Stupid one sided love

"I'm not sure what scares me more, that you will never start loving me, or that I will never stop loving you."

Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook

Berdiri sendirian itu bukan hal mudah. Apalagi tentang cinta. Jatuh hati sendirian itu menyakitkan. Tapi akan lebih menyakitkan ketika dia, yang kau cintai. Membiarkan dirimu jatuh hati sendiri. Ini tentang aku dan orang yang kucintai. Tentang bagaimana seorang Jeon Jungkook mencintai Kim Taehyung seperti sebuah kemewahan. Memujanya bertubi-tubi.

Bukan salahnya karena aku mencintainya. Memang bukan. Itu adalah salahku, aku yang diam saja walaupun dia mengusirku dengan tersirat sepanjang waktu. Aku yang seolah-olah buta ketika ia memperlakukanku begitu tidak bermakna jika dibandingkan orang lain. Aku selalu saja bersikap seolah tuli ketika mendengar ia bicara dengan tutur yang tidak ingin ku dengar. Bodoh memang. Tapi aku hanya terlalu memgaguminya.

"Jungkook ada masalah dengan laptop ini."

Aku menatapnya mengotak atik laptop itu dengan panik. Laptop itu separuh jiwa Taehyung. Ia suka mendesign segala sesuatu dengan aplikasi dilaptopnya itu. Aku juga tidak mengerti. Itu bukan bidangku. Tapi ketika Taehyung mengatakan bahwa laptopnya rusak. Aku membawa laptop itu ke tukang reparasi keesokan harinya, aku lakukan. Meski tidak ia minta.

Jangan tanya kenapa.

"Jungkook bisakah kau menemani aku ke acara rapat bersama staff hari ini?" Aku mengangguk. Sepenuh hati. Walaupun aku tahu sebenarnya keberadaanku tidaklah terlalu berpengaruh. Aku tahu Taehyung tidak akan mengajakku memasuki diskusinya bersama staffnya. Tapi aku tetap datang. Memberi usulan-usulan kecil.

Jika aku adalah pelengkap dalam hidupnya. Itu adalah hal yang bisa ku syukuri. Namun sepertinya tidak. Pelengkap saja sepertinya terlalu mahal untukku. Aku tidak pernah tahu bagaimana Taehyung menganggapku dalam hidupnya. Aku tidak tahu bagaimana dia melihatku begitu mencintainya selama ini. Bisa saja sebenarnya ia muak. Ingin aku pergi tapi aku tidak melakukannya.

Bisa saja semua hal yang ia minta dan ia tanyakan padaku adalah caranya menunjukkan betapa muaknya ia padaku. Ia akan menamyakan masalah ini dan itu. Menunggu jawaban dariku lalu akan mengabaikannya sesuka hatinya.

Pernah satu waktu aku membuat design untuk produknya, dengan tiga jenis design berbeda. Taehyung yang memintaku. Ia bilang ia tidak ada waktu mengerjakannya. Klien sudah menunggu, jadi aku yang melakukannya. Aku mendesign tiga kali, barangkali akan ada yang Taehyung sukai. Tapi nyatanya tidak. Ia mengambil design lain, bukan dari designku. Lalu kerja kerasku hanya jadi sia-sia saja.

Barangkali aku ini lelucon untuknya. Mungkin melihatku berusaha keras untuk memikat hatinya, lalu ia campakkan dengan mudah membuatnya bahagia. Seberapapun aku terluka, tetap saja aku tidak mau berhenti. Aku ini gila Taehyung. Aku mendengarkan semua keluhnya meski dia tidak akan mendengar apa kataku. Aku disampingnya memastikan ia tidak mengalami kesulitan, meski aku juga tahu dia tidak peduli.

Semua hal tentang Taehyung adalah menyakitkan, ia bicara baik pada orang lain. Tapi tidak denganku, tidak menatapku dan tidak bicara banyak. Dia akan pergi bersama orang lain, tapi ia akan menolak jika itu denganku. Aku adalah pikihan terakhir saat pilihan terburuk tak bisa diambil olehnya. Ia akan mengambil resiko untuk pilihan terburuk dibanding memilihku.

Taehyung hanya akan memintaku mengerjakan sesuatu lalu memgabaikannya. Memintaku menjawab sesuatu lalu tidak didengarnya, selalu begitu. Tapi bodohnya aku, aku tetap berdiri saja. Tidak berlari menjauh. Hatiku ini gila karena bahagia mengetahui Taehyung membutuhkanku untuk ia manfaatkan.

"Kook bisa kai buatkan proposal untuk diajukan kepada sponsor?"

"Bukankah sudah dikerjakan sekretarismu? Design yang terakhir kali itu sudah dapat sponsor tae."

"Bukan yang itu. Aku mendesign untuk produk baru."

"Baiklah kirimkan aku detail design untuk produkmu, akan kukerjakan proposalnya segera."

Aku mengerjakannya, segera setelah Taehyung mengirim detail design produknya. Lusanya ketika aku membawa proposal yang ku tulis untuk ia koreksi. Taehyung sedang bicara pada sekretarisnya. Dengan sebuah proposal dimejanya bersampul biru langit, sama seperti milikku. Saat itu aku juga tahu, hasil kerja kerasku tidak lagi dibutuhkan.

"Maaf ya, Ternyata Minji sudah kerjakan proposalnya. Tinggal diajukan saja." Lalu memangnya aku bisa apa selain mengangguk dan tersenyum padanya. Ingin marah? Tentu saja. Tapi tidak jika itu akan menjauhkannya dariku.

Mungkin benar jika aku juga punya batas kesabaran. Aku tidak tahu sampai kapan. Yang jelas selama aku masih bisa menahannya, akan aku lakukan. Aku hanya ingin tetap menyukai Taehyung walaupun ia tak membiarkanku.

Aku hanya memintanya untuk tidak terus mendorongku menjauh, aku tidak ingin ia melakukannya. Tidak apa-apa jika dia tidak ingin membalasku. Tidak apa-apa aku menyukainya sendirian. Aku hanya ingin menyukai Taehyung tanpa gangguan. Aku akan berhenti saat aku lelah, jadi dia tidak perlu bersusah payah menghentikanku. Aku sudah terluka sepanjang waktu bersamanya. Jadi Taehyung harusnya tidak perlu dengan sengaja melukaiku.

Diam saja Tae. Aku tidak keberatan. Kalau kau ingin aku jera karena menyukaimu hanya cukup diam saja. Aku akan mundur sendiri nanti. Jika kau mendorongku terus menjauh, aku hanya akan terus ingin denganmu. Jadi diamlah saja. Tunggu aku bosan padamu.

...

Haaii

Aku masih gila vkook, mau bikin pairing lain masih belum nemu feelnya.

Kasih aku masukkan untuk tulisanku yah. Aku merasa buruk dengan ceritaku akhir-akhir ini.

Terimakasih.