Disclaimer :

Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*

.

TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.

.

Warning :

OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!

.

Catatan :

Tolong baca ini yaa... jadi fic ini terinspirasi dari berbagai Film, komik, webtoon, anime, dan segala macam hal-hal karya yang memiliki plot alur tentang vampire/drakula, sudah lama pengen banget bikin fic bikinian, so, mungkin akan ada beberapa alur yang mirip.

.

Peringatan...!

Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.

rate masih bebas, jika terjadi hal "buruk" rate akan berubah menjadi M

.

Enjoy for read

.

But

.

Don't like Don't Read

.

.

~ Sweet Blood ~

[ Prolog ]

.

.

Vampire atau Drakula, mungkin beberapa orang tidak akan asing mendengar dua kata itu. Kebanyakan dari mereka menganggap vampire atau drakula adalah manusia yang sudah mati, tapi selayaknya mayat hidup, memiliki hidup yang kekal, tubuh mereka sedingin es dengan wajah yang pucat, tak lupa gigi taring yang panjang, kemampuan fisik di atas rata-rata manusia biasa. Sebagian beranggapan mereka memiliki ciri khas berwajah tampan atau cantik, dan yang lebih penting lagi mereka haus akan darah. Mereka tidak makan, tapi minum darah, katanya darah manusia. Sikap mereka cukup agresif, tidak menyukai sinar matahari, mereka akan hancur seperti debu jika terkena sinar matahari, mereka benci bau bawang putih dan mereka tidak suka akan sebuah tanda salib.

Semua hal itu banyak tercantum dalam berbagai karya yang dituangkan dalam sebuah cerita atau film atau komik. Sejujurnya keberadaan mereka masih simpang siur, masyarakat lebih menganggap mereka hanya sebuah mitos yang hanya muncul dalam film-film saja. Apa benar yang namanya vampire atau drakula itu ada? Apa benar mereka memang hidup dan berada di antara manusia tanpa di ketahui? Atau mereka hidup berdampingan dan hanya mereka saja yang mengetahui satu sama lain, banyak hal yang cukup menjadi misterius dari mereka.

.

.

.

.

.

.

Konoha : 2018

"Kapan kakakmu akan pulang?" Ucap seorang gadis berambut blonde pucat dengan mengikat satu rambutnya itu, sesekali ia memperhatikan sahabatnya yang sibuk membaca sebuah novel.

"Aku tidak tahu, sudah hampir setahun dia tidak ada kabar." Ucap gadis berambut softpink sebahu, dia jauh lebih tertarik dengan buku yang di pegangnya dari pada kabar kakaknya sendiri.

"Kau ini bagaimana sih? Kakakmu latihan militer sudah dari dua tahun yang lalu dan kau tidak di beri kabar?" Ucap Ino, Yamanaka Ino nama gadis berambut blonde pucat itu.

"Sudahlah, jangan membahasnya lagi, lagi pula dia pernah memberi kabar, uhm.. itu setahun yang lalu, sepertinya, aku rada lupa." Ucap Sakura, Haruno Sakura, gadis berambut softpink sebahu itu.

"Kau tidak merindukannya? Atau khawatir bagaimana keadaannya?" Ucap Ino.

"Aku tidak peduli, lagi pula dia sudah jauh lebih besar dariku-" Sakura berhenti membaca dan menatap Ino. "-Dan dia jauh lebih menyebalkan, aku senang dia tidak berada di Konoha dan masih latihan militer." Ucap Sakura dan memasang wajah cerianya.

"Kau seperti membuang kakakmu saja."

"Kau tahu sendiri bagaimana sikap kakakku padaku, suka menyuruh seenaknya, memarahiku, bersikap jauh lebih hebatlah, pokoknya dia lebih menyebalkan dari apapun." Ucap Sakura, masih mengingat baik kelakukan kakaknya dulu.

"Aku hanya sedikit merindukannya." Ucap Ino dan berwajah cemberut.

"Dengar Ino, aku sebagai sahabatmu, tetanggamu, teman kecilmu, lebih menyarankan kau mencari pemuda yang jauuuuuuh lebih baik dari pada kakakku, bukannya aku tidak merestui kalian, masih banyak pemuda yang bisa membahagaikanmu, sekarang jangan pikirkan dia dan lupakan dia, okey?" Ucap Sakura, bahkan tersenyum lebar agar Ino mempercayainya.

"Kakakmu cinta pertamaku!" Tegas Ino.

"Dia jelek! Tinggi, kurus, tidak menarik perhatian sama sekali, bahkan rambut ayah turun padanya, dia jadi terkesan seperti pria aneh dengan rambut softpink itu."

"Bukannya warna rambut kalian sama." Ucap Ino dan menatap malas ke arah Sakura.

"Tapi kami berbeda, rambut pink tidak cocok untuknya, bahkan sikapnya selalu saja suka seenaknya, jika kau bersamanya, kau akan menjadi babu baginya."

"Aku tidak mengerti bagaimana pandanganmu terhadap kakakmu itu?"

"Intinya dia buruk untukmu, Ino, percaya padaku, aku sudah hidup bertahun-tahun bersamanya sebelum dia akhirnya memutuskan untuk ikut latihan militer demi menjadi seorang anggota."

"Iya-iya." Ucap pasrah Ino, walaupun masih sedikit sulit menggantikan pemuda lain di hatinya.

Pembicaraan mereka berakhir, sudah tepat jam 3 sore, jam pulang sekolah untuk anak SMA K di kota Konoha ini. Ino dan Sakura sejak dulu sudah bertetangga dan berteman sejak kecil, kedua orang tua Sakura sudah tidak ada, dia anak yatim-piatu, kedua orang tuanya meninggal akibat sakit yang di derita mereka, awalnya ibunya, kemudian ayahnya menyusul. Haruno Sakura tinggal bersama kakaknya, dan kini kakaknya sedang mengikuti latihan militer hingga meninggalkan adiknya, Haruno Serra percaya jika adiknya bisa hidup mandiri, lagi pula dia sudah berpesan pada keluarga Yamanaka untuk sekedar menjaga adiknya yang hanya tinggal sendirian.

"Sejak tadi kau terus membaca novel itu, bisakah kau membacanya saat di rumah? Ini masih di jalan." Tegur Ino.

"Tunggu, ini bagian yang sedang seru-serunya, aku tidak bisa melewatkannya." Ucap Sakura dan tetap terfokus pada bukunya.

Ino melirik ke arah novel yang tengah di baca Sakura. "Lagi-lagi tentang vampire, sudah berapa novel dengan judul itu-itu saja yang kau baca? Apa kau maniak vampire? Dengar, itu hanya sebuah mitos yang terlalu ramai di bicarakan dan tidak ada di dunia nyata." Ucap Ino.

"Iya-iya, mereka hanya mitos, aku hanya sedikit kagum pada gambaran sosok mereka di setiap novel dan film, apa benar mereka itu sangat tampan dan kuat? Dan kau harus menonton film Twin-Light (Sorry, author memplesetkannya), semua pemain mereka sebagai vampire tampan-tampan dan sangat romantis."

"Mereka hanya aktor dengan alur yang sudah di atur, jangan tertipu!"

"Haa..~ Aku jadi ingin memiliki satu vampire di rumah." Ucap Sakura, nada bicaranya terdengar cukup antusias.

"Kau pikir mereka sebuah boneka pajangan atau peliharaan yang mudah kau simpan di rumah? Yang ada kau akan mati kering, darahmu bisa di isap sampai habis." Ucap Ino dan terkekeh.

"Huusss! Kau ini, aku hanya sedang berandai-andai saja, lagi pula jika vampire itu benar adanya, pertama mungkin aku akan kagum dan kedua aku akan kabur." Ucap Sakura dan tertawa.

"Ah! Dasar kau ini." Ucap Ino.

Ino berhenti sejenak saat melirik sebuah toko butik yang memajang beberapa koleksi baju baru mereka, Sakura sendiri terus berjalan tanpa sadar jika Ino sedang berhenti, terus berjalan tanpa memperhatikan sekitar dan matanya masih tertuju pada novel yang asik di bacanya.

Piiip! Piiipppp! Piippp!

Ino mendengar suara klakson yang cukup ribut, menoleh ke depan dan melihat Sakura yang hampir saja di tabrak, gadis berambut softpink itu jatuh terduduk di aspal dan tatapannya sangat terkejut, sebuah mobil sedan berwarna biru tua mengerem mendadak beberapa senti lagi dari hadapan Sakura.

"Sakuraaaa!" Teriak Ino, berlari lebih cepat dan melihat sahabatnya itu. "Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Panik Ino, namun dia tidak melihat adanya luka pada tubuh Sakura.

"A-a-a-aku baik-baik saja." Ucap Sakura, masih setengah sadar dan juga panik.

Seseorang turun dari mobil itu dan melihat keadaan gadis yang hampir di tabraknya.

"Nona! Kau tidak apa-apa?" Ucap seorang pria dengan setelan jasnya.

"Dia tidak apa-apa." Ucap Ino, mewakili Sakura yang sepertinya masih syok. "Maaf-maaf." Kembali Ino berbicara pada pemilik mobil itu dan mengajak Sakura untuk bergegas pergi, dia tidak ingin pemilik mobil itu menjadi marah pada Sakura akibat kesalahan gadis itu sendiri.

Beberapa orang yang berlalu lalang melihat kejadian ini, setelahnya mereka pergi, tidak ada yang mengalami kecelakaan, hanya hampir saja terjadi. Pria ini kembali ke mobil dan tanpa sengaja menginjak sesuatu, sebuah buku dengan sampul hitamnya, mengambil buku itu dan mungkin yang memilikinya adalah gadis tadi, melihat ke arah dimana mereka pergi, namun dia sama sekali tidak melihat mereka lagi.

"Hey, mau sampai kapan kau di sana?" Ucap seorang pemuda, dia sudah kesal menunggu di dalam mobil, sedikit menurunkan kaca mobilnya dan berteriak pada pria yang terus memperhatikan sekitar.

"Ah, ma-maaf tuan!" Ucap pria itu dan bergegas kembali ke dalam mobil.

"Kenapa lama sekali? Gadis itu yang salah, dia membaca sambil jalan, dasar orang bodoh, seharusnya kau marah padanya." Tegur pemuda itu, dia bahkan menatap tajam ke arah pria yang mulai melajukan kendaraannya.

"Maaf tuan, aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap pria itu, dia hanya pasrah di marahi oleh pemuda yang di panggil 'tuan' olehnya.

"Lalu, apa yang kau bawa itu?" Ucap pemuda yang duduk di kursi belakang itu.

"Sepertinya ini buku milik nona tadi." Ucap pria itu dan memberikan pada tuannya.

Pemuda ini menatap buku itu, sampul berwarna dasar hitam dan penulisan judulnya dengan tinta berwarna emas.

The Secret Of Vampire

Sebuah judul novel yang membuat alis pemuda itu berkerut, sedikit iseng untuk membuka dan melihat apa yang tertulis di dalamnya.

"Omong kosong." Ucapnya dan melempar buku itu ke samping.

"E-e-eh-eh, tu-tuan jangan melemparnya begitu saja, itu milik orang lain." Panik pria itu, dia bisa melihat apa yang di lakukan tuannya lewat kaca spion tengah.

"Apa? Kenapa kau peduli pada pemilik buku aneh itu!" Kesal pemuda ini.

"Ma-maaf."

"Haa..~ lagi-lagi kena marah, apa cuma tuan muda yang tempramennya lebih tinggi, dia cepat sekali emosi." Batin si pria ini.

Pemuda itu menopang dagunya dan menatap keluar jendela, menghela napas sejenak, melirik buku yang di lemparnya, buku itu tergeletak di bawah, setelahnya dia kembali melirik keluar jendela lagi, menurutnya kota ini sangat membosankan dan dia sama sekali tidak suka dengan kota ini.

.

.

Sementara itu.

"Aku sudah katakan padamu untuk tidak membaca sambil jalan!" Kesal Ino, dia bahkan menjitak kepala Sakura dan segera saja di pisahkan oleh ibunya.

"Maaf-maaf." Ucap Sakura, dia pun sangat takut akan kejadian tadi, kakinya terasa begitu lemas dan merasa dia akan mati saat itu juga.

"Sudah, Ino." Ucap ibu Ino, sekedar membuat putri tunggalnya itu tidak memarahi Sakura lagi.

"Bagaimana bisa aku tenang bu? Dia hampir saja mati! Sini kau biar aku memberimu pelajaran." Ucap Ino dan kembali akan memukul bahu Sakura, lagi-lagi ibu Ino harus menahan anaknya itu untuk melakukannya.

"Kalian ini, baru pulang sudah ribut, ada apa?" Ucap ayah Ino. Inoichi Yamanaka.

"Dengar ayah, Sakura hampir tertabrak, dia benar-benar ceroboh." Ucap Ino, marahnya belum redah.

"Lain kali hati-hati yaa."

"Iya, paman." Ucap Sakura, sedih, sejak pulang dia terus di marahi Ino.

Ino menghela napas, dia hanya panik dan benar-benar marah akan sikap Sakura yang kadang tidak mendengarnya.

"dengarkan kata ayahku baik-baik." Ucap Ino, mencoba tenang.

"Kau seperti ibunya saja." Ucap ayah Ino dan terkekeh.

"Siapa lagi yang bisa menjaga dia, dia dari dulu sampai sekarang tidak berubah." Ucap Ino.

"Kau juga tidak berubah, selalu saja memarahi Sakura." Tegur ibu Ino.

"Tidak apa-apa bibi, aku tahu jika Ino begitu peduli padaku." Ucap Sakura dan tersenyum.

"Aku akan memukulmu sekali lagi." Ucap Ino dan menatap kesal pada Sakura.

"Iya-iya, aku sudah minta maafkan." Ucap Sakura, bahkan memohon ampun pada Ino.

"Ah, Sakura, Serra menghubungi paman tadi, dia hanya menanyai kabarmu dan katanya dia mungkin akan mendapat jadwal liburnya untuk pulang." Ucap ayah Ino.

"Apa! Kak Serra akan pulang!" Ucap Ino, wajah kesalnya seketika berubah total, kini wajah merona menghiasi wajahnya.

Ayah dan ibu Ino menatap aneh pada anak mereka, Ino jauh terlihat bahagia mendengar kabar baik ini dari pada adik kandung Serra sendiri.

"Ada apa Sakura?" Tanya ayah Ino.

"Ah, tidak ada apa-apa, terima kasih paman untuk informasinya." Ucap Sakura, hanya sedikit terlihat senang.

"Baiklah, ini Sakura, makan malammu dan juga bibi buatkan makan pagimu, kau tinggal menggorengnya dan sedikit memasak bahan supnya, apa kau bisa? Atau bibi saja yang memasakkannya lagi?" Ucap ibu Ino.

"Tidak perlu bibi, aku yang akan membuatnya saja, terima kasih." Ucap Sakura.

Gadis itu mulai pamit dan berjalan keluar, Ino ingin menemaninya pulang walaupun rumah mereka hanya di batasi sebuah jalan.

"Akhirnya kak Serra akan pulang." Ucap Ino, masih begitu bahagia.

"Sebaiknya kau saja yang menjadi adiknya, kau begitu peduli saat dia kembali."

"Tidak mau, hubungan kami tidak akan menjadi lebih serius jika dia menjadi saudaraku, dan aku ingatkan lagi padamu, jangan pernah melakukan hal yang tadi, kau tahu, aku sendiri merasa sangat takut, apa kata kakakmu nanti jika tahu adiknya mati konyol gara-gara membaca buku sambil berjalan atau mungkin dia malah akan menyalahkan aku yang tidak bisa menjaga adiknya dengan baik." Ucap Ino dan menatap marah pada Sakura.

"Kau masih membahasnya juga? Harus berapa kali aku minta maaf?"

"Aku tidak butuh maafmu, aku butuh kau mendengar setiap nasehatku." Tegas Ino.

"Baik, ibu Ino, aku sudah mendengarnya." Ucap Sakura dan mendapat jitakan di kepalanya.

Langkah Sakura terhenti dan dia seperti tengah mencari sesuatu. "Bu-bukuku?" Ucap Sakura, dia merasa jika tidak memegang buku miliknya sejak tadi.

"Buku apa? Buku yang kau baca?" Ucap Ino.

"Ya ampuun! Buku itu pasti jatuh di jalan!" Teriak Sakura, gadis ini lebih panik saat menyadari bukunya sudah hilang.

Sakura mencoba berlari dan lengannya segera di tahan oleh Ino. "Jangan pergi dulu, simpan semua barang-barangmu dan aku akan membantumu mencari, kau ini benar-benar menyebalkan." Ucap Ino.

"Ino...~ kau yang terbaik." Ucap Sakura dan menatap haru pada Ino. Gadis berambut blonde itu menatap malas pada Sakura.

Setelah Sakura menyimpan makanan yang di beri ibu Ino dan menyimpan tasnya, tak lupa Ino memaksanya untuk ganti baju, mereka mulai menyusuri setiap jalan pulang sebelum buku itu menghilang, Sakura mengingatnya setelah dia hampir di tabrak, buku itu tidak pegangnya lagi, namun sayang sekali, salah satu novel favoritnya itu dan limited edition sudah tidak ada, bahkan di jalanan pun tidak ada.

"Ino, bagaimana ini? Aku belum sempat membacanya sampai habis dan buku itu sudah hilang." Ucap Sakura dan matanya berkaca-kaca, sebentar lagi gadis ini akan menangis hanya demi sebuah karya yang di sukainya.

"Sudahlah, beli saja yang baru."

"Buku itu sudah habis terjual seminggu yang lalu dan tidak di produksikan lagi!"

"Pinjam saja sama yang punya."

"Aku tidak tahu siapa saja yang memiliki novel itu."

"Aku tidak punya saran apapun lagi, sudah hampir gelap dan sekarang kita harus pulang." Ucap Ino dan menyeret paksa Sakura untuk segera pulang, kedua orang tuanya akan khawatir jika dia belum kembali setelah mengantar Sakura pulang.

Sakura hanya berwajah lesu selama berjalan pulang, dia masih memikirkan bukunya itu, Ino menatap Sakura dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Sakura begitu menyukai hal-hal berbau vampire namun lebih spesifik pada novel dan film, gadis itu tidak akan melewatkan yang terbaru, hingga rela berburu karya itu.

"Semangatlah, bagaimana jika ada film tentang vampire lagi? Kita bisa nonton bersama." Ucap Ino, sedikit menghibur sahabatnya itu.

"Filmnya masih beberapa bulan lagi, aku hanya ingin membaca yang itu saja dulu." Ucap Sakura, masih berwajah lesu.

"Ka-kalau begitu aku temani ke toko buku dan kita cari novel dengan alur yang sama." Ucap Ino.

"Sudah sangat jarang ada author yang rajin membuat karya tentang vampire."

"Oh, ayolah, pasti ada novel lain lagi dengan mengambil tema vampire, jangan berwajah seperti itu."

"Terima kasih Ino, aku hanya sedikit sedih akan kehilangan buku itu, sekarang pulanglah, aku tidak apa-apa." Ucap Sakura, sedikit memasang wajah baik-baiknya.

"Benarkah? Kau baik-baik saja? Jangan membuat aneh-aneh saat di rumah, aku akan memukulmu dan orang tuaku akan sangat khawatir." Ucap Ino.

"Iya, kau pikir aku sudah gila akan berbuat aneh di rumah." Ucap Sakura.

"Baiklah, dah, sampai ketemu besok."

Sakura mengangguk perlahan dan mereka berpisah, sesampainya di rumah, Sakura segera membuang dirinya di kasur, kembali berwajah sedih, dia yakin jika buku itu masih ada di jalan saat dia terjatuh, memikirkan jika mungkin sudah ada yang mengambil bukunya itu.

"Aku akan mengutuk siapapun yang mengambil bukuku itu!" Kesal Sakura, wajahnya berubah menjadi wajah marah.

.

.

.

.

.

.

SMA K : Kelas 2-2

"Pssttt! Ada apa dengan Sakura?" Bisik seorang gadis bercepol dua pada Ino.

"Dia habis kehilangan novel tentang vampirenya kemarin." Bisik Ino.

Sakura terus berwajah suram sejak dia masuk ke kelas dan duduk di kursinya.

"Pantas saja wajahnya suram begitu." Ucap Tenten, nama gadis bercepol dua itu. Gadis ini pun sudah tahu kebiasaan teman kelasnya yang cukup dekat itu, Sakura sangat antusias akan karya tentang vampire, novel maupun film. Tenten mengambil ponselnya dan memperlihatkan sesuatu pada Sakura. "Ini link untuk membaca novel itu, tanpa sengaja aku melihat seseorang menaruh alur novel itu dalam websitenya." Ucap Tenten.

"Aku lebih suka saat membacanya langsung dari buku, lagi pula buku itu stok terbatas dan minggu depan si penulisnya membuat meet and greet, aku jadi tidak bisa meminta tanda tangannya langsung." Ucap Sakura dan semakin berwajah suram.

"Ma-maaf, aku pikir kau hanya memikirkan alurnya saja." Ucap Tenten, jadi merasa bersalah.

"Duduk semuanya." Ucap seorang guru masuk ke dalam kelas dan meminta murid-muridnya duduk dengan tertib. "Hari ini kita kedatangan murid pindahan, jadi aku harap kalian akan baik-baik padanya." Ucap Jiraiya, nama guru itu, wajahnya cukup tua, badan yang cukup besar dan memiliki kesan seperti pria yang tidak begitu ramah namun selalu memiliki candaan yang sesuai untuk murid-muridnya.

Seluruh murid menjadi tenang dan terfokus pada pintu kelas, mereka penasaran akan murid baru yang bahkan kabarnya tidak begitu di ketahui, kadang jika SMA K kedatangan murid baru, hampir semuanya mengetahui kabar itu, tapi kali ini, murid baru itu seperti datang mendadak dan sama sekali tidak terdengar kabar jika akan ada murid baru.

"Masuklah." Panggil Jiraiya.

Pintu kelas tergeser dan seorang murid laki-laki berjalan masuk, dia sudah mengenakan seragam SMA K, langkahnya terhenti setelah berdiri tidak jauh dari Jiraiya.

"Silahkan perkenalkan dirimu." Ucap Jiraiya pada murid baru itu.

"Uchiha Sasuke." Ucap pemuda itu singkat, tatapan tenang nan dingin, dia melirik seluruh murid yang ada di kelas, seluruh murid bahkan mematung menatap pemuda itu, mata onxy itu sempat terfokus pada salah satu gadis di dalam kelas itu, setelahnya dia menatap gurunya. "Apa aku sudah bisa duduk?" Tanya Sasuke.

"Perkenalan yang cukup singkat, baiklah, silahkan duduk di sebelah sana." Ucap Jiraiya dan menunjuk sebuah kursi kosong yang akan di tempati Sasuke.

Hening, kelas itu benar-benar sepi, Jiraiya menatap murid-muridnya dan mereka masih saja terfokus ke depan dan tidak bergeming.

Braak!

"Apa kalian lupa sarapan hingga melamun?" Tegur Jiraiya.

Seluruh murid terkejut dengan suara itu, Jiraiya sengaja memukul mejanya, para murid akhirnya tersadar dan melirik ke arah dimana Sasuke duduk, wajahnya mereka spontan merona, Sasuke pemuda yang sangat tampan, seakan kelas ini mendapat sebuah pajangan indah bagi setiap mata yang memandang, terkecuali bagi murid laki-laki lainnya, mereka risih pada Sasuke yang membuat seluruh murid perempuan hanya terfokus padanya.

Sakura ikut melirik ke arah Sasuke, dia sadar jika mata kelam itu sempat menatapnya cukup lama.

"A-apa benar di melihat ke arahku? Hahahaha, mana mungkin! Aku mungkin hanya salah lihat, hahahaha." Batin Sakura.

.

.

~ TBC ~

.

.


halo-halo, apa kabar para reader...! *sapa dengan heboh*

sejujurnya masih agak ragu mau kembali dengan fic TBC yang baru, yang lama aja nggk kelar..., *lari dari tanggung jawab menyelesaikan fic TBC* hahahah... mau pakai alasan lama lagi deh, nggk mood di kelarin, jadi di tinggal aja gitu. terus di gebukin reader yang masih nunggu, wkwkwkwk.

eh-hem..., kali ini ficnya terinspirasi dari hal-hal tentang vampire, mungkin akan ada banyak kesamaan dari beberapa karya yang mungkin beberapa reader sempat baca atau nonton atau apapun, emang pengen di buat seperti itu, tapiiii... seperti biasa, author pengen bikin kalian amat sangat penasaran dengan plot alurnya... habis itu nggak ada seru-serunya XD

ficnya kelar dan judulnya nggak ada, emang udah kebiasaan seperti itu, judul akan terpikirkan saat fic selesai di buat, :D judul awalnya my boyfriend is vampire tapi karena pasaran banget dan bakalan mudah ketebak, loohh! malah di sebutin(?) ini sebagai curhat lewat saja, ternyata judulnya kurang cocok, so pada akhirnya menggunakan judul sweet blood sebenernya judul dan isinya bakalan jauuuuuuh berbeda... nggak seperti yang kalian bayangkan, hahaha, judulnya sendiri terpikirkan karena kata sweet untuk alur kehidupan kedua tokoh utama #eeaaaa (bakalan baper nih- author ikutan juga) dan kata blood sebagai tanda aja jika emang fic ini tentang vampire, tapi nggak selamanya tentang vampire kan, auhor aja asal cantumin, XD ini malah bahas judul, yaa kali ini ficnya masih alur santai dan damai aja walaupun ada sedikit konflik.

oh iya, dalam fic ini author mencatumkan seseorang yang sudah sangat lama author perhatikan selalu saja muncul di timeline author, para creator membuat gambar jika Sakura memiliki seorang kakak, mereka pun menggambarkan sebagai pemuda yang memiliki tubuh bertotot, tinggi, maco, dengan rambut softpink pendek dan terbelah tengah (ala-ala sakura yaaa) tapi dengan sikap nyebelin dan oveprotektif pada Sakura, aaa..! author langsung jatuh hati padanya, karena itu author mencoba untuk memasukkannya ke dalam fic ini, lalu, namanya sendiri author coba-coba survei ke beberapa orang, tentang nama kakak Sakura, pada akhirnya yang serek di hati(?) author hanya Serra, lengkapnya Serrakura, ternyata itu sebuah pedang, jadinya author menghapus -kura dan hanya mengambil serra-nya, tak lupa mencantumkan marga Haruno, jadinya Haruno Serra, yaa mungkin hanya author saja merasa nama itu cucok. ya sudah, ini bacot-bacotnya kepanjangan. :D :D :D

.

see you next chapter... (jangan berharap kilat author sibuk!) :D

.

.

Sasuke Fans