikir, apa yang ada di pikiran Gaara sampai-sampai dia membuat tantangan konyol begitu. Bukan berarti jika Gaara duluan yang memulai, Naruto tidak menginginkannya kan? Oh, ayolah. Gaara itu tidak mungkin berpikiran begitu. Dia kan tahu sendiri seberapa Naruto begitu menginginkan sentuhan-sentuhan dari Gaara. Walau pada akhirnya, tetap saja Gaara berpikiran begitu.

'Hah..sudah lima hari Gaara tidak menyentuhku sama sekali. Paling-paling dia hanya mengantarku pulang dan hanya mengecup pipiku singkat. Ayolaahh.. Padahal selama ini dia begitu bernafsu untuk menyentuhku di setiap kesempatan, bisa-bisanya sekarang dia menahan dirinya seperti itu hanya karena tantangan bodoh itu. Dasar Gaara Baka!' batin Naruto yang sejak tadi hanya berbaring di tempat tidurnya sambil mengingat-ingat kejadian beberapa hari belakangan. Merasa lelah dengan pikiran-pikirannya, dia pun jatuh terlelap meski jam masih menunjukkan pukul 8 malam.

Sementara itu, di kamarnya, Gaara sedang berusaha untuk melupakan bayangan-bayangan Naruto yang sedang mendesah nikmat di bawah tubuhnya. Tanpa disadarinya, kejantanannya mulai menegang semakin dia mengingat kegiatan-kegiatan percintaannya dengan Naruto. "Tck, sial!" umpatnya ketika dirasakannya celananya semakin menyempit, "Sampai kapan dia mau menahannya? Hah, apa susahnya sih dia melakukannya. Hanya tinggal menggodaku sedikit saja pun. Tck," umpat Gaara lagi sambil berjalan menuju ke kamar mandinya. Sesampainya di dalam, dia pun membuka celana yang sedang dipakainya dan mendudukkan dirinya di atas kloset. Dia mulai memijat kejantanannya perlahan. "Enhhnnhh...," erangnya merasa nikmat. Dia pun mulai teringat ketika rektum Naruto menghimpit miliknya dan semakin mempercepat gerakan tangannya. "Ahhnnn.. Haahh...aahhh..," desahnya merasa semakin kenikmatan. Ketika dia merasakan hasratnya akan keluar, dia pun mempercepat gerakan tangannya. "Akh..ahhnn..hh..," erangnya tertahan ketika hasratnya keluar dan mengotori tangannya serta menetes ke dalam kloset. "Ahh...haahh... Sial! Aku jadi harus memanja milikku sendiri lima hari belakangan ini. Dasar! Padahal aku hanya mengujinya saja. Haah..," Gaara kembali menghela napasnya. Dia merasa bahwa memberikan tantangan seperti itu pada Naruto adalah keputusan terbodohnya. Alhasil kini dia harus memenuhi hasratnya sendiri, terlebih lagi mimpi-mimpi tentang percintaannya dengan Naruto yang mengharuskannya mengganti sprei hampir tiap hari. Gaara pun mengambil tissue dan mulai membersihkan kejantanannya dan menyiram air di kloset. Setelahnya dia pun memakai kembali celananya dan segera berbaring di tempat tidur. "Besok aku akan ke rumahnya. Aku sudah tidak tahan lagi seperti ini," ucap Gaara setengah berbisik. Dan dia pun terlelap menuju alam mimpinya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tok tok tok...

Naruto yang sedang bermain dengan PSPnya pun beranjak untuk membukakan pintu. "Ada apa, Karin?" tanya Naruto.

TBC

Hehehe gomen ne, Minna~

Rencananya sih mau buat oneshot aja, eh gataunya malah keterusan, jadi dibuat twoshots deehh =P

The last... Read n Review pleaseee =D