Disclaimer : Masashi Kishimoto
pair: Naruhina, slight Narusaku, slight Sasusaku
warn: AU, typo, bahasa tidak baku, Hinata RTN.
Aku tak mengerti mengapa aku ada disini. Yang kutahu hanya karena sakura memintaku untuk menemuinya. Tapi kenapa yang aku temui malah gadis ini?
Tunggu..
Ah iya aku mengerti..
Flashback on
"Hei kapan kamu punya pacar lagi? Kamu belum move on ya?" Kata Sakura padaku.
Yah.. Kalau dibilang move on sebenarnya sudah. Aku sudah melupakan Shion dan jatuh hati padamu. Itu kata yang ingin aku ucapkan padamu namun lidahku terlalu kelu untuk mengucapkan itu.
"Hei Naru kau tahu hari ini Sasuke romantis sekali! Dia memberiku sekantung bunga." Katanya.
Dia, Sasuke Uchiha. Adalah alasan utamaku untuk memendam perasaanku pada sang gadis musim semi ini. Hatinya sudah terlanjur dimiliki oleh lelaki raven itu.
"Ah begitukah." Jawabku sekenanya.
"Hei.. datar sekali jawabanmu itu." Kata Sakura tidak terima.
"Lalu aku harus berkata apa? Aku bukan tipe orang yang seromantis itu." Kataku membela diri.
"Buu.. itu salahmu sendiri.. ini sudah dua tahun sejak kamu putus dengan shion. Kapan kamu mau cari pacar lagi? Makanya kamu jadi cowo kaku gini." Ejek Sakura.
"Aku hanya belum menemukan yang tepat saja." Kataku menyanggah.
"Bagaimana kalau aku kenalkan kamu dengan temanku? Dia cantik dan belum pernah pacaran. gimana? Mau kukenalkan?" Kata Sakura.
"Hah.. ya ya ya terserah kamu sajalah." Aku benar benar tak peduli dengan ucapan Sakura aku sudah terlanjur patah hati dan tak bersemangat.
"Oke, akan kuhubungi ya kalau udah bisa." Kata Sakura.
Flashback off
Aku mendapatkan pesan dari Sakura yang memintaku untuk menunggunya sepulang sekolah didepan kelasnya. Dan ternyata..
"Kamu Naruto ya.." ucapnya basa basi.
"Ah.. eh begitulah kenapa bisa tahu namaku? Dan siapa namamu?" Tanyaku.
"Aku mengetahuimu dari Sakura. Dia sering menceritakanmu padaku dan teman teman lainnya.." Terbesit rasa senang dihatiku saat gadis itu mengatakan bahwa Sakura sering menceritakan tentang diriku.
"...selain menceritakan tentang Sasuke." Jleb kata kata selanjutnya membuat hatiku merasa tertohok.
"Aku Hinata.." katanya sambil mengulurkan tangannya. Akupun langsung membalas jabatan tangannya.
Lembut..
"Pasti Sakura yang memintamu kemari bukan? Hah apa yang dia pikirkan.. dasar rambut gulali itu.. padahal aku menikmati kejombloanku.." desahnya kasar.
Suaranya memang lembut. Namun bahasa yang ia gunakan agak berbeda dengan sosoknya yang terlihat lembut.
"Hei.. bagaimana kalau kita pacaran?" Butuh beberapa detik untukku memahami apa yang ia katakan.
"Eh.. ehhh!? Apa?" Tanyaku terkejut.
"Hei.. tenang tenang bukan pacaran beneran kok. Cuma pura pura saja." Kata gadis itu.
"Aku tahu kamu menyukai Sakura bukan? Ayo kita buat si gulali itu cemburu dengan kemesraan kita." Katanya mantap.
Wajahku terasa panas saat mengatakan bahwa aku menyukai Sakura.
"Bagaimana.. bagaimana kamu bisa tahu..?" Tanyaku gugup.
"Tahu apa? Perasaanmu ke Sakura? Semua temanku juga sudah tahu. Tiap kamu mendatangi Sakura wajahmu selalu merona dan kamu selalu salah tingkah. Hanya gulali itu saja yang tidak tahu tentang perasaanmu. Yang dia pikirkan hanya Sasukeh kyun Sasukeh kyuun." Ocehnya panjang lebar.
Aku sedikit terkejut mendengar penuturan gadis itu tentang perasaanku. Dan ucapannya memang benar.
"Tapi.. apa tujuanmu pacaran denganku? Meski hanya pura pura?" Kataku.
"Tujuan ya? Entahlah.. hei aku hanya mau membantumu membuat si gulali itu sadar. Aku hanya ingin memberi si gulali itu pelajaran" Katanya santai.
Gadis ini aneh. Tampilannya yang lemah lembut tidak sesuai dengan sifat Wanita memang mengerikan.
"Aku minta kontakmu." Pinta gadis itu atau lebih tepatnya memerintah.
Aku tanpa sadar memberikan ponselku saja padanya. Ia lalu mengambil ponselku dan mengotak atiknya.
"Nih.. sudah." Katanya sambil memberikan ponselku.
"Ayo pulang." Katanya sambil menarik paksa tasku. Aku hanya menurutinya dan mengikuti tarikannya tanpa ada perlawanan.
"Kau naik kereta?" Aku menganggu menanggapi jawabanya.
"Arah rumahmu dimana?" Tanyanya lagi
"Selatan, distrik uzu." Kataku.
"Wah aku juga selatan. Aku distrik ame. Mulai sekarang ayo pulang bersama." Katanya sambil tersenyum manis.
Entah kenapa naluriku mengatakan bahwa ini akan menarik. Aku akan mengikuti rencana konyol gadis ini.
TBC
.
.
.
(a/n) : maafkan saya yang menulis cerita baru disaat yang lain masih belum dilanjut, agak takut takut sih pas bikin ini soalnya Hinata kelihatan Baddas, tapi aku harap kalian suka,
.
.
RnR
