HEART ATTAK

" Tetsuya aku mau kita putus "

Dadaku terasa sesak ketika mendengar satu pernyataan yang di lontarkan oleh pemuda bersurai heterocom. Apa aku yang salah dengar Akashi – kun meminta untuk menyudahi hubungan ini begitu saja, hubungan yang sudah berjalan dua tahun lamanya kini kandas. Hatiku terasa ngilu jantungku seakan ingin berhenti di detik ini juga kenapa apa salah ku kenapa dia memutuskan hubungan ini begitu saja bahkan tak menjelaskan alasan untuk mengakhiri hubungan ini. Pipiku kini di basahi oleh cairan putih yang seketika mengaliri wajahku dengan seenaknya. Tubuh ku jatuh kelantai depan rumahku pandanganku kabur punggung pemuda itu telah hilang dari pandanganku perlahan – lahan.

Ku harap hari ini aku tidak bertemu dengan Akashi – kun setelah kejadian kemarin. Rasanya aku ingin sekali membolos sekolah tapi kenaikan kelas sebentar lagi dan aku pun harus menuntaskan semua nilai – nilai ku yang akhir – akhir ini turun. Lebih baik aku fokus dengan sekolah ku dari pada aku memikirkan Akashi – kun tapi bagaimana bisa fokus sedangkan pikiranku selalu di bayangi wajah tampannya.

BRAKKK seorang pemuda pirang menghampiri ku " Kurokochi kenapa kau mengundurkan diri dari kub basket "

" gomen Kise – kun aku hanya ingin fokus dengan sekolahku saja"

" apa semua ini gara – gara kau putus dengan Akashi - chi"

Iya aku mengundurkan diri dari jabatan manager di club basket karna memang aku tak mau bertemu lagi dengan Akashi – kun yang sudah berubah status menjadi mantan kekashiku. Tapi aku tak mungkin mengatakan alasan ku ini terhadapKise – kun..

" tidak Kise –kun " aku berjalan meninggalkan Kise yang dari tadi melongo memandangi sikapku yang aneh ini. Berita kandasnya hubungan ku dengan Akashi –kun kini menjadi trending topic di sekolah ku. Dan yang paling parah adalah berita yang menyakitkan bagiku. Berita bahwa sekarang Akasshi –kun sudah punya kekasih yang baru bahkan dia lebih cantik dariku dan pacar barunya adalah anak dari kolega keluarga Akashi. Tidak di ragukan lagi kalo Akashi cepat mendapatkan kekasih dia tampan, pintar bahkan anak kolongmerat di negeri ini. Usaha ayahnya kini sudah ada di berbagai belahan Jepang, di usianya yang di bilang masih sangat muda Akashi sudah membantu ayah nya untuk mengurusi perusahaan Ayahnya yang di Tokyo.

Ujian kenaikan kelas berjalan dengan mulus tidak ada nilai yang di bawah rata – rata nilai ku sangat memuaskan aku berhasil menduduki peringkat dua paralel sedangkan Akashi mendapatkan peringkat pertama. Aku dan Akashi- kun selalu bersaing dalam hal akademik. Walau dulu aku dan Akashi adalah sepasang kekasih tapi kita berjanji untuk sportif dalam hal bersaing. Itu yang membuatku selalu semangat belajar. Liburan semester aku habiskan di rumah kegiatanku cuman membaca buku dan mencoba untuk menulis novel.

Suasana riuh dan ramai di awal pertama masuk sekolah. Banyak siswa – siswi yang berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat mereka akan masuk kelas apa. Di sekolahku mengadakan sistem peringkat kelas, semakin kecil peringkat yang di dapat maka semakin jauh pula kelas yang di dapat. Aku tak membuang waktu jari telunjukku terus menari di atas papan pengumuman tak butuh waktu lama untuk mencari namaku di atas deretan papan nama. Kelass 3- 1 itu kelas yang akan ku huni selama setahun ini dan termasuk salah satu kelas unggulan. Aku berjalan menuju koridor untuk mencari dimana kelassku berada. Ketika aku membuka pintu suasananya begitu sunyi beda dengan suasan kelasku setahun yang lalu selalu ramai bahkan cenderung berisik ku harap aku bisa menyesuaikan dengan kelas yang sekarang ini. kelas ini banyak berisi siswa – siswi yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik bahkan diisi juga oleh jajaran anak – anak orang kaya . Aku duduk di sebelah jendela nomor empat. KRIETTT KRIETTTTT suara seseorang menggeser sebuah pintu yang pertama terlihat adalah rambut berwarna merah perlahan – lahan orang tersebut menampakkan seluruh tubuhnya di lengkapi dengan paras tampan dan mata beda warna itu Akashi Seijurou ternyata dia satu kelas denganku, sungguh tak percaya ini bagaimana aku bisa melewati tahun terakhirku di SMA ini, bahkan di kelas ini dengan orang yang sangat aku ingin hindari. Akashi menatap ku iya dia menatapku tapi kenapa tatapanya begitu dingin apa yang terjadi padanya.

" Kurokochiiiiiiiiii ternyata kita satu kelas " teriak Kise yang berlari menghampiri ku tak lupa dengan pelukan mautnya. Kise ini adalah seorang model remaja yang cukup terkenal nilai akademiknya juga lumayan bagus. Di ikuti belakangnya dengan Midorima, Aomine dan Musakibara.

" Ternyata kita satu kelas lagi Akashi " ujar Midorima dengan menaikan kacamata minusnya.

" oiiii Tetsu akhirnya aku bisa sekelas denganmu juga" Aomine merangkul bahu kecilku.

Aku tak heran bisa sekelas dengan mereka semua bermodalkan prestassi basket yang mereka raih bahkan sampai memenangkan tiga kali kejuaraan berturut – turut mereka bisa dengan sangat mudah masuk kelas unggulan. Bahkan orang tua mereka adalah orang yang berpengaruh di sekolah ini dan di jepang pun orang tua mereka memduduki jajaran orang terkaya di negeri ini. SMA Teiko adalah SMA swasta nomor satu di Jepang tidak mudah untuk masuk sekolah ini. Aku sangat bersyukur aku bisa masuk ke sekolah ini dengan jalur beasiswa.

" wachhh Techannnn kau masuk kelas unggulan yach " teriak ibuku dengan mengenakan apron berwarna biru.

" iyah mah aku masuk kelas 3-1" jawabku dengan enteng .

" Techan emang keren " puji Kuroko Tetsumi yang tengah memeluk Tetsuya dengan erat. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihat mamahku yang sangat bahagia ini. Nampak binar cerah di wajahnya.

" ok sekarang Techan ganti baju terus makan" Kuroko Tetsumi kini beranjak kembali ke dapur dengan meloncat – loncat kegirangan.

Aku merebahkan tubuhku di empuknya kasur sungguh sangat lelah hari ini apalagi aku harus berhadapan dengan mantan pacarku. Rasanya aku ingin pindah sekolah saja. Mataku terasa sangat berat akhirnya aku terlelap dengan masih memakai seragam sekolah.

Suara ketokan pintu membangunkan ku dari tidur pulas ku.

" aduchhhh anak mamah kok masih pake seragam" protes Kuroko Tetsumi

" maaf mah aku ketiduran"

" ya sudah cepat mandi terus ke bawah ayah sudah menunggu mu dari tadi "

Ternyata aku tidur sangat lama bahkan sekarang saja langit sudah beranjak gelap. Aku segera turun keruang makan menghampiri ayah dan ibuku yang kini tengah ngobrol asyik.

" gimana hari pertama masuk sekolah Techan ?" tanya ayah ku dengan antusias.

" baik pah" aku menyuapkan nasi ke dalam mulutku.

" Siomi anak kita masuk kelas unggulan lohhh..." timpal ibu yang sedang menuangkan air minum kedalam gelassku.

" papah senang kamu masuk kelas unggulan tapi papah khawatir dengan kondisimu yang terlalu keras belajar. Yang terpenting bagi papah adalah kesehatanmu papah tak masalah jika kau massuk kelas biasa bahkan jika Tetchan harus kehilangan beasiswa itu papah tak mau gara – gara Techan masuk kelas unggulan bisa mmbuat kesehatan Techan semakin memburuk"

" mamah juga setuju dengan papah Techan mama sangat khawatir terhadap keadaanmu walaupun mamah sangat senang Techan masuk kelass unggulan tapi tanggung jawab Techan dalam belajar juga semaki susah"

" aku tidak apa – apa mah, pah aku janji akan menjaga diriku dengan baik" mempunyai fisik yang lemah oleh karna itu ayah dan ibu ku selalu menghawatirkan ku dimanapun aku senang karna ayah dan ibuku tak mengekangku seperti orang tua lainya. Mereka selalu membebaskanku untuk masa depanku walau nilaiku buruk orang tuaku tak mempermasalahkanya.

Hari ini aku datang teerlambat ke sekolahan. Aku lupa untuk menyetting alarm ku.

" Kurokochi tak biasanya kau datang terlambat?" tanya Kise yang duduk di depanku.

" haiii aku bangun kesiangan"

Jam pertama di isi oleh Riko sensei dengan mata pelajaran sejarah. Sejarah adalah salah satu pelajaran favoritku dari dulu.

" anak – anak hari ini kita kedatangan murid baru "

Seorang wanita dengan rambut pajang bergelombang masuk kedalam kelas. Sungguh sangat cantik rambut yang berwarna coklat tanah teruarai indah.

" perkenalkan nama saya Furihata Kouki , saya pindahan dari Amerika mohon bantuanya"

Furihata duduk di sebelah kananku. Tak butuh lama bagi Furihata untuk mendapakan teman sekarang pun kini banyak anak laki – laki yang mengelililnginya. Sebuah gunting melayang begitu saja menancap pada dinding berwarna putih sontak semua laki – laki itu berlari berhamburan menjauhi Furihata-kun.

" kau tak apa – apa Kouki " Akashi mengelus rambut Furihata dengan sangat lembut.

" Sei- chan tak perlu kasar seperti itu "

Hatiku sangat ngilu kenapa mereka begitu akrab kenapa mereka saling memanggil dengan nama depan masing – masing.

" maaf Kise – kun aku mau ke makan sendiri " kini aku melangkah keluar kelas aku tau skapku sangat ke kanak – kanakan tapi aku sungguh tak sanggup untuk melihat orang yang aku sayang bermesraan dengan wanita lain. Sesampainya di atap aku menjatuhkan tubuku di atas kursi kenapa semua ini harus terjadi terhadapku. Bekal yang di buatkan oleh ibu hanya kupandangi dengan iba bagaimana bisa bekal yang di buat denga kasih sayang ini tak aku sentuh sedikitpun bahkan kain yang menyelimuti kotak bento itu basah karna lelehan air mata ku. Pemuda bersurai hitam menghampiriku dan duduk di sebelahku.

" jangan menangis lagi Tetsu aku tau kau sangat terluka "

-,,-

" bahkan aku saja kaget ketika dia datang sebagai pacar Akashi"

" apa pacar ?" tanyaku heran.

" iya sebenernya Akashi sudah berpacaran dengan Furihata sebelum kau putus denganya maaf kan kami Tetsu kami tidak memberitau mu karna hal ini pasti akan membuatmu sangat terluka kami tau kau sangat mencintai Akashi lebih dari siapapun"

" kenapa Aomine – kun kenapa ? kenapa dia selingkuh ? " suara isak tangis ini tidak bisa aku tahan lagi bahkan semakin keras

" aku juga tak percaya kalo Akashi tega berhianat seperti ini " Aomine hanya menatapku dengan senduh. Bekal yang berada di pagkuanku kini terjatuh ke lantai. Aomine yang melihatku begitu kacau merangkulku dengan tubuh besarnya sedangkan tanganku terus memukul dada bidangnya sebagai pelampiasan atas rasa kecewa ku. Aomine semakin mengeratkan pelukanya.

Hari ini adalah hari launching penulis favorite ku. Aku masuk ke sebuah toko buku yang duu menjadi tempat kencan favoritku dengan Akashi – kun. Bahkan kita juga sering bercerita tentang novel – novel favorite kami.

BRUKKK seseorang menabrakku mengakibatkan novel yang ada di genggamanku menghempas ke lantai.

" maaf aku tak sengaja " ucap wanita itu

Aku menoleh ke arahnya dengan perlahan ku tatap wajah yang sangat ku kenal " ohh ie Furihata – kun "

" Kau Kuroko kan bukanya kita sekelas "

" iya "

" sudah lah Kouki kau tak perlu membantunya " Akashi menghampiri kita berdua dan segera menggenggam tangan Furihata – kun.

" tapi aku yang salah Sei – chan "

" dia yang terlalu lemah Kouki " Akashi menggeret Kouki dan meninggalkan ku sendiri yang berusaha memunguti novel – novel yang jatuh.

TBC