Main cast : Choi Seunghyun and Kwon Jiyong

Genre : Fluff/Romance

Warning : Mature content, smut, bad languange, typo(s) and many more

.

.

.

Kilauan lighting berwarna merah yang sedari tadi menyelimuti panggung konser itu meredup tatkala mereka selesai menampilkan lagu andalan mereka —Bang Bang Bang. Lagu bertempo cepat dengan genre Pop Dansa dan Trap itu menjadi lagu penutup dalam konser mereka kali ini. Mereka pun membungkukkan badan dan melambaikan tangan kepada para fans yang sudah menonton. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih dan melemper senyum. Lima pria yang tergabung dalam sebuah grup bernama BIGBANG ini berjalan menuju backstage dengan tubuh yang bermandikan peluh. Leader mereka —Kwon Jiyong— bahkan sampai menggunakan dua handuk untuk menyeka keringat di tubuhnya yang langsung diledek Seungri sang maknae dengan mengatakan; 'Apa tadi kau habis 'bermain' dengan Seunghyun hyung, hyung? Tubuhmu basah dan lengket begitu."

Dan tentu saja sang Naga Fashionista itu langsung memukul kepala pemuda yang memiliki nama yang sama dengan —uhuk— kekasihnya itu kuat-kuat. Menimbulkan rengekan sakit Seungri yang langsung mengusap ubun-ubunnya, memastikan apakah pukulan itu menimbulkan benjol atau tidak.

"Kurasa kau memukul terlalu keras, Ji. Lihat dia mulai mengadu kesakitan pada setiap staff yang lewat." Youngbae yang tengah melepas bajunya menyikut Jiyong. Ia tertawa seraya melirikkan matanya pada Seungri yang berdiri di depan pintu sambil memegangi kepalanya.

"Biarkan saja. Kepalanya bocor juga aku tak peduli. Anak itu harus diberi pelajaran agar tidak bicara sembarangan." Sahut Jiyong tak acuh. Ia mengambil segelas air di atas meja dan meminumnya.

Seungri yang mendengar perkataan Jiyong langsung memasang wajah sedih yang menyebalkan menurut leader Kwon. Ia pun berlari menuju pintu dan berteriak, "Tolong telepon ambulance. Sepertinya kepalaku bocor setelah dipukul oleh Jiyong hyung. Aish, bagaimana ini? Aku tidak akan bisa menikung Hyorin noona kalau kepalaku bocor begini."

"Yak! Kenapa juga kau mau menikung kekasihku?"

Kali ini, giliran Jiyong yang tertawa kencang. Ia menepuk-nepukkan tangannya melihat Seungri yang kini tengah dipukuli oleh Youngbae dan dibantu dengan Daesung yang baru tiba dari toilet. Dua orang itu menyeret maknae malang mereka dan membawanya entah kemana. Teriakan Seungri bahkan masih terdengar jelas di telinganya.

Jiyong menyeka sudut matanya yang berair karena kebanyakan tertawa. Ia mematut diri di depan cermin guna merapikan helaian rambut hijaunya. Cukup lama sampai akhirnya ia menyadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya dari sudut ruangan.

Choi Seunghyun, kekasihnya.

Ah, Jiyong baru ingat bahwa kekasihnya masih ada di ruangan ini. Ia pikir ikut bersama Youngbae dan Daesung serta Seungri di luar sana. Biasanya 'kan Seunghyun selalu yang menjadi nomor satu dalam menjahili maknae.

Jiyong mengerutkan kening. Wajah Seunghyun nampak begitu sedih dan lelah. Lelaki itu hanya diam saja di kursinya dan menatap kosong ke arahnya. Jiyong pun langsung mendekati lelaki yang lebih tua setahun darinya itu dan membungkukkan diri di hadapannya. Tangannya yang mungil membelai pipi tirus Seunghyun penuh sayang. "Kau kenapa, hyung? Kau kelihatan sedih sejak konser tadi."

Akhir-akhir ini Seunghyun memang selalu terlihat sedih. Sudah bukan rahasia lagi soal watak Seunghyun yang melankolis. Namun entah mengapa sejak konser mereka di Jepang kemarin Seunghyun nampak lebih sedih dari biasanya. Kalau tebakan Jiyong benar, maka ini pasti ada hubungannya dengan jadwal keberangkatan wajib militernya yang sudah diumumkan. 9 Februari 2017. Hanya berjarak dua bulan dari sekarang.

Sebenarnya Jiyong pun turut sedih. Ia tak tahan melihat hyung sekaligus kekasihnya itu terus-menerus seperti ini. Rasanya sesak ketika menyadari Seunghyun sampai harus kehilangan beberapa kilo berat badannya karena depresi. Membuat pipi yang selalu dikecupnya itu kian menirus.

Jiyong masih mengusap pipi itu sebelum terhenyak begitu ia menyadari ada setetes air yang mengenai ibu jarinya. Ia menatap Seunghyun lalu mendekapnya. Membelai punggung kokoh itu sesekali menepuknya. Baiklah, ia tidak akan bertanya lagi. Jiyong hanya akan membiarkan hyung-nya ini tenggelam dalam pikirannya dan menunggu hingga ia sendirilah yang bercerita.

"Aku takut, Ji." Suara berat Seunghyun mengalun lirih. Lelaki itu menarik tubuh mungil di hadapannya ini dan mendekap lebih erat. "Tahun depan aku akan wajib militer. Aku akan meninggalkanmu, keluargaku, member yang lain, juga fans. Bagaimana kalau kalian akan melupakanku nanti?"

"Kau tahu, hyung?" Jiyong melepaskan pelukan mereka. Ia duduk di pangkuan Seunghyun dan mengusap air mata di wajah tampan itu. "Keluargamu, aku, Youngbae, Daesung, dan Seungri tidak akan meninggalkanmu. Begitu pula para fans. Mereka tidak akan meninggalkanmu atau kita hanya karena kita menjalani wajib militer. Sebelum ini mereka telah mengalami banyak hal tapi kau bisa lihat 'kan? Mereka selalu ada dengan yellow crown mereka. Mereka akan selalu ada untuk kita, kau harus percaya itu."

Jawaban bijak Jiyong seketika mengusir seluruh emosi negatif yang sedari tadi mengendap di hati Seunghyun. Ia menatap haru kekasih sekaligus leader-nya ini sebelum mendaratkan satu kecupan di keningnya. "Terimakasih, Ji. Aku merasa lebih baik sekarang." Ujar Seunghyun yang kemudian kembali mencium Jiyong, kali ini di bibirnya. Ia melumat belahan bawah bibir itu hingga membuat lelaki mungil di pangkuannya melenguh, meremas pelan helaian rambutnya yang berwarna pink.

"K-kau tahu, hyung? Aku benci melihatmu menangis seperti —ugh— tadi." Jiyong berkata susah payah. Lidah Seunghyun yang kini tengah menjilati tulang selangkanya membuatnya menggila. Ia menangkup kedua pipi Seunghyun kemudian menyatukan bibir mereka lagi. Lagi dan lagi. Hingga membuat sesuatu di bagian bawah mereka menegang. "Kau terlihat seperti submissive yang minta dilindungi dominannya. Padahal aku yang seharusnya seperti itu. Akulah yang harusnya menangis dan mendesah di bawahmu."

Tawa renyah Seunghyun menyambut kemudian. Ia menghentikan sentuhannya demi melihat keadaan Jiyong sekarang. Tatapan sayu, wajah memerah menahan nafsu, kemeja dengan ketiga kancing yang telah tanggal, serta leher jenjang yang mengkilap akibat keringat dan terekspos tepat di depan matanya. Semua itu sungguh menggoda Seunghyun untuk melakukan lebih. Sesuatu yang dapat membuat Jiyong menjerit hebat di bawah kungkungannya.

Seunghyun menanggalkan kancing terakhir kemeja Jiyong. Ia mendekap tubuh mungil itu erat dan berbisik di telinganya.

"Kalau begitu, menangis dan mendesahlah untukku."

Terkutuklah suara berat Seunghyun yang amat seksi beserta segala sentuhannya.

-FIN

A/N : Any gtop shipper in here? ofc not. Sedih akutu ngeliat author ff gtop syudah pada menghilang. Maka gue disini yang bakal meneruskan perjuangan mereka *eaa. Mohon bantuannya gaes~